Anda di halaman 1dari 10

SLIDE PERTAMA

Jelaskan salah kaprah antara merek dan paten

Definisi Merek
Pasal 1 angka 1 UU Merek mendefinisikan Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan
secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam
bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari
2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang
diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau
jasa.

Contoh Merek
a. Gambar, seperti lukisan burung garuda pada logo Garuda Indonesia atau gambar
kelinci pada merek kacang dua kelinci.
b. Kata Seperti Google, Toyota atau BNI.
c. Nama Seperti Tommy Hilfiger atau Salvatore Ferragami.
d. Frasa seperti Sinar Jaya Atau Air Mancur.
e. Kalimat Seperti Building for a Better Future atau Terus Terang Philip Terang Terus.
f. Huruf seperti F pada logo Facebook atau K pada logo Circle K.
g. Huruf-huruf seperti IBM atau DKNY.
h. Angka seperti 7 pada logo Seven Eleven atau angka 3 pada provider GSM Three.
i. Angka-angka seperti merek rokok 555 atau merek wewangian 4711.
j. Susunan warna seperti pada logo Pepsi dan Pertamina.
k. Dan kombinasi unsur-unsur tersebut seperti Es Teler 77.

SLIDE KEDUA

Definisi Hak atas Merek


Pasal 1 angka 5 UU Merek mendefinisikan Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara kepada pemilik Merek yang terdaftar untuk jangka waktu
tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada
pihak lain untuk menggunakannya.

Berdasarkan Pasal 3 UU Merek, Hak atas Merek diperoleh setelah Merek tersebut
terdaftar. Yang dimaksud dengan "terdaftar" adalah setelah Permohonan melalui proses
pemeriksaan formalitas, proses pengumuman, dan proses pemeriksaan substantif serta
mendapatkan persetujuan Menteri untuk diterbitkan sertifikat.

Pasal 35: Merek terdaftar mendapat pelindungan hukum untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun sejak Tanggal Penerimaan. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang
dengan waktu yang sama dalam jangka waktu enam bulan sebelum jangka waktu
berakhir.

Merek hanya berlaku di wilayah teritori tempat pendaftarannya, sehingga apabila ada
pihak luar negeri ingin masuk ke Indonesia atau sebaliknya perlu melakukan
pendaftaran merek tersebut.
Apabila pemilik merek memberikan izin kepada pihak lain maka melalui perjanjian
lisensi yang diatur dalam PP 36 tahun 2018.

SLIDE KETIGA
“Mengapa Merek perlu dilindungi?”
1. Lihatlah visi / business plan untuk kedepannya
Pendaftaran merek menjadi suatu hal yang penting bagi pelaku usaha yang memiliki
pandangan kedepan mengenai bisnis yang akan dijalani, apa yang menjadi
tujuannya, serta apa yang ingin dicapai nantinya. Karena itu visi bisnis merupakan
refleksi cita-cita bisnis dimasa beberapa tahun mendatang. Apabila usaha yang
dijalankan memiliki target untuk memperluas pasar dan mengembangkan model
bisnis maka perlu melakukan pendaftaran merek. Hal tersebut untuk mengantisipasi
ketika usaha sudah besar namun pendaftaran merek diserobot oleh pihak lain
karena kita lalai untuk mendaftarkannya lebih awal. Model bisnis pun harus
diperhatikan, mengingat setiap pengembangan model bisnis juga perlu melakukan
pendaftaran merek di kelas yang berbeda-beda. Contoh: kopi di kelas 30 dan coffee
shop di kelas 43. Jangan sampe kita sudah daftarkan bisnis modelnya tapi lupa
untuk mendaftarkan produknya. Untuk melakukan pengecekkan kelas-kelas merek
dapat melalui http://skm.dgip.go.id/

2. Sebagai bukti kepemilikan


Di tengah perkembangan teknologi saat ini, maka terdapat risiko dari pihak lain
yang ingin mencari keuntungan dengan meniru suatu merek. Hal ini tentunya dapat
merugikan pelaku usaha dan konsumen yang dapat tertipu saat membeli. Dengan
dilakukannya pendaftaran Merek maka dapat menjadi alat bukti bagi pemilik yang
berhak atas Merek yang didaftarkan terebut sehingga dapat dijadikan dasar untuk
mencegah orang lain memakai Merek yang sama keseluruhan atau sama pada
pokoknya dalam peredaran untuk barang/jasa sejenisnya.

