Oleh:
Abstrak
97
Fajar Nurcahya Dwi Putra
2 3
Sudargo Gautama dan Rizawanto Winata. Agung Sujatmiko. Aspek Yuridis Lisensi Merek dan
Pembaharuan Hukum Merek Indonesia. Cet. I. Persaingan Usaha.Jurnal Hukum Pro Justitia. 2008.
Citra Aditya Bakti. Bandung. 1997. h. 40. Vol. 26 No.2.
98
Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Terhadap Perbuatan Pelanggaran Merek
konsumen). Penggunaan secara tanpa hak atas sebelumnya dengan merek yang hanya meniru
suatu merek melalui perbuatan pelanggaran atau membonceng karena terdapat persamaan
merek inilah yang akan dibahas secara lebih pada pokoknya.
mendalam oleh penulis.
Pelanggaran merek umumnya dilakukan Rumusan Masalah
terhadap merek-merek terkenal, yang me- Dari uraian latar belakang diatas terdapat
mang konsumen sudah mengakui kelebihan beberapa permasalahan yang akan dibahas
dari produk dengan merek terkenal tersebut. dengan lebih mendalam, yaitu : Bagaimana
Usaha pelanggaranmerek merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemegang hak atas
tindakan atau usaha yang dilakukan untuk merek?
memperoleh keuntungan dengan jalan pintas,
yaitu dengan cara yang melanggar etika METODE PENELITIAN
bisnis, norma, kesusilaan, dan hukum. Dari
pengertian itu jelas sekali bahwa pelanggaran Metode penelitian yang digunakan untuk
merek dilakukan terhadap sesuatu hal yang menjawab permasalahan yang telah dirumus-
memang telah mempunyai reputasi atau nilai kan dalam penelitian hukum ini adalah yuridis
lebih. Dalam penulisan ini pelanggaran merek normatif. Metode penelitian hukum yang
yang dimaksud adalah khususnya pada pe- normatif atau metode penelitian hukum yang
manfaatan reputasi suatu merek atau menye- doktrinal artinya permasalahan yang ada
rupai suatu merek pada pokoknya maupun diteliti berdasarkan peraturan perundang-
pada umumnya. Pelanggaran merek umumnya undangan dan literature-literatur yang ada.4
dilakukan terhadap suatu merek terkenal, Penelitian yuridis normatif atau penelitian
maka perlu dijernihkan di sini kriteria apa kepustakaan difokuskan untuk mengkaji
yang digunakan untuk menentukan bahwa penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma
suatu merek adalah merek terkenal. dalam hukum pisitif, serta mencakup pene-
Mudahnya pengabulan atas permohonan litian terhadap asas-asas hukum, penelitian
pendaftaran merek merupakan salah satu terhadap sistematika hukum, penelitian ter-
penyebab terjadinya pelanggaran sebagai per- hadap sinkronisasi vertikal dan horisontal,
saingan usaha tidak sehat. Dengan dimilikinya perbandingan hukum, dan sejarah hukum.5
hak merek, maka seharusnya tanda yang Metode berfikir yang digunakan adalah
dijadikan merek itu merupakan monopoli dari metode berfikir deduktif, yaitu cara berpikir
si pemilik merek, sehingga pihak lain tidak dalam penarikan kesimpulan yang ditarik
dapat menggunakan merek yang sama sesuatu yang sifatnya umum yang sudah
ataupun menyerupai walaupun jenis produk dibuktikan bahwa dia benar dan kesimpulan
yang dihasilkan berbeda. Pihak-pihak yang itu ditujukan untuk sesuatu yang sifatnya
mereknya didompleng jelas mengalami keru- khusus.6 Penelitian normatif digunakan
gian yang cukup besar, karena untuk dapat dengan pendekatan perundang-undangan.7
menguasai pasar, ia harus mengeluarkan biaya
yang cukup besar dan waktu yang lama 4
Ronny Hanitjo Soemitro, Metode Penelitian Hukum
sampai pada akhirnya konsumen dapat me- dan Jurimetri, Cet IV, Ghalia Indonesia, Jakarta,
ngenali dan mengingat merek tersebut sehi- 1990, hal. 11.
ngga mendapat reputasi di masyarakat. Merek 5
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
yang melanggar merek lain, berarti tidak Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat),
bersaing secara sehat. Tindakan seperti ter- Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hal.13-14.
sebut tidak hanya merugikan produsen, tetapi 6
Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat,Metodologi
juga masyarakat selaku konsumen bahkan Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, 2002, hal.
negara pun dirugikan. Masyarakat awam tentu 23.
akan merasa bingung untuk membedakan 7
Johny Ibrahim, Metode dan Penelitian Hukum
antara merek yang telah mendapat reputasi Normatif, Bayumedi, 2007, hal. 300.
