Anda di halaman 1dari 10

PENGATURAN DAN PENGERTIAN HAK MEREK, SUBYEK

DAN OBYEK HAK MEREK SERTA PENDAFTARAN HAK MEREK


Dosen Pengampu Mata Kuliah Akuntansi Perhotelan
Putu Ari Pertiwi Sanjiwani, SE., MM

Disusun Oleh :
Kelompok 4
A Akuntansi Gianyar
Ni Komang Yuniasih (2102622010363)
I Gusti Ayu Bintang Marsita Sari (2102622010371)
Ni Luh Putu Ari Candrika Dewi (2102622010379)
Ni Luh Komang Tri Adnyawati (2102622010380)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023
PEMBAHASAN

A. PENGATURAN DAN PENGERTIAN HAK MEREK


1.1 Pengertian Hak Merek
Berdasarkan Pasal 1 UU No.14 Tahun 1997 jo UU No.15 Tahun 2001 yang dimaksud
dengan Merek adalah:
a. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam dunia perdagangan barang atau jasa.
b. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atu beberapa orang secara bersama-sama atau badan hokum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenisnya.
c. Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
jasa-jasa sejenisnya.
d. Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik
yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-
sama untuk membedakan barang atau jasa sejenisnya .
e. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar kepada sseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakan merek
tersebut,baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang atau jasa yang didaftarkan.
Jadi merek adalah tanda yang dapat digunakan untuk membedakan antara barang atau
jasa yang satu dengan yang lain. Sehingga konsumen akan dapat membedakan masing-
masing merek, khususnya untuk barang/jasa yang sejenis. Dilihat dari ketentuan pasal
tersebut dengan demikian fungsi merek amatlah penting bagi pemilik merek itu sendiri
dan juga bagi para konsumen yang menggunakan barang atau jasa merek tersebut. Maka
dari itu perlu adanya usaha untuk memberikan perlindungan. Dengan perlindungan
tersebut maka pemilik merek terlindungi mereknya dan konsumen tidak dirugikan karena
ada pihak-pihak yang tidak berhak menggunakannya. Perlindungan hanya diberikan
kepada merek terdaftar saja, karena Menurut Pasal 3 UU no 19 Tahun. 1992 jo UU No.14
Tahun. 1997 jo UU No 15 Tahun. 2001, hak atas merek adalah hak yang diberikan
Negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Umum Merek untuk jangka waktu
tertentu menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum atau menggunakannya. Oleh
karena itu bagi merek yang belum terdaftar, tidak diberikan perlindungan hukum.
1.2 Fungsi Merek
Dalam dunia perdagangan merek mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi tersebut
antara lain :
a. Sebagai tanda pengenal barang atau jasa, yang dapat membedakan antara barang atau jasa
yang satu dengan barang atau jasa yang lain.
b. Bagi Produsen,Pedagang dan Konsumen.
 Bagi Produsen merek berguna untuk jaminan nilai hasil produksi, yaitu cara
pemakaian dan hal lain yang berkenaan dengan teknologi.
 Bagi Pedagang merek digunakan untuk promosi barang-barang dagangan guna
mencari dan memperluas pasaran.
 Bagi Konsumen: yaitu untuk memilih barang atau jasa yang akan dibeli atau
digunakan.
1.3 Pelanggaran Hak Atas Merek (Pemalsuan Merek)
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dimungkinkan sekali orang
atau badan hukum menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk melakukan
pelanggaran merek demi memperoleh keuntungan. Seperti salah satu contohnya adalah
pemalsuan merek. Tindakan pemalsuan merek dilakukan oleh pihak-pihak yang beritikat
tidak baik guna memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dalam persaingan yang tidak
sehat dan tidak jujur menggunakan merek terdaftar milik pihak lain. Berdasarkan Undang-
Undang Merek No. 15 Tahun 2001, ada beberapa klasifikasi mengenai pemalsuan merek
yaitu :
a. Menggunakan merek yang sama secara keseluruhan
b. Menggunakan merek yang sama pada pokoknya.
c. Menggunakan tanda yang sama.
d. Menggunakan tanda yang sama pada pokoknya dengan indikasi geografis.
Disamping keempat klasifikasi di atas, ada klasifikasi lain yang merupakan pemalsuan
merek yaitu memperdagangkan barang atau jasa dengan merek palsu. Jadi pemalsuan merek
dan memperdagangkan barang atau jasa merek palsu, pada hakekatnya merugikan pihak
lain, yaitu pemilik hak atas merek.

