Anda di halaman 1dari 12

Mimbar Keadilan, Jurnal Ilmu Hukum

Edisi: Januari - Juni 2014, Hal. 97 - 108 ISSN: 0853-8964

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS MEREK


TERHADAP PERBUATAN PELANGGARAN MEREK

Oleh:

Fajar Nurcahya Dwi Putra


Alumni Fakultas Hukum
Untag Surabaya
e-mail : fajar.123ndp@yahoo.com

Abstrak

Produsen menggunakan merek terhadap barang dan/atau jasa yang dihasilkan-


nya sebagai suatu hal yang dapat membedakan dengan produk lainnya untuk
memperkenalkan produk kepada masyarakat. Dalam suatu persaingan usaha yang
tidak sehat, sangat rawan terjadinya pelanggaran merek.Di Indonesia telah
disahkan Undang-undang tentang Merek yaitu UU No. 15 Tahun 2001 sebagai
bentuk perlindungan terhadap merek-merek terdaftar. Adanya perlindungan
hukum bagi pemilik merek yang sah dimaksudkan untuk memberikan hak yang
sifatnya eksklusif (khusus) bagi pemilik merek (exclusive right) agar pihak lain
tidak dapat menggunakan tanda yang sama atau mirip dengan yang dimilikinya
baik untuk barang atau jasa yang sama atau hampir sama. Telah diaturnya syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh si pemohon dalam mengajukan permohonan
pendaftaran merek tidak menghilangkan sama sekali terjadinya pelanggaran
merek oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kata kunci: Pelanggaran hukum, merek, dan hak atas merek.

PENDAHULUAN produk, mengingat tanpaadanya merek akan


menyebabkan masyarakat sulit menjelaskan
“Dalam memperkenalkan produk kepada
masyarakat, produsen akan memberikan tanda kepada orang lain tentang produk yang akan
dikonsumsinya. Perlindungan hukum terhadap
terhadap barang dan/atau jasa yang dihasil-
merek sangat perlu dilakukan karena semakin
kannya sebagai suatu hal yang dapat membe-
berkembangnya dunia perdagangan yang
dakan dengan produk lainnya”.1tanda inilah
rawan terhadap terjadinya pelanggaran merek.
yang disebut sebagai merek. Pemberian tanda
“Pemerintah RI telah ikut serta dalam
pada produk sendiri sebenarnya sudah lama
perjanjian WTO, yaitu Agreement on Esta-
dikenal, sebelum adanya industrialisasi.
blishing the World Trade Organization,
Sebagai suatu tanda, merek digunakan agar
dengan Undang-undang Tahun 1994 No.7,
konsumen dengan mudah mengenali suatu
maka perlu disesuaikan peraturan nasional
tentang merek dengan apa yang telah
1
M. Nurrachmad. Segala tentang HAKI Indonesia. diterima dalam rangka Perjanjian Uruguay
Cet. I. Buku Biru.Bantul. 2011. h. 54. ini, TRIPS yakni“Trade Related Aspects of
Intellectual Property Right Including

97
Fajar Nurcahya Dwi Putra

Trade in Counterfeit Good”,yaitu “Aspek- perdagangan barang dan/atau jasa, maka


aspek hak milik intelektual termasuk permohonan mereknya akan ditolak.
perdagangan dalam barang palsu”, yang Berdasarkan pengertian atau definisi
mempunyai kaitannya dengan perdagang- mengenai merek pada Pasal 1 angka 1 UU
an. Maka harus disempurnakan dan diubah Merek, dikatakan bahwa merek harus di-
Undang-undang No. 19 Tahun 1992 ten- gunakan dalam kegiatan perdagangan barang
tang Merek ini (Lembaran Negara Tahun dan/atau jasa, maka jelas disini bahwa suatu
1992 No. 81 TLN No. 3490). Hal ini telah produk yang dapat menggunakan merek tidak
menjadi kenyataan dengan disahkannya hanya yang berupa barang saja melainkan
Undang-undang tentang Perubahan Merek juga dikenal adanya merek jasa. Merek jasa
oleh DPR pada tanggal 21 Maret 1997”.2 sendiri baru mulai diberlakukan pada UU
No.19/1992 atas dasar pertimbangan dapat
Dalam era perdagangan global, sejalan
menumbuhkan sikap bisnis yang berlandaskan
dengan konvensi-konvensi internasional yang
pada etika bisnis yang positif dan meng-
telah diratifikasi Indonesia, peranan merek
hindari terjadinya persaingan tidak sehat serta
menjadi sangat penting, terutama dalam
memperluas wawasan srategi bisnis.
menjaga persaingan usaha yang sehat
Adanya perlindungan hukum bagi pemilik
sehingga Indonesia kembali menyempurnakan
merek yang sah dimaksudkan untuk membe-
UU No.14/1997 sehingga terbentuk UU
rikan hak yang sifatnya eksklusif (khusus)
No.15/2001 tentang Merek, selanjutnya di-
bagi pemilik merek (exclusive right) agar
sebut dengan UU Merek. Dengan adanya
pihak lain tidak dapat menggunakan tanda
pengaturan merek dalam suatu peraturan
yang sama atau mirip dengan yang dimiliki-
perundang-undangan, dimana salah satunya
nya baik untuk barang atau jasa yang sama
adalah mengenai pengertian merek dimaksud-
atau hampir sama. “Hak khusus tersebut
kan agar terjadi persamaan persepsi didalam
cenderung bersifat monopoli, artinya hanya
pelaksanaannya. Merek menurut UU Merek
pemilik merek yang dapat mengguna-
Pasal 1 Angka 1 adalah “Merek adalah tanda
kannya”.3 Pemegang hak dapat menggunakan
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
mereknya.dengan catatan tanpa melanggar
angka-angka, susunan warna atau kombinasi
aturan-aturan yang ada dalam penggunaan
dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
merek, sekaligus melarang pihak lain untuk
pembeda dan digunakan dalam kegiatan per-
menggunakan mereknya atau memberi izin.
dagangan barang atau jasa”. Berdasarkan
Telah diaturnya syarat-syarat yang harus
pengertian merek dari UU Merek, maka dapat
dipenuhi oleh si pemohon dalam mengajukan
ditarik unsur-unsur terpenting dari suatu
permohonan pendaftaran merek tidak menghi-
merek, yaitu :
langkan sama sekali terjadinya pelanggaran
1) Merek yang digunakan sebagai tanda
merek oleh pihak yang tidak bertanggung
2) Merek harus memiliki daya pembeda
jawab. Penggunaan secara tanpa hak atas
3) Merek digunakan dalam kegiatan perda-
merek pada suatu produk dengan maksud
gangan barang dan/atau jasa
mengambil keuntungan atas merek yang
Apabila suatu tanda tidak memiliki daya digunakannya masih banyak terjadi dalam
pembeda, maka tanda itu tidak dapat dijadi- berbagai bentuk, misalanya pembajakan
kan sebagai suatu merek. Begitu juga jika (merek dipalsu) atau melalui pemanfaatan
merek itu tidak digunakan dalam kegiatan reputasi (terjadi persamaan pada pokoknya
pada merek yang mempunyai reputasi dimata

