TENTANG MEREK
Disusun Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2021
KASUS POSISI
yang berawal ketika J.Casanova dimana itu adalah perusahaan kosmetik asal paris
ditolak oleh Ditjen HKI karena mempunyai persamaan dengan merek Casanova
milik Irawan Gunawan. Oleh karena itu J.Casanova ini yang berkedudukan di
pusat terhadap Irawan Gunawan selaku tergugat dan gugatan kedua kepada
Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Direktur Merek selaku turut
tergugat berdalih bahwa merek penggugat adalah merek yang terkenal dalam hal ini
tergugat dianggap tidak memiliki itikad baik karena meniru atau menjiplak ketenaran
yang didirikan secara resmi berdasakan hukuum yang berlaku di negara Prancis.
J.Casanova ini bergerak dalam bidang penjualan ekspor serta impor produk-produk
J.Casanova dan telah didaftarkan di berbagai negara dunia sejak tahun 1998.
Brand Casanova atas nama Irawan Gunawan telah terdaftar pada tanggal 27
Februari 2015 dan J.Casanova juga pernah mengrimkan surat yang menyatakan
bahwa J.Casanova tea mendaftarkan mereknya untuk kelas 3 namun ditolak oleh
Diten HKI karena mempunyai persamaan dengan merekk Casanova milik Irawan
Gunawan lalu pada 3 Februari 2016 J.Casanova melakukan upaya hukum denga
Pusat.
persamaan bunyi serta ucapan mereknya. Adanya itikad tidak baik dari tergugat
yang mana dapat mengecoh presepsi masyarakat mengenai asal muasal barang
tersebut seolah-olah produk Casanova dengan J.Casanova itu merek yang sama.
IDENTIFIKASI MASALAH
dapat diambil beberapa poin masalah yang timbul dari kasus tersebut yaitu :
sengketa.
akan ada kerugian yang terjadi antara para pihak pelaku bisnis.
ANALISIS
yang dimiliki atau diciptakan. Istilah HKI merupakan terjemahan dari Intellectual
Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 7 Tahun 1994
hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human
right). HKI adalah kekayaan pribadi yang dapat dimiliki dan diperlakukan sama
Salah satu Kekayaan Intelektual (KI) yang dilindungi adalah Merek. Pada
dasarnya, merek adalah tanda sebagai mengidentifikasi asal barang dan jasa (an
indication of origin) dari suatu perusahaan dengan barang dan jasa perusahaan lain.
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo,
nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2D, 3D, suara, hologram
atau kombinasi dua atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau
jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan
barang dan/atau jasa. Merek disini meliputi merek dagang dan merek jasa.
karena itu merek juga merupakan sebuah pengakuan untuk menyatakan bahwa dia
perlindungan hukum terhadap merek manakala ada tindak pidana merek atau
3
Satjipro Rahardjo, Sisi-Sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Kompas, Jakarta, 2003, hlm. 121.
4
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Rakyat Bagi Rakyat di Indonesia (sebuah Studi tentang Prinsip-
Prinsipnya, Penanganannya oleh Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Umum dan Pembentukan
Peradilan Administrasi Negara), PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1987, hlm. 38.
5
Doddy Kridasaksana, perlindungan hukum terhadap pengaturan passing off atas merek terkenal
bagi kesejahteraan konsumen di Indonesia, dalam International Conference “Symphonizing
Intellectual Property and Potential Resources for public welfare”, hlm.381
6
Rahmi Jened, Hukum Merek, Trademark Law, Jakarta, Prenadamedia Group, 2015, hlm. 138
7
Ibid, hlm 139
pelanggaran hak atas merek. Perlindungan hukum yang repsesif ini diberikan
Pada kasus ini bisa dikatakan dengan Penggunaan Merek terdaftar tanpa hak
persaingan tidak sehat atau persaingan tidak jujur atau curang (unfair competition). 9
Secara yuridis definisi dan pengertian merek dapat kita temukan dalam Pasal
merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo,
nama, kata, huruf, angka susunan warna, dalam bentuk dua (dua) dimensi dan/atau
3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur
tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau
Pada kasus ini, Majelis Hakim Pengadilan Niaga memeriksa dan memutus
adanya bukti P 1 sampai dengan P 15. Namun, dalam bukti-bukti yang ada di
sertifikat tersebut telah habis masa berlakunya, dan juga tidak dilampirkannya surat
8
Pasal 3 UU Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis
9
Abdulkadir Muhammad, Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,
2001, hlm.229
10
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis.
adanya perpanjangan sertifikat tersebut. Sehingga Majelis Hakim berpendapat
bahwa Penggungat tidak memiliki hak lagi sebagai pemegang hak milik dari merek
J. CASANOVA.
didaftarkan.
