Anda di halaman 1dari 19

Audit Hak Kekayaan Intelektual Sebagai Bagian Pengelolaan

Risiko Kerugian Bisnis Bagi Perusahaan

Kusnadi1 Budi Santoso2

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui audit hak kekayaan intelektual


sebagai bagian pengelolaan resiko kerugian bisnis bagi perusahaan. Aset Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) saat ini masih dipandang sebelah mata oleh sebagian
besar perusahaan di Indonesia. Apabila mengingat terhadap nilai ekonomi yang
dihasilkan dari aset tersebut jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan aset
berwujud lainnya (tangible assets). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode pendekatan yuridis normatif, sehingga sumber data yang digunakan
merupakan data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaa. Data hasil
penelitian dianalisis secara normatif kualitatif. Hasil Penelitian ditemukan bahwa
konsep Audit HKI berbasis risiko dapat digunakan oleh perusahaan dengan cara
mengetahui terlebih dahulu peran dan posisinya dalam perusahaan, kemudian
waktu yang tepat dan ruang lingkup identifikasi pelaksanaan audit Audit HKI
berbasis risiko serta tahapan-tahapan dalam pelaksanaan audit HKI berbasis risiko
kerugian bisnis. Fenomena risiko muncul dari pemeliharaan dan penjagaan aset
hak kekayaan intelektual yang tidak dikaji secara spesifik dan terukur.

Kata Kunci: Hak Kekayaan Intelektual, Audit HKI, Aset Perusahaan, Risiko
Bisnis

1
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum UNDIP
2
Dosen Program Studi Magister Ilmu Hukum UNDIP
A. Latar Belakang. Treaty” (Perjanjian Hak Cipta
WIPO) melalui Keputusan Presiden
Pemerintah Indonesia melalui
No. 19 Tahun 1997.
UU No. 7 Tahun 1994 meratifikasi
Konsekuensi dari ratifikasi
“Agreement Establishing the World
tersebut, pemerintah Indonesia
Trade Organization” (Persetujuan
berkewajiban memberikan
Pembentukan Organisasi
perlindungan terhadap Hak atas
Perdagangan Dunia dan sebagai
Kekayaan Intelektual tersebut. pada
lampirannya adalah Trade Related
mulanya yang termasuk HKI
Aspects of Intellectual Property
hanyalah Hak Paten, Hak Merek dan
Rights) dan juga dengan UU No. 5
Hak Cipta namun perkembangan
Tahun 1994 telah diratifikasi United
akhir-akhir ini termasuk juga
Nations Convention on Biological
Varietas Tanaman, Rahasia Dagang,
Diversity (Konvensi Perserikatan
Desain Industri dan Desain Tata
Bangsa-Bangsa tentang
Letak Sirkuit Terpadu.3 Dimana
Keanekaragaman Hayati). Dengan
terdapat nilai ekonomi yang besar
Keputusan Presiden No. 15 tahun
pada setiap HKI tersebut bila
1997 tentang Ratifikasi Paris
dimanfaatkan dengan baik dan benar.
Convention for the Protection of
Kepemilikan nilai ekonomi yang
Industry Property (Konvensi Paris).
ditambah dengan manfaat ekonomi
Persetujuan TRIPs juga
yang dapat dinikmati menumbuhkan
mengacu pada “Treaty on
konsepsi kekayaan (property)
Intellectual Property in Respect of
terhadap karya-karya intelektual.
Integrated Circuits” (Washington
Bagi dunia usaha, karya-karya itu
Treaty). Selain itu pemerintah
dikatakan sebagai bentuk aset tidak
Indonesia juga meratifikasi “Berne
berwujud (intangible assets)
Convention for the Protection of
perusahaan.4
Artistic and Literary Works”
(Konvensi Berne tentang
3
Perlindungan Karya Seni dan Sastra) Nyoman Serikat Putra Jaya, Hukum dan
Hukum Pidana diBidang Ekonomi,
melalui Keputusan Presiden No. 18 (Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 2012), hlm. 37
4
tahun 1997 dan “World Intellectual http://duniakuro.wordpress.com/?s=Sejarah
+HAKI+%28dedikasi+peringatan+hari+H
Property Organization Copyrights AKI+sedunia+26+April+2011%29,
diakses Rabu, 11 September 2013
Pengakuan dan Auditing: A Raod to Riches,
perlindungan hukum hak kekayaan Hournal of Research and
intelektual sebagai aset organisasi Pratice in Information
perusahaan dapat berkontribusi pada Technology, Vol. 35,No.3,
peningkatan meraih keuntungan yang August 2003
sebesar-besarnya tanpa harus
dilakukannya penyimpangan hukum, Aset Kekayaan Intelektual
atau dengan adanya pengakuan dan sering menjadi salah satu aset yang
perlindungan hukum tersebut dapat paling berharga yang dimiliki oleh
pula menjadikan aset perusahaan sebuah perusahaan. Sebagai contoh
tersebut berada dalam posisi aman baru-baru ini perusahaan Apple telah
dan jauh dari risiko bisnis yang memenangkan sengketa pelanggaran
berujung pada risiko kerugian. HKI di Peradilan terhadap
Bagan 1 perusahaan Samsung dengan lebih
Jenis-Jenis Aset Tidak Berwujud
(Intangible Assets)

