Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDAFTARAN MEREK

TUGAS MATA KULIAH


HUKUM EKONOMI
DOSEN PENGAMPU: TOMMY ADITIA SINULINGGA S.H., M.H

DISUSUN OLEH
KELOMPOK HUMANITY:
1. Alisia Adriana Pasaribu (220200061)
2. Brian Fabio sitanggang (220200180)
3. David Arva Hutagaol (220200182)
4. Grace Yosephine Manurung (220200262)
5. Hose Armando Sinaga (220200454)
6. Winda P. Lumban Toruan (220200351)
7. Yoanita Br Malau (220200269)
8. Yusmaniatul (220200054)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi seiring berjalannya waktu selalu menghasilkan produk-produk baru
atau pengembangan dari produk-produk sebelumnya yang memiliki kualitas berbeda-beda. Saat
produk tersebut ingin dikenalkan dan dijual ke konsumen, maka perusahaan membutuhkan merek.
Menurut pasal 1 butir 1 Undang-Undang Merek 2001 diberikan suatu definisi tentang merek yaitu
tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
atau jasa.
Merek memiliki kemampuan sebagai tanda yang dapat membedakan hasil perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lain di dalam pasar, baik untuk barang/jasa yang sejenis maupun yang tidak
sejenis. Fungsi merek tidak hanya sekedar untuk membedakan suatu produk dengan produk lain,
melainkan juga berfungsi sebagai aset perusahaan yang tidak ternilai harganya, khususnya untuk
merek-merek yang berpredikat terkenal. 1
Sebuah merek dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat karena melalui merek produk
barang atau jasa sejenis dapat dibedakan asal muasalnya, kualitasnya serta keterjaminan bahwa suatu
produk tersebut Original. Melalui merek sebuah perusahaan telah membangun suatu karakter terhadap
produk-produknya, yang diharapkan akan dapat membentuk reputasi bisnis yang meningkat atas
penggunaan merek tersebut.
Upaya pemilik merek untuk mencegah pemakaian mereknya oleh pihak lain merupakan hal
yang sangat penting dan sepatutnya dilindungi oleh hukum. Berkaitan dengan perlindungan merek,
perdagangan tidak akan berkembang jika merek tidak mendapat perlindungan hukum yang memadai
di suatu Negara. Pembajakan atau pelanggaran-pelanggaran merek tentunya tidak hanya merugikan
para pengusahanya saja sebagai pemilik atau pemegang hak atas merek tersebut, tetapi juga bagi para
konsumen.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu merek?


2. Bagaimana prosedur pendaftaran merek?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan objektif
 Untuk mengetahui definisi,fungsi,tujuan dari merek
 Untuk mengetahui syarat,prosedur,dan biaya dalam pendaftaran merek

2. Tujuan subjektif
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Ekonomi
 Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai merek dan pendaftaran merek

1
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual
(Intellectual Property Rights), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 359.
D. Manfaat Penulisan
• Makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan terutama
dalam lingkup Hukum Ekonomi yaitu Merek.
• Makalah ini juga diharapkan mampu menjawab masalah yang berhubungan dengan Merek
dan pendaftaran merek
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi, Fungsi dan Dasar Hukum
1.1 Definisi
Pengertian Merek berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 adalah suatu “tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, sususan warna, atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa”.
Pengertian Merek menurut Harsono Adisumarto adalah tanda pengenal yang membedakan
milik seseorang dengan orang lain, seperti pada pemilikan ternak dengan memberi cap pada
punggung sapi yang kemudian dilepaskan di tempat penggembalaan bersama yang luas. Cap
tersebut itu memang merupakan tanda pengenal untuk menunjukkan bahwa hewan yang
bersangkutan tersebut telah ada pemiliknya. Biasanya dalam membedakan tanda atau merek
digunakan inisial dari mana pemilik sendiri sebagai tanda pembedaan.
Pengertian Merek menurut Prof R Soekardono adalah suatu tanda yang mempribadikan
sebuah barang tertentu, di mana perlu juga dipribadikan asalnya barang atau menjamin
kualitasnya barang dalam perbandingan dengan barang-barang sejenis yang dibuat atau
diperdagangkan oleh orang-orang atau badan-badan perusahaan lain.
Dari berbagai pandangan para sarjana dan pengertian merek berdasarkan UU Merek
sebagaimana telah dikemukakan di atas, secara umum dapat diberikan pemahaman bahwa merek
adalah suatu tanda untuk membedakan barang-barang atau jasa sejenis yang dihasilkan dan
diperdagangkan seseorang atau kelompok orang atau badan hukum dengan barang-barang atau
jasa yang sejenis yang dihasilkan oleh orang lain, yang memiliki daya pembeda maupun sebagai
jaminan atas mutunya dan digunakan dalam kegiatan. 2
Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang-barang sejenis lainnya. 3
Merek Jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa
sejenis lainnya. 4
Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara
bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. 5
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik Merek terdaftar kepada pihak lain melalui
suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menggunakan
Merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan/atau jasa yang didaftarkan
dalam jangka waktu dan syarat tertentu. Perjanjian Lisensi wajib dimohonkan pencatatannya
kepada DJHKI dengan dikenakan biaya. Akibat hukum dari adanya pencatatan perjanjian lisensi

2
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual
(Intellectual Property Rights), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 345.
3
Ditjen HKI. Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), (Tangerang: 2011), hlm. 44.
4
Ibid
5
Ibid
tersebut adalah bahwa perjanjian lisensi tersebut selain berlaku bagi para pihak, juga mengikat
pihak ketiga. 6
1.2 Fungsi
Fungsi Merek
Menurut Endang Purwaningsih, suatu merek digunakan oleh produsen atau pemilik merek
untuk melindungi produknya, baik berupa jasa atau barang dagang lainnya, menurut beliau suatu
merek memiliki fungsi sebagai berikut:
• Fungsi pembeda, yakni membedakan produk yang satu dengan produk perusahaan lain;
• Fungsi jaminan reputasi, yakni selain sebagai tanda asal usul produk, juga secara pribadi
menghubungkan reputasi produk bermerek tersebut dengan produsennya, sekaligus memberikan
jaminan kualitas akan produk tersebut;
• Fungsi promosi, yakni merek juga digunakan sebagai sarana memperkenalkan dan
mempertahankan reputasi produk lama yang diperdagangkan, sekaligus untuk menguasai pasar;
• Fungsi rangsangan investasi dan pertumbuhan industri, yakni merek dapat menunjang
pertumbuhan industri melalui penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri dalam
menghadapi mekanisme pasar bebas.
Fungsi merek dapat dilihat dari sudut produsen, pedagang dan konsumen. Dari segi
produsen merek digunakan untuk jaminan nilai hasil produksinya, khususnya mengenai kualitas,
kemudian pemakaiannya, dari pihak pedagang, merek digunakan untuk promosi barang-barang
dagangannya guna mencari dan meluaskan pasaran, dari pihak konsumen, merek digunakan untuk
mengadakan pilihan barang yang akan dibeli. 7
Sedangkan, Menurut Imam Sjahputra, fungsi merek adalah sebagai berikut:
• Sebagai tanda pembeda (pengenal);
• Melindungi masyarakat konsumen;
• Menjaga dan mengamankan kepentingan produsen;
• Memberi gengsi karena reputasi;
• Jaminan kualitas.

Fungsi Pendaftaran Merek


1. Sebagai alat bukti kepemilikan hak atas merek yang didaftarkan;
2. Sebagai dasar penolakan terhadap merek yang sama pada keseluruhannya atau sama pada
pokoknya yang dimohonkan pendaftaran oleh orang lain untuk barang/jasa sejenisnya;
3. Sebagai dasar untuk mencegah orang lain memakai merek yang sama pada keseluruhannya
atau sama pada pokoknya dalam peredaran untuk barang/jasa sejenisnya.

6
Ibid,hal.45
7
Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005,
hlm. 96.
1.3 Dasar Perlindungan Merek
• Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis.