Pada kasus ini, J. Casanova menyatakan merek Casanova yang dimiliki oleh
mencoretnya dari Daftar Umum Merek dan mengumumkannya dalam Berita Resmi
Merek. Namun , Merek Casanova yang dimiliki oleh Irawan Gunawan itu telah
menyetujui gugatan untuk J. Casanova yang digugat oleh Irawan Gunawan pemilik
berpendapat bahwa membenarkan tuntutan dari Pemohon Kasasi dan telah meneliti
memori kasasi serta kontra memori kasasi yang dihubungkan dengan pertimbangan
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah keliru dalam menerapkan hukum.
menerpakan hukum pembuktian atas beberapa sertifikat merek yang ternyata ada
perpanjangan merek.
terkenal. Dalam hal ini yang dimaksud merek terkenal merek yang memiliki reputasi
tinggi. Merek ini memiliki kekuatan pancaran yang memukau dan menarik, sehingga
jenis barang yang berada di bawah merek itu langsung menimbulkan senuhan
keakraban (familiar) dan ikatan mitos (mythical context) kepada segala laporan
dalam UU Merek, namun secara implisit dapat dilihat pada Penjelasan Pasal 21 ayat
(1) huruf b UU Merek. Menurut penjelasan pasal tersebut, definisi merek terkenal
yakni merek yang dikenal oleh masyarakat dibidang bersangkutan, memiliki reputasi
beberapa negara yang dilakukan oleh pemiliknya dan terdaftar di beberapa negara.
Berdasarkan batasan akan merek terkenal yang telah diberikan oleh WIPO
maka J. CASANOVA patut disebut merek terkenal. beberapa faktor yang telah
dipenuhi oleh J. Casanova adalah faktor durasi akan merek tersebut yaitu didirikan
mulai tahun 1998 sampai sekarang dan faktor wilayah geografis dari permohonan
11
Purwaka, Tommy. Perlindungan Merek, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018).
Dilihat dari Pasal 18 Ayat (3) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
merupakan merek terkenal. Karena terpenuhinya unsur yang menonjol dalam suatu
pertama kali terdaftar di Perancis pada tahun 1998 dan diteruskan didaftakan ke
berbagai negara. Disini kita bisa melihat unsur dari jangka waktu penggunaan merek
tersebut telah lama digunakan. Sedangkan, tergugat yaitu Casanova milik Irawan
Gunawan baru didaftarkan pada tanggal 25 Mei 2010 jauh dengan merek J.
Casanova telah telah terdaftar tahun 1998. Pada tingkat kasasi, Mahkamah Agung
Casanova bukan ciptaan, inovasi atau temuan khusus dari Penggugat, karena istilah
atau nama Casanova telah dikenal di dunia melalui kisah legendaris dalam buku
KESIMPULAN
Berdasarkan kajian serta analisis kasus diatas dapat disimpulkan bahwa
dengan jelas J.Casanova dimana dapat dikatakan sebagai merek asli dan ingin
Dirjen Hak kekayaan Intelektual karena di Indonesia terdapat merek yang jika
dilafalkan memiliki kesamaan jadi pemhonan itu ditolak. Pada akhirnya karena
membatalkan mereknya karena tidak memiliki daya pembeda suatu merek dan bisa
jadi merek Casanov ini menjiplak atau mendompleng ketenaran dari merek
J.Casanova
yang tertuls dalam Pasal 18 ayat 3 Peraturan Menteri Hukum da HAM Nomor 67
Tahun 2016 dan faktor-faktor merek terkenal yang telah dikeluarkan oleh WIPO dan
memiliki unsur merek terkenal yaitu sudah terddaftar di 12 negara dan peredarannya
Dalam perkara ini kedua merek ini jelas tidak memiliki unsur daya pembeda
namun jika dilihat dari historis meskipun kata “Casanova” ini kanlah cicptaan, inovasi
DAFTAR PUSTAKA
Pasal 3 UU Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis