Anda di halaman 1dari 10

460

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN PENDAFTARAN MEREK TERHADAP HAK


PENERIMA LISENSI MEREK MENURUT UU NO. 15 TAHUN 2001

Agus Mardianto
Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Jawa Tengah
E-mail: agusmardianto39@yahoo.co.id

Abstract

Trade globalization has made trade mark becomes very important, especially in relation to a fair
business competition. A trade mark is a sign that functions as a distinguished from those of others,
quality guarantee and source of origin. Owner of a trade mark registered reserves exclusive right to
use that trade mark for a period of time or may grant permission to other parties to use the trade
mark. Permission to other parties should be given through a letter of agreement for permission to
use (not transfer of ownership) that trade mark for a certain period of time, and this is accordingly
called licence. Registration of a trade mark in the general list of trade mark can be cancelled upon
request with an argument that the trade mark has a basic similarity with a previously registered
trade mark, or the registration was made for cruel intention. This paper discusses licence and
cancellation of a trademark, as well as the consequences of trade mark cancellation for the
licensee. Cancellation of a trade mark registration results in termination of a trade mark license
agreement, but the licensee may reserve his right until the completion of agreement period.

Key words : exclusive right, license agreement, licensee.

Abstrak

Globalisasi perdagangan telah membuat merek dagang menjadi sangat penting. Sebuah merek dagang
adalah tanda yang berfungsi sebagai dibedakan dari orang lain, jaminan kualitas dan sumber asal.
Pemilik merek dagang terdaftar memiliki hak eksklusif untuk menggunakan merek dagang dalam
jangka waktu tertentu atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Izin kepada
pihak lain atau lisensi, harus diberikan melalui surat persetujuan untuk izin untuk menggunakan
(tidak mengalihkan kepemilikan) untuk jangka waktu tertentu. Pendaftaran merek dagang dalam
daftar umum merek dagang dapat dibatalkan atas permintaan dengan argumen bahwa merek dagang
memiliki kesamaan dasar dengan merek dagang terdaftar sebelumnya, atau pendaftaran itu dibuat
untuk maksud kejam. Pembatalan hasil pendaftaran merek dagang penghentian perjanjian lisensi
merek dagang, namun penerima Lisensi dapat berhak sampai selesainya masa perjanjian.

Kata kunci : hak eksklusif, perjanjian lisensi, pemegang lisensi.

Pendahuluan Beberapa negara semakin mengandalkan ke-


Pengaruh globalisasi di segala bidang ke- giatan ekonomi dan perdagangannya pada pro-
hidupan masyarakat, baik di bidang sosial, eko- duk-produk yang dihasilkan atas dasar kemam-
nomi, maupun budaya semakin mendorong laju puan intelektual manusia.
perkembangan perekonomian masyarakat. Di Mengingat kenyataan tersebut, merek se-
samping itu, dengan semakin meningkatnya bagai salah satu karya intelektual manusia yang
Perkembangan teknologi informasi dan sarana akrab hubungannya dengan kegiatan ekonomi
transportasi telah menjadikan kegiatan di sek- dan perdagangan memegang peranan yang sa-
tor perdagangan barang maupun jasa mening- ngat penting. Sejak industrialisasi berkembang,
kat secara pesat. Kecenderungan meningkat- merek menjadi faktor kunci dunia perdagang-
nya arus perdagangan barang dan jasa tersebut an. Dalam era perdagangan global, peranan
akan terus berlangsung sejalan dengan partum- merek menjadi penting terutama untuk men-
buhan ekonomi nasional yang semakin baik.
Akibat Hukum Pembatalan Pendaftaran Merek Terhadap … 461

jaga persaingan bisnis yang sehat.1 Merek ada- mempunyai persamaan dengan merek lain yang
lah tanda yang berupa gambar, nama, kata, hu- terdaftar terlebih dahulu.
ruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau Fungsi merek5 adalah sebagai tanda pe-
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang me- ngenal untuk membedakan produk perusahaan
miliki daya pembeda dan digunakan dalam ke- yang satu dengan produk perusahaan yang lain
giatan perdagangan barang atau jasa.2 Dalam (product identity), sarana promosi dagang
perkembangan lebih lanjut, beberapa negara (means of trade promotion), jaminan atas mu-
maju telah memasukan tanda-tanda tiga di- tu barang atau jasa (quality guarantee), dan
mensi (three-dimensional signs) seperti bentuk penunjukan asal barang atau jasa yang dihasil-
sebuah produk (shapes of products) atau ke- kan (source of origin).
masan (packaging) sebagai merek.3 Menurut Pasal 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun
Singapore Treaty on the Law of the Trade Mark 2001 tentang Merek (selanjutnya disingkat UU
2006 merek dapat berupa warna saja, gambar Merek) menyebutkan bahwa Hak Merek adalah
tiga dimensi atau merek dalam bentuk holo- hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepa-
gram, dan Motion Mark.4 da pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar
Tidak semua tanda dapat didaftar sebagai Umum Merek untuk jangka waktu tertentu de-
merek. Hanya tanda-tanda yang memenuhi sya- ngan menggunakan sendiri merek tersebut atau
rat yang dapat didaftar sebagai merek, seperti memberikan izin kepada pihak lain untuk
mempunyai daya pembeda; tanda tersebut menggunakannya.
tidak bertentangan dengan peraturan perun- Hak Merek diberikan oleh Negara karena
dang-undangan yang berlaku, moralitas agama, Hak Merek tidak lahir secara otomatis seperti
kesusilaan, atau ketertiban umum; bukan tanda halnya Hak Cipta. Hak Merek lahir karena pen-
bersifat umum dan tidak menjadi milik umum; daftaran.6 Perlindungan hukum merek hanya
atau bukan merupakan keterangan atau ber- akan berlangsung apabila hal tersebut diminta-
kaitan dengan barang atau jasa yang dimohon- kan pendaftaran. Pendaftaran adalah mutlak
kan pendaftarannya; tanda tersebut juga tidak untuk terjadinya hak merek, tanpa pendaftaran
tidak ada hak merek, juga tidak ada
1
Setiap persaingan yang bertentangan dengan praktek perlindungan.7 Pemilik merek terdaftar dapat
yang jujur dalam industri dan bisnis dianggap sebagai
persaingan curang. Tindakan-tindakan yang dianggap menggunakan sendiri mereknya untuk jangka
sebagai persaingan curang menurut Konvensi Paris 1883
waktu 10 tahun dan jangka waktu perlindu-
adalah semua tindakan yang menimbulkan kebingungan
dengan berbagai cara apapun yang terkait dengan pen- ngan tersebut dapat diperpanjang kembali. Pe-
dirian, barang-barang atau kegiatan industri atau bisnis
dari competitor. Valerie Selvie, “Perlindungan Hukum
milik merek terdaftar dapat melakukan peng-
Merek Terkenal Tidak Terdaftar di Indonesia”, Jurnal alihan hak atas mereknya dengan cara pewa-
Gloria Juris, Vol. 6, No. 2, Mei – Agustus 2006, hlm. 157
2
Lihat dan bandingkan dengan Gloria Gita Putri Ginting,
5
“Perlindungan Hukum Dalam Bidang Merek”, Jurnal Abdulkadir Muhammad, 2001, Kajian Hukum Ekonomi
Suloh, Vol. III No. 1 April 2005, hlm. 26. Hak Kekayaan Intelektual, Citra Aditya: Bandung, hlm.
3
Tomi Suryo Utomo, 2010. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) 120-121
6
di Era Global (Sebuah Kajian Kontemporer), Yogyakarta: Hak merek timbul berdasarkan pendaftaran yang dilan-
Graha Ilmu, hlm. 209. Bandingkan dengan Valerie Selvie dasi itikad baik. Permohonan pendaftaran merek harus
yang menulis: a trade mark is a sign used to distinguish- memenuhi persyaratan materil sebagaimana diatur da-
ed good or service dealt with or provided by other. Sign lam Pasal 4 – Pasal 6 UU Merek dan persyaratan formil
includes ‘any letter, word, name, signature, numeral, (persyaratan administrasi) sebagaimana diatur dalam Pa-
device, brand, healing, label, ticket, aspect of pack- sal 7 dan Pasal 8 UU Merek. H.R. Tonny Suryadi Wijaya,
aging, shape, colour, sound or scent’ or any combination Perlindungan Merek di Indonesia Menurut Undang-Undang
of these. Valerie Selvie, “Domain Name and Mark Issues Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek, Perspektif Hukum,
on The Internet: The Perspective of Australian Law”, Volume 7 Nomor 1, Mei 2007, hlm. 58,; Noegroho Amin
Jurnal Gloria Juris, Vol. 5, Nomor 3, September- stiarto, Hak Atas Kekayaan Intelektual dan Hak Kekayaan
Desember 2005, hlm. 224. Intelektual Tradisional Dalam Konteks Otonomi Daerah,
4
Ditandatangani 28 Mei 2006, diberlakukan sejak 16 Maret Jurnal Mimbar Hukum Edisi Tahun 2000, hlm 68.
7
2009. Kehadiran Singapore Treaty merupakan perkem- Pendaftaran Hak atas merek yang sifatnya wajib tersebut
bangan baru dalam bidang hukum merek, karena telah merupakan suatu konsekuensi sistem konstitutif yang
menambah luasnya cakupan merek. Syafrinaldi, “Urgensi dianut oleh Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 yang
dan Permasalahan Harmonisasi Undang-Undang Merek mengatur tentang merek. Agung Sujatmiko, Prinsip
Terhadap Protokol Madrid”, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 28 Hukum Kontrak Dalam Lisensi Merek, Jurnal Mimbar
No. 2 Tahun 2009, hlm. 8-9 Hukum, Volume 20, nomor 2, Juni 2008, hlm. 251.
462 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 3 September 2011

risan, wasiat, hibah, perjanjian, atau sebab-se- an merek mengakibatkan berakhirnya perlin-
bab lain yang di-benarkan oleh peraturan per- dungan hukum merek yang bersangkutan.
undang-undangan. Pembatalan pendaftaran9 merek mem-
Selain dapat menggunakan sendiri merek- punyai dampak langsung terhadap perjanjian
nya atau mengalihkan hak mereknya, Pemilik lisensi merek yang dibuat oleh pemilik merek
merek terdaftar dapat memberikan izin kepada (yang dibatalkan) dengan penerima lisensi, ka-
pihak lain untuk menggunakan hak mereknya. rena pembatalan pendaftaran merek akan me-
Pemberian izin inilah yang disebut lisensi. Ben- ngakibatkan berakhirnya perjanjian lisensi me-
tuk lisensi adalah perjanjian antara pemilik rek. Dengan berakhirnya perjanjian lisensi ten-
merek (pemberi lisensi) dengan pihak yang tu berakibat terhadap kepentingan penerima
akan menggunakan hak merek (penerima lisen- lisensi merek, terutama yang berkaitan dengan
si). Jadi lisensi merek bukan peralihan hak me- hak penerima lisensi merek.
rek tetapi hanya pemberian izin untuk me- Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik
manfaat secara ekonomis hak atas merek. untuk mengkaji mengenai bagaimana akibat hu-
Perjanjian lisensi merek merupakan salah kum pembatalan pendaftaran merek terhadap
satu sarana untuk melindungi suatu merek dari hak penerima lisensi merek menurut UU Merek.
tindakan pelanggaran dan kejahatan merek Tulisan ini akan membahas tentang lisensi me-
yang berupa pemakaian merek tanpa izin dan rek, pembatalan pendaftaran merek dan akibat
pemalsuan merek (infringement). Perjanjian pembatalan pendaftaran merek terhadap hak
lisensi merek tidak hanya memberi manfaat penerima lisensi merek.
bagi pemilik merek selaku pemberi lisensi (li-
censor), melainkan juga penerima lisensi (licen- Pembahasan
see). Bagi pemilik merek, dengan adanya per- Lisensi Merek
janjian lisensi, mereknya akan semakin dikenal Pengertian Lisensi menurut Pasal 1 angka
oleh konsumen dan dilindungi oleh hukum. Se- 13 UU Merek adalah izin yang diberikan oleh
dangkan bagi penerima lisensi, dapat meng-gu- pemilik merek terdaftar kepada pihak lain me-
nakan merek orang lain secara aman dan legal. lalui suatu perjanjian berdasarkan pada pem-
Penggunaan Merek terdaftar di Indonesia oleh berian hak (bukan Pengalihahan hak) untuk
penerima Lisensi dianggap sama dengan peng- menggunakan merek tersebut, baik untuk se-
gunaan Merek tersebut di Indonesia oleh pemi- luruh atau sebagian jenis barang dan/atau jasa
lik Merek. yang didaftarkan dalam jangka waktu dan
Terhadap merek yang sudah terdaftar da- syarat tertentu.10
lam Daftar Umum Merek, masih dapat di-inta-
kan pembatalan pendaftaran merek. Gugatan 9
Kasus persengketaan perjanjian lisensi yang berlanjut ke
pembatalan pendaftaran merek dapat diajukan sengketa pembatalan merek adalah kasus minuman “cap
kaki tiga”. Wen Ken Drug Co, Pte Ltd selaku produsen
oleh pihak yang berkepentingan berdasarkan
cap kaki tiga melayangkan gugatan pembatalan merek
alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dengan lukisan Badak milik Tjioe Budi Yuwono, salah
satu pemegang saham PT Sinde Budi Sentosa. Gugatan
Pasal 5, atau Pasal 6 UU Merek.8 Pembatalan
dilayangkan lantaran merek milik Tjioe Budi mirip de-
pendaftaran merek dilakukan dengan mencoret ngan merek Cap Kaki Tiga dengan lukisan Badak milik
Wen Ken Drug. Selengkapnya lihat perkara Nomor:
merek yang bersangkutan dari Daftar umum
29/Merek/2010/PN.NIAGA.JKT.PST.
Merek. Pembatalan dan pencoretan pendaftar- 10
Konsep dasar pemberian Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
karena pemilik hak sudah berkorban dan mencurahkan
tenaga, pikiran, waktu dan biaya untuk menghasilkan
suatu karya, maka pemilik hak dapat menggunakan
haknya sebagai aset atau mengalihkannya pada pihak
8
Sebagai contoh adalah kasus gugatan pembatalan pen- lain secara social (hibah, wasiat) atau komersial
daftaran merek yang dilakukan oleh ADIDAS AG Jerman (perjanjian lisensi atau perjanjian penyerahan, dan
terhadap Kim Sung Soo warganegara Korea, karena perjanjian lain), dan memberi perlindungan hukum dari
merek “Adidia” milik tergugat mempunyai persamaan pemekaian hak oleh pihak lain tanpa izin. Venantia
pada pokoknya dengan merek terkenal “Adidas” milik Hadiarianti, “Konsep Dasar Pemberian Hak dan
Penggugat. Selengkapnya lihat perkara Nomor: 13/ME- perlindungan Hukum Hak kekayaan Intelektual”, Jurnal
REK/2010/PN.Niaga.JKT.PST. Gloria Juris, Vol. 8, No. 2, Mei-Agustus 2008, hlm. 1.
Akibat Hukum Pembatalan Pendaftaran Merek Terhadap … 463

