PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana Hukum
Diajukan oleh:
A. Latar Belakang
yang akan dibeli oleh konsumen dengan produk lain sehubungan dengan
kualitas, kepuasan, kebanggaan, maupun atribut lain yang melekat pada merek.
Saat ini bisa dilihat bahwa merek dagang di Indonesia semakin banyak
barang dan jasanya. Merek merupakan salah satu suatu strategi perusahaan
memakai suatu merek maka sebuah barang atau jasa memiliki suatu identitas.
dari suatu merek oleh karenanya mereka bisa memilah produk yang
dibutuhkan. Maka dari itu para pemegang hak merek menjadi berkompetisi
semacam ini yang menyebabkan suatu tindakan persaingan yang tidak sehat
1
Wiratmo Dianggoro, Pembaharuan Undang-Undang Merek dan Dampaknya Bagi Dunia
Bisnis, (Jakarta: Yayasan Perkembangan Hukum Bisnis, 1997). hal. 34
3
Belanda yang mulai berlaku tanggal 11 November 1961 yang juga telah
Tahun 1961.
suatu upaya yaitu melalui pendaftaran merek, baru setelahnya pemilik merek
akan diakui atas kepemilikan mereknya. Terdapat syarat yang harus dipenuhi
penentuan di barang atau jasa yang bersangkutan pada merek juga menjadi
suatu daya pembeda. Oleh sebab itu, merek jika tidak mempunyai daya
hukum merek ini, pelanggaran merek bisa saja terjadi. Adanya persaingan
bisnis yang juga ikut meningkat searah dengan pertumbuhan perdagangan baik
Hak Atas Kekayaan Intelektual yang tanpa hak pemiliknya dan tentunya guna
2
Emmy Yuhassarie, Hak Kekayaan Intelektual dan Perkembangannya, (Jakarta: Pusat
Pengkajian Hukum, 2005), hal. 207
5
pendaftar tersebut memiliki itikad yang tidak baik.3 Misalnya, suatu merek
mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek orang lain apabila pada
merek itu ditemukan kemiripan atau hampir sama dengan merek orang lain.4
Pada pendaftaran merek yang didasari dengan itikad tidak baik bisa
pembatalan suatu merek didasarkan pada ketentuan dalam Pasal 20 dan Pasal
Geografis yang menjelaskan beberapa hal yang membuat suatu merek tidak
Di samping itu aspek yang juga harus dilindungi dari merek adalah
perlindungan agar pihak lain tidak dapat mendompleng reputasi merek milik
pihak lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Jika merek terkenal
reputasi dari merek terkenal itu akan menurun, karena telah beredar di
Merek terkenal adalah merek yang memiliki reputasi tinggi dalam dunia
3
Delila Pritaria Cantika, “Pembatalan Hak Merek yang Telah Dijadikan Jaminan FIdusia”,
Jurnal Yuridis, Vol.5 No. 1.
4
Emmy Yuhassarie, Hak Kekayaan Intelektual dan Perkembangannya, (Jakarta: Pusat
Pengkajian Hukum, 2005), hal. 207
5
Suyud Margono, Hak Milik Industri Pengaturan Dan Praktik di Indonesia, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2011), hal. 107.
6
dari masyarakat, juga dilihat dari reputasi merek tersebut yang diperoleh
jo Pasal 6 Ayat (1) huruf b dan Ayat (2). Secara internasional perlindungan
merek terkenal Hugo Boss yaitu Hugo Boss Trademark Management Gmbh
Co. Kg, dengan pemilik “Hugo” yang dimiliki oleh Teddy Tan. Selaku
pengguna merek pertama yang mengandung unsur kata “Hugo” yaitu merek
Hugo Boss sejak Tahun 1924 di dalam dunia perdagangan. Penggugat juga
kelas 25. Dalam kasus ini, Kuasa Hukum selaku penggugat yang mewakili
pihak dari Hugo Boss, mengatakan bahwa pendaftaran merek “Hugo” pada
6
Muhammad Djumhana & Djubaedillah, Hak Milik Intelektual: Sejarah, Teori dan
Praktiknya di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2014). Hal. 228.
