Definisi Merek
Pasal 1 angka 1 UU Merek mendefinisikan Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan
secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam
bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari
2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang
diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau
jasa.
Contoh Merek
a. Gambar, seperti lukisan burung garuda pada logo Garuda Indonesia atau gambar
kelinci pada merek kacang dua kelinci.
b. Kata Seperti Google, Toyota atau BNI.
c. Nama Seperti Tommy Hilfiger atau Salvatore Ferragami.
d. Frasa seperti Sinar Jaya Atau Air Mancur.
e. Kalimat Seperti Building for a Better Future atau Terus Terang Philip Terang Terus.
f. Huruf seperti F pada logo Facebook atau K pada logo Circle K.
g. Huruf-huruf seperti IBM atau DKNY.
h. Angka seperti 7 pada logo Seven Eleven atau angka 3 pada provider GSM Three.
i. Angka-angka seperti merek rokok 555 atau merek wewangian 4711.
j. Susunan warna seperti pada logo Pepsi dan Pertamina.
k. Dan kombinasi unsur-unsur tersebut seperti Es Teler 77.
SLIDE KEDUA
Berdasarkan Pasal 3 UU Merek, Hak atas Merek diperoleh setelah Merek tersebut
terdaftar. Yang dimaksud dengan "terdaftar" adalah setelah Permohonan melalui proses
pemeriksaan formalitas, proses pengumuman, dan proses pemeriksaan substantif serta
mendapatkan persetujuan Menteri untuk diterbitkan sertifikat.
Pasal 35: Merek terdaftar mendapat pelindungan hukum untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun sejak Tanggal Penerimaan. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang
dengan waktu yang sama dalam jangka waktu enam bulan sebelum jangka waktu
berakhir.
Merek hanya berlaku di wilayah teritori tempat pendaftarannya, sehingga apabila ada
pihak luar negeri ingin masuk ke Indonesia atau sebaliknya perlu melakukan
pendaftaran merek tersebut.
Apabila pemilik merek memberikan izin kepada pihak lain maka melalui perjanjian
lisensi yang diatur dalam PP 36 tahun 2018.
SLIDE KETIGA
“Mengapa Merek perlu dilindungi?”
1. Lihatlah visi / business plan untuk kedepannya
Pendaftaran merek menjadi suatu hal yang penting bagi pelaku usaha yang memiliki
pandangan kedepan mengenai bisnis yang akan dijalani, apa yang menjadi
tujuannya, serta apa yang ingin dicapai nantinya. Karena itu visi bisnis merupakan
refleksi cita-cita bisnis dimasa beberapa tahun mendatang. Apabila usaha yang
dijalankan memiliki target untuk memperluas pasar dan mengembangkan model
bisnis maka perlu melakukan pendaftaran merek. Hal tersebut untuk mengantisipasi
ketika usaha sudah besar namun pendaftaran merek diserobot oleh pihak lain
karena kita lalai untuk mendaftarkannya lebih awal. Model bisnis pun harus
diperhatikan, mengingat setiap pengembangan model bisnis juga perlu melakukan
pendaftaran merek di kelas yang berbeda-beda. Contoh: kopi di kelas 30 dan coffee
shop di kelas 43. Jangan sampe kita sudah daftarkan bisnis modelnya tapi lupa
untuk mendaftarkan produknya. Untuk melakukan pengecekkan kelas-kelas merek
dapat melalui http://skm.dgip.go.id/
4. Hak eksklusif
Dengan memiliki sertifikat merek artinya pemilik merek tersebut dapat
memanfaatkan hak ekonomi atas merek tersebut secara eksklusif. Apabila terdapat
pihak lain yang hendak menggunakan merek untuk kepentingan komersialnya maka
pemilik hak atas merek dapat mengenakan royalti berdasarkan perjanjian lisensi
merek, namun apabila pihak lain menggunakan merek tersebut untuk itikad tidak
baik tanpa izin / perjanjian lisensi maka pemilik hak atas merek dapat mengajukan
gugatan ganti rugi ataupun pengaduan tindak pidana.