Menurut Black’s Law Dicionary lisensi nya menggunakan nama dagang (merek) pem-
(license) adalah A personal privilege to do so- beri lisensi.
me particular act or series of acts on land Banyak pertimbangan yang dipakai untuk
without possessing any estate or interest pembuatan perjanjian lisensi seperti:13 (a) Li-
therein, and is ordinarily revocable at the will sensi menambah sumber daya pengusaha pem-
of licensor and is not assignable. The permis- beri lisensi secara tidak langsung; (b) Lisensi
sion by competent authority to do an act which memungkinkan perluasan wilayah usaha secara
without such permission would be illegal, a tidak terbatas; (c) Lisensi memperluas pasar
trespass, a tort or otherwise would not be dari produk hingga dapat menjangkau pasar
allowed.11 Secara harfiah lisensi mengandung yang semula berada diluar pangsa pasar pem-
arti sebagai suatu ijin (hak atau wewenang) beri lisensi; (d) Lisensi mempercepat proses pe-
yang diberikan oleh pihak yang berwenang atau ngembangan usaha bagi industri padat modal;
pihak yang berhak kepada pihak lain untuk (e) Melalui lisensi, penyebaran produk menjadi
melakukan suatu perbuatan atau berbagai ma- lebih mudah dan terfokus pada pasar; (f) Mela-
cam perbuatan hukum atas sebidang tanah lui lisensi sesungguhnya pemberi lisensi dapat
yang bukan miliknya. Perbuatan-perbuatan hu- mengurangi tingkat kompetisi hingga pada sua-
kum tersebut apabila dilakukan tanpa ijin dari tu batas tertentu; (g) Melalui lisensi, pihak
sipemilik hak merupakan suatu perbuatan yang pemberi lisensi maupun penerima lisensi dapat
tidak sah (illegal), perbuatan yang salah atau melakukan trade off (atau barter) teknologi;
pelanggaran (trespass), perbuatan yang men- (h) Lisensi memberi keuntungan dalam bentuk
imbulkan kerugian (tort) atau perbuatan-per- nama besar dan goodwill dari pemberi lisensi;
buatan lain yang termasuk dalam kategori per- (i) Pemberian lisensi memungkinkan pemberi
buatan yang tidak diperbolehkan (not be allow- lisensi untuk sampai pada batas tertentu me-
ed). lakukan kontrol atas pengelolaan kegiatan usa-
Gunawan Widjaya memberikan pengerti- ha yang dilisensikan.
an lisensi sebagai suatu bentuk hak untuk me- Pasal 43 ayat (1) UU Merek menyebutkan
lakukan satu atau serangkaian tindakan atau bahwa pemilik merek terdaftar berhak mem-
perbuatan, yang diberikan oleh mereka yang berikan lisensi kepada pihak lain dengan per-
berwenang dalam bentuk izin. Tanpa adanya janjian bahwa penerima lisensi akan meng-
izin tersebut, tindakan atau perbuatan ter-se- gunakan merek tersebut untuk sebagian atau
but merupakan tindakan yang terlarang, yang seluruh jenis barang atau jasa. Menurut ke-
tidak sah, yang merupakan perbuatan melawan tentuan tesebut, lahirnya hubungan hukum
hukum.12 para pihak dalam pemberian lisensi harus
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dituangkan dalam perjanjian. Perjanjian ter-
disimpulkan bahwa lisensi adalah suatu bentuk sebut tunduk sepenuhnya pada hukum per-
perjanjian atau kesepakatan (agreement) an- janjian yang terdapat dalam Kitab Undang-
tara dua pihak. Pihak yang satu (pemberi lisensi undang Hukum Perdata (KUH Perdata).
/licensor) memperbolehkan pihak yang lain yai- Prinsip-prinsip hukum kontrak dalam hu-
tu penerima lisensi (licensee) untuk melakukan kum perdata dapat dipergunakan dalam pem-
suatu jenis perbuatan hukum tertentu, misal- buatan dan pelaksanaan perjanjian lisensi, se-
bagai dasar yang harus dipatuhi oleh para pihak
11
Gunawan Suryomurcito (Ketua Tim), 2006. Laporan Akhir
agar perjanjian lisensi yang dibuat tidak me-
Tentang Kompilasi Bidang Hukum Perjanjian Lisensi,
Jakarta: BPHN Departemen Hukum dan Hak Asasi rugikan salah satu pihak dan dapat di-laksa-
Manusia, hlm. 11.
12 nakan secara adil. Prinsip-prinsip hukum kon-
Agung Sujatmiko, “Aspek Yuridis Lisensi Merek dan
Persaingan Usaha”, Jurnal Hukum Pro Justitia, UNPAR trak tersebut adalah sebagai berikut.14 Pertama
Bandung, Vol. 26 No.2, April 2008, hlm. 96. Lihat dan
bandingkan dengan pengertian lisensi dalam Syafrinaldi,
13
“Hak Milik Intelektual dan Lisensi Sebagai sarana Alih Lebih jelasnya lihat Agung Sujatmiko, ibid., hlm. 97-98.
14
Teknologi”, Jurnal Ilmu Hukum, Unis Riau, Vol. 1 No. 1 Lihat Agung Sujatmiko, “Prinsip Hukum Kontrak …”,
April 2009, hlm. 17 op.cit., hlm. 258-263
464 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 3 September 2011

adalah prinsip kebebasan berkontrak. Perjanji- telah dikenal baik oleh kunsumen, sehingga
an lisensi merek dibuat berdasarkan kebebasan mudah dipasarkan. Keenam, adalah prinsip iti-
berkontrak (freedom of contract).15 Kebebasan kad baik, prinsip itikad baik telah menjadi
berkontrak diterapkan dalam perjanjian lisensi salah satu persyaratan dalam pembuatan per-
merek, dimana para pihak diberi kebebasan janjian lisensi merek. Para pihak harus men-
untuk merumuskan isi perjanjian lisensi sesuai junjung tinggi prinsip tersebut, agar perjanjian
kehendak masing-masing, misalnya yang meny- lisensi dapat berjalan dengan baik dan tidak
angkut besar royalty, waktu pembayaran royal- bermasalah di kemudian hari.16
ty, penyelesaian sengketa dan berakhirnya per- Hubungan hukum yang timbul karena per-
janjian lisensi. Kedua, adalah prinsip kesepaka- janjian lisensi demikian penting, maka se-
tan, prinsip ini mendasarkan pada ketentuan baiknya perjanjian ini dibuat dalam bentuk
Pasal 1320 KUH Perdata yang mengatur syarat- akta otentik. Ada Beberapa hal yang harus di-
syarat sahnya perjanjian, yang menghendaki muat dalam perjanjian lisensi, yakni:17 (1) Na-
adanya: (a) Kesepakatan dari para pihak, (b) ma dan alamat para pihak yang mengadakan
Kecakapan untuk membuat perjajian, (c) Suatu perjanjian lisensi; (2) Merek dan nomor pendaf-
hal tertentu, (c) Suatu sebab yang halal. Ke- tarannya; (3) Ketentuan mengenai: (a) Jangka
tiga, adalah prinsip Pacta sunt Servanda. Dalam waktu perjanjian lisensi; (b) Dapat atau tidak-
perjanjian lisensi merek para pihak dituntut nya jangka waktu perjanjian lisensi diperpan-
dengan itikad baik untuk melaksanakan isi jang; (c) Penggunaan mereknya untuk seluruh
perjanjian dengan baik dan bertanggung jawab. atau sebagian jenis barang atau jasa yang ter-
Jika salah satu pihak tidak melaksanakannya, masuk dalam satu kelas; (c.1) Jumlah royalty
maka pihak lain dapat meminta pertanggungja- dan tata cara pembayarannya; (c.2) Dapat atau
waban di depan hukum. Keempat, adalah prin- tidaknya penerima lisensi mem-berikan lisensi
sip kesederajatan. Para pihak dalam perjanjian lanjut kepada pihak ketiga; (c.3) Kewajiban
lisensi (pemberi lisensi dan penerima lisensi) pemberi lisensi untuk melakukan pengawasan
mempunyai kedudukan yang sederajat (sama), dan pembinaan terhadap mutu barang yang di-
sehingga salah satu pihak tidak berkedudukan produksi dan diperdagangkan; (c.4) Batas wila-
lebih tinggi dari yang lain. Kelima, adalah Prin- yah berlakunya perjanjian lisensi, apabila di-
sip Profit of Contract. Prinsip ini menekankan perjanjikan.
para pihak harus mendapat manfaat ekonomis Penting untuk diperhatikan agar perjanji-
(keuntungan) dari perjanjian lisensi yang di- an lisensi dapat berjalan dengan baik adalah
buat. Pemberi lisensi memperoleh pembayaran pengaturan mengenai hak dan kewajiban licen-
royalty dari penerima lisensi, sedangkan pe- sor dan licensee secara rinci. Hak dan kewaji-
nerima lisensi dapat menggunakan merek yang ban pemberi lisensi adalah:18 menerima pem-
bayaran royalty sesuai dengan perjanjian; tetap
15 berhak menggunakan sendiri mereknya; menun-
Kebebasan tersebut bukanlah dalam pengertian “sebe-
bas-bebasnya” karena haruslah tetap dilaksanakan pada tut pembatalan lisensi merek, apabila penerima
koridor hukum, kesusilaan dan ketertiban umum yang
lisensi tidak melaksanakan perjanjian sebagai-
berlaku. Kontrak yang bertentangan dengan hal tersebut
akan mengakibatkan kontrak tersebut menjadi batal
16
demi hokum. Ricardo Simanjuntak, “Asas-Asas Utama Keberadaan unsur itikad baik dalam hukum kontrak mo-
Hukum Kontrak Dalam Kontrak Dagang Internasional: dern diakui sebagai elemen penting dari para pihak
sebuah Tinjauan Hukum”, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 27, untuk mengontrol dan mengawasi ketentuan-ketentuan
No. 4 Tahun 2008, hlm. 14. Menurut A. Bustamin, kontrak serta pelaksanaan kontrak, sehingga dapat
walaupun secara umum kepada para pihak diberikan dipahami jika berbagai ketentuan hukum kontrak yang
kebebasan untuk mengadakan kontrak dan perjanjiannya ada selalu menempatkan unsur itikad baik sebagai unsur
dianggap lahir sejak terjadinya kesepakatan menyangkut penting dan memberikan akibat yang patal jika unsur
objek atau hal pokok yang merupakan unsur esensial itikad baik tidak terpenuhi dalam kontrak. Samuel
dalam suatu perjanjian, namun masih ada hal-hal pokok Hutabarat, Prinsip Itikad Baik Dalam berbagai Hukum
yang perlu diperhatikan oleh pihak-pihak yang Kontrak, Jurnal Gloria Juris, Vol. 4, No. 3, September-
mengadakan kontrak yaitu syarat sahnya perjanjian. A. Desember 2004, hlm. 223-224
17
Bustamin, “Kebebasan Berkontrak Hubungannya Dengan Agung Sujatmiko, “Aspek Yuridis Lisensi …”, op.cit.,
Perjanjian Baku”, Jurnal Aktualita, Vol. I, No. 2 Agustus hlm.255
18
– November 2005, hlm. 65. Ibid., hlm. 256
Akibat Hukum Pembatalan Pendaftaran Merek Terhadap … 465