99
Fajar Nurcahya Dwi Putra
100
Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Terhadap Perbuatan Pelanggaran Merek
Pelanggaran hak merek terkenal dalam masyarakat yang bukan merupakan haknya.
perdagangan barang atau jasa dapat disimpul- Sebagai contoh saat ini sedang marak barang-
kan meliputi cara-cara sebagai berikut : barang imitasi dari produk merek terkenal
dengan istilah “KW”, biasanya ada kategori
1. Praktik Peniruan Merek
“KW 1”,”KW 2”, “KW Super”, dan
Pengusaha yang beriktikad tidak baik sebagainya. Dalam hal ini jugamaka pengu-
tersebut dalam halpersaingan tidak jujur saha itu tentunya sangat berharap memperoleh
semacam ini berwujud penggunaan upaya- keuntungan besar tanpa mengeluarkan biaya
upaya mempergunakan merek dengan meniru untuk memperkenalkan merek tersebut kepa-
merek terkenal (well know trade mark) yang da masyarakat karena merek tersebut sudah
sudah ada sehingga merek atas barang atau dikenal oleh masyarakat. Meskipun barang
jasa yang diproduksinya secara pokoknya tiruan tersebut biasanya dijual dengan harga
sama dengan merek atas barang atau jasa yang lebih murah dari harga barang yang asli,
yang sudah terkenal (untuk barang-barang tentu pemegang merek terkenal akan dirugi-
atau jasa sejenis) dengan maksud menim- kan karena masyarakat yang merasa keberatan
bulkan kesan kepada khalayak ramai, seakan- untuk membeli barang yang asli akan beralih
akan barangatau jasa yang diproduksinya itu membeli barang tiruan tersebut.
sama dengan produksi barangatau jasa yang Jenis pelanggaran ini dapat dikenai sanksi
sudah terkenal itu. Dalam hal ini dapat sesuai dengan Pasal 90 UU Merek yang
diberikan contoh seperti merek “SANYO” menyebutkan “Barang siapa dengan sengaja
yang sudah dikenal dengan baik di masya- dan tanpa hak menggunakan Merek yang
rakat, kemudian ada pengusaha yang mem- sama pada keseluruhannya dengan Merek
produksi barang yang sejenis dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang
"SANGYO".Alasan pengusaha ini membuat dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau
merek yang mirip dengan “SANYO” tentunya diperdagangkan, dipidana dengan pidana
berharap bahwa dengan adanya kemiripan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
tersebut ia dapat memperoleh keuntungan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00
yang besar tanpa mengeluarkan biaya besar (satu miliar rupiah)”.
untuk promosi memperkenalkan produksinya Persaingan tidak jujur (pemalsuan dan
tersebut. Hal inikarena konsumen dapat peniruan merek terkenal) dapat berakibat akan
terkelabui dengan kemiripan merektersebut. mengurangi omzet penjualan sehingga me-
Jenis pelanggaran ini dapat dikenai sanksi ngurangi keuntungan yang sangat diharapkan
sesuai dengan Pasal 91 UU Merek yang dari mereknya yang lebih terkenal tersebut.
menyebutkan “Barang siapa dengan sengaja Bahkan dapat menurunkan kepercayaan
dan tanpa hak menggunakan Merek yang masyarakat terhadap merek tersebut, karena
sama pada pokoknya dengan Merek terdaftar konsumen menganggap bahwa merek yang
milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa dulu dipercaya memiliki mutu yang baik
sejenis yang diproduksi dan/atau diper- ternyata sudah mulai turun kualitasnya.
dagangkan, dipidana dengan pidana penjara Pelanggaran terhadap hak atas merekini juga
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda sangat merugikan konsumen karena konsu-
paling banyak Rp. 800.000.000,00 (delapan men akan memperoleh barang-barang atau
ratus juta rupiah)”. jasa yang biasanya mutunya lebih rendah
dibandingkan dengan merek asli yang sudah
2. Praktik Pemalsuan Merek terkenal tersebut, bahkan adakalanya produksi
Dalam hal ini persaingan tidak jujur palsu tersebut membahayakan kesehatan dan
tersebut dilakukan oleh pengusaha yang tidak jiwa konsumen.