Aset Tidak Berwujud

Hak Kekayaan Intelektual Intellectual Capital Nama Baik (Goodwill)

 Paten  Sumber daya Manusia  Keuntungan jangka panjang


 Merek/Merek Dagang  Pengetahuan Bisnis dari aset yang tidak
 Hak Cipta  Inovasi Bisnis diidentifikasi (aset-aset
 Rahasia Dagang  Hubungan Bisnis (Kontrak, yang tidak mampu
 Desain Industri Perizinan, Perjanjian diidentifikasi secara
 Desain Tata Letak Sirkuit Lisensi, waralaba, tersendiri dan diakui
Terpadu keagenan, perjanjian bebas secara khusus)
 Perlindungan Varietas persaingan)
Tanaman

dari $ 1 milyar atas pelanggaran yang


Sumber: dikutip dari Sharyn Ch’ang
disengaja pada desain Apple dan
& Marina Yastreboff,
penggunaan patennya. Selain itu
Intellectual Property
perusahaan Coca Cola yang bertujuan mendeteksi risiko kerugian
mempunyai rahasia dagang yang yang lebih besar dikemudian hari.
berharga dan terkenal serta dijaga Berkaitan dengan ketertiban
ketat untuk kepentingan bisnis administrasi dan pembukuan bagi
perusahaannya. Coca Cola telah perusahaan telah diatur memiliki
menolak untuk mengungkapkan catatan kekayaannya, baik berupa
rahasia dagangnya yang lebih dari aset berwujud maupun aset tidak
puluhan tahun walaupun atas dua berwujud, dimana hal tersebut saat
kali perintah pengadilan. ini telah diatur secara khusus dalam
Begitu pula Merek dagang pasal 6 KUHD, yaitu:
Google diperkirakan bernilai 27 % “Setiap orang yang
dari total nilai perusahaan sekitar $ menyelenggarakan suatu
44 miliar. Nama domain juga bisa perusahaan, iapun tentang
bernilai beberapa juta dolar seperti keadaan kekayaannya dan
‘toys.com’ dilelang di $ 5,1 juta dan tentang segala sesuatu
‘sex.com’ dijual seharga $ 11 juta. berkenaan dengan
Meskipun fenomena ini adalah perusahaan itu diwajibkan,
keadaan ekstrem terhadap sebuah sesuai dengan kebutuhan
bisnis, namun saat ini memang perusahaan, membuat
banyak bisnis menghasilkan catatan dengan cara
keuntungan yang signifikan dari demikian, sehingga sewaktu-
kepemilikan kekayaan intelektual waktu dari catatan itu dapat
mereka .5 diketahui segala hak dan
Perusahaan sebagai institusi kewajibannya.”
bisnis seharusnya jeli dan waspada
Pembukuan atau pencatatan
terhadap pengelolaan inventarisasi
aset perusahaan saat ini telah diatur
aset yang dicatatkan dan dituliskan
secara khusus didalam UU No. 8
dalam pembukuan perusahaan yang
tahun 1997 tentang Dokumen
Perusahaan. Sebagaimana disebutkan
5 dalam pasal 8 ayat (1) jo. Pasal 5 UU
Stacey & Halpern, etc, Protecting your
Company’s Intellectual Property Through No. 8 tahun 1997, yaitu: “Setiap
an IP Audit: a Guide for Small to Mid-Sized
Businessess,(USA: Execsense, Inc. 2012) perusahaan wajib membuat catatan
pages.iii
sebagaimana dimaksud dalam pasal Hak Kekayaan Intelektual di
5 sesuai dengan kebutuhan Indonesia. Sebanyak 192 kasus
perusahaan.” Pasal 5 menjelaskan: pelanggaran terjadi dalam periode
“Catatan terdiri dari neraca Juli-Desember 2008.7 112 kasus
tahunan, perhitungan laba rugi ditangani polisi dan 80 kasus
tahunan, rekening, jurnal transaksi ditangani kejaksaan.
harian, atau setiap tulisan yang Begitu pula dengan kasus
berisi keterangan mengenai hak dan pelanggaran HKI yang ditangani oleh
kewajiban serta hal-hal lain yang Direktorat Penyidikan Direktorat
berkaitan dengan kegiatan usaha Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
suatu perusahaan”. Kementerian Hukum dan HAM
Pembukuan ini merupakan menangani 33 kasus dengan
pencatatan-pencatatan mengenai klasifikasi pelanggaran hak Cipta 2
“keadaan kekayaannya”, pencatatan- kasus, Merek 26 kasus dan Desain
pencatatan mana harus diwujudkan Industri 5 kasus. Sedangkan melalui
sedemikian rupa, sehingga dari Tim Nasional Penanggulangan
pencatatan itu setiap waktu dapat Pelanggaran Hak Kekayaan
diketahui hak-hak dan kewajiban- Intelektual (Timnas PPHKI)
kewajibannya, sudah barang tentu menangani 121 perkara HKI pada
terhadap pihak-pihak ketiga dengan tahun 20118. Sementara pada tahun
mana pengusaha selalu berhubungan 2012 Ditjen HKI menangani per
hukum (mengadakan pelbagai bulan Mei sebanyak 44 kasus9.
perjanjian-perjanjian dan Belum lagi jumlah sengketa perdata
sebagainya).6 HKI di Pengadilan Niaga dan
Pengelolaan aset kekayaan Pengadilan Negeri.
intelektual belum terkelola secara
maksimal oleh sebagian besar 7
http://life.viva.co.id/news/read/53933-
perusahaan di Indonesia. Hal ini indonesia_masuk_daftar_hitam_as,
diakses pada 11 September 2013.
8
terbukti dari masih maraknya kasus Annual Report Laporan Tahuan 2011
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
pelanggaran dan sengketa dibidang Intelektual Kementerian Hukum dan HAM
RI, (Jakarta; Ditjen HKI, 2011) hlm. 51
9