mana mestinya; menjamin penggunaan merek kepada mereknya dan terhindar dari upaya
dari cacat hukum atau gugatan dari pihak peng-hapusan merek.
ketiga; me-lakukan pembinaan dan pengawasan Perjanjian lisensi berlaku diseluruh wila-
terhadap mutu barang atau jasa hasil produksi yah Negara Republik Indonesia (kecuali jika di-
penerima lisensi; meminta persetujuan kepada perjanjikan lain), untuk jangka waktu yang ti-
penerima lisensi, apabila pemberi lisensi meng- dak lebih lama dari jangka waktu perlindungan
ajukan permintaan penghapusan mereknya; merek terdaftar yang bersangkutan. Pemilik
pem-batalan perjanjian lisensi merek, apabila merek terdaftar yang telah memberikan lisensi
pemberi lisensi tidak melaksanakan perjanjian kepada pihak lain, tetap dapat menggunakan
sebagaimana mestinya. Sedangkan hak dan ke- sendiri atau memberikan lisensi kepada pihak
wajiban penerima lisensi adalah: menggunakan ketiga lainnya untuk menggunakan merek ter-
merek yang dilisensikan sesuai dengan jangka sebut (kecuali bila diperjanjikan lain). Dalam
waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian; perjanjian lisensi dapat ditentukan bahwa pe-
menuntut pembayaran kembali bagian royalty nerima lisensi bisa memberikan lisensi lebih
yang telah dibayarkan penerima lisensi kepada lanjut kepada pihak ketiga. Perjanjian lisensi
pemilik merek yang telah dibatalkan; memberi dilarang memuat ketentuan baik yang langsung
lisensi lebih lanjut kepada pihak ketiga, sesuai maupun tidak langsung dapat menimbulkan aki-
dengan perjanjian; menuntut pembatalan lisen- bat yang merugikan perekonomian Indonesia
si merek, apabila pemberi lisensi tidak melak- atau memuat pembatasan yang menghambat
sanakan perjanjian sebagaimana mestinya; kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai
membayar royalty sesuai dengan perjanjian; dan mengembangkan teknologi pada umumnya.
meminta pencatatan perjanjian lisensi kepada Perjanjian lisensi wajib dimohonkan pen-
Kantor Merek; menjaga mutu barang atau jasa catatannya (oleh penerima lisensi) pada Direk-
hasil produksinya sesuai dengan standar mutu torat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual untuk
barang atau jasa atas merek yang dilisensikan. dicatat dalam Daftar Umum Merek dan selan-
Perjanjian lisensi tidak hanya memberikan jutnya diumumkan dalam Berita Resmi Merek.
manfaat bagi penerima lisensi saja, melainkan Akibat hukum dari pencatatan per-janjian li-
juga pemberi lisensi.19 Manfaat bagi penerima sensi berlaku terhadap pihak-pihak yang ber-
lisensi berupa pemakaian merek pemberi lisensi sangkutan dan terhadap pihak ketiga.
secara legal dengan berbagai keuntungan yang
melekat pada merek yang bersangkutan. Jika Pembatalan Pendaftaran Merek
merek yang dilisensikan tersebut ternyata me- Pembatalan pendaftaran merek hanya da-
rek terkenal dengan reputasi baik, maka pene- pat diajukan oleh pihak yang berkepentingan
rima lisensi akan dapat menjalankan usahanya atau oleh pemilik merek, baik dalam bentuk
dengan mudah, karena pada umumnya masya- permohonan kepada Direktorat Jenderal Hak
rakat akan tertarik untuk membeli produk de- Kekayaan Intelektual atau gugatan kepada Pe-
ngan merek yang sudah terkenal. Jadi peneri- ngadilan Niaga, dengan dasar alasan sebagai-
ma lisensi tidak perlu repot membuat merek mana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5, atau
sendiri dan mendaftarkan mereknya yang me- Pasal 6 UU Merek yang mengatur mengenai
merlukan waktu, tenaga dan biaya. Penerima merek yang tidak dapat didaftarkan dan merek
lisensi hanya ber-kewajiban untuk mencatatkan yang ditolak pendaftarannya. Meskipun Undang-
perjanjian lisensi. Sedangkan manfaat bagi Undang sudah mengatur ketentuan pendaftaran
pemberi lisensi selain memperoleh royalty ada- merek sedemikian rupa, namun pada praktik-
lah mereknya dijamin akan dipakai oleh pene- nya seringkali timbul beberapa masalah dalam
rima lisensi secara legal sehingga secara lang- pemeriksaan merek. Paling menonjol adalah
sung merupakan bentuk perlindungan hukum yang berkaitan dengan “itikad baik” dan "per-
samaan". Bagaimana menentukan ada tidaknya
19
Lihat Agung Sujatmiko, “Prinsip Hukum Kontrak …”, op.
cit., hlm. 99-100.
suatu itikad baik dan persamaan merek, baik
466 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 3 September 2011