2 3
Sudargo Gautama dan Rizawanto Winata. Agung Sujatmiko. Aspek Yuridis Lisensi Merek dan
Pembaharuan Hukum Merek Indonesia. Cet. I. Persaingan Usaha.Jurnal Hukum Pro Justitia. 2008.
Citra Aditya Bakti. Bandung. 1997. h. 40. Vol. 26 No.2.

98
Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Terhadap Perbuatan Pelanggaran Merek

konsumen). Penggunaan secara tanpa hak atas sebelumnya dengan merek yang hanya meniru
suatu merek melalui perbuatan pelanggaran atau membonceng karena terdapat persamaan
merek inilah yang akan dibahas secara lebih pada pokoknya.
mendalam oleh penulis.
Pelanggaran merek umumnya dilakukan Rumusan Masalah
terhadap merek-merek terkenal, yang me- Dari uraian latar belakang diatas terdapat
mang konsumen sudah mengakui kelebihan beberapa permasalahan yang akan dibahas
dari produk dengan merek terkenal tersebut. dengan lebih mendalam, yaitu : Bagaimana
Usaha pelanggaranmerek merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemegang hak atas
tindakan atau usaha yang dilakukan untuk merek?
memperoleh keuntungan dengan jalan pintas,
yaitu dengan cara yang melanggar etika METODE PENELITIAN
bisnis, norma, kesusilaan, dan hukum. Dari
pengertian itu jelas sekali bahwa pelanggaran Metode penelitian yang digunakan untuk
merek dilakukan terhadap sesuatu hal yang menjawab permasalahan yang telah dirumus-
memang telah mempunyai reputasi atau nilai kan dalam penelitian hukum ini adalah yuridis
lebih. Dalam penulisan ini pelanggaran merek normatif. Metode penelitian hukum yang
yang dimaksud adalah khususnya pada pe- normatif atau metode penelitian hukum yang
manfaatan reputasi suatu merek atau menye- doktrinal artinya permasalahan yang ada
rupai suatu merek pada pokoknya maupun diteliti berdasarkan peraturan perundang-
pada umumnya. Pelanggaran merek umumnya undangan dan literature-literatur yang ada.4
dilakukan terhadap suatu merek terkenal, Penelitian yuridis normatif atau penelitian
maka perlu dijernihkan di sini kriteria apa kepustakaan difokuskan untuk mengkaji
yang digunakan untuk menentukan bahwa penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma
suatu merek adalah merek terkenal. dalam hukum pisitif, serta mencakup pene-
Mudahnya pengabulan atas permohonan litian terhadap asas-asas hukum, penelitian
pendaftaran merek merupakan salah satu terhadap sistematika hukum, penelitian ter-
penyebab terjadinya pelanggaran sebagai per- hadap sinkronisasi vertikal dan horisontal,
saingan usaha tidak sehat. Dengan dimilikinya perbandingan hukum, dan sejarah hukum.5
hak merek, maka seharusnya tanda yang Metode berfikir yang digunakan adalah
dijadikan merek itu merupakan monopoli dari metode berfikir deduktif, yaitu cara berpikir
si pemilik merek, sehingga pihak lain tidak dalam penarikan kesimpulan yang ditarik
dapat menggunakan merek yang sama sesuatu yang sifatnya umum yang sudah
ataupun menyerupai walaupun jenis produk dibuktikan bahwa dia benar dan kesimpulan
yang dihasilkan berbeda. Pihak-pihak yang itu ditujukan untuk sesuatu yang sifatnya
mereknya didompleng jelas mengalami keru- khusus.6 Penelitian normatif digunakan
gian yang cukup besar, karena untuk dapat dengan pendekatan perundang-undangan.7
menguasai pasar, ia harus mengeluarkan biaya
yang cukup besar dan waktu yang lama 4
Ronny Hanitjo Soemitro, Metode Penelitian Hukum
sampai pada akhirnya konsumen dapat me- dan Jurimetri, Cet IV, Ghalia Indonesia, Jakarta,
ngenali dan mengingat merek tersebut sehi- 1990, hal. 11.
ngga mendapat reputasi di masyarakat. Merek 5
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
yang melanggar merek lain, berarti tidak Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat),
bersaing secara sehat. Tindakan seperti ter- Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hal.13-14.
sebut tidak hanya merugikan produsen, tetapi 6
Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat,Metodologi
juga masyarakat selaku konsumen bahkan Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, 2002, hal.
negara pun dirugikan. Masyarakat awam tentu 23.
akan merasa bingung untuk membedakan 7
Johny Ibrahim, Metode dan Penelitian Hukum
antara merek yang telah mendapat reputasi Normatif, Bayumedi, 2007, hal. 300.