7
kelas yang sama dan sertifikat miliknya diajukan dengan itikad tidak baik dan
Turut Tergugar perama kali pada tanggal 24 Januari 1989 di kelas 3, 18, 24 dan
Jakarta Pusat pada Senin, 9 Mei 2016 dengan Nomor Perkara 30/Pdt.Sus-
hak atas merek-merek terdaftar yang didaftarkan juga oleh tergugat dan suatu
Management GmbH & Co. KG dengan merek Hugo Selection milik Anthony
Tan yaitu dengan perkara Nomor: 520 K/Pdt.Sus-HKI/2021. Dalam perkara ini
produk dengan menggunakan merek “hugo” secara itikad buruk dengan niat
mengelabui konsumen.
alasan dari gugatan Hugo Boss TradeMark Management GmbH & Co. KG
Jakarta Pusat berpendapat gugatan tidak dapat dikabulkan karena merek Hugo
memenangkan Hugo Boss TradeMark Management GmbH & Co. KG. Pada
tingkat kasasi ini hakim memiliki pandangan berbeda atas perkara Penggugat
HUGO.
9
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan
K/Pdt.Sus- HKI/2021.
1
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dalam penelitian ini terbagi atas dua manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
dan dapat memberi masukan kepada masyarakat secara umum maupun bagi
para pengusaha yang melakukan kegiatan bisnis dan yang sudah maupun
2. Manfaat Praktis
terkait dalam tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah dalam kegiatan
bahan masukan kepada para penyidik dan penegak hukum dari tingkat
intelektual.
E. METODE PENELITIAN
1. Metode Pendekatan
hukum serta studi kasus yang dengan kata lain sering disebut sebagai penelitian
hukum kepustakaan.8
tersebut, penulis akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu
a. Pendekatan perundang-undangan
b. Pendekatan kasus
8
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), h. 13
9
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta, Kencana Prenada Media Group,
2011), h. 93
1
c. Pendekatan konseptual
2. Spesifikasi Penelitian
bahan sekunder, Deskriptif tersebut meliputi isi dan struktur hukum positif,
yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh penulis untuk menemukan isi atau
untuk itu dan penerapan hukum hakim dalam memutus perkara sengketa
3. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam
suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
1
mengkaji pada undang undang merek dan indikasi geografis dan berdasarkan
putusan pengadilan terkait sengketa merek terkenal. Objek yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah pada kasus sengketa merek HUGO vs HUGO
BOSS.
a. Sumber Data
10
Sugiyono, Metode penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&d, cetakan 18,
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.13
1
serta dokumentasi lain nya berupa jurnal hukum, artikel, makalah serta
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
BOSS.
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008),
h. 248
1
data penting mana yang harus dipelajari. Menurut Bogdan dan Taylor,
analisa data adalah proses merinci usaha secara formal untuk menemukan
tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai
yang bersifat umum) untuk kemudian timbul premis minor (bersifat khusus)
dan dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau
conclusion.
1. Kerangka Teori
baik. Hanya permintaan yang diajukan oleh pemilik merek yang beritikad
baik saja yang dapat diterima untuk didaftarkan. Dengan demikian aspek
dan terhadap pihak lain yang beritikad tidak baik yang sengaja meniru atau
12
Saifulllah, Buku Panduan Metodologi Penelitian, (Malang: Fakultas Syariah UIN, 2006), h.
59.
1
juga dapat diartikan suatu tindakan yang disengaja untuk meniru dengan
13
Damian, Edy, Hak Kekayaan Intelektual, (Bandung: PT Alumni, 2006), h. 49
14
D Maulana, Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia dari Masa ke Masa, (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2005), h. 72
1
perkataan, asas itikad baik itu telah berkembang dari asas hukum
mereknya secara layak dan jujur tanpa ada niat apa pun untuk membonceng,
meniru, menjiplak ketenaran merek pihak lain itu atau menimbulkan kondisi
orang lain baik seluruhnya atau pun pada pokoknya. Secara umum
itikad baik.
2. Telaah Pustaka
A. Ruang Lingkup Hak Kekayaan Intelektual
15
Agus Martianto, Penghapusan Pendaftaran Merek Berdasarkan Gugatan Pihak Ketiga.
Jurnal Dinamika Hukum Vol.10 No. 1 Januari 2010,
2
b) Hak yang diperoleh pihak lain atas ijin dari pemilik dan
bersifat sementara.
tiga jenis benda yang dapat dijadikan kekayaan atau hak milik,
yaitu:17
sebagainya;
pabrik;
16
Abdulkadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, Bandung, Citra
Aditya Bakti, 2001, hlm.3.