3. Mengantisipasi sengketa di masa depan


Dalam pendaftaran merek berlaku asas first to file yaitu siapa yang mendaftarkan
pertama kali, ia yang berhak memiliki Merek tersebut. Dengan demikian, siapa yang
mengajukan permohonan mereknya terlebih dahulu, maka pemohon tersebut yang
akan tercatat dan mendapatkan tanggal penerimaan dan nomor pendaftaran
terlebih dahulu. Pendaftaran Merek sejak awal mendirikan usaha dapat
mengantisipasi terjadinya persengketaan merek di masa depan. Hal tersebut karena
terdapat berbagai kasus persengketaan merek yang sudah terkenal di publik terjadi
karena pelaku usaha tidak mendaftarkannya sejak awal. Contoh PT BCA Tbk
mendaftarkan berbagai merek dagang maupun jasa di kelas yang berbeda (bahkan
tidak berkaitan dengan main business nya)

4. Hak eksklusif
Dengan memiliki sertifikat merek artinya pemilik merek tersebut dapat
memanfaatkan hak ekonomi atas merek tersebut secara eksklusif. Apabila terdapat
pihak lain yang hendak menggunakan merek untuk kepentingan komersialnya maka
pemilik hak atas merek dapat mengenakan royalti berdasarkan perjanjian lisensi
merek, namun apabila pihak lain menggunakan merek tersebut untuk itikad tidak
baik tanpa izin / perjanjian lisensi maka pemilik hak atas merek dapat mengajukan
gugatan ganti rugi ataupun pengaduan tindak pidana.

Slide KEEMPAT
“Manfaat Pendaftaran Merek”
1. Sebagai Tanda Pengenal dan Alat Promosi
Merek dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu produk barang
maupun jasa, sehingga konsumen bisa membedakan/mencirikan dengan mudah
antara produk yang asli dengan produk-produk yang identik atau yang mirip. Oleh
karena itu Merek merupakan alat ukur pembeda antara produk yang dimilikinya
dengan produk yang dimiliki pihak lain sebagai pesaingnya. Jika konsumen puas
atas barang atau jasa yang diberikan pelaku usaha, maka akan membeli atau
memakai kembali produk tersebut di masa yang akan datang atau mempromosikan
Merek tersebut kepada pihak lain. Bila merek sudah mendapat tempat di hati
konsumen, dan sudah dipersepsikan baik, maka secara tidak langsung konsumen
akan dapat bercerita kepada siapa saja tentang produk atau jasa, dan hal ini dapat
berdampak pada peningkatan penjualan juga berdampak pada loyalitas konsumen
terhadap suatu merek. Konsumen dapat berperan menjadi marketing atau
pemasaran dan promosi secara tidak langsung.

2. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen


Dengan dilakukannya pendaftaran Merek maka dapat meningkatkan kepercayaan
konsumen atas barang atau jasa yang ditawarkan oleh pelaku usaha. Merek yang
sudah terdaftar akan membantu masyarakat memilah antara barang orisinal dengan
yang palsu, sekaligus mencirikan kualitas produk pelaku usaha kepada konsumen.
Bahkan jika dibandingkan antara dua barang yang bermerek terkenal dengan yang
mereknya belum tenar harganya jauh lebih tinggi merek yang terkenal. Meskipun
kualitasnya sama.

3. Sebagai investasi (meningkatkan nilai branding dan membuka peluang usaha)


Dengan melakukan pendaftaran merek sejak awal dengan memiliki visi bisnis yang
jelas, pendaftaran tersebut merupakan suatu investasi di masa mendatang ketika
bisnis tersebut sudah memiliki pasar yang luas dan dipercaya oleh masyarakat.
Sehingga, apabila terdapat pihak lain yang ingin memanfaatkan hal tersebut dapat
dicegah karena pelaku usaha telah mendapatkan hak ekslusif atas merek tersebut.

Salah satu keuntungan lain bagi pemilik merek terdaftar dalam rangka memperluas
cakupan bisnis nya adalah dengan memberikan lisensi kepada pihak lain. Selain itu,
dengan telah didaftarkannya merek, pemilik usaha dapat mengembangkan bisnis
modelnya seperti membuka usaha waralaba dengan melakukan perjanjian franchise
dengan penerima waralaba. Usaha waralaba tersebut juga perlu didaftarkan di
kelas 45. Dimana nantinya pelaku usaha yang memiliki hak atas merek berhak
menerima royalti dari pihak yang menggunakan mereknya tersebut. Bayangkan
apabila merek tidak terlebih dulu didaftarkan, penerima waralaba tersebut dapat
mendaftarkan merek tersebut lebih awal daripada pemberi waralaba.