99
Fajar Nurcahya Dwi Putra

Pendekatan perundang-undangan (statute pada keseluruhan dengan indikasi geogra-


approach) adalah suatu pendekatan yang fis milik pihak lain untuk barang sama atau
dilakukan dengan melihat dan mencocokkan sejenis dengan barang yang terdaftar.
apa yang didasarkan pada peraturan Pada ayat (2) perbuatan yang dilarang yang
perundang-undangan. termasuk dalam ruang lingkup tindak
pidana merek yaitu: Tiap perbuatan yang
PEMBAHASAN dilakukan oleh siapa pun juga dalam hal ini
dengan sengaja dan tanpa hak menggu-
Perbuatan Pelanggaran Merek Terhadap nakan tanda yang sama pada pokoknya
Merek Terkenal dengan indikasi-geografis milik pihak lain
untuk barang yang sama atau sejenis
1. Perbuatan Pelanggaran Merek Menurut
dengan barang yang terdaftar. Dan pada
UU Merek
ayat (3) perbuatan yang dilarang yang
Untuk membangun sebuah reputasi merek termasuk dalam ruang lingkup tindak
memerlukan biaya yang yang tidak sedikit pidana merek yaitu: Terhadap pencan-
dan waktu yang cukup lama serta hal lain tuman asal sebenarnya pada barang yang
yang juga tidak kalah penting bahwa reputasi merupakan hasil pelanggaran ataupun pen-
yang baik akan menimbulkan kepercayaan cantuman kata yang menunjukkan bahwa
dari konsumen. Perusahaan-perusahaan cen- barang tersebut merupakan barang tiruan
derung berupaya untuk mencegah orang/peru- dari barang yang terdaftar dan dilindungi
sahaan lain untuk menggunakan merek berdasarkan indikasi-geografis.
tersebut dalam produk-produknya. 4. Pasal 93 mengatur ketentan pidana terha-
Adapun perbuatan-perbuatan yang dilarang dap perbuatan yang dilakukan oleh siapa
yang termasuk dalam ruang lingkup tindak pun juga dalam hal ini dengan sengaja dan
pidana merek menurut UU Merek, antara lain: tanpa hak menggunakan tanda yang
1. Pasal 90 mengatur ketentan pidana ter- dilindungi berdasarkan indikasi-asal pada
hadap perbuatan yang dilakukan oleh siapa barang atau jasa sehingga dapat memper-
pun juga dalam hal ini dengan sengaja dan daya atau menyesatkan masyarakat menge-
tanpa hak menggunakan merek yang sama nai asal barang atau jasa tersebut.
pada keseluruhannya dengan merek ter- 5. Pasal 94 yang terdapat 2 (dua) ayat menga-
daftar milik pihak lain untuk barang dan/ tur ketentan pidana terhadap perbuatan
atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau sebagai berikut. Pada ayat (1) mengenai
diperdagangkan. perbuatan yang dilarang yang termasuk
2. Pasal 91 mengatur ketentuan pidana ter- dalam ruang lingkup tindak pidana merek
hadap perbuatan yang dilakukan oleh siapa yaitu: Tiap perbuatan yang dilakukan oleh
pun juga dalam hal ini dengan sengaja dan siapa pun juga dalam hal ini memper-
tanpa hak menggunakan merek yang sama dagangkan barang dan/atau jasa yang
pada pokoknya dengan merek terdaftar diketahui atau patut diketahui bahwa
milik pihak lain untuk barang dan/atau barang dan/atau jasa tersebut merupakan
sejenis yang diproduksi dan/atau diperda- hasil pelanggaran sebagaimana yang di-
gangkan. maksud pada pasal sebelumnya yaitu Pasal
3. Pasal 92 yang terdapat 3 (tiga) ayat menga- 90, Pasal 91, Pasal 92, dan Pasal 93. Dan
tur ketentan pidana terhadap perbuatan pada ayat (2) mengenai perbuatan yang
sebagai berikut. Pada ayat (1) perbuatan dilarang yang termasuk dalam tindak
yang dilarang yang termasuk dalam ruang pidana merek disebutkan bahwa tindak
lingkup tindak pidana merek yaitu: Tiap pidana sebagaimana dimaksud pada ayat
perbuatan yang dilakukan oleh siapa pun (1) adalah pelanggaran.
juga dalam hal ini dengan sengaja dan
tanpa hak menggunakan tanda yang sama

100
Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Terhadap Perbuatan Pelanggaran Merek