http://jogja.okezone.com/read/2012/07/10/6
6
R. Soekardono, Hukum Dagang Indonesia: 61440/pemerintah-tangani-44-kasus-
Jilid I, cet. ke-9, (Jakarta: Dian Rakyat, pelanggaran-hki, diakses pada 10
1993), hlm. 31. September 2013
Pelanggaran terhadap HKI dari manajemen risiko bisnis
tersebut dapat dikelola tingkat risiko organisasi perusahaan. Kegiatan
hukumnya dengan mekanisme audit identifikasi dan pengelolaan terhadap
Hak Kekayaan Intelektual (HKI). risiko-risiko tersebut penting karena
Audit HKI merupakan suatu pada dasarnya setiap hari organisasi
prosedur mengkaji ulang (review) perusahaan akan menghadapi
terhadap kebijakan-kebijakan berbagai macam risiko atas berbagai
pengelolaan Hak Kekayaan kegiatan bisnis yang dilakukan
Intelektual serta prosedur yang maupun akibat dari keputusan
digunakan oleh organisasi manajemen yang ambil.
(perusahaan) untuk mengidentifikasi, Risiko merupakan
memperoleh dan melindungi Hak ketidakpastian terhadap probabilitas
Kekayaan Intelektual-nya dan terjadinya suatu peristiwa serta
melindungi organisasi tersebut dari dampak dari peristiwa tersebut
HKI orang lain.10 apabila benar-benar terjadi yang
Penggunaan Audit HKI yang dapat memiliki pengaruh material
dirumuskan dalam penelitian ini terhadap pencapaian tujuan
adalah sebagai sebuah proses untuk organisasi perusahaan.12
mengantisipasi perusahaan dari Maka permasalahan dalam
risiko negatif akibat dari penelitan ini dapat dikaji dengan
ketidaktahuan kewajiban yang harus batasan-batasan yang lebih jelas
dipenuhi perusahaan berkaitan demi mengihindari kerancuaan atau
dengan HKI pihak lain. Dengan kata keluasan pembahasan. Sehingga
lain, tujuan lain dari audit HKI ini berdasarkan latar belakang di atas
adalah untuk memberikan semua perlu dikaji beberapa hal, antara lain:
11
kenyamanan dalam berusaha. pertama, bagaimanakah peran dan
Kegiatan audit berupa kedudukan audit Hak Kekayaan
pengelolaan dan inventarisasi Hak Intelektual (HKI) yang digunakan
Kekayaan Intelektual adalah bagian sebagai sarana untuk mengantisipasi
dan/atau meminimalisir risiko
10
William W Cochran, Intellectual Property
Audits, Makalah tanpa tahun.
11 12
Budi Santoso, Hukum Hak Cipta, Catatan Ardeno Kurniawan, Audit Internal Nilai
Perkuliahan pada Magister Ilmu Hukum Tambah Bagi Organisasi, (Yogyakarta:
UniversitasDiponegoro Semarang, 2013 BPFE- UGM, 2012) hlm. 65
kerugian di perusahaan saat ini. atau proses yang berguna untuk
Kedua, Bagaimanakah implementasi manusia. Menurut sarjana hukum
atau langkah-langkah yang kekayaan intelektual lain
diperlukan dalam audit Hak mendefinisikan hak kekayaan
Kekayaan Intelektual yang dapat intelektual secara harfiah, Hak
untuk mengantisipasi dan/atau merupakan lembaga/pranata sosial
meminimalisir risiko bisnis bagi dan hukum. Hak selalu berkaitan
Perusahaan. dengan dua aspek, yaitu aspek
kepemilikian (owner) dan sesuatu
1. Metode Penelitian yang dimiliki (something owned).
Metode pendekatan yang digunakan Terminologi hukum menggabungnya
oleh peneliti dalam penelitian ini dan menyatukannya ke dalam istilah
adalah pendekatan yuridis normatif, hak (right).14
dengan meniti beratkan pada studi L. J. Van Aveldroon
kepustakaan. Studi kepustkaan menyatakan, hak adalah hukum yang
dilakukan untuk untuk mencari dihubungkan dengan seseorang
bahan hukum primer, sekunder dan manusia atau subjek hukum tertentu
tersier. Keseluruhan data dianalisis dan menjelma menjadi suatu
secara kualitatif deskriptif. Kualitatif kekuasaan dan suatu hak timbul
deskriptif maksudnya adalah bahwa apabila hukum mulai bergerak.15
penulis dalam menganalisis Kekayaan (property)
berkeinginan untuk memberikan merupakan padanan kata
gambaran atau pemaparan atas kepemilikan (ownership). Maka
subjek dan objek penelitian kekayaan dapat diartikan
sebagaimana hasil penelitian yang kepemilikan atas suatu benda sebagai
13
dilakukannya . konsekuensi dari diberikannya hak
kepada seseorang oleh hukum.
2. Tinjauan Teori
sementara kata intelektual
Hak kekayaan intelektual
(intellectual) bermakna kecerdasan,
adalah hak yang timbul dari
14
kemampuan berpikir atau olah pikir Ontoeng Soerapati, Hukum Kekayaan
Intelektual dan Alih Teknologi, (Salatiga:
yang menghasilkan suatu produk Fakultas Hukum UKSW, 1999), hlm. 9.
15
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan
Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai
13
Ibid., hlm. 183 Pustaka, 1989), hlm. 119.
daya pikir dan kemampuan otak yang Menurut TRIPs (Trade
dimiliki oleh seseorang. Maka HKI Related Aspects of Intellectual
dapat diartikan sebagai kekuasaan Property Rights), dalam pasal 1 ayat
yang diberikan oleh hukum kepada (2) menyebutkan HKI adalah semua
subjek hukum (manusia/badan kategori kekayaan intelektual
hukum) terhadap suatu benda yang sebagaimana dimaksud dalam bagian
merupakan hasil dari kecerdasan 1 sampai dengan 7 Bab II Agreement
16
intelektual manusia. TRIPs yang mencakup: a) Hak Cipta
Kekayaan atau aset berupa dan Hak-Hak terkait lainnya
karya-karya yang dihasilkan dari (Copyrights and Related Rights), b)
pemikiran atau kecerdasan manusia Merek Dagang (Trade Marks), c)
mempunyai nilai atau manfaat Indikasi Geografis (Geographical
ekonomi bagi kehidupan manusia Indications), d) Desain Produk
sehingga dapat dianggap juga Industri (Industrial Designs), e)
sebagai aset komersial. Karya-karya Paten (Patent), f) Desain Topografi
yang dilahirkan atau dihasilkan atas (Lay Out) dari Rangkaian Elektronik
kemampuan intelektual manusia Terpadu (Lay Out Designs
sudah sewajarnya diamankan dengan (Topographies) of Integrated
menumbuh-kembangkan sistem Circuits), g) Perlindungan terhadap
perlindungan hukum atas kekayaan informasi yang dirahasiakan
tersebut yang dikenal sebagai sistem (Protection of Undisclosed
Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Information), h) Control of Anti
Gambar Competitive Practices in Contractual
Pengertian KI & HKI Licences.

