Anda di halaman 1dari 2

Payung Hukum Terhadap Hak Merek

Oleh : Arina Hidayatul Munawaroh

Merek merupakan tanda tanda pengenal yang dimiliki oleh pengusaha atau
seseorang yang dikenakan pada barang atau jasa sebagai upaya untuk membedakan
produk atau jasanya dari para pesaing.Merek dapat berupa gambar,nama,kata, huruf-
huruf, angka-angka, susunan warna,atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut.
Penggunaan merek ini sangat kompleks pada persaingan bisnis dimasyarakat
dikarenakan terdapat banyak pelanggaran yang dilakukan seperti pemboncengan
reputasi maupun mengubah merek menjadi suatu asosiasi tidak baik yang dapat
merugikan pemilik merek.Dari banyaknya kasus yang marak terjadi,sebuah merek
diperlukan adanya perlindungan hukum untuk memperoleh hak merek.
Tidak seperti hak cipta yang tidak perlu didaftarkan, merek diperlukan adanya
perlindungan khusus yang dapat didaftarkan pada Direktorat Jendral Kekayaan
Intelektual yang dapat juga diakses secara online melalui situs resminya.Pendaftaran
merek ini bermaksud untuk melindungi kekayaan intelektual kita yang dapat saja dicuri
oleh seseorang.Jangka waktu dari perlindungan hukum terhadap merek adalah sepuluh
tahun,dimana jika sebuah merek telah melebihi batas dari jangka waktu dan tidak ada
perpanjangan merek maka merek yang telah didaftarkan dapat saja digunakan bahkan
dicuri oleh orang lain untuk dikomersialkan.
Hak atas merek yang telah didaftarkan adalah hak integible yang bersifat
teritorial.Artinya hak tersebut hanya dilindungi di negara tempat pemohon mendaftar
perlindungan hukum, hal ini dapat menimbulkan kejahatan lain seperti adanya dampak
produk produk dalam negeri yang produknya dikomersialkan dengan maksud
mencurangi produk tersebut namun dengan mengubah beberapa detail agar tidak
termasuk pelanggaran hak merek,seperti dalam beberapa kasus pemboncengan reputasi
yang disebabkan oleh prinsip first to file.Prinsip firs to file merupakan prinsip yang
digunakan oleh hukum indonesia saat ini untuk mengatur tentang pendaftaran merek
dimana ketika seseorang mendaftarkan mereknya terlebih dahulu maka merek yang
telah didaftarkan pertama kali tersebut yang akan mendapatkan perlindungan hukum
penuh,keaslian pemilik dari merek tersebut cenderung diabaikan.Pada akhirnya dari
segala tindakan tersebut akan menjadi sesuatu yang normal untuk melihat barang palsu
digunakan atau dijual dipasar.
Dari kebanyakan kasus yang telah marak terjadi,penyebab banyaknya
pelanggaran atas merek disebabkan oleh kurang sadarnya masyarakat terhadap
pentingnya hak atas kekayaan intelektual khususnya merek ,serta minimnya literasi
suatu merek yang dibuktikan dengan masih banyak beredar artikel yang memuat berita
mengenai paten dan merek maupun merek dan hak cipta yang dipandang sebagai
tindakan yang sama.Selain itu, perlindungan hukum terhadap merek juga diperlukan
peraturan pemerintah yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya,mengingat
perkembangan teknologi semakin cepat sedangkan peraturan yang berlaku masih
menerapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016.

REFERENSI
2016, U. N. 20 T. (2016). UNDANG UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG
MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS. l.
Anderson, J. (2022). Hak Merek di Indonesia dan Regulasi Barang Tiruan: Logo itu
penting? https://kumparan.com/jones-anderson/hak-merek-di-indonesia-dan-
regulasi-barang-tiruan-logo-itu-penting-1zRAQwCaPg1
Santoso, E. (2016). PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN MEREK
DAGANG TERKENAL MELALUI PERAN KEPABEAN SEBAGAI UPAYA
MENJAGA KEAMANAN DAN KEDAULATAN NEGARA. 5(April).
Suflah, S. N. (2021). Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terkenal Dari Tindakan
Pelanggaran Merek / Merek Tiruan Di Medan ( Studi Undang-Undang No . 20
Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis ). 2(20), 634–643.

PLAGIARISME

Anda mungkin juga menyukai