Pelanggaran hak merek terkenal dalam masyarakat yang bukan merupakan haknya.
perdagangan barang atau jasa dapat disimpul- Sebagai contoh saat ini sedang marak barang-
kan meliputi cara-cara sebagai berikut : barang imitasi dari produk merek terkenal
dengan istilah “KW”, biasanya ada kategori
1. Praktik Peniruan Merek
“KW 1”,”KW 2”, “KW Super”, dan
Pengusaha yang beriktikad tidak baik sebagainya. Dalam hal ini jugamaka pengu-
tersebut dalam halpersaingan tidak jujur saha itu tentunya sangat berharap memperoleh
semacam ini berwujud penggunaan upaya- keuntungan besar tanpa mengeluarkan biaya
upaya mempergunakan merek dengan meniru untuk memperkenalkan merek tersebut kepa-
merek terkenal (well know trade mark) yang da masyarakat karena merek tersebut sudah
sudah ada sehingga merek atas barang atau dikenal oleh masyarakat. Meskipun barang
jasa yang diproduksinya secara pokoknya tiruan tersebut biasanya dijual dengan harga
sama dengan merek atas barang atau jasa yang lebih murah dari harga barang yang asli,
yang sudah terkenal (untuk barang-barang tentu pemegang merek terkenal akan dirugi-
atau jasa sejenis) dengan maksud menim- kan karena masyarakat yang merasa keberatan
bulkan kesan kepada khalayak ramai, seakan- untuk membeli barang yang asli akan beralih
akan barangatau jasa yang diproduksinya itu membeli barang tiruan tersebut.
sama dengan produksi barangatau jasa yang Jenis pelanggaran ini dapat dikenai sanksi
sudah terkenal itu. Dalam hal ini dapat sesuai dengan Pasal 90 UU Merek yang
diberikan contoh seperti merek “SANYO” menyebutkan “Barang siapa dengan sengaja
yang sudah dikenal dengan baik di masya- dan tanpa hak menggunakan Merek yang
rakat, kemudian ada pengusaha yang mem- sama pada keseluruhannya dengan Merek
produksi barang yang sejenis dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang
"SANGYO".Alasan pengusaha ini membuat dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau
merek yang mirip dengan “SANYO” tentunya diperdagangkan, dipidana dengan pidana
berharap bahwa dengan adanya kemiripan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
tersebut ia dapat memperoleh keuntungan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00
yang besar tanpa mengeluarkan biaya besar (satu miliar rupiah)”.
untuk promosi memperkenalkan produksinya Persaingan tidak jujur (pemalsuan dan
tersebut. Hal inikarena konsumen dapat peniruan merek terkenal) dapat berakibat akan
terkelabui dengan kemiripan merektersebut. mengurangi omzet penjualan sehingga me-
Jenis pelanggaran ini dapat dikenai sanksi ngurangi keuntungan yang sangat diharapkan
sesuai dengan Pasal 91 UU Merek yang dari mereknya yang lebih terkenal tersebut.
menyebutkan “Barang siapa dengan sengaja Bahkan dapat menurunkan kepercayaan
dan tanpa hak menggunakan Merek yang masyarakat terhadap merek tersebut, karena
sama pada pokoknya dengan Merek terdaftar konsumen menganggap bahwa merek yang
milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa dulu dipercaya memiliki mutu yang baik
sejenis yang diproduksi dan/atau diper- ternyata sudah mulai turun kualitasnya.
dagangkan, dipidana dengan pidana penjara Pelanggaran terhadap hak atas merekini juga
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda sangat merugikan konsumen karena konsu-
paling banyak Rp. 800.000.000,00 (delapan men akan memperoleh barang-barang atau
ratus juta rupiah)”. jasa yang biasanya mutunya lebih rendah
dibandingkan dengan merek asli yang sudah
2. Praktik Pemalsuan Merek terkenal tersebut, bahkan adakalanya produksi
Dalam hal ini persaingan tidak jujur palsu tersebut membahayakan kesehatan dan
tersebut dilakukan oleh pengusaha yang tidak jiwa konsumen.
beriktikad baik itu dengan cara memproduksi Dulu pelanggaran merek dilakukan dengan
barang-barang dengan mempergunakan merek memasang merek dan logo persis dengan
yang sudah dikenal secara luas di dalam yang asli, pemalsuan, mereknya sama secara

101
Fajar Nurcahya Dwi Putra

keseluruhan. Sekarang penggunaan merek melangsungkan atau memperluas hasil perda-


yang mirip dengan merek lain yang sudah ganganatau perusahaan milik sendiri atau
terdaftar serta penggunaan merek yang sama orang lain, melakukan perbuatan curang
dan atau mirip dengan merek lain sehingga untuk menyesatkan khalayak umum atau
menimbulkan kesalahan persepsi di benak seorang tertentu, diancam, jika perbuatan itu
masyarakat sudah mulai marak. Modus dapat menimbulkan kerugian bagi konkuren-
pelanggaran merek telah bergerak ke tingkat konkurennya atau konkuren-konkuren orang
yang lebih canggih. Pelanggaran merek ini lain karena persaingan curang, dengan pidana
disebut passing off (pemboncengan reputasi). penjara paling lama satu tahun empat bulan
Passing off secara kepustakaan hukum atau pidana denda paling banyak tiga belas
Indonesia belum begitu dikenal, dengan demi- ribu lima ratus rupiah”.
kian maka istilahnya pun masih seluruhnya Contoh tindakan pelanggaran merek yang
asing. Passing off memang merupakan istilah termasuk ke dalam passing off adalah
yang dikenal dalam sistem hukum Common sengketa antara PT AQUA GOLDEN
Law. MISSISSIPI Tbk selaku pemegang Hak Atas
“Dalam sistem hukum common law, Merek dari “AQUA” dengan HARRY IE
pemboncengan merek (passing off) ini KHONG selaku pemegang Hak Atas Merek
merupakan suatu tindakan persaingan dari “QUA-QUA”.9 Dalam salah satu isi
curang (unfair competition), dikarenakan gugatan yang diajukan PT AQUA GOLDEN
tindakan ini mengakibatkan pihak lain MISSISSIPI Tbk terhadap HARRY IE
selaku pemilik merek yang telah mendaf- KHONG, telah disebutkan bahwa AQUA
tarkan mereknya dengan itikad baik adalah merek yang sudah dikenal oleh
mengalami kerugian dengan adanya pihak masyarakat sejak tahun 1973 dan QUA-QUA
yang secara curang membonceng atau dinilai mempunyai itikad tidak baik karena
mendompleng merek miliknya untuk telah melakukan peniruan pada pokoknya
mendapatkan keuntungan finansial”.8 terhadap merek AQUA. Dalam putusan
Pengadilan Negeri Niaga Jakarta Pusat
Passing off tersebut dilandasi niat untuk
Nomor 30/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst.
mendapatkan jalan pintas agar produk atau
tersebut, beberapa isinya antara lain bahwa
bidang usahanya tidak perlu memerlukan
HARRY IE KHONG selaku tergugat harus
usaha membangun reputasi dan image dari
menghentikan produksi air mineral dengan
awal lagi, selain itu juga sangat berpotensi
merek QUA-QUA serta membayar ganti
untuk menipu konsumen dan menyebabkan
kerugian sebesar Rp. 20.000.000.000,- (dua
kebingungan public di masyarakat tentang
puluh milyar) kepada Penggugat.
asal-usul suatu produk. Adanya tindakan
Dari contoh kasus pelanggaran merek yang
passing off ini, ketentuan dasar yang di-
dialami oleh PT.AQUA GOLDEN
langgar yaitu Pasal3, Pasal 4, dan Pasal 5 UU
MISSISSIPI Tbk selaku pemegang hak atas
Merek. Selain ketentuan khusus mengenai
merek “AQUA” Dapat terlihat bagaimana
merek tersebut, terhadap tindakan passing off
lemahnya pengawasan Direktorat Jenderal
juga dapat dikenakan ketentuan pidana,
Hak Cipta. Paten dan Merek dalam
karena tindakan passing off ini sarat dengan
memutuskan apakah merek yang akan
unsur perbuatan curang. Hal ini sebagaimana
didaftarkan mempunyai unsur persamaan
yang terdapatpada Pasal 382 bis Bab XXV
pada pokoknya terhadap merek terkenal yang
KUHP tentang Perbuatan curang yang menya-
telah terdaftar sebelumnya atau tidak. Hal
takan: “Barangsiapa untuk mendapatkan,
tersebut terbukti dengan banyaknya merek
8
Nur Hidayati, Perlindungan Hukum Bagi Merek
9
yang Terdaftar, Ragam Jurnal Pengembangan Badan Pembinaan Hukum Nasional. Kementrian
Humanivora, Vol. 11 No. 3, Desember 2011. hal. Hukum dan HAM RI, www.bphn.go.id, diunduh
180. pada 2 Desember 2012 pukul 15.30 WIB.