Slide KEEMPAT
“Manfaat Pendaftaran Merek”
1. Sebagai Tanda Pengenal dan Alat Promosi
Merek dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu produk barang
maupun jasa, sehingga konsumen bisa membedakan/mencirikan dengan mudah
antara produk yang asli dengan produk-produk yang identik atau yang mirip. Oleh
karena itu Merek merupakan alat ukur pembeda antara produk yang dimilikinya
dengan produk yang dimiliki pihak lain sebagai pesaingnya. Jika konsumen puas
atas barang atau jasa yang diberikan pelaku usaha, maka akan membeli atau
memakai kembali produk tersebut di masa yang akan datang atau mempromosikan
Merek tersebut kepada pihak lain. Bila merek sudah mendapat tempat di hati
konsumen, dan sudah dipersepsikan baik, maka secara tidak langsung konsumen
akan dapat bercerita kepada siapa saja tentang produk atau jasa, dan hal ini dapat
berdampak pada peningkatan penjualan juga berdampak pada loyalitas konsumen
terhadap suatu merek. Konsumen dapat berperan menjadi marketing atau
pemasaran dan promosi secara tidak langsung.
Salah satu keuntungan lain bagi pemilik merek terdaftar dalam rangka memperluas
cakupan bisnis nya adalah dengan memberikan lisensi kepada pihak lain. Selain itu,
dengan telah didaftarkannya merek, pemilik usaha dapat mengembangkan bisnis
modelnya seperti membuka usaha waralaba dengan melakukan perjanjian franchise
dengan penerima waralaba. Usaha waralaba tersebut juga perlu didaftarkan di
kelas 45. Dimana nantinya pelaku usaha yang memiliki hak atas merek berhak
menerima royalti dari pihak yang menggunakan mereknya tersebut. Bayangkan
apabila merek tidak terlebih dulu didaftarkan, penerima waralaba tersebut dapat
mendaftarkan merek tersebut lebih awal daripada pemberi waralaba.
Selain itu, dapat dikatakan sebagai investasi karena apabila perusahaan tersebut
pailit atau tidak dapat melanjutkan perusahaannya sedangkan merek tersebut
memiliki goodwill di masyarakat maka perusahaan atau pelaku usaha tersebut dapat
menjual mereknya kepada pihak lain. Contoh: PT Njonja Meneer yang menjual
mereknya kepada PT Bhumi Emphon Mustiko melalui pemenang lelang yaitu PT
Aryasatya Bayanaka Nuswapada.
SLIDE KELIMA
Masalah yang dihadapi Pelaku Usaha
Contoh: merek HAUS! Mendaftarkan merek pada kelas 5, 30, dan kelas 32 yang
dimohonkan sejak tahun 2018. Kelas 5 dan 30 hingga saat ini masih dalam proses
sedangkan kelas 32 ditolak. HAUS! lalu melakukan rebranding pada tahun 2019 dan
melakukan permohonan pendaftaran merek di kelas yang berbeda (kelas 35,16, 18,
25).
Contoh lain, merek JANJI JIWA yang telah terdaftar sejak tahun 2018 pada kelas 43
atas nama perusahaan, lalu pada tahun 2019 terdapat merek JANJI KOPI yang
melakukan permohonan pendaftaran merek di kelas yang sama dan mendapatkan
usulan penolakan.
2. Penghapusan Merek
Penghapusan Merek dapat dilakukan oleh pemilik merek, prakarsa menteri dan
pihak ketiga. Dilakukan oleh prakarsa menteri apabila Komisi Banding Merek
memberikan rekomendasi kepada Menteri untuk melakukan penghapusan dalam hal
Merek terdaftar melanggar ideologi negara, peraturan perundang-undangan,
moralitas, agama, kesusilaan, dan ke tertiban umum (Pasal 31 j.o Pasal 72)
3. Pembatalan Merek
Suatu merek yang telah terdaftar dapat dibatalkan oleh pihak yang berkepentingan
(antara lain pemilik Merek terdaftar, jaksa, yayasan/Iembaga di bidang konsumen,
dan majelis lembaga keagamaan.) atau pemilik merek tidak terdaftar (pemilik
Merek yang iktikad baik tetapi tidak terdaftar atau pemilik Merek terkenal tetapi
Mereknya tidak terdaftar dengan mengajukan permohonan kepada Menteri
terlebih dahulu.) dengan alasan Pasal 20 dan Pasal 21.