Karya Intelektual
Intelektual Perlindungan hukum
(invensi, kreasi,
Manusia
ciptaan, desain)

Hak Kekayaan
Intelektual

16
Candra Irawan, Politik Hukum Hak
Kekayaan Intelektual di Indonesia,
(Bandung: Mandar Maju, 2011), hlm. 87
Disamping itu, sistem HKI makhluk rasional (berakal). Hukum
menunjang diadakannya sistem alam adalah bagian dari hukum
dokumentasi yang baik atas segala Tuhan. Manusia sebagai makhluk
bentuk kreativitas manusia sehingga berakal menerapkan bagian dari
kemungkinan dihasilkannya hukum Tuhan terhadap
teknologi atau hasil karya lainnya kehidupannya sehingga ia dapat
yang sama dapat dihindarkan atau membedakan yang baik dan yang
dicegah. Dengan dukungan buruk.18
dokumentasi yang baik tersebut, Hubungannya dengan HKI,
diharapkan masyarakat dapat teori hukum alam dapat digunakan
memanfaatkannya dengan maksimal sebagai falsafah bahwa dengan akal
untuk keperluan hidupnya atau yang diberikan Tuhan, manusia dapat
mengembangkannya lebih lanjut memecahkan semua permasalahan
untuk memberikan nilai tambah yang yang dihadapi dalam kehidupannya.
lebih tinggi lagi.17 Manusia dapat menciptakan karya-
Pengakuan terhadap karya intelektual mulai dari benda-
perlindungan HKI secara filosofis benda yang paling sederhana sampai
terkait erat dengan pemikiran dengan invensi-invensi yang
mazhab atau doktrin hukum alam memerlukan pemecahan teknologi
yang menekankan pada faktor sesuai dengan kebutuhan.
manusia dalam menggunakan John Lock dalam karyanya
akalnya untuk memecahkan masalah- yang terkenal Two Treaties of
masalah yang dihadapi dalam semua Government, pada intinya
aspek kehidupannya. mengemukakan bahwa manusia
Thomas Aquinas, seorang sejak dilahirkan telah mempunyai
filsuf dari abad pertengahan (1226- hak mewarisi dunia yang diberikan
1274) menyatakan bahwa hukum oleh Tuhan. Ia mengatakan bahwa:
alam merupakan bagian dari hakikat “every man has a “property” in his
kehidupan dan melalui hukum alam own “person”. The labour of his
manusia berpartisipasi sebagai
17
Krisnani Setyowati, Efridani Lubis dkk.,
18
Hak kekayaan Intelektual dan Tantangan Justin Hughes, The Philosophy of
Implementasinya di Perguruan Tinggi, Intellectual Property, (Washington: George-
(Bogor: Kantor HKI-IPB, 2005), hlm. 2 town Law Journal, 1988), pages 77.
body, and the work of his hand, we memberikan sesuatu kepada
19
may say, are properly his. pencipta, pendesain atau
Teori ini kemudian dikenal inventornya. Ada semacam
dengan apa yang disebut sebagai pertukaran yang dilakukan atau
Labour Theory yang menurut Justin hubungan timbal balik yang saling
Hughes, walaupun tidak lengkap menguntungkan. Pencipta, pendesain
(incomplete), sangat kuat dalam atau inventor akan merasa dihargai
memberikan landasan bagi hasil karya dan jerih payahnya,
perlindungan terhadap HKI.20 sehingga termotivasi untuk semakin
Titik tekan pada teori karya giat menghasilkan karya-karya baru
(labour theory) terletak pada aspek yang bermanfaat lainnya.22
proses menghasilkan sesuatu dan
sesuatu yang dihasilkan. Semua B. HASIL PENELITIAN DAN
orang memiliki otak, namun tidak PEMBAHASAN
semua orang mampu 1. Audit HKI Sebagai Sarana
mendayagunakan fungsi otaknya Antisipasi dan/atau
(intelektual) untuk menghasilkan Minimalisasi Risiko Kerugian
sesuatu. Menurut teori motivasi yang Bisnis
dikemukan oleh David Mc Clelland, Pemahaman terhadap audit
bahwa seseorang menghasilkan HKI karena persaingan bisnis yang
sesuatu karena memang memiliki semakin kompetitif dan didorong
motivasi untuk berprestasi.21 oleh inovasi yang cepat, kesadaran
Kaitannya dengan HKI perusahaan mulai muncul dengan
adalah perlunya kepada pencipta, memposisikan audit kekayaan
pendesain atau inventor diberikan intelektual lebih dekat ke dalam
balas jasa atas karya yang telah bagian dari struktur perusahaan.
dihasilkannya. Orang dapat Secara garis besar ada tiga