102
Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Terhadap Perbuatan Pelanggaran Merek

yang mempunyai persamaan pada pokoknya Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia


dengan merek terkenal yang permohonan atau Agreement Establishing The WTO.
pendaftaran mereknya dikabulkan dan masuk Dalam konvensi tersebut dimuat persetujuan
di dalam Daftar Umum merek. mengenai aspek-aspek dagang dari Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) yang tertuang
2. Bentuk Perlindungan Hukum Bagi dalam TRIPs. Pasal 7 dari Undang-undang
Pemegang Hak Atas Merek tersebut menyebutkan bahwa perlindungan
Konsep perlindungan hukum terhadap hak dan penegakan hukum Hak Kekayaan
merek tersebut mengacu pada sifat hak merek Intelektual (HKI) bertujuan untuk mendorong
yang bersifat khusus (exclusive).Hak khusus timbul dan berkembangnya inovasi, penga-
tersebut bersifat monopoli artinya hak itu lihan, dan penyebaran untuk memanfaatkan
hanya dapat dilaksanakan oleh pemilik merek. ekonomi bangsa-bangsa di dunia.
Tanpa adanya izin dari pemilik merek, orang Dari keikutsertaan Indonesia dalam WTO
lain tidak boleh mempergunakan hak khusus. (World Trade Organitation) dan TRIPs, maka
Jika adapihak lain yang mempergunakan hak Negara Indonesia harus menyesuaikan dengan
khusus tadi dengan tanpa adanya izin dari ketentuan tersebut sebagai konsistensi terha-
pemilik hak merek, maka telah terjadi dap ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia,
pelanggaran yang dapat dikenai sanksi maka perubahan atas undang-undang yang
tertentu.10 sudah ada dan pembentukan UU No. 15
Konvensi Paris convention for the Protec- Tahun 2001 yang merevisi UU No. 14 Tahun
tion of Industrial Property adalah konvensi 1997.
pertama mengenai HAKI pada tahun 1883 di Terjadinya pelanggaran merek seperti yang
Paris, dimana perlindungan merek mulai telah dicontohkan di atas, maka perlindungan
diatur secara internasional. Konvensi ini hukum terhadap merek yang terdaftar,
merupakan konvensi internasional bidang khususnya terhadap merek-merek terkenal
HAKI yang sangat penting karena meletakkan sangat perlu dilakukan. Pada umumnya yang
dasar-dasar perlindungan HAKI dan membe- banyak dijadikan sasaran peniruan dan pemal-
rikan suatu pedoman bagi cakupan masalah suan adalah merek terkenal, yang diharapkan
HAKI bagi Negara-negara di dunia.11 Selain dapat meningkatkan omzet penjualan dari
itu terdapat juga WIPO (World Intellectual pelaku pelanggaran merek yang tidak
Property Organitation) yang berdiri sejak bertanggung jawab. Jika suatu merek sudah
tahun 1883 yang tugasnya adalah promosi dan memperoleh predikat terkenal, makabentuk
perlindungan HAKI di seluruh dunia. perlindungan hukum yang diperlukan agar
Indonesia secara resmi telah memasuki terhadap tersebut terhindar dari peniruan atau
globalisasi perdagangan dengan diberlakukan- pemalsuan oleh orang lain, adalah bentuk
nya Convention Establishing The World perlindungan hukum yang bersifat preventif
Trade Organization (Konvensi WTO) terma- dan represif yang dititik beratkan pada upaya
suk di dalamnya Agreement on Trade Related untuk mencegah agar merek terkenal tersebut
Aspects ofIntellectual Property Rights tidak dipakai orang lain secara salah. Upaya
(Persetujuan TRIPs). Hal itu ditindaklanjuti ini dapat berupa tindakan sebagai berikut.
dengan meratifikasi Undang-undang Nomor 7 1. Kepastian Pengaturan Tentang Merek
Tahun 1994 tentang Pengesahan Persetujuan Terkenal
Kepastian pengaturan tentang merek
10
terkenal disini berhubungan dengan materi
Agung Sudjatmiko, 2000, Perlindungan Hukum hukum, yaitu peraturan perundang
Hak Atas Merek, Yuridika, Vol. 15 No. 5
September-Agustus, 2000, hal. 349. undangan tentang merek itu sendiri
11 sebagaimana diatur dalam UU Merek.
Oka Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan
Intelektual, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Materi yang diatur harus jelas, tidak
1995, hal. 7 tumpang tindih serta tidak menimbulkan