beriktikad baik itu dengan cara memproduksi Dulu pelanggaran merek dilakukan dengan
barang-barang dengan mempergunakan merek memasang merek dan logo persis dengan
yang sudah dikenal secara luas di dalam yang asli, pemalsuan, mereknya sama secara
101
Fajar Nurcahya Dwi Putra
102
Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Terhadap Perbuatan Pelanggaran Merek
103
Fajar Nurcahya Dwi Putra
multitafsir, terutama yang menyangkut terjadi kasus seperti itu, pemilik merek
kriteria merek terkenal dan sistem perlin- yangdilanggar dapat mengajukan upaya
dungan hukumnya. gugatan pembatalan merekpada Pengadilan
2. Pendaftaran terhadap Merek Niaga (Pasal 68 ayat 3). Gugatan tersebut
Untuk mendapatkan hak atas merek harus dapat diajukan dalam jangka waktu 5 tahun
melaluimekanisme pendaftaran. Pendaf- sejak tanggal pendaftaran merek (Pasal 69
taran merek tersebut sebagai sarana ayat 1). Sedangkan jika merek yang
perlindungan hukum bagi pemilik merek. bersangkutan bertentangan dengan morali-
Pendaftaran merek disini adalah meru- tas agama, kesusilaan, atau ketertiban
pakan inisiatif dari pemilik tersebut, yang umum, gugatan pembatalan tersebut dapat
sadar akan perlunya perlindungan hukum diajukan tanpa batas waktu (Pasal 69 ayat
atas merek yangdimilikinya. Sebagaimana 2). Jika gugatan tersebut dikabulkan, maka
diungkapkan di atas, hak atas merek baru merek yang bersangkutan akan dicoret dari
lahir jika telah didaftarkan oleh pemiliknya Daftar Umum Merek yang mengakibatkan
ke Kantor Merek. Dengandemikian sifat tidak ada perlindungan lagi.
pendaftaran hak atas merek merupakan Perlindungan hukum secara represif dititik
suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh beratkan kepada pemberian sanksi hukum,
pemiliknya. Mekanisme pendaftaran hak baik perdata maupun pidana kepada barang
atas merek tersebut sesuai dengan sistem siapa yang melakukan pelanggaran terhadap
konsitutif (first to file principle) yang hak merek bahwa pemilik merek terdaftar
dianut oleh UU Merek. mendapat perlindungan hukum atas pela-
3. Penolakan Pendaftaran Oleh Kantor Merek nggaran hak atas merek baik dalam wujud
Melalui Undang-undang Merek, mekanis- gugatan ganti rugi atau penghentian semua
me perlindungan hukum terhadap merek perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan
terkenal selain melalui inisiatif pemilik merek tersebut maupun berdasarkan tuntutan
merek tersebut untuk mendaftarkan merek- hukum pidana melalui aparat penegak hukum.
nya, dapat pula ditempuh melalui peno- Pemilik merek terdaftar juga memiliki hak
lakan oleh Kantor Merek terhadap per- untuk mengajukan permohonan pembatalan
mintaan pendaftaran merek yang sama pendaftaran merek terhadap merek yang ia
pada pokoknya atau keseluruhannya de- miliki yang didaftarkan orang lain secara
ngan merek terkenal. Jika ada pendaftaran tanpa hak.
merek yang dilakukan oleh orang lain Pasal 28 UU Merek menyebutkan ”Merek
dengan meniru merek terkenal yang sudah terdaftar mendapat perlindungan hukum
ada, maka akan ditolakoleh Kantor Merek untuk jangka waktu sepuluh (10) tahun sejak
(Pasal 6 ayat (1) b dan ayat (2) UU Merek. tanggal penerimaan dan jangka waktu
4. Pembatalan Merek Terdaftar perlindungan itu dapat diperpanjang”. Dalam
Untuk melindungi pemilik merek yang sah, Pasal tersebut berarti bahwa Undang-undang
maka dapat dilakukan dengan jalan pemba- Merek yang berlaku saat ini memberikan
talan merek terdaftar yang melanggar hak perlindungan terhadap merek yang terdaftar
merek orang lain. Akibat kesalahan dalam Daftar Umum Merek sebagaimana
pendaftaran yang dilakukan oleh petugas dimaksud dalam Pasal 28 UU Merek, yaitu
Kantor Merek, suatu merek yang seha- selama sepuluh (10) tahun lamanya. Jangka
rusnya tidak dapat didaftar tetapi akhirnya waktu perlindungan tersebut dapat diper-
didaftar dalam Daftar umum Merek yang panjang lagi dengan mengajukan permohonan
mengesahkan merek tersebut. Padahal perpanjangan perlindungan terhadap merek
merek tersebut jelas-jelas melanggar merek yang sama. Pemberian sanksi hukum meru-
orang lain, karena berbagai hal, antara lain
pakan bagian dari upaya pemberian perlin-
mirip atau sama dengan merek orang dungan hukum bagi pemilik merek yang sah.