mengambil manfaat dari karya HKI alternatif posisi atau kedudukan dari
tersebut, namun juga harus Internal Auditing (pihak yang
melakukan auditing disebut Auditor)
19
Justin Hughes, Op. Cit, pages. 24
20 dalam struktur organisasi
Ansori Sinungan, Op. Cit, hlm. 3
21
Adam I. Indrawijaya, Perilaku Organisasi,
cetakan VI, (Jakarta: Sinar Baru
22
Algensindo, 2000), hlm. 6 Candra Irawan, Op. Cit., hlm. 50
perusahaan23 yaitu: organisasi keamanan dan keberlangsungan
perusahaan. Yaitu: 1) Internal kegiatan usaha, memberikan
Auditing berada di bawah Dewan kepastian hukum, serta melindungi
Komisaris 2) Internal Auditing perusahaan dari gangguan pihak lain.
berada di bawah Direktur Utama 3) Salah satu metodologi untuk
Internal Auditing berada di bawah melakukan perlindungan aset
Kepala Bagian Keuangan dan Divisi tersebut dilakukan melalui proses
Hukum. audit HKI. Secara umum, audit HKI
Audit HKI dapat juga sebagai inspeksi kekayaan intelektual
dilakukan oleh para staf atau personil yang dimiliki, digunakan, atau
internal perusahaan yang bukan diperoleh dalam bisnis perusahaan
advokat/konsultan HKI apabila serta review terhadap pengelolaan,
mereka memiliki pengetahuan yang pemeliharaan, pemanfaatan, dan
mumpuni tentang HKI untuk penegakan hukum HKI.
melakukan proses auditing yang Menurut Leslie J. Lott24
diperlukan dalam kegiatan audit Pertimbangan waktu yang tepat bagi
kekayaan intelektual perusahaan. perusahaan melakukan audit
Biasanya personil internal kekayaan intelektual sebagai bagian
perusahaan itu dapat berasal dari dari evaluasi kegiatan bisnisnya
divisi keuangan atau divisi adalah: a) Manajemen Baru
pemasaran atau divisi penelitian dan Kekayaan Intelektual, b) Merger,
pengembangan teknologi dan divisi Akuisisi, Joint Venture, c)
desain graphis atau engineering. Hal Pengalihan atau Kepentingan
ini dikarenakan kompleksitasnya Penugasan Kekayaan Intelektual, d)
material-material dari kekayaan Program Perjanjian Lisensi
intelektual yang tidak cuma sebatas (Perizinan), e) Perubahan Signifikan
bentuk produk dari perwujudan HKI dalam Peraturan Perundang-
semata. undangan, f) Transaksi Keuangan
Tujuan perlindungan aset 24
Leslie J Lott, Taking Stock of an
perusahaan adalah untuk menjaga Intellectual Property Inventory: How to
Conduct an Intellectual Property Audit,
sumber:
http://www.patenfla.com/article/ipaidut.htm.
23
Manahan Nasution, Sekilas tentang 1998, Lott&Friedland, P.A., Miami, FL,
Internal Auditor, makalah,( Sumatra: FE tanpa halaman, diakses pada 14
USU, 2003), hlm. 4 November 2013
yang Melibatkan Kekayaan 2. Mekanisme Pelaksanaan Audit
Intelektual, g) Launching produk HKI yang Bertujuan Untuk
atau jasa baru dalam bisnis. Mencegah Terjadinya Risiko
Setiap audit kekayaan Kerugian Bisnis
intelektual memfokus dirinya pada Ruang lingkup audit
empat kajian utama25. Pertama, kekayaan intelektual akan tergantung
advokat / konsultan HKI atau pada alasan mengapa perusahaan
personil intern perusahaan dalam menginginkan untuk melakukan
melakukan auditing HKI perlu audit. Apabila audit kekayaan
mengidentifikasi terlebih dahulu intelektual dilakukan sebagai bagian
semua aset kekayaan intelektual yang dari perumusan atau review terhadap
dimiliki oleh perusahaan. keseluruhan strategi bisnis dalam
Kedua, advokat / konsultan pengelolaan aset, maka masing-
HKI atau personil intern perusahaan masing modul di dibawah ini
mengidentifikasi setiap masalah yang direkomendasikan. Singkatnya, tiga
ada sehubungan dengan kepemilikan tahap audit kekayaan Intelektual
hak kekayaan intelektual atau setiap sebagai berikut berikut:
kekeliruan dalam pemberlakuan
kekayaan intelektual perusahaan.
Sedangkan yang keempat,
advokat/konsultan HKI atau personil
intern perusahaan mesti
mengidentifikasi aset kekayaan
intelektual yang tidak dilindungi
hukum HKI.