103
Fajar Nurcahya Dwi Putra

multitafsir, terutama yang menyangkut terjadi kasus seperti itu, pemilik merek
kriteria merek terkenal dan sistem perlin- yangdilanggar dapat mengajukan upaya
dungan hukumnya. gugatan pembatalan merekpada Pengadilan
2. Pendaftaran terhadap Merek Niaga (Pasal 68 ayat 3). Gugatan tersebut
Untuk mendapatkan hak atas merek harus dapat diajukan dalam jangka waktu 5 tahun
melaluimekanisme pendaftaran. Pendaf- sejak tanggal pendaftaran merek (Pasal 69
taran merek tersebut sebagai sarana ayat 1). Sedangkan jika merek yang
perlindungan hukum bagi pemilik merek. bersangkutan bertentangan dengan morali-
Pendaftaran merek disini adalah meru- tas agama, kesusilaan, atau ketertiban
pakan inisiatif dari pemilik tersebut, yang umum, gugatan pembatalan tersebut dapat
sadar akan perlunya perlindungan hukum diajukan tanpa batas waktu (Pasal 69 ayat
atas merek yangdimilikinya. Sebagaimana 2). Jika gugatan tersebut dikabulkan, maka
diungkapkan di atas, hak atas merek baru merek yang bersangkutan akan dicoret dari
lahir jika telah didaftarkan oleh pemiliknya Daftar Umum Merek yang mengakibatkan
ke Kantor Merek. Dengandemikian sifat tidak ada perlindungan lagi.
pendaftaran hak atas merek merupakan Perlindungan hukum secara represif dititik
suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh beratkan kepada pemberian sanksi hukum,
pemiliknya. Mekanisme pendaftaran hak baik perdata maupun pidana kepada barang
atas merek tersebut sesuai dengan sistem siapa yang melakukan pelanggaran terhadap
konsitutif (first to file principle) yang hak merek bahwa pemilik merek terdaftar
dianut oleh UU Merek. mendapat perlindungan hukum atas pela-
3. Penolakan Pendaftaran Oleh Kantor Merek nggaran hak atas merek baik dalam wujud
Melalui Undang-undang Merek, mekanis- gugatan ganti rugi atau penghentian semua
me perlindungan hukum terhadap merek perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan
terkenal selain melalui inisiatif pemilik merek tersebut maupun berdasarkan tuntutan
merek tersebut untuk mendaftarkan merek- hukum pidana melalui aparat penegak hukum.
nya, dapat pula ditempuh melalui peno- Pemilik merek terdaftar juga memiliki hak
lakan oleh Kantor Merek terhadap per- untuk mengajukan permohonan pembatalan
mintaan pendaftaran merek yang sama pendaftaran merek terhadap merek yang ia
pada pokoknya atau keseluruhannya de- miliki yang didaftarkan orang lain secara
ngan merek terkenal. Jika ada pendaftaran tanpa hak.
merek yang dilakukan oleh orang lain Pasal 28 UU Merek menyebutkan ”Merek
dengan meniru merek terkenal yang sudah terdaftar mendapat perlindungan hukum
ada, maka akan ditolakoleh Kantor Merek untuk jangka waktu sepuluh (10) tahun sejak
(Pasal 6 ayat (1) b dan ayat (2) UU Merek. tanggal penerimaan dan jangka waktu
4. Pembatalan Merek Terdaftar perlindungan itu dapat diperpanjang”. Dalam
Untuk melindungi pemilik merek yang sah, Pasal tersebut berarti bahwa Undang-undang
maka dapat dilakukan dengan jalan pemba- Merek yang berlaku saat ini memberikan
talan merek terdaftar yang melanggar hak perlindungan terhadap merek yang terdaftar
merek orang lain. Akibat kesalahan dalam Daftar Umum Merek sebagaimana
pendaftaran yang dilakukan oleh petugas dimaksud dalam Pasal 28 UU Merek, yaitu
Kantor Merek, suatu merek yang seha- selama sepuluh (10) tahun lamanya. Jangka
rusnya tidak dapat didaftar tetapi akhirnya waktu perlindungan tersebut dapat diper-
didaftar dalam Daftar umum Merek yang panjang lagi dengan mengajukan permohonan
mengesahkan merek tersebut. Padahal perpanjangan perlindungan terhadap merek
merek tersebut jelas-jelas melanggar merek yang sama. Pemberian sanksi hukum meru-
orang lain, karena berbagai hal, antara lain
pakan bagian dari upaya pemberian perlin-
mirip atau sama dengan merek orang dungan hukum bagi pemilik merek yang sah.
lainyang terdaftar sebelumnya. Apabila

104
Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Terhadap Perbuatan Pelanggaran Merek

Apabila merek telah terdaftar, maka mendapatkan perlindungan hukum.12 Artinya


mendapat perlindungan hukum, baik secara apabila terjadi pelanggaran hak atas merek,
perdata maupun pidana. Terkait dengan pihak pemegang merek dapat mengajukan
perlindungan hukum secara pidana, yaitu gugatan terhadap pihak lainnya yangmela-
dengan pemberian hukuman kepada barang kukan pelanggaran hak atas merek. Gugatan
siapa yang telah melakukan kejahatan dan ini ditujukan untuk mendapatkan ganti rugi
pelanggaran merek sebagaimana diatur dalam dan penghentian semua perbuatan yang
Pasal 90, 91,dan 94 UU Merek. Pasal 90 UU berkaitan dengan penggunaan merek tersebut.
Merek pada dasarnya memberikan ancaman Gugatan diajukan di Pengadilan Niaga (Pasal
hukuman penjara paling lama limatahun 76 ayat 1 dan ayat 2 UU Merek).
dan/atau denda paling banyak satu milyar
rupiah kepada barang siapa yang dengan 3. Upaya Hukum Jika Terjadi Perbuatan
sengaja dan tanpa hak menggunakan merek Pelanggaran Merek
yang sama pada keseluruhannya dengan Adanya pelanggaran merek yang dilakukan
merek terdaftar milik pihak lain untuk barang oleh pihak-pihak yang beritikad tidak baik
dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau dan tidak bertanggung jawab terhadap merek
diperdagangkan. terkenal yang dilanggarnya, tentu akan
Sementara Pasal 91 memberikan ancaman menimbulkan kerugian yang dirasakan oleh
hukuman penjara maksimal empat tahun produsen atau pengusaha pemegang hak atas
dan/atau denda maksimal delapan ratusjuta merek yang terkenal. Sebagai pihak yang
rupiah bagi barang siapa yang dengan sengaja dirugikan, tentu pemegang hak atas merek
dan tanpa hak menggunakan merek yang terkenal akan menempuh jalur hukum untuk
sama pada pokoknya dengan merekterdaftar menyelesaikan kasus pelanggaran merek. Hal
milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tersebut bertujuan agar pelaku pelanggaran
sejenis yang diproduksi dan/atau diper- merek tidak akan lagi memakai merek yang
dagangkan. menyerupai pada pokoknya atau keseluruhan-
Sedangkan Pasal 94 memberikan ancaman nya dari merek terkenal atau bahkan meng-
hukuman pidana kurungan maksimal satu hentikan aktivitas produksinya. Perbuatan
tahun atau denda maksimal dua ratus pelanggaran merek selain diatur di dalam UU
jutarupiah bagi barang siapa yang memper- Merek, juga dapat dikenai sanksi yang dapat
dagangkan barang dan/atau jasa yang dike- ditinjau dari hukum pidana, perdata, maupun
tahui atau patut diketahui bahwa barang administrasi.13 Sanksi yang dapat dijatuhkan
dan/atau tersebut merupakan hasil pela- oleh pelaku pelanggaran merek selain dari
nggaran sebagaimana dimaksud Pasal 90 dan UU Merek adalah sebagai berikut.
91. Berdasarkan UU Merek, tindak pidana 1. Sanksi menurut hukum perdata
sebagaimana dimaksud di atas merupakan Pemakaian merek tanpa hak, dapat
delikaduan. Ini mengubah ketentuan yang digugat berdasarkan perbuatan melanggar
terdapat dalam Undang-undangNomor 19 hukum (Pasal 1365 KUH Perdata) yaitu
Tahun 1992 sebagaimana diubah dan disem- “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang
purnakan dengan Undang-undang Nomor 15 membawa kerugian kepada orang lain,
Tahun 1997. mewajibkan orang yang karena salahnya
Perlindungan hukum secara perdata juga
diberikan kepada pemegang merek yang sah. 12
Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin, 2005, Hak
Kalau hak merek telah dipegang, maka Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, PT. Raja
menurut sistem hukum merek Indonesia, Grafindo Persada, Jakarta, hal. 82.
pihak pemegang merek tersebut akan 13
Muhamad Djumhana dan Djubaedillah.1997, Hak
Milik Intelektual Sejarah, Teori dan Prakteknya di
Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 93.