Selain itu, dapat dikatakan sebagai investasi karena apabila perusahaan tersebut
pailit atau tidak dapat melanjutkan perusahaannya sedangkan merek tersebut
memiliki goodwill di masyarakat maka perusahaan atau pelaku usaha tersebut dapat
menjual mereknya kepada pihak lain. Contoh: PT Njonja Meneer yang menjual
mereknya kepada PT Bhumi Emphon Mustiko melalui pemenang lelang yaitu PT
Aryasatya Bayanaka Nuswapada.

SLIDE KELIMA
Masalah yang dihadapi Pelaku Usaha

1. Permohonan Merek Ditolak


Suatu permohonan merek yang telah melewati pemeriksaan formil (kelengkapan
berkas) selanjutnya akan diumumkan. Apabila dalam masa pengumuman terdapat
pihak lain yang mengajukan keberatan atas permohonan tersebut, pemohon merek
dapat melakukan sanggahan secara tertulis yang diajukan kepada Menteri.
Selanjutnya apabila setelah pemeriksaan merek tersebut terdapat usulan penolakan
(baik karena adanya keberatan ataupun tidak), maka pemohon dapat melakukan
upaya:
a) Tanggapan atas penolakan dengan mengajukan alasan (Pasal 24)
b) Apabila tetap ditolak maka dapat mengajukan banding kepada Komisi Banding
Merek (Ps. 28) dengan melampirkan surat hasil pemeriksaan subtantif, surat
penolakan atas tanggapan, dan bukti pembayaran
c) Apabila tetap ditolak oleh Komisi Banding Merek maka langkah yang dilakukan
selanjutnya adalah dengan melakukan gugatan atas putusan banding tersebut ke
Pengadilan Niaga (Ps 30 ayat 3)

Contoh: merek HAUS! Mendaftarkan merek pada kelas 5, 30, dan kelas 32 yang
dimohonkan sejak tahun 2018. Kelas 5 dan 30 hingga saat ini masih dalam proses
sedangkan kelas 32 ditolak. HAUS! lalu melakukan rebranding pada tahun 2019 dan
melakukan permohonan pendaftaran merek di kelas yang berbeda (kelas 35,16, 18,
25).

Contoh lain, merek JANJI JIWA yang telah terdaftar sejak tahun 2018 pada kelas 43
atas nama perusahaan, lalu pada tahun 2019 terdapat merek JANJI KOPI yang
melakukan permohonan pendaftaran merek di kelas yang sama dan mendapatkan
usulan penolakan.

2. Penghapusan Merek
Penghapusan Merek dapat dilakukan oleh pemilik merek, prakarsa menteri dan
pihak ketiga. Dilakukan oleh prakarsa menteri apabila Komisi Banding Merek
memberikan rekomendasi kepada Menteri untuk melakukan penghapusan dalam hal
Merek terdaftar melanggar ideologi negara, peraturan perundang-undangan,
moralitas, agama, kesusilaan, dan ke tertiban umum (Pasal 31 j.o Pasal 72)

Pasal 72 ayat (7):


Penghapusan Merek terdaftar atas prakarsa Menteri dapat dilakukan jika:
1) memiliki persamaan pada pokoknya dan/atau keseluruhannya dengan
Indikasi Geografis;
2) bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan,
moralitas, agama, kesusilaan, dan ketertiban umum; atau
3) memiliki kesamaan pada keseluruhannya dengan ekspresi budaya
tradisional, warisan budaya takbenda, atau nama atau logo yang sudah
merupakan tradisi turun temurun.

Pihak ketiga dapat melakukan permohonan penghapusan merek dalam bentuk


gugatan ke Pengadilan Niaga dengan alasan Merek tersebut tidak digunakan selama
3 (tiga) tahun berturut-turut dalam perdagangan barang dan/ atau jasa sejak tanggal
pendaftaran atau pemakaian terakhir. Upaya hukum atas penghapusan merek oleh
menteri adalah dengan mengajukan gugatan atas putusan tersebut ke PTUN.