persamaan pada pokoknya maupun persamaan dapat menimbulkan kesan adanya persamaan
pada keseluruhannya seperti diatur dalam Pasal baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara
4 dan Pasal 6 ayat (1) huruf a adalah hal yang penulisan atau kombinasi antara unsur-unsur
tidak mudah. ataupun persamaan bunyi ucapan yang ter-da-
Menurut Pasal 4 UU Merek, merek tidak pat dalam merek-merek tersebut.
dapat didaftar atas dasar permohonan yang di- World Trade Mark Symposium di Cannes
ajukan oleh pemohon yang beritikad tidak baik. (1992) memberikan beberapa unsur yang dapat
Dalam penjelasannya disebutkan, pemohon di-gunakan sebagai patokan untuk menilai per-
yang beritikad baik adalah pemohon yang men- samaan pada pokoknya, yaitu persamaan pe-
daftarkan mereknya secara layak dan jujur tan- nampilan (similarity of appearance); persama-
pa ada niat apapun untuk membonceng, me- an bunyi (sound similarity); persamaan kono-
niru, atau menjiplak ketenaran merek pihak tasi (connotation similarity); persamaan kesan
lain demi kepentingan usahanya yang berakibat dalam perdagangan (similarity in commercial
kerugian pada pihak lain itu atau menimbulkan impression); dan persamaan jalur perdagangan
kondisi persaingan curang, mengecoh atau me- (trade cannel similarity). Sedangkan Wayne Co-
nyesatkan konsumen.20 vell memberikan beberapa indikator untuk me-
Secara umum jangkauan pengertian itikad nilai persamaan pada pokoknya: persamaan vi-
tidak baik meliputi perbuatan “penipuan” sual (visual similarity), persamaan kemasan
(fraud), rangkaian “menyesatkan” (misleading) (packaging similarity), persamaan dalam aso-
orang lain, serta tingkah laku yang mengabai- siasi (similarity in association), dan persamaan
kan kewajiban hukum untuk mendapat keun- fungsi serta pemakaian (similarity in function
tungan. Bisa juga diartikan sebagai perilaku and use).22
yang tidak dibenarkan secara sadar untuk men- Ada doktrin yang dapat dipergunakan untuk
capai suatu tujuan yang tidak jujur (dishones- menentukan ada tidaknya persamaan merek
thy purpose). Dalam pengkajian merek, setiap menurut Amalia Rooseno, yaitu doktrin entire-
perbuatan peniruan, reproduksi, mengkopi, ties similiar dan doktrin nearly resembles.23
membajak atau membonceng kemasyuran me- Doktrin entireties similiar menganggap persa-
rek orang lain dianggap sebagai perbuatan pe- maan keseluruhan elemen adalah standar, da-
malsuan, penyesatan atau memakai merek lam hal ini merek yang diminta untuk didaf-
orang lain tanpa hak (unauthorized use) yang tarkan merupakan copy reproduksi merek orang
secara harmonisasi dalam perlindungan merek lain. Ajaran ini dianggap terlalu kaku dan tidak
di-kualifikasikan sebagai persaingan curang (un- dapat melindungi kepentingan pemilik merek,
fair competition) serta dinyatakan sebagai per- khususnya untuk merek terkenal. Doktrin near-
buatan mencari kekayaan secara tidak jujur ly resembles menganggap suatu merek mempu-
(unjust enrichment).21 nyai persamaan pada pokoknya dengan merek
Mengenai persamaan pada pokoknya, orang lain jika pada merek tersebut terdapat
Penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf a menegaskan kemiripan (identical) atau hampir mirip dengan
yang dimaksud dengan persamaan pada pokok- merek orang lain, yang dapat didasarkan pada
nya adalah kemiripan yang disebabkan oleh kemiripan gambar, susunan kata, warna atau
adanya unsur-unsur yang menonjol antara me- bunyi. Persamaan pada pokoknya tidak mutlak
rek yang satu dengan merek yang lain, yang ditegaskan pada persamaan semua elemen me-
rek dan tidak dituntut keras adanya jalur pe-
20
Lihat Anny Retnowati, “Tinjauan YuridisTerhadap Tindak masaran yang sama.24 Faktor yang paling pokok
Pidana “Memperdagangkan Barang Merek Palsu Dengan
Pendekatan Kasus Putusan Perkara No. 215/Pid.B/2005/
22
PN.SLMN”, Jurnal Justitia Et Pax, Atma Jaya Yogyakarta, Lihat Tomi Suryo Utomo, op. cit., hlm. 222-223.
23
Vol. 28 No. 2, Desember 2008, hlm. 167. Lihat Agus Mardianto, op.cit, hlm. 44.
21 24
Lihat Agus Mardianto, “Penghapusan Pendaftaran Merek Patokan untuk menentukan persamaan pada pokoknya
Berdasarkan Gugatan Pihak Ketiga”, Jurnal Dinamika yang dipakai doktrin nearly resembles lebih lentur diban-
Hukum, Unsoed Purwokerto, Vol. 10 No. 1, Januari 2010, dingkan dengan doktrin entireties similar. Antory Royan
hlm. 47. Adyan, “Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggaran
Akibat Hukum Pembatalan Pendaftaran Merek Terhadap … 467