4. Pelanggaran Merek
Berdasarkan Pasal 83 Pemilik Merek terdaftar dan/atau penerima Lisensi Merek
terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang secara tanpa hak
menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya untuk barang dan/atau jasa yang sejenis
berupa:
a. gugatan ganti rugi; dan/ atau
b. penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan Merek
tersebut
Gugatan tersebut diajukan ke Pengadilan Niaga. Selain itu, gugatan tersebut dapat
pula diajukan oleh pemilik merek terkenal berdasarkan putusan pengadilan
(pemberian hak untuk mengajukan gugatan perdata tersebut berdasarkan perbuatan
curang yang dilakukan oleh pihak lain juga dimaksudkan untuk memberikan
pelindungan hukum kepada pemiilik Merek terkenal meskipun belum terdaftar).
Selain gugatan perdata UU Merek dan Indikasi Geografis juga memberikan sanksi
pidana melalui pasal 100 s.d pasal 102 sebagai berikut :
Pasal 101
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang sarna pada
keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dany atau
jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp2 .
000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak Menggunakan Merek yang mempunyai
persamaan pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk
barang dan/ atau jasa sejenis yang diproduksi dan/ atau diperdagangkan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan Zatau denda
paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(3) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2), yang jenis barangnya mengakibatkan gangguan kesehatan,
gangguan lingkungan hidup, dan/atau kematian manusia, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp5 .000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Pasal 102
Setiap Orang yang memperdagangkan barang dan/atau jasa dan/atau produk
yang diketahui atau patut diduga mengetahui bahwa barang dan/atau jasa
dan/atau produk tersebut merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 100 dan Pasal 101 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Perlu diingat bahwa tindak pidana tersebut merupakan delik aduan sehingga
hanya pemilik atau pemegang hak atas merek yang dapat melakukan pengaduan
atas tindakan tersebut.
SLIDE KEENAM
Merek yang tidak dapat didaftarkan
Pasal 20 UU Merek (Pasal 108 angka 1 UU Cipta Kerja)
“Merek tidak dapat didaftar jika:
1. bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan, moralitas,
agama, kesusilaan, atau ketertiban umum
(contoh merek Budha Bar yang kemudian dibatalkan karena dinilai bertentangan
dengan agama);
2. sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut barang dan/atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya
Merek tersebut berkaitan atau hanya menyebutkan barang dan/ atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya (contoh: usaha roti memberikan merek ‘Roti’,
kecuali merek ‘Apple’ karena merupakan perusahaan elektronik);
3. memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat tentang asal, kualitas, jenis,
ukuran, macam, tujuan penggunaan barang dan/atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya atau merupakan nama varietas tanaman yang dilindungi untuk
barang dan/atau jasa yang sejenis
(contoh "Kecap No. l" tidak dapat didaftarkan karena menyesatkan masyarakat
terkait dengan kualitas barang, Merek "netto 100 gram" tidak dapat didaftarkan
karena menyesatkan masyarakat terkait dengan ukuran barang);
4. memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat, atau khasiat dari
barang dan/atau jasa yang diproduksi
(contoh: ‘obat jerawat paling mujarab’ , ‘rokok yang aman bagi kesehatan’);
6. merupakan nama umum dan/atau lambang milik umum (antara lain Merek "rumah
makan" untuk restoran, Merek "warung kopi" untuk kafe. Adapun "lambang milik
umum" antara lain "lambang tergkorak untuk barang berbahaya, lambang "tanda
racun" untuk bahan kimia,"lambang sendok dan garpu" untuk jasa restoran;
dan/atau
SLIDE KETUJUH
Merek yang ditolak
Pasal 21
1. Permohonan ditolak jika Merek tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan (disebabkan oleh adanya unsur yang dominan antara
Merek yang satu dengan Merek yang lain sehingga menimbulkan kesan adanya
persamaan, baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau
kombinasi antara unsur, maupun persamaan bunyi ucapan) Menurut Prof. Sudargo
Gautama, kriteria yang berlaku untuk dipandang sebagai persamaan pada pokonya
ialah “apabila sesuatu merek bersangkutan akan menimbulkan kekeliruan pada
khalayak ramai, jika dipakai bagi barang-barang sejenis”:
a. Merek terdaftar milik pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh pihak
lain untuk barang dan/atau jasa sejenis (adalah Permohonan pendaftaran
Merek yang sudah disetujui untuk didaftar);
b. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
c. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis
yang memenuhi persyaratan tertentu; atau
d. Indikasi Geografis terdaftar.