25
Nancy Baum Delain, The Intellectual
Porperty Audit, Les Nouvelles, Vol. 38 No.
4,193-200, Dec. 2003, tanpa halaman.
Tabel
Audit Hak Kekayaan Intelektual

AUDIT HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

TAHAPAN TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3

Ruang Lingkup & Riset dan pengumpulan Analisis dan


diagnosa secara terperinci pelaporan
pengelompokan HKI

MODUL Ruang Lingkup Audit Riset analisis

Diagnosa pemeriksaan Penilaian (optional)


pengelompokan Aset
PersiapanHKI
Identifikasi Verifikasi/ pencarian Pelaporan
pembuktian

PENYERAHAN Cakupan proyek Pemeriksaan dan Pelaporan akhir dan


pengelompokan memverifikasi Data Aset portfolio kekayaan
kategori aset HKI Kekayaan Intelektual intelektual

Sumber: Sharyn Ch’ang & Marina Step 1: Menginventarisasi Hak


Yastreboff, Intellectual Property Kekayaan Intelektual perusahaan
Auditing: A Road to Riches, Journal Tim auditor kekayaan
of Research and Practice in intelektual biasanya dimulai
Information Technology, Vol. 35 No. pekerjaannya dengan membuat daftar
3, Agustus 2003, hlm. 174 rinci tentang modifikasi untuk jenis
Pelaksanaan audit HKI dan ukuran bisnis perusahaan,
berbasis risiko secara lebih hukum HKI yang relevan dari setiap
menyeluruh dilaksanakan dengan negara yang relevan, tujuan-tujuan
melalui beberapa tahap, sebagaimana
digambarkan dibawah ini.
yang diinginkan, dan hasil-hasil yang intelektual yang berkaitan dengan
26
diinginkan dari pekerjaan audit . aktifitas perusahaan yang berdampak
Sebagaimana keumuman pada lebih dari satu produk atau
struktur perusahaan terdapat proyek. d) Lain : setiap aset yang
beberapa divisi, sehingga setiap tidak sesuai dengan semua kategori
divisi akan melakukan dan diatas.
menghasilkan material-material Step 3 :Mengaudit kontrak /
bisnis yang berkaitan dengan hak perjanjian yang berbeda
kekayaan intelektual. Sehingga bisa Bagian penting dari audit
diinventarisasi hak kekayaan HKI adalah mengidentifikasi dan
intelektual berdasarkan: a) Divisi menilai kecukupan ketentuan yang
Sales dan Marketing, b) Divisi relevan dalam semua perjanjian yang
Personalia (Human Resources menyangkut perlindungan HKI.
Department), c) Divisi Legal Bentuk-bentuk kontrak/perjanjian
(Kontrak dan Administratif), d) tersebut sebagai berikut27: a)
Divisi Graphis, produksi dan Perjanjian Lisensi, b) Perjanjian
pelayanan informasi, e) Divisi kerja atau perjanjian tugas dalam
Research, Engineering and kedinasan, c) Perjanjian Joint
Development (Penelitian dan Venture dan Perjanjian Kolaborasi,
Pengembangan), f) Semua d) Perjanjian pemberian dana
Departemen atau Divisi Perusahaan bantuan Penelitian dan
Step 2: Mengkategorisasikan HKI Pengembangan, e) Perjanjian Alih
berdasarkan kelas masing-masing teknologi, atau pengetahuan (know
Tentukan setiap bagian HKI milik how) atau perjanjian perbantuan
perusahaan kepada salah satu dari teknik (technical assistance
empat kategori dibawah ini: a) agreements), f) Perjanjian Desain
Produk: setiap produk yang dan pengembangan, g). Perjanjian
dipasarkan. b) Proyek: setiap proyek penyelesaian sengketa, h) perjanjian
yang masih dalam tahap konseptual. waralaba, i) perjanjian royalti, j)
c) Area fungsional: setiap kekayaan perjanjian pemasaran, k) Perjanjian
26 distribusi / Distributor, l) Perjanjian
The World Intellectual Property
Organisation, Module 10: IP Audit, (World
Intellectual Property Organisation:
27
WIPO), tanpa halaman. IP Audit-WIPO, tanpa halaman.
perwakilan penjualan, m) perjanjian Setelah dideskripsikan aset
Konsultasi atau manajemen, n) tersebut, kemudian mempersiapkan
perjanjian outsourcing,o) perjanjian laporan tertulis untuk setiap aset HKI
Pemeliharaan dan perbaikan, p) dengan review memakai pendekatan,
Perjanjian Pengalihan material, q) a) kajian hukum. Menilai lanjutan