3. Pembatalan Merek
Suatu merek yang telah terdaftar dapat dibatalkan oleh pihak yang berkepentingan
(antara lain pemilik Merek terdaftar, jaksa, yayasan/Iembaga di bidang konsumen,
dan majelis lembaga keagamaan.) atau pemilik merek tidak terdaftar (pemilik
Merek yang iktikad baik tetapi tidak terdaftar atau pemilik Merek terkenal tetapi
Mereknya tidak terdaftar  dengan mengajukan permohonan kepada Menteri
terlebih dahulu.) dengan alasan Pasal 20 dan Pasal 21.

Upaya tersebut dengan mengajukan gugatan pembatalan ke Pengadilan Niaga


terhadap pemilik merek terdaftar. Gugatan pembatalan pendaftaran Merek hanya
dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal
pendaftaran Merek kecuali jika terdapat unsur iktikad tidak baik dan/atau Merek yang
bersangkutan bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-
undangan, moralitas, agama, kesusilaan, dan ketertiban umum.

4. Pelanggaran Merek
Berdasarkan Pasal 83 Pemilik Merek terdaftar dan/atau penerima Lisensi Merek
terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang secara tanpa hak
menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya untuk barang dan/atau jasa yang sejenis
berupa:
a. gugatan ganti rugi; dan/ atau
b. penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan Merek
tersebut

Gugatan tersebut diajukan ke Pengadilan Niaga. Selain itu, gugatan tersebut dapat
pula diajukan oleh pemilik merek terkenal berdasarkan putusan pengadilan
(pemberian hak untuk mengajukan gugatan perdata tersebut berdasarkan perbuatan
curang yang dilakukan oleh pihak lain juga dimaksudkan untuk memberikan
pelindungan hukum kepada pemiilik Merek terkenal meskipun belum terdaftar).
Selain gugatan perdata UU Merek dan Indikasi Geografis juga memberikan sanksi
pidana melalui pasal 100 s.d pasal 102 sebagai berikut :
Pasal 101
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang sarna pada
keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dany atau
jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp2 .
000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak Menggunakan Merek yang mempunyai
persamaan pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk
barang dan/ atau jasa sejenis yang diproduksi dan/ atau diperdagangkan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan Zatau denda
paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(3) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2), yang jenis barangnya mengakibatkan gangguan kesehatan,
gangguan lingkungan hidup, dan/atau kematian manusia, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp5 .000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Pasal 102
Setiap Orang yang memperdagangkan barang dan/atau jasa dan/atau produk
yang diketahui atau patut diduga mengetahui bahwa barang dan/atau jasa
dan/atau produk tersebut merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 100 dan Pasal 101 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Perlu diingat bahwa tindak pidana tersebut merupakan delik aduan sehingga
hanya pemilik atau pemegang hak atas merek yang dapat melakukan pengaduan
atas tindakan tersebut.

SLIDE KEENAM
Merek yang tidak dapat didaftarkan
Pasal 20 UU Merek (Pasal 108 angka 1 UU Cipta Kerja)
“Merek tidak dapat didaftar jika:
1. bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan, moralitas,
agama, kesusilaan, atau ketertiban umum
(contoh merek Budha Bar yang kemudian dibatalkan karena dinilai bertentangan
dengan agama);

2. sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut barang dan/atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya
Merek tersebut berkaitan atau hanya menyebutkan barang dan/ atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya  (contoh: usaha roti memberikan merek ‘Roti’,
kecuali merek ‘Apple’ karena merupakan perusahaan elektronik);

3. memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat tentang asal, kualitas, jenis,
ukuran, macam, tujuan penggunaan barang dan/atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya atau merupakan nama varietas tanaman yang dilindungi untuk
barang dan/atau jasa yang sejenis
(contoh "Kecap No. l" tidak dapat didaftarkan karena menyesatkan masyarakat
terkait dengan kualitas barang, Merek "netto 100 gram" tidak dapat didaftarkan
karena menyesatkan masyarakat terkait dengan ukuran barang);
4. memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat, atau khasiat dari
barang dan/atau jasa yang diproduksi
(contoh: ‘obat jerawat paling mujarab’ , ‘rokok yang aman bagi kesehatan’);

5. tidak memiliki daya pembeda;


(tanda tersebut terlalu sederhana seperti satu tanda garis atau satu tanda
titik, ataupun terlalu rumit sehingga tidak jelas.)