1.4 Perlindungan Hukum Merek Terdaftar


Berdasarkan Pasal 1 UU No.14 Tahun 1997 jo UU No.15 Tahun 2001, Merek adalah
tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf angka-angka, susunan warna, atau kombinasi
dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam dunia
perdagangan barang atau jasa. Merek yang memperoleh perlindungan adalah merek yang
terdaftar di Dirjen HAKI, Depkumham. Merek yang terdaftar adalah merek yang sah dan
diakui oleh undang-undang dan mempunyai nomor register, sehingga memperoleh
perlindungan dari Negara melalui Kantor Pengadilan. Sedang merek yang belum atu tidak
terdaftar tdak memperoleh perlindungan hukum dari Negara. Karena pelanggaran merek
adalah delik aduan maka apabila ada pihak yang secara sah memiliki merek mengadukan
maka Kantor pengadilan akan memprosesnya.
B. SUBYEK DAN OBYEK HAK MEREK
2.1 Subjek Hak atas Merek
Menurut Soedjono Dirdjosisworo, subjek hukum atau subject van een recht yaitu “orang”
yang mempunyai hak, manusia pribadi atau badan hukum yang berhak, berkehendak atau
melakukan perbuatan hukum. Subjek hukum memiliki kedudukan dan peranan yang sangat
penting didalam bidang hukum, khususnya hukum keperdataan karena subjek hukum
tersebut yang dapat mempunyai wewenang hukum. Menurut ketentuan hukum, dikenal 2
macam subjek hukum yaitu manusia dan badan hukum. Orang yang memperoleh hak atas
merek disebut pemilik hak atas merek, namanya terdaftar dalam Daftar Umum Merek yang
diumumkan dalam Berita Resmi Merek. Menurut Abdulkadir Muhammad Pemilik Merek
terdiri dari:
a. Orang perseorangan (one person)
b. Beberapa orang secara bersama-sama (several persons jointly)
c. Badan hukum (legal entity). Merek dapat dimiliki secara perorangan atau satu orang
karena pemilik merek adalah orang yang membuat merek itu sendiri. Dapat pula terjadi
seseorang memiliki merek berasal dari pemberian atau membeli dari orang lain .
Subjek hak atas merek yang diatur dalam UUM 2001 adalah pihak yang mengajukan
permohonan pendaftaran merek dan pihak yang menerima permohonan pendaftaran merek
dalam hal ini adalah kuasa yang telah diberikan oleh pemohon atau pejabat kantor Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI).