perjanjian pemrograman, r) dari keberlakuan dan pengakuan
perjanjian kode escrow (sehubungan hukum hak kekayaan intelektual
dengan perangkat lunak). untuk setiap aset HKI yang
Step 4: Mendeteksi pelanggaran hak ditemukan dalam auditing , di
kekayaan intelektual yuridiksi mana HKI tersebut di
Mengkaji ulang segala kebijakan daftarkan atau diajukannya aplikasi
perusahaan sehubungan dengan permohonan. b) kajian teknis.
penegakan hukum hak kekayaan Tentukan apakah aset tersebut masih
intelektual sebagai sistem sendiri relevan dengan proses kegiatan
atau untuk menghormati hak hukum bisnis perusahaan atau operasi
pihak lain. Jika aset HKI tersebut perusahaan. c) kajian komersial.
dimiliki oleh perusahaan maka suatu Menilai kontribusi kompetitif aset
audit dapat memberikan informasi (misalnya apakah hilangnya aset
mengenai apakah aset yang akan merugikan perusahaan atau
dimaksud dilanggar oleh pihak lain. membantu pesaingnya).
Step 5: Menyusun Laporan Audit
HKI C. SIMPULAN
Langkah selanjutnya adalah Berdasarkan pembahasan
mempersiapkan penulisan deskripsi yang telah dikemukan tersebut,
dari beragam aset HKI yang telah di diperoleh simpulan sebagai berikut:
audit, dengan memberikan rincian 1. Audit HKI memiliki Peran dan
teknis tambahan dan spesifik dari Kedudukan strategis sebagai
setiap aset tersebut, dengan sarana antisipasi dan/atau
menangkap kembali proses dan minimalisasi risiko kerugian
kontribusi dari setiap aset kekayaan bisnis. Tujuan dari dilakukannya
intelektual dengan rincian signifikan. audit HKI secara integratif
memperkuat pengendalian
internal perusahaan yang lebih personil intern perusahaan perlu
baik didalam penggunaan aset mengidentifikasi terlebih dahulu
Hak Kekayaan Intelektual untuk semua aset kekayaan intelektual
menghasilkan keuntungan nilai yang dimiliki oleh perusahaan.
dan ekonomi serta mendorong Kedua, tim auditor
pengelolaan risiko perusahaan mengidentifikasi setiap masalah
yang lebih baik dibidang yang ada sehubungan dengan
perlindungan Hak Kekayaan kepemilikan hak kekayaan
Intelektual. Audit HKI berbasis intelektual atau setiap kekeliruan
risiko lebih menekankan pada dalam pemberlakuan kekayaan
bagaimana posisi perusahaan intelektual perusahaan. ketiga,
agar tetap waspada pada tim auditor mesti
persaingan bisnis agar tidak mengidentifikasi aset kekayaan
terjerumus pada tindakan- intelektual perusahaan yang
tindakan pelanggaran hukum tidak dilindungi hukum HKI.
hak kekayaan intelektual Pelaksanaan audit HKI berbasis
ataupun dengan adanya risiko risiko dapat dilakukan secara
tersebut mampu mendeteksi periodik tergantung dari
potensi keuntungan nilai dan kebijakannya, namun dalam
ekonomi dari aset HKI yang situasi-situasi dibawah ini,
dimiliki perusahaan, misalnya perusahaan mesti melakukan
semestinya perusahaan auditing HKI. siatuasi tersebut
mendapatkan royalti dari lisensi meliputi: a) sebelum berdirinya
HKI, akibat dari tidak perusahaan baru, dimana
terkelolanya atau diabaikannya perusahaan membutuhkan
peranan HKI bagi perusahaan. kesadaran terhadap aset tidak
2. Langkah-langkah dalam berwujud yang dimilikinya atau
melakukan implementasi dan mungkin dibutuhkan untuk
audit HKI untuk mengantisipasi dilindungi. b) ketika sebuah
risiko bisnis adalah dengan cara, bisnis didirikan yang
pertama, tim auditor yang terdiri mempertimbangkan pelaksanaan
advokat / konsultan HKI atau kebijakan baru, standar, atau
prosedur baru yang berkaitan masih belum menjadi salah
dengan kekayaan intelektual.c) satu strategi bisnis
ketika sebuah bisnis perusahaan dalam
mempertimbangkan untuk mengantisipasi perusahaan
melakukakan pendekatan baru menghadapi beragam risiko
pemasaran, atau berencana untuk kerugian bisnis ataupun
mere-organisasi perusahaan dalam peningkatan komoditas
melalui merger, likuidasi, joint keuntungan nilai dan