6. merupakan nama umum dan/atau lambang milik umum (antara lain Merek "rumah
makan" untuk restoran, Merek "warung kopi" untuk kafe. Adapun "lambang milik
umum" antara lain "lambang tergkorak untuk barang berbahaya, lambang "tanda
racun" untuk bahan kimia,"lambang sendok dan garpu" untuk jasa restoran;
dan/atau

7. Mengandung bentuk yang bersifat fungsional

SLIDE KETUJUH
Merek yang ditolak
Pasal 21
1. Permohonan ditolak jika Merek tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan (disebabkan oleh adanya unsur yang dominan antara
Merek yang satu dengan Merek yang lain sehingga menimbulkan kesan adanya
persamaan, baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau
kombinasi antara unsur, maupun persamaan bunyi ucapan) Menurut Prof. Sudargo
Gautama, kriteria yang berlaku untuk dipandang sebagai persamaan pada pokonya
ialah “apabila sesuatu merek bersangkutan akan menimbulkan kekeliruan pada
khalayak ramai, jika dipakai bagi barang-barang sejenis”:
a. Merek terdaftar milik pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh pihak
lain untuk barang dan/atau jasa sejenis (adalah Permohonan pendaftaran
Merek yang sudah disetujui untuk didaftar);
b. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
c. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis
yang memenuhi persyaratan tertentu; atau
d. Indikasi Geografis terdaftar.
2. Permohonan ditolak jika Merek tersebut:
a. merupakan atau menyerupai nama atau singkatan nama orang terkenal,
foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas
persetujuan tertulis dari yang berhak;
b. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera,
lambang atau simbol atau emblem suatu negara, atau lembaga nasional
maupun internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang; atau
c. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi
yang digunakan oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
3. Permohonan ditolak jika diajukan oleh Pemohon yang beriktikad tidak baik
(Pemohon yang patut diduga dalam mendaftarkan Mereknya memiliki niat
untuk meniru, menjiplak, atau mengikuti Merek pihak lain demi kepentingan
usahanya menimbulkan kondisi persaingan usaha tidak sehat, mengecoh, atau
menyesatkan konsumen).
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai penolakan Permohonan Merek sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c diatur dengan
Peraturan Menteri.

Selain itu, mengutip dari Putusan Mahkamah Agung Nomor 789 K/PDT.SUS-
HKI/2016, Putusan Mahkamah Agung Nomor 279 PK/Pdt/1992 menyatakan bahwa
merek mempunyai persamaan pada pokoknya maupun secara keseluruhan jika
memiliki (hal. 21):
a. persamaan bentuk (similarity of form);
b. persamaan komposisi (similarity of composition);
c. persamaan kombinasi (similarity of combination);
d. persamaan unsur elemen (similarity of elements);
e. persamaan bunyi (sound similarity);
f. persamaan ucapan (phonetic similarity) atau;
g. persamaan penampilan (similarity of appearance).

SLIDE KEDELAPAN
Langkah Pendaftaran Merek

1. Melakukan Riset Merek


a. Penelusuran kelas barang maupun jasa
Sebelum melakukan permohonan pendaftaran, Pemohon berkewajiban untuk
menentukan jenis produk barang maupun jasa yang diperdagangkan
tersebut termasuk dalam klasifikasi barang atau jasa yang telah ditentukan.
Klasifikasi barang maupun jasa yang berkaitan dengan pendaftaran merek
terbagi menjadi 45 kelas atau terdiri dari lebih kurang sebelas ribu jenis barang
maupun jasa. Kelompok barang terdiri dari 34 kelas yaitu dari kelas 1
sampai dengan
34. Sedangkan kelompok jasa terdiri dari 11 kelas yaitu dari kelas 35
sampai dengan kelas 45. Penelurusan kelas tersebut dapat dilakukan pemohon
melalui laman skm.dgip.go.id atau www.wipo.int/classifications/nice/en/
b. Penelusuran merek
merupakan salah satu tahap lanjutan setelah pengklasifikasian yang dilakukan
oleh pemohon secara mandiri agar pemohon lebih berhati-hati dalam
mengajukan pendaftaran merek sehingga terhindar dari ketentuan penolakan
merek. Penelusuran mandiri dapat dilakukan dengan membuka laman pdki-
indonesia.dgip.go.id/