105
Fajar Nurcahya Dwi Putra

menerbitkan kerugian itu, mengganti rupiah”.Pasal 393 ayat (2) KUH Pidana:
kerugian tersebut”. Sebagai pihak penggu- “Jika pada waktu melakukan kejahatan
gat harus membuktikan bahwa ia karena belum lewat limatahun sejak adanya
perbuatan melanggar hukum tergugat, pemidanaan yang menjadi tetap, karena
menderita kerugian. kejahatan semacam itu juga, dapat dija-
tuhkan pidana penjara paling lama
2. Sanksi menurut hukum pidana. sembilan bulan”. Dalam tindak pidana ini
Sanksi pidana terhadap tindakan yang tidak perlu bahwa merek, nama atau firma
melanggar hak seseorang dibidang merek yang dipasang persis serupa dengan merek,
selain diatur khusus dalam ketentuan nama atau nama firma orang lain tersebut.
sanksi peraturan perundang-undangan Dengan demikian meskipun ada perbe-
merek itu sendiri, juga terdapat dalam daannya kecil, tetap masih dapat di-
ketentuan KUHP. Persaingan tidak jujur hukum.14 Perbuatan tindak pidana yang
dengan sendirinya besifat melawan hukum, berkaitan dengan pelanggaran hak indikasi
karena hukum memberikan perlindungan geografis danhak indikasi asal, semuanya
terhadap pergaulan yang tertib dalam dunia dikualifikasikan sebagai kejahatan dengan
usaha. Persaingan tidak jujur tersebut ancaman pidana bersifat kumulatif. Selain
digolongkan suatu tindak pidana sesuai di dalam KUHP, terdapat juga ketentuan
dengan Pasal 382bis KUHP. Perbuatan sanksi pidana dalam UU Merek.
materiil diancam hukuman penjara 3. Sanksi Administrasi Negara.
setinggi-tingginya 1 tahun atau denda, Bila terjadi pelanggaran terhadap hak
setinggi-tingginya Rp 900,00 ialah mela- intelektual, negara bisa juga menggunakan
kukan perbuatan yang tipu muslihat untuk kekuasaannya untuk melindungi pemilik
mengelabuhi masyarakat atauseorang hak yang sah. Melalui kewenangan admi-
tertentu. Pengelabuhan ini dipakai oleh si nistrasi negara, yaitu di antaranya melalui
pembuat sebagai upaya untuk memelihara Pabean, Standar industri, kewenangan
atau menambah hasil perdagangan atau pengawasan badan penyiaran, kewenangan
perusahaannya si pembuat atauorang lain. pengawasan standar periklanan.15
Selain itu, ketentuan yang terdapat
dalam KUHP, yaitu ketentuan Pasal 393 KESIMPULAN
ayat (1) yang menyatakan: “Barangsiapa
yang memasukkan ke Indonesia tanpa Pelanggaran merek dapat disimpulkan
tujuan teranguntuk dikeluarkan lagi dari melalui cara peniruan merek dagang (memi-
Indonesia, menjual, menawarkan, menye- liki persamaan pada pokoknya dengan merek
rahkan, membagikan atau mempunyai lain) dan pemalsuan merek dagang (memiliki
persediaan untuk dijual atau dibagi- persamaan pada keseluruhannya dengan
bagikan, barang-barang yang diketahui merek lain). Perlindungan hukum bagi pemi-
atau sepatutnya harus diduga, bahwa pada lik merek yang sah diatur dalam UU Merek
barangnya itu sendiri atau pada yang dimaksudkan untuk memberikan hak
bungkusnya dipakaikan secara palsu nama, yang sifatnya eksklusif (khusus) bagi pemilik
firma atau mereka yang menjadi hak orang merek (exclusive right).Upaya hukum yang
lain atau untuk menyatakan asalnya dapat ditempuh oleh pemegang hak atas
barang, nama sebuah tempat tertentu merek yang dilanggar dapat dilakukan ber-
dengan ditambahkan nama firma yang
khayal, ataupun bahwa pada barangnya
sendiri atau pada sekalipun dengan sedikit 14
R. Soesilo, KUHP Serta Komentar-Komentarnya
perubahan, diancam dengan pidana penjara Lengkap PasalDemi Pasal,Cet. VII, Politeia, Bogor,
paling lama empat bulan dua minggu atau 1991, hal 271.
denda paling banyak enam ratus 15
Nur Hidayati, Op. cit, hal. 179.