venture, dan kolaborasi usaha, d) ekonomi. Padahal
ketika seorang personil sebagaimana dijelaskan
perusahaan bertanggung jawab dalam penulisan karya tesis
pada pengelolaan kekayaan ini, penulis berpandangan
intelektual. bahwa audit HKI berbasis
risiko merupakan bagian
A. SARAN penting dalam tata kelola
Berkaitan dengan hasil penelitian dan perusahaan khususnya dalam
pembahasan yang telah diuraikan, mengamankan dan
maka penulis menyarankan: menginventarisir aset HKI
1. Dibuatnya tools yang lebih yang tidak terlepaskan dari
komperehsif berkenan dengan perspektif ekonomi bahwa
audit HKI berbasis risiko, aset HKI yang lebih
karena Eksistensi audit HKI memberikan manfaat nilai
pada mayoritas perusahaan di dan ekonomi bagi perusahaan
Indonesia belum menjadi daripada aset berwujud
bagian signifikan yang lainnya.
terintegrasikan dalam struktur 2. Materi keilmuan Hukum Hak
organisasi perusahaan, namun Kekayaan Intelektual, saat
masih menjadi material ini, telah menjadi bagian
terkecil dari internal audit integral pada program studi
secara keseluruhan, sehingga Fakultas Ilmu Hukum di
hal demikian memberikan beberapa Universitas di
indikasi bahwa audit HKI Indonesia, namun adanya
pemahaman sebagian pakar HAM RI, (Jakarta;
Ditjen HKI, 2011)
ahli hukum mengenai materi
Ardeno Kurniawan, Audit Internal
keilmuan Audit HKI Nilai Tambah Bagi
Organisasi,
dianggap bukanlah bagian
(Yogyakarta: BPFE-
dari kajian ilmu hukum sudah UGM, 2012)
Budi Santoso, Hukum Hak Cipta,
semestinya dirubah mindset
Catatan Perkuliahan
tersebut, sebab materi audit pada Magister Ilmu
Hukum
HKI merupakan metode
UniversitasDiponegoro
keilmuan praktis dalam Semarang, 2013
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu
mengaplikasikan materi
Hukum dan Tata Hukum
Hukum Hak Kekayaan Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1989).
Intelektual. oleh karena itu,
Candra Irawan, Politik Hukum Hak
penulis menyarankan agar Kekayaan Intelektual di
Indonesia, (Bandung:
materi audit HKI bisa
Mandar Maju, 2011)
menjadi satu ilmu praktis Justin Hughes, The Philosophy of
Intellectual Property,
seperti halnya materi-materi
(Washington: George-
hukum bisnis lainnya, yang town Law Journal,
1988),
diajarkan khusus disetiap
Krisnani Setyowati, Efridani Lubis
Fakultas Magister Ilmu dkk., Hak kekayaan
Intelektual dan
Hukum program studi
Tantangan
Hukum Hak Kekayaan Implementasinya di
Perguruan Tinggi,
Intelektual dibeberapa
(Bogor: Kantor HKI-
Universitas. IPB, 2005)
Leslie J Lott, Taking Stock of an
Intellectual Property
DAFTAR PUSTAKA Inventory: How to
Conduct an Intellectual
Property Audit, sumber:
http://www.patenfla.com
Adam I. Indrawijaya, Perilaku /article/ipaidut.htm.
Organisasi, cetakan VI, 1998, Lott&Friedland,
(Jakarta: Sinar Baru P.A., Miami, FL, tanpa
Algensindo, 2000) halaman, diakses pada
Annual Report Laporan Tahuan 2011 14 November 2013
Direktorat Jenderal Hak Manahan Nasution, Sekilas tentang
Kekayaan Intelektual Internal Auditor,
Kementerian Hukum dan
makalah,( Sumatra: FE
USU, 2003)
Nancy Baum Delain, The Intellectual
Porperty Audit, Les
Nouvelles, Vol. 38 No.
4,193-200, Dec. 2003,
Nyoman Serikat Putra Jaya, Hukum
dan Hukum Pidana
diBidang Ekonomi,
(Semarang: Badan
Penerbit Universitas
Diponegoro, 2012)
Ontoeng Soerapati, Hukum
Kekayaan Intelektual
dan Alih Teknologi,
(Salatiga: Fakultas
Hukum UKSW, 1999)
R. Soekardono, Hukum Dagang
Indonesia: Jilid I, cet.
ke-9, (Jakarta: Dian
Rakyat, 1993),
Stacey & Halpern, etc, Protecting
your Company’s
Intellectual Property
Through an IP Audit: a
Guide for Small to Mid-
Sized Businessess,(USA:
Execsense, Inc. 2012)
The World Intellectual Property
Organisation, Module
10: IP Audit, (World
Intellectual Property
Organisation: WIPO),
William W Cochran, Intellectual
Property Audits,
Makalah tanpa tahun.

Anda mungkin juga menyukai