lainyang terdaftar sebelumnya. Apabila
104
Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Terhadap Perbuatan Pelanggaran Merek
105
Fajar Nurcahya Dwi Putra
menerbitkan kerugian itu, mengganti rupiah”.Pasal 393 ayat (2) KUH Pidana:
kerugian tersebut”. Sebagai pihak penggu- “Jika pada waktu melakukan kejahatan
gat harus membuktikan bahwa ia karena belum lewat limatahun sejak adanya
perbuatan melanggar hukum tergugat, pemidanaan yang menjadi tetap, karena
menderita kerugian. kejahatan semacam itu juga, dapat dija-
tuhkan pidana penjara paling lama
2. Sanksi menurut hukum pidana. sembilan bulan”. Dalam tindak pidana ini
Sanksi pidana terhadap tindakan yang tidak perlu bahwa merek, nama atau firma
melanggar hak seseorang dibidang merek yang dipasang persis serupa dengan merek,
selain diatur khusus dalam ketentuan nama atau nama firma orang lain tersebut.
sanksi peraturan perundang-undangan Dengan demikian meskipun ada perbe-
merek itu sendiri, juga terdapat dalam daannya kecil, tetap masih dapat di-
ketentuan KUHP. Persaingan tidak jujur hukum.14 Perbuatan tindak pidana yang
dengan sendirinya besifat melawan hukum, berkaitan dengan pelanggaran hak indikasi
karena hukum memberikan perlindungan geografis danhak indikasi asal, semuanya
terhadap pergaulan yang tertib dalam dunia dikualifikasikan sebagai kejahatan dengan
usaha. Persaingan tidak jujur tersebut ancaman pidana bersifat kumulatif. Selain
digolongkan suatu tindak pidana sesuai di dalam KUHP, terdapat juga ketentuan
dengan Pasal 382bis KUHP. Perbuatan sanksi pidana dalam UU Merek.
materiil diancam hukuman penjara 3. Sanksi Administrasi Negara.
setinggi-tingginya 1 tahun atau denda, Bila terjadi pelanggaran terhadap hak
setinggi-tingginya Rp 900,00 ialah mela- intelektual, negara bisa juga menggunakan
kukan perbuatan yang tipu muslihat untuk kekuasaannya untuk melindungi pemilik
mengelabuhi masyarakat atauseorang hak yang sah. Melalui kewenangan admi-
tertentu. Pengelabuhan ini dipakai oleh si nistrasi negara, yaitu di antaranya melalui
pembuat sebagai upaya untuk memelihara Pabean, Standar industri, kewenangan
atau menambah hasil perdagangan atau pengawasan badan penyiaran, kewenangan
perusahaannya si pembuat atauorang lain. pengawasan standar periklanan.15
Selain itu, ketentuan yang terdapat
dalam KUHP, yaitu ketentuan Pasal 393 KESIMPULAN
ayat (1) yang menyatakan: “Barangsiapa
yang memasukkan ke Indonesia tanpa Pelanggaran merek dapat disimpulkan
tujuan teranguntuk dikeluarkan lagi dari melalui cara peniruan merek dagang (memi-
Indonesia, menjual, menawarkan, menye- liki persamaan pada pokoknya dengan merek
rahkan, membagikan atau mempunyai lain) dan pemalsuan merek dagang (memiliki
persediaan untuk dijual atau dibagi- persamaan pada keseluruhannya dengan
bagikan, barang-barang yang diketahui merek lain). Perlindungan hukum bagi pemi-
atau sepatutnya harus diduga, bahwa pada lik merek yang sah diatur dalam UU Merek
barangnya itu sendiri atau pada yang dimaksudkan untuk memberikan hak
bungkusnya dipakaikan secara palsu nama, yang sifatnya eksklusif (khusus) bagi pemilik
firma atau mereka yang menjadi hak orang merek (exclusive right).Upaya hukum yang
lain atau untuk menyatakan asalnya dapat ditempuh oleh pemegang hak atas
barang, nama sebuah tempat tertentu merek yang dilanggar dapat dilakukan ber-
dengan ditambahkan nama firma yang
khayal, ataupun bahwa pada barangnya
sendiri atau pada sekalipun dengan sedikit 14
R. Soesilo, KUHP Serta Komentar-Komentarnya
perubahan, diancam dengan pidana penjara Lengkap PasalDemi Pasal,Cet. VII, Politeia, Bogor,
paling lama empat bulan dua minggu atau 1991, hal 271.
denda paling banyak enam ratus 15
Nur Hidayati, Op. cit, hal. 179.