106
Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Terhadap Perbuatan Pelanggaran Merek

dasarkan hukum perdata maupun hukum Ibrahim, Johny, Metode dan Penelitian
pidana. Hukum Normatif, Bayumedi, 2007,
Sistem pendaftaran merek di Indonesia Margono, Suhud dan Hadi, Longginus,
saat ini adalah sistem konstitutif, oleh karena Pembaharuan Perlindungan Hukum
itu bagi pelaku usaha disarankan agar dengan Merek, Novindo Pustaka Mandiri. Jakarta.
cepat mendaftarkan merek dagang dan/atau
2002.
merek jasa ke Direktorat Jenderal Hak Keka-
yaan Intelektual. Pihak pemegang merek Nurrachmad, M, Segala tentang HAKI
sebaiknya segera mengajukan gugatan ke Indonesia.Cet. I. Buku Biru.Bantul. 2011.
pengadilan jika terdapat indikasi pelanggaran Ramli, Ahmadi M, Cyber Law dan HAKI
merek yang dilakukan oleh pihak lain dalam Sistem Hukum Indonesia, PT.
sehingga kerugian yang dialami oleh pro- Refika Aditama, Bandung, 2004.
dusen maupun konsumen tidak semakin
besar. Riswandi, Budi Agus dan Syamsudin, M, Hak
Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum,
DAFTAR PUSTAKA PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
Saidin, Oka, Aspek Hukum Hak Kekayaan
A. Buku Intelektual, PT. Raja Grafindo Persada,
Direktorat Jenderal HKI, Buku Panduan Hak Jakarta, 1995.
Kekayaan Intelektual (Pertanyaan & Sedarmayanti & Hidayat, Syarifudin, Meto-
Jawabannya), Ditjen HKI Depkeh & dologi Penelitian, CV. Mandar Maju,
HAM, Jakarta, 2000, hlm. 42. Bandung, 2002.
Djumhana, Muhamad dan Djubaedillah, Hak Simorangkir, J.C.T, dkk., Kamus Hukum,
Milik Intelektual Sejarah, Teori dan Majapahit, Cirebon, 1972.
Prakteknya di Indonesia. PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung. 1997. Soekanto, Soerjono dan Mamudji Sri, Pene-
litian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan
Gautama, Sudargo dan Winata, Rizawanto, Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001.
Hukum Merek Indonesia, PT,Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1993. Soemitro, Ronny Hanitjo, Metode Penelitian
Hukum dan Jurimetri, Cet IV, Ghalia
Gautama, Sudargo dan Winata, Rizawanto, Indonesia, Jakarta, 1990.
Pembaharuan Hukum Merek Indonesia.
Cet. I. Citra Aditya Bakti. Bandung. 1997. Soesilo, R, KUHP Serta Komentar-Komen-
tarnya Lengkap PasalDemi Pasal, Cet.
Gautama, Sudargo, Hukum Merek Indonesia, VII, Politeia, Bogor, 1991.
PT. Alumni, Bandung, 1977.
Tim Lindsey (eds.), Hak Kekayaan Intelektual
Hamzah, Andi, Kamus Hukum, Ghalia – Suatu Pengantar, PT Alumni, Bandung,
Indonesia, Jakarta, Cet. Ke 1, 1986, hal. 2002.
252.
Usman, Rachmadi, Hukum Hak atas Keka-
Harahap, Yahya, Tinjauan Merek Secara yaan Intelektual – Perlindungan dan
Umum dan Hukum Merek di Indonesia, PT Dimensi Hukumnya di Indonesia, PT
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996. Alumni, Bandung, 2003.
Harahap, M. Yahya, Tinjauan Merek Secara Wahyuni, Erna, dkk., Kebijakan dan Manaje-
Umum dan Hukum Merek Di Indonesia men Hukum Merek, Penerbit YPAPI,
Berdasarkan Undang-Undang Merek Yogyakarta, 2004.
Nomor 19 tahun 1992, Bandung, Citra
Adityabakti, 1996.

107
Fajar Nurcahya Dwi Putra

Wahyuni, Kebijakan dan Manajemen Hukum www.asma1981.blogspot.com, Perbedaan


Merek, Yayasan Pembaharuan Adminis- Sistem Deklaratif dan Konstitutif dalam
trasi Publik Indonesia, Yogyakarta, 2001. Pendaftaran Merek di Indonesia. Diunduh
pada 5 Agustus 2012 pukul 10.15 WIB.
B. Artikel dan Jurnal
www.hukumonline.com, Hoka-hoka Bento
Badan Pembinaan Hukum Nasional. Gugat Merek Dagang Otobento. 5
Kementrian Hukum dan HAM RI, November 2008, diunduh pada 3 Juni 2012
www.bphn.go.id, diunduh pada 2 pukul 19.10 WIB.
Desember 2012 pukul 15.30 WIB.
www.hukumonline.com, Krakatau Steel
Hidayati, Nur, Perlindungan Hukum Bagi Menangkan Gugatan Pembatalan Merek.
Merek yang Terdaftar, Ragam Jurnal 12 Februari 2009, diunduh pada 3 Juni
Pengembangan Humanivora, Vol. 11 No. 2012 pukul 19.20 WIB.
3, Desember 2011. hal. 180.
www.mahahukum.blogspot.com, Pengertian
Sudjatmiko, Agung, 2000, Perlindungan dan Kriteria Merek. 5 Februari
Hukum Hak Atas Merek, Yuridika, Vol. 15 2010.Diunduh pada 3 Juli 2012 pukul
No. 5 September-Agustus, 2000. 18.37 WIB.
Sudjatmiko, Agung, Aspek Yuridis Lisensi
Merek dan Persaingan Usaha. Jurnal
Hukum Pro Justitia. 2008. Vol. 26 No.2.

108

Anda mungkin juga menyukai