2. Persiapkan Persyaratan yang Diperlukan


Hal yang harus dilampirkan pemohon dalam pengajuan permohonan merek adalah:
1) 3 lembar Label Merek ukuran paling kecil 2x2 cm dan paling besar 9x9 cm
2) Surat pernyataan kepemilikan merek
3) Surat kuasa
4) Bukti pembayaran biaya permohonan
5) Bukti prioritas, jika menggunakan Hak Prioritas dan terjemahannya dalam
bahasa Indonesia.
(Pasal 3 Permenkumham 67/2016)
Pemohon akan mendapat tanggal penerimaan dan nomor pendaftaran lebih dahulu
apabila memenuhi persyaratan minimum yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundangan di bidang merek. Pasal 13 ayat (2) Undang Undang Merek dan Indikasi
Geografis telah menentukan persyaratan minimum untuk mendapatkan tanggal
penerimaan, yaitu:
a) Pemohon telah mengisi formulir permohonan secara lengkap;
b) Pemohon telah melampirkan label merek; dan
c) Pemohon telah membayar biaya dan melampirkan bukti pembayaran biaya

Apabila pendaftaran Merek tersebut dengan fasilitas Usaha Mikro dan Usaha Kecil
(UKM) maka pemohon wajib melampirkan Surat Rekomendasi sebagai UKM yang
diterbitkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM, atau Kementerian Perindustrian;
atau Kementerian Perdagangan; atau Dinas Koperasi dan UKM (sesuai domisili);
atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

3. Tahapan Pendaftaran Permohonan Merek Secara Online


a. Melakukan aktivasi e-filing dengan membuka laman: www.dgip.go.id kemudian
pilih e-filing K.I, selanjutnya akan tampil laman merek.dgip.go.id dan Pilih aktivasi
e-filing dan dilanjutkan dengan mengisi data pada form tersebut. pemohon akan
mendapatkan verifikasi yang dirkirimkan melalui surel/email yang telah
didaftarkan
b. Lakukan login pada laman merek.dgip.go.id dengan memasukkan username dan
password yang telah didaftarkan. Selanjutnya pilih menu permohonan online.
c. Sistem akan menampilkan Pop-Up Pemesanan kode Billing untuk memilih tipe
permohonan, jenis permohonan dan pilihan kelas. Pilihan jenis barang atau jasa
dapat berlaku untuk lebih dari satu kelas. Setelah selesai pemilihan kelasnya,
dilanjutkan dengan memilih pesan kode billing
 Tipe Permohonan:
a. Merek Dagang = Untuk merek dagang, dengan pilihan kelas dagang: 1 – 34.
b. Merek Jasa = Untuk merek jasa, dengan pilihan kelas jasa 35 – 45.
c. Merek Dagang & Jasa = Untuk merek yang memiliki kelas dagang dan jasa,
dengan minimal pembayaran 2 kelas dan wajib memilih kelas 1 - 34 dan 35 –
45.
d. Merek Kolektif = Untuk merek kolektif, dengan pilihan kelas 1 – 45.
 Jenis permohonan: Usaha Mikro dan Kecil / Umum

d. Setelah melakukan pesan kode billing, akan tampil halaman SIMPAKI yang berisi
tentang data jenis pelayanan dan jumlah kelas yang sudah terisi. Selanjutnya
lengkapi data pemohon dan pilih tombol proses untuk menghasilkan surat
perintah bayar. Setelah melakukan pembayaran, kembali ke halaman
permohonan online
e. Setelah melakukan konfirmasi sudah memiliki kode billing, akan tampil halaman
yang umum dan dalam waktu 14 (empat belas) hari harus segera dilakukan
Pengisian pendaftaran online dengan mengunggah lampiran yang dipersyartkan.
Panduan tentang Pengisian pendaftaran online tersebut dapat di-download dari
menu panduan pada halaman awal dalam laman merek.dgip.go.id
f. Apabila lewat dari waktu 14 (empat belas) hari tidak melakukan pendaftaran
online maka akan ada informasi kode billing sudah expired. Uang yang sudah
dibayarkan ke kas negara tidak dapat ditarik kembali.
g. Pemohon akan menerima tanda terima dan surat pernyataan dalam bentuk pdf
untuk didownload.

Anda mungkin juga menyukai