17
Sanusi Bintang dan Dahlan, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Bandung , PT. Citra
Aditya Bhakti, 2000, hlm 10
2
b) Paten (Patents)
Integrated Circuits)
1) Hak Cipta
2) Hak Paten
melaksanakannya.
3) Merek
dan/atau jasa.19
4) Desain Industri
dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi
18
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
19
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi
Geografis
2
5) Rahasia Dagang
6) Indikasi Geografis
yang dihasilkan.
20
Faisal Santiago, Pengantar Hukum Bisnis, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Medis, 2012)
h.65
2
1. Pengertian Merek
Paris21. Dalam bahasa Indonesia, merek berarti tanda yang dipakai pada
Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis, dalam Pasal 1 butir 1
disebutkan:
dan/atau jasa.”
pembeda suatu barang atau jasa dengan barang atau jasa lainnya
dengan barang atau jasa yang sejenis milik orang lain, memiliki
22
Suyud Margono dan Lingginus Hadi, Pembaharuan Perlindungan Hukum Merek,
(Jakarta: Novirindo Pustaka Mandiri, 2002), h. 27
23
Sudargo Gautama dan Rizawanto Winata, Hukum Merek Indonesia, (Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti, 1993), h. 40
2
(RIE) atau Reglement Hak Milik Perindustrian tahun 1912 yang dimuat
dalam Stb. 1912 No. 545 Jo. Stb. 1913 No. 214. RIE ini merupakan
Sistem yang dianut dalam RIE adalah sistem deklaratif yang artinya, pihak
pendaftar pertama.24
24
H.D. Effendy Hasibuan, Perlindungan Merek, Studi Mengenai Putusan Pengadilan Indonesia
dan Amerika Serikat, (Depok: Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia), h.
29
2
Nasional.
diberikan oleh Negara kepada pemiik merek yang terdaftar dalam daftar
menggunakan”25.
tidak boleh memakai merek yang telah terdaftar ini dan sipemilik
jenis yaitu :
barang-barang sejenislainnya.
25
Muhammad Ahkam Suproto Dan Suprapedi, pengenalan hki (Hak Kekeyaan Intelektual).
Indeks :Jakarta, 2008,hlm.27
26
Sudargo Gautama & Rizawanto Winata,Undang-Undang Merek Baru Tahun 2001,
PT.CitraAditya Bakti: Bandung,2002,hlm 47
3
ataubarang atau jasa yang satu dan barang atau jasa yang lain
yang sejenis.
barangatau jasa yang satu dan barang jasa yang lain yang
sejenis.
27
Abdulkadir Muhammad, Hukum Persatuan Indonesia,PT.Citra Aditya Bakti:
Bandung,2010,hlm.399
3
daya pembentuk dalam wujud nama barang atau jasa yang satu
mutunya.
28
Suyud Margono dan Longginus Hadi Pembaharuan Perlindungan Hukum Merek, (Jakarta
CV.Novindo Pustaka Mandiri, 2003, H.51
3
konsumen sendiri.
pemiliknya.29
lain.30
elektronik.
Hak Prioritas;
30
H.OK.Saidin,op.cit, hlm.348
3
5) Label Merek;
didaftarkan.
31
Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014) hlm.210
3
ketertiban umum.
turun temurun.
Intelektual.
3
absolut adalah :
pendaftarannya.
sejenis.
32
Julius Rizaldi, Perlindungan Kemasan Produk Merek Terkenal Terjadap Persaingan Curang,
Bandung : PT Alumni 2009) hlm.134
3
jasa sejenis;
pesyaratan tertentu;
berwenang;
keberatannya tersebut.
Indikasi Geografis;
permohonan;
diperdagangkan.
4. Penghapusan Merek
33
Iswi Hariyani, Prosedur Mengurus HKI yang Benar, (Yogyakarta : Pustaka Yustisia,2010) , h 114
44
a. Negosiasi
Negosiasi adalah bentuk penyelesaian sengketa antara para
pihak sendiri,tanpa bantuan dari pihak lain dengan cara
bermusyawarah atau berunding untuk mencari pemecahan yang
dianggap adil oleh para pihak. Hasil dari negosiasi berupa
penyelesaian secara kompromi, tidak mengikat secarahukum.