2.2 Objek Hak atas Merek


Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum (manusia atau
badan hukum) yang dapat menjadi pokok suatu perhubungan hukum, karena sesuatu itu
dapat dikuasai oleh subjek hukum. Dalam hal ini tentunya sesuatu itu mempunyai harga dan
nilai, sehingga memerlukan penentuan siapa yang berhak atasnya, seperti benda-benda
bergerak ataupun tidak bergerak yang memiliki nilai dan harga, sehingga penguasaannya
diatur oleh kaidah hukum. Barang adalah objek hak milik. Hak juga dapat menjadi objek hak
milik. Karena itu benda adalah objek hak milik. Dalam arti hukum, yang dimaksud dengan
benda ialah segala sesuatu yang menjadi objek hak milik. Semua benda dalam arti hukum
dapat diperjual belikan, dapat diwariskan dan dapat diperalihkan kepada pihak lain. Adapun
objek hukum yang dinyatakan dalam Pasal 503 KUHPdt yaitu: “Tiap-tiap kebendaan adalah
bertubuh atau tidak bertubuh”.
Benda dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a. Benda berwujud (lichamelijke zaken), yaitu segala sesuatu yang dapat diraba oleh panca
indera seperti tanah, meja dan sebagainya
b. Benda yang tidak berwujud (onlichamelitje zaken), yaitu segala hak.
C. PENDAFTARAN HAK MEREK
3.1 Pendaftaran Hak Merek
Pendaftaran merek merupakan keharusan agar dapat memperoleh hak atas merek. Tanpa
pendaftaran negara tidak akan memberikan hak atas merek kepada pemilik merek. Hal ini
berarti tanpa mendaftarkan merek, seseorang tidak akan diberikan perlindungan hukum oleh
negara apabila mereknya ditiru oleh orang lain. Permohonan pendaftaran merek yang
diajukan pemohon yang beritikad tidak baik juga tidak dapat didaftar. Pasal 4 Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek menyatakan bahwa merek tidak dapat
didaftarkan atas dasar permohonan yang diajukan oleh pemohon yang beritikad tidak baik.
Dengan adanya ketentuan ini, jelaslah bahwa suatu merek tidak dapat didaftar dan ditolak
bila pemiliknya beritikad buruk. Selain itu, menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001 Tentang Merek suatu merek tidak dapat didaftar apabila merek tersebut
mengandung salah satu unsur di bawah ini:
a. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama,
kesusilaan, atau ketertiban umum
b. Tidak memiliki daya pembeda
c. Telah menjadi milik umum
d. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya.

Serta ketentuan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek, yaitu
mengatur mengenai merek yang ditolak pendaftarannya. Permohonan pendaftaran merek
harus ditolak oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual apabila merek tersebut:

a. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek pihak lain
yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis
b. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah
terkenal milik pihak lain untuk barang dan atau jasa sejenis;
c. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi-geografis
yang sudah dikenal.
3.2 Syarat Pendaftaran Hak Merek
Gatot Suparmono dalam bukunya penyelesain sengketa merek menurut hukum Indonesia
membagi 2 syarat pendaftaran merek tersebut:
1. Syarat pertama
Orang yang membuat merek atau pemilik merek wajib beritikad baik, dimana yang dapat
menjadi pemilik merek ialah perorangan, beberapa orang secara bersama sama, dan
badan hukum. Merek dapat dimiliki secara perorangan atau satu orang karna pemilik
merek adalah orang yang membuat merek itu sendiri. Dapat pula terjadi seseorang
pemilik merek berasal dari pemberian atau membeli dari orang lain. Selain perorangan,
merek juga dapat dimiliki oleh beberapa orang misalnya dua atau tiga orang namun
kepemilikan merek harus secara bersama sama. Satu merek sebagai merek bersama.
Demikian pula hak atas merek bersama tersebut tidak mungkin dapat dibagi bagi karna
merupakan satu kesatuan yang utuh. Kemudian badan hukum dapat memiliki merek
karna badan hukum termasuk subjek hukum, yaitu pendukung hak dan kewajiban
sebagaimana halnya mansusia umumnya.
2. Syarat kedua
Adapun syarat kedua tentang merek yang tidak dapat didaftarkan apabila merek tersebut
mengandung salah satu unsur sebagaimana terkandung dalam Pasal 20 Undang-Undang
No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis berbunyi: “Merek tidak dapat
didaftar jika:
a. Bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan, moralitas.
Agama, kesusilaan, atau ketertiban umum.
b. Sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut barang dan/atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya.
c. Memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat tentang asal, kualitas,
jenis,ukuran, macam, tujuan penggunaan barang dan/atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya atau merupakan nama varietas tanaman yang dilindungi untuk
barang dan/atau jasa yang sejenis.
d. Memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat, atau khasiat dari
barang dan/atau jasa yang diproduksi.
e. Tidak memiliki daya pembeda.
f. Merupakan nama umum dan/atau lambang milik umum.
3.3 Tata Cara Permohonan Pendaftaran Merek
Tentang tata cara pendaftaran merek di Indonesia menurut UU No. 15 Tahun 2001 diatur
dalam Pasal 7 yang menentukan bahwa:
a. Permohonan pendaftaran merek diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada
Direktorat Jenderal dengan mencantumkan:
 Tanggal, bulan, dan tahun
 Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon
 Nama lengkap dan alamat kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa
 Warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan unsur-
unsur warna
 Nama negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali dalam hal permohonan
diajukan dengan hak prioritas.
b. Permohonan ditandatangani pemohon atau kuasanya.
c. Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri dari satu orang atau
beberapa orang secara bersama, atau badan hukum.
d. Permohonan dilampiri dengan bukti pembayaran biaya.
e. Dalam hal permohonan diajukan oleh lebih dari satu pemohon yang secara bersama-
sama berhak atas merek tersebut, semua nama pemohon dicantumkan dengan memilih
salah satu alamat sebagai alamat mereka.
f. Dalam hal permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu dari pemohon yang
berhak atas merek tersebut dengan melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon
yang mewakilkan.
g. Apabila permohonan sebagaimana dimaksud diajukan melalui kuasanya, surat kuasa
untuk itu ditandatangani oleh semua pihak yang berhak atas merek tersebut.
h. Kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (7) adalah Konsultan Hak Kekayaan Intelektual.
i. Ketentuan mengenai syarat-syarat untuk dapat diangkat sebagai Konsultan Hak
Kekayaan Intelektual diatur dengan peraturan pemerintah, sedangkan tata cara
pengangkatannya diatur dengan keputusan presiden.
Surat permintaan pendaftaran merek tersebut harus ditandatangani oleh pemilik merek atau
kuasanya. Jika permintaan pendaftaran merek tersebut diajukan lebih dari satu orang atau
diajukan oleh badan hukum yang secara bersama-sama berhak atas merek tersebut maka nama
orangorang atau badan hukum yang mengajukan permintaan tersebut harus dicantumkan
semuanya dengan memilih salah satu alamat sebagai alamat mereka. Namun untuk
penandatangannya haruslah ditetapkan salah seorang dari mereka atau badan hukum tersebut
dengan melampirkan persetujuan tertulis dari orang-orang atau badan hukum yang lain yang
tidak ikut menandatangani tetapi jika permintaan pendaftaran merek itu diajukan melalui
kuasanya, maka surat kuasa untuk itu harus ditandatangani oleh semua orang yang berhak atas
merek tersebut. Apabila pemohon pendaftaran merek ini, mengajukan keberatan, maka Ditjen
HKI akan menggunakan keberatan tersebut sebagai pertimbangan untuk kembali mengadakan
pemeriksaan terhadap pemohon. Pemeriksaan ini biasanya diselesaikan dalam jangka waktu
paling lama dua bulan sejak berakhirnya masa pengumuman. Jika tidak ada masalah dalam
tiap prosesnya, Ditjen HKI akan menerbitkan dan memberikan Sertifikat merek kepada
pemohon atau kuasanya dalam waktu paling lama tiga puluh hari sejak tanggal permohonan
tersebut disetujui untuk berada dalam daftar umum merek.
DAFTAR PUSTAKA

Mirfa.E.2016. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERDAFTAR. URL:


https://media.neliti.com/media/publications/240363-perlindungan-hukum-terhadap-merek-
terdaf-3c929252.pdf. Diakses pada tanggal 21 Juni 2023.

Pawitri.S.2017. Subjek Dan Objek Hak Atas Merek PHB. URL:


https://www.scribd.com/document/367875727/Subjek-Dan-Objek-Hak-Atas-Merek-PHB.
Diakses pada tanggal 21 Juni 2023.

Anda mungkin juga menyukai