2. Permohonan ditolak jika Merek tersebut:
a. merupakan atau menyerupai nama atau singkatan nama orang terkenal,
foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas
persetujuan tertulis dari yang berhak;
b. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera,
lambang atau simbol atau emblem suatu negara, atau lembaga nasional
maupun internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang; atau
c. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi
yang digunakan oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
3. Permohonan ditolak jika diajukan oleh Pemohon yang beriktikad tidak baik
(Pemohon yang patut diduga dalam mendaftarkan Mereknya memiliki niat
untuk meniru, menjiplak, atau mengikuti Merek pihak lain demi kepentingan
usahanya menimbulkan kondisi persaingan usaha tidak sehat, mengecoh, atau
menyesatkan konsumen).
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai penolakan Permohonan Merek sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c diatur dengan
Peraturan Menteri.
Selain itu, mengutip dari Putusan Mahkamah Agung Nomor 789 K/PDT.SUS-
HKI/2016, Putusan Mahkamah Agung Nomor 279 PK/Pdt/1992 menyatakan bahwa
merek mempunyai persamaan pada pokoknya maupun secara keseluruhan jika
memiliki (hal. 21):
a. persamaan bentuk (similarity of form);
b. persamaan komposisi (similarity of composition);
c. persamaan kombinasi (similarity of combination);
d. persamaan unsur elemen (similarity of elements);
e. persamaan bunyi (sound similarity);
f. persamaan ucapan (phonetic similarity) atau;
g. persamaan penampilan (similarity of appearance).
SLIDE KEDELAPAN
Langkah Pendaftaran Merek
Apabila pendaftaran Merek tersebut dengan fasilitas Usaha Mikro dan Usaha Kecil
(UKM) maka pemohon wajib melampirkan Surat Rekomendasi sebagai UKM yang
diterbitkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM, atau Kementerian Perindustrian;
atau Kementerian Perdagangan; atau Dinas Koperasi dan UKM (sesuai domisili);
atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
d. Setelah melakukan pesan kode billing, akan tampil halaman SIMPAKI yang berisi
tentang data jenis pelayanan dan jumlah kelas yang sudah terisi. Selanjutnya
lengkapi data pemohon dan pilih tombol proses untuk menghasilkan surat
perintah bayar. Setelah melakukan pembayaran, kembali ke halaman
permohonan online
e. Setelah melakukan konfirmasi sudah memiliki kode billing, akan tampil halaman
yang umum dan dalam waktu 14 (empat belas) hari harus segera dilakukan
Pengisian pendaftaran online dengan mengunggah lampiran yang dipersyartkan.
Panduan tentang Pengisian pendaftaran online tersebut dapat di-download dari
menu panduan pada halaman awal dalam laman merek.dgip.go.id
f. Apabila lewat dari waktu 14 (empat belas) hari tidak melakukan pendaftaran
online maka akan ada informasi kode billing sudah expired. Uang yang sudah
dibayarkan ke kas negara tidak dapat ditarik kembali.
g. Pemohon akan menerima tanda terima dan surat pernyataan dalam bentuk pdf
untuk didownload.