b. Mediasi
Mediasi sebenarnya disamakan dengan konsep yang berlaku
dalamislah.Secara harfiah islah adalah memutus pertengkaran atau
perselisihan.Dalam pengertian syariah dirumuskan bahwa mediasi
adalah suatu jenis akad (perjanjian) untuk mengakhiri perlawanan
(perselisihan) antara dua pihak yang berlawanan. Dalam perdamaian
ini terdapat dua pihak, yang sebelumnyadiantara mereka ada suatu
persengketaan, dan kemudian para pihak sepakat untuk melepaskan
semua atau sebagian dari tuntutannya, hal ini dimaksudkanagar
persengketaan diantara mereka (pihak yang bersengketa) dapat
berakhir.
c. Konsiliasi (pemufakatan)
Konsiliasi adalah penyelesaian sengketa dengan intervensi
pihak ketiga (konsiliator), dimana konsiliator bersifat lebih aktif,
dengan mengambil inisiatif menyusun dan merumuskan langkah-
langkah penyelesaian, yangselanjutnya ditawarkan dan diajukan
kepada para pihak yangbersengketa. Konsiliator tidak berwenang
membuat putusan, tetapi hanya berwenang membuat rekomendasi
yang pelaksanaannya tergantung dari itikad baik para pihak yang
bersengketa itu sendiri.
Pada dasarnya arbitrase dan alternative penyelesaian sengketa
merujuk kepada Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa (UU Arbitrase).
Arbitrase merupakan cara penyelesaian suatu Sengketa perdata di
luar pengadilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase
yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa jadi,
pemilihan arbitrasesebagai penyelesaian sengketa didasarkan kepada
suatu perjanjian Arbitrase terjadi(arbitration clause) atas dibuat
setelah sengketa terjadi (submission clause).
45
Lebih lanjut, berdasarkan Undang-Undang Merek dan Indikasi
Geografis dapatdisimpulkan bahwa penyelesaian sengketa merek
tidak hanya dapat diselesaikan melalui gugatan di pengadilan niaga,
melainkan dapat juga diselesaikan melaluiarbitrase maupun
alternatif penyelesaian sengketa.
Apabila para pihak ingin menyelesaikan suatu sengketa merek
melalui arbitrase, maka sebelumnya para pihak harus membuat suatu
kesepakatan tertulisatau perjanjian untuk memilih arbitrase sebagai
forum penyelesaian sengketa. Perjanjian ini dapat dibuat sebelum
maupun sesudah sengketa terjadi. Hal ini sesuai dengan prinsip
arbitrase yang tertuang dalam UU Arbitrase, dimana arbitrase suatu
penyelesaian sengketa yang didasarkan kepada suatu perjanjian
arbitrase.
G. PENUTUP
1. Tata Kala Penelitian
Dalam penelitian ini ditentukan tata kala penelitian sebagai berikut:
1) Persiapan : 9 Hari
2) Penyusunan Proposal : 36 Hari
3) Seminar Proposal : 1 Hari
4) Pengumpulan Data : 14 Hari
5) Pengolahan Data : 21 Hari
6) Penyajian dan Analisis Data : 18 Hari
2. Sistematika Skripsi
Supaya dapat memberikan gambaran pembahasan secara menyeluruh dalam
penelitian ini, maka diperlukan sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan
skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian
akhir.
Bagian awal mencakup judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman
pengesahan, halaman pernyataan, kata pengantar, persembahan motto, abstrak, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
Bagian utama memuat bab I hingga bab IV yang merupakan pembahasan skripsi,
untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
46
BAB I PENDAHULUAN : Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan Pustaka, kerangka teori, metode
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi;
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : Pada bab ini berisi
hasil penelitian dan pembahasan mengenai Perlindungan Hukum Merek
Terkenal Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek
Dan Indikasi Geografis, dengan Studi Kasus Sengketa Merek Hugo Boss Vs
Hugo.
BAB IV PENUTUP : Pada bab akhir skripsi mencakup daftar pustaka dan
lampiran
47
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, A. (2010). Hukum Perusahaan Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta.
Ridgway, W. E. (2006). Revitalizing the Trademark Misuse. Berkeley Technology Law
Journal.
Saidin. (2015). Aspek Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Sianturi, S.R. Tindak Pidana di KUHP Berikut Uraiannya. Jakarta: Alumni AHM-
PTHpM. 1983
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1985
Soemitro, Roni Hanitjo. Metode penelitian hukum dan Jurimetri. Jakarta: Ghalia Indonesia.
1998
Syahraini, Riduan. Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata. Bandung: Alumni.
2004