dalam doktrin ini adalah pemakaian merek yang an merek diberitahukan secara tertulis kepada
mempunyai persamaan pada pokoknya ini dapat pemilik merek atau kuasanya. Pencoretan
menimbulkan kebingungan yang nyata (actual pendaftaran suatu merek dari Daftar Umum
confusion) atau menyesatkan (decieve) masya- Merek diumumkan dalam Berita resmi Merek.
rakat konsumen. Seolah-olah merek tersebut Sejak tanggal pencoretan sertifikat merek
berasal dari sumber atau produsen yang sama. yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku
Sehingga di dalamnya terlihat unsur iktikad ti- lagi. Pembatalan dan pencoretan pendaftaran
dak baik untuk membonceng ketenaran merek merek mengakibatkan berakhirnya perlindung-
milik orang lain.25 an hukum atas merek yang bersangkutan.
Teori lain yang dapat dikemukakan ada-
lah Teori holistic approach dan Teori dominan- Akibat Pembatalan Pendaftaran Merek ter-
cy. Menurut Teori holistic approach untuk me- hadap Hak Penerima Lisensi Merek
nentukan ada tidaknya persamaan merek harus Pembatalan pendaftaran merek akan ber-
dilihat secara keseluruhan, baik dari bunyinya, akibat berakhirnya perjanjian lisensi yang di
artinya, ejaannya maupun dari tampilannya. buat antara pemberi lisensi (yang mereknya su-
Teori dominancy menentukan adanya persama- dah dibatalkan) dengan penerima lisensi. Wa-
an merek antara merek yang satu dengan yang laupun demikian hak penerima lisensi masih
lainnya cukup diambil unsur yang dianggap tetap dilindungi, hal ini dapat di lihat dalam
paling dominan dari merek tersebut.26 Pasal 48 UU Merek yang menentukan sebagai
Gugatan pembatalan pendaftaran me- berikut: (a) Penerima Lisensi yang beriktikad
27
rek dapat diajukan oleh pemilik merek yang baik, tetapi kemudian Merek itu dibatalkan atas
terdaftar lebih dahulu berdasarkan alasan dasar adanya persamaan pada pokoknya atau
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek lain yang terdaf-
keseluruhan. Gugatan diajukan kepada Penga- tar, tetap berhak melaksanakan perjanjian Li-
dilan Niaga. Apabila gugatan pembatalan pen- sensi tersebut sampai dengan berakhirnya jang-
dataran merek dikabulkan, maka isi putusan ka waktu perjanjian Lisensi; (b) Penerima Li-
Pengadilan Niaga tersebut segera disampaikan sensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
oleh panitera kepada Direktorat Jenderal Hak tidak lagi wajib meneruskan pembayaran royal-
Kekayaan Intelektual setelah tanggal putusan ti kepada pemberi Lisensi yang dibatalkan, me-
diucapkan. Kemudian Direktorat Jenderal Hak lainkan wajib melaksanakan pembayaran royal-
Kekayaan Intelektual melaksanakan pembatal- ti kepada pemilik Merek yang tidak dibatalkan;
an pendaftaran merek yang bersangkutan dari (c) Dalam hal pemberi Lisensi sudah terlebih
Daftar Umum Merek dan mengumumkannya dahulu menerima royalti secara sekaligus dari
dalam Berita Resmi Merek setelah putusan di penerima Lisensi, pemberi Lisensi tersebut wa-
terima dan mempunyai kekuatan hukum tetap. jib menyerahkan bagian dari royalti yang di-
Pembatalan pendaftaraan merek dilaku- terimanya kepada pemilik Merek yang tidak di-
kan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan batalkan, yang besarnya sebanding dengan sisa
Intelektual dengan mencoret merek yang ber- jangka waktu perjanjian Lisensi.
sangkutan dari Daftar Umum Merek dengan Pasal 48 UU Merek memberikan perlindu-
memberi catatan tentang alasan dan tanggal ngan hukum kepada penerima lisensi merek
pembatalan tersebut. Pembatalan pendaftar- yang beritikad baik, namun tidak menjelaskan
bagaimana definisi dari seorang penerima lisen-
Penggunaan Hak Merek”, Law Riview, Volume VII Nomor si beritikad baik sehingga dipandang perlu un-
3, Februari 2008, hlm. 104.
25 tuk menghubungkannya dengan pasal 43 (3) UU
Agus Mardianto, op.cit, hlm. 44
26
Ibid., hlm.55. Merek tentang keharusan pencatatan perjanji-
27
Selain dapat diajukan oleh pemilik merek yang terdaftar
lebih dahulu, gugatan juga dapat diajukan oleh pihak
an lisensi pada direktorat jenderal Hak Keka-
yang berkepentingan, antara lain: jaksa, yayasan/lem- yaan Intelektual. Pencatatan perjanjian lisensi
baga di bidang konsumen, dan majelis/lembaga ke-
agamaan.
biasanya dilakukan oleh penerima lisensi (de-
468 Jurnal Dinamika Hukum
Vol. 11 No. 3 September 2011