106
Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Terhadap Perbuatan Pelanggaran Merek
dasarkan hukum perdata maupun hukum Ibrahim, Johny, Metode dan Penelitian
pidana. Hukum Normatif, Bayumedi, 2007,
Sistem pendaftaran merek di Indonesia Margono, Suhud dan Hadi, Longginus,
saat ini adalah sistem konstitutif, oleh karena Pembaharuan Perlindungan Hukum
itu bagi pelaku usaha disarankan agar dengan Merek, Novindo Pustaka Mandiri. Jakarta.
cepat mendaftarkan merek dagang dan/atau
2002.
merek jasa ke Direktorat Jenderal Hak Keka-
yaan Intelektual. Pihak pemegang merek Nurrachmad, M, Segala tentang HAKI
sebaiknya segera mengajukan gugatan ke Indonesia.Cet. I. Buku Biru.Bantul. 2011.
pengadilan jika terdapat indikasi pelanggaran Ramli, Ahmadi M, Cyber Law dan HAKI
merek yang dilakukan oleh pihak lain dalam Sistem Hukum Indonesia, PT.
sehingga kerugian yang dialami oleh pro- Refika Aditama, Bandung, 2004.
dusen maupun konsumen tidak semakin
besar. Riswandi, Budi Agus dan Syamsudin, M, Hak
Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum,
DAFTAR PUSTAKA PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
Saidin, Oka, Aspek Hukum Hak Kekayaan
A. Buku Intelektual, PT. Raja Grafindo Persada,
Direktorat Jenderal HKI, Buku Panduan Hak Jakarta, 1995.
Kekayaan Intelektual (Pertanyaan & Sedarmayanti & Hidayat, Syarifudin, Meto-
Jawabannya), Ditjen HKI Depkeh & dologi Penelitian, CV. Mandar Maju,
HAM, Jakarta, 2000, hlm. 42. Bandung, 2002.
Djumhana, Muhamad dan Djubaedillah, Hak Simorangkir, J.C.T, dkk., Kamus Hukum,
Milik Intelektual Sejarah, Teori dan Majapahit, Cirebon, 1972.
Prakteknya di Indonesia. PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung. 1997. Soekanto, Soerjono dan Mamudji Sri, Pene-
litian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan
Gautama, Sudargo dan Winata, Rizawanto, Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001.
Hukum Merek Indonesia, PT,Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1993. Soemitro, Ronny Hanitjo, Metode Penelitian
Hukum dan Jurimetri, Cet IV, Ghalia
Gautama, Sudargo dan Winata, Rizawanto, Indonesia, Jakarta, 1990.
Pembaharuan Hukum Merek Indonesia.
Cet. I. Citra Aditya Bakti. Bandung. 1997. Soesilo, R, KUHP Serta Komentar-Komen-
tarnya Lengkap PasalDemi Pasal, Cet.
Gautama, Sudargo, Hukum Merek Indonesia, VII, Politeia, Bogor, 1991.
PT. Alumni, Bandung, 1977.
Tim Lindsey (eds.), Hak Kekayaan Intelektual
Hamzah, Andi, Kamus Hukum, Ghalia – Suatu Pengantar, PT Alumni, Bandung,
Indonesia, Jakarta, Cet. Ke 1, 1986, hal. 2002.
252.
Usman, Rachmadi, Hukum Hak atas Keka-
Harahap, Yahya, Tinjauan Merek Secara yaan Intelektual – Perlindungan dan
Umum dan Hukum Merek di Indonesia, PT Dimensi Hukumnya di Indonesia, PT
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996. Alumni, Bandung, 2003.
Harahap, M. Yahya, Tinjauan Merek Secara Wahyuni, Erna, dkk., Kebijakan dan Manaje-
Umum dan Hukum Merek Di Indonesia men Hukum Merek, Penerbit YPAPI,
Berdasarkan Undang-Undang Merek Yogyakarta, 2004.
Nomor 19 tahun 1992, Bandung, Citra
Adityabakti, 1996.
107
Fajar Nurcahya Dwi Putra
108