ngan itikad baik), karena akibat hukum dari Aktualita, Vol. I, No. 2 Agustus–November
pencatatan perjanjian lisensi berlaku terhadap 2005;
para pihak yang bersangkutan dan terhadap Ginting, Gloria Gita Putri. “Perlindungan Hu-
pihak ketiga. kum Dalam Bidang Merek”. Jurnal Suloh,
Vol. III No. 1 April 2005;
Apabila dalam pelaksanaan perjanjian li-
sensi tersebut terjadi gugatan pembatalan ter- Hadiarianti, Venantia. “Konsep Dasar Pemberi-
an Hak dan perlindungan Hukum Hak
hadap kepemilikan Merek (berdasarkan alasan
kekayaan Intelektual”. Jurnal Gloria Ju-
bahwa merek yang bersangkutan mempunyai ris, Vol. 8, No. 2, Mei-Agustus 2008;
persamaan pada pokoknya atau secara kese-
Hutabarat, Samuel. “Prinsip Itikad Baik Dalam
luruhan) yang ditujukan kepada pemilik merek berbagai Hukum Kontrak”. Jurnal Gloria
sekaligus pem-beri lisensi merek, maka kedu- Juris, Vol. 4, No. 3, September-Desember
dukan dari pihak penerima lisensi merek tidak 2004;
akan terpengaruhi oleh putusan hakim yang Mardianto, Agus. “Penghapusan Pendaftaran
berkekuatan hukum tetap terhadap sengketa Merek Berdasarkan Gugatan Pihak Keti-
ga”. Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 10 No.
gugatan merek tersebut. Apabila kedudukan
1, Januari 2010. Unsoed Purwokerto;
pemberi lisensi merek sebagai pemilik merek
Muhammad, Abdulkadir. 2001. Kajian Hukum
dibatalkan melalui putusan hakim pengadilan
Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual. Citra
niaga yang berkekuatan hukum tetap, maka pi- Aditya: Bandung
hak penerima lisensi merek akan tetap dapat
Retnowati, Anny. “Tinjauan YuridisTerhadap
melaksanakan perjanjian lisensi tersebut dan Tindak Pidana “Memperdagangkan Barang
dengan persyaratan bahwa pembayaran royalti Merek Palsu Dengan Pendekatan Kasus
pada periode selanjutnya akan dilanjutkan ke- Putusan Perkara No. 215/Pid.B/2005/
pada pihak yang dinyatakan sebagai pemilik PN.SLMN”. Jurnal Justitia Et Pax, Atma
Jaya Yogyakarta, Vol. 28 No. 2, Desember
merek yang sah.
2008;
Selvie, Valerie. “Domain Name and Mark Issues
Penutup on The Internet: The Perspective of Aus-
Simpulan tralian Law”. Jurnal Gloria Juris, Vol. 5,
Pembatalan Pendaftaran Merek berakibat Nomor 3, September-Desember 2005;
berakhirnya perjanjian lisensi merek, akan te- -------. “Perlindungan Hukum Merek Terkenal
tapi pembatalan pendaftaran merek tidak Tidak Terdaftar di Indonesia”. Jurnal
berakibat hapusnya hak penerima lisensi me- Gloria Juris, Vol. 6, No. 2, Mei – Agustus
2006;
rek. Pasal 48 UU Merek memberikan perlin-
dungan terhadap hak penerima lisensi merek Simanjuntak, Ricardo. “Asas-Asas Utama Hu-
kum Kontrak dalam Kontrak Dagang Inter-
yang beritikad baik yang mencatatkan perjan-
nasional: sebuah Tinjauan Hukum”. Jur-
jian lisensi yang dibuatnya pada Direktorat nal Hukum Bisnis, Vol. 27, No. 4 Tahun
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Penerima 2008;
lisensi merek tersebut tetap berhak melaksa- Stiarto, Noegroho Amin. “Hak Atas Kekayaan In-
nakan perjanjian Lisensi sampai dengan ber- telektual dan Hak Kekayaan Intelektual
akhirnya jangka waktu perjanjian Lisensi. Tradisional dalam Konteks Otonomi Dae-
rah”. Jurnal Mimbar Hukum Edisi Tahun
2000;
Daftar Pustaka
Sujatmiko, Agung. “Aspek Yuridis Lisensi Merek
Adyan, Antory Royan. “Perlindungan Hukum dan Persaingan Usaha”. Jurnal Hukum
Terhadap Pelanggaran Penggunaan Hak Pro Justitia, Vol. 26 No.2, April 2008.
Merek”. Law Riview, Volume VII Nomor 3, UNPAR Bandung;
Februari 2008;
-------. “Prinsip Hukum Kontrak dalam Lisensi
Bustamin, A. “Kebebasan Berkontrak Hubung- Merek”. Jurnal Mimbar Hukum, Vol. 20,
annya Dengan Perjanjian Baku”. Jurnal nomor 2, Juni 2008;
Akibat Hukum Pembatalan Pendaftaran Merek Terhadap … 469

Suryomurcito, Gunawan (Ketua Tim). 2006. La- mu Hukum, Vol. 1 No. 1 April 2009. Unis
poran Akhir Tentang Kompilasi Bidang Riau;
Hukum Perjanjian Lisensi. Jakarta: BPHN Utomo, Tomi Suryo. 2010. Hak Kekayaan Inte-
Departemen Hukum dan Hak Asasi Ma- lektual (HKI) di Era Global (Sebuah Kaji-
nusia; an Kontemporer). Yogyakarta: Graha Il-
Syafrinaldi. “Urgensi dan Permasalahan Harmo- mu;
nisasi Undang-Undang Merek Terhadap Wijaya, H.R. Tonny Suryadi. “Perlindungan Me-
Protokol Madrid”. Jurnal Hukum Bisnis, rek di Indonesia Menurut Undang-Undang
Vol. 28 No. 2 Tahun 2009; Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek”.
Syafrinaldi; “Hak Milik Intelektual dan Lisensi Perspektif Hukum, Volume 7 Nomor 1,
Sebagai Sarana Alih Teknologi”; Jurnal Il- Mei 2007.

Anda mungkin juga menyukai