2. Pengaturan Merek
2.1 Perlindungan Merek
Perlindungan hak merek diperoleh setelah dilakukan pendaftaran merek. Merek yang sudah
didaftarkan disebut Merek Terdaftar, sering disimbolkan dengan tanda ® (registered) setelah
merek atau tanda ™ (trademark) setelah merek.
• Tujuan Perlindungan Hak Merek
Perlindungan hak merek dimaksudkan untuk melindungi pemilikan atas merek, investasi
dan goodwill (nama baik) dalam suatu merek, dan untuk melindungi konsumen dari kebingungan
menyangkut asal usul suatu barang atau jasa. Perlindungan hak merek dilakukan melalui
Pendaftaran Merek.
• Justifikasi Perlindungan Merek
Paling tidak terdapat tiga (3) justifikasi perlindungan hak merek menurut Bently &
Sherman, yaitu:
a) Kreatifitas.
Usaha untuk membenarkan perlindungan Merek dengan argumentasi kreatifitas adalah suatu
hal yang lemah, sebagian karena pada saat hubungan antara barang dengan Merek dipicu dan
dikembangkan oleh pedagang, namun peran yang sama besarnya justru diciptakan oleh konsumen
dan masyarakat. Bently dan Sherman memandang, bahwa argumentasi yang paling meyakinkan
dalam hal ini terkait dengan pendapat yang melihat Merek sebagai imbalan atas investasi.
b) Informasi.
Ini merupakan justifikasi utama perlindungan merek, karena merek digunakan dalam
kepentingan umum sehingga meningkatkan pasokan informasi kepada konsumen dan dengan
demikian meningkatkan efisiensi pasar. Merek merupakan cara singkat komunikasi informasi
kepada pembeli dilakukan dalam rangka membuat pilihan belanja. Dengan melindungi merek,
lewat pencegahan pemalsuan oleh pihak lain, maka akan menekan biaya belanja dan pembuatan
keputusan. Peran iklan dalam dunia industri yang makin dominan menjadikan perlindungan
merek menjadi semakin penting.
c) Etis.
Argumentasi etis utama bagi perlindungan Merek didasarkan pada gagasan mengenai
keadilan dan fairness. Khususnya dikatakan bahwa “seseorang tidak boleh memetik dari yang
tidak ditanamnya”. Lebih khusus dikatakan dalam argumentasi ini, bahwa dengan mengadopsi
Merek orang lain maka seseorang telah mengambil keuntungan dari nama baik yang dihasilkan
oleh pemilik asli Merek.

2.1 Penegakan Hukum Merek


2.1.1 Penghapusan dan Pembatalan Merek
1. Penghapusan
Penghapusan pendaftaran Merek dari Daftar Umum Merek dapat dilakukan atas prakarsa
Direktorat Jenderal atau berdasarkan permohonan pemilik Merek yang bersangkutan.
Penghapusan pendaftaran Merek atas prakarsa Direktorat Jenderal dapat dilakukan jika :
a) Merek tidak digunakan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam perdagangan barang dan/atau
jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir, kecuali apabila ada alasan yang dapat
diterima oleh Direktorat Jenderal; atau
b) Merek digunakan untuk jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan jenis barang atau
jasa yang dimohonkan pendaftaran, termasuk pemakaian Merek yang tidak sesuai dengan Merek
yang didaftar.
Permohonan penghapusan pendaftaran Merek oleh pemiik Merek atau Kuasanya, baik
sebagian atau seluruh jenis barang dan/atau jasa, diajukan kepada Direktorat Jenderal.
Penghapusan pendaftaran Merek berdasarkan alasan dapat pula diajukan oleh pihak ketiga dalam
bentuk gugatan kepada Pengadilan Niaga.

2. Pembatalan
Gugatan Pembatalan Pendaftaran Merek diajukan oleh pihak yang berkepentingan dengan
alasan bahwa merek termasuk dalam merek yang tidak dapat didaftar atau harus ditolak
Hal-Hal yang Menyebabkan Suatu Merek Tidak Dapat di Daftarkan:
• Didaftarkan oleh pemohon yang tidak beritikad baik.
• Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas keagamaan,
kesusilaan, atau ketertiban umum.
• Tidak memiliki daya pembeda
• Telah menjadi milik umum
• Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya. (Pasal 4 dan Pasal 5 UU Merek).

Disini Pemilik Merek yang tidak terdaftar/ditolak dapat mengajukan gugatan setelah
mengajukan Permohonan ke Direktorat Jenderal. Gugatan tersebut diajukan ke Pengadilan Niaga,
dalam hal penggugat tinggal di luar wilayah Republik Indonesia, gugatan diajukan kepada
Pengadilan Niaga di Jakarta.
Agar dapat diterima sebagai Merek, sebuah tanda haruslah memiliki “Daya Pembeda”.
Daya Pembeda adalah kemampuan suatu merek yang dimiliki untuk membedakan barang tersebut
dari barang sejenis yang diproduksi oleh pihak lainnya. Dengan kata lain, tanda tersebut telah
memperoleh arti yang kedua (secondary meaning). Sebagai contoh, “Apple” secara harafiah bisa
berarti buah Apel, namun dalam perdagangan merupakan merek komputer.
Kata-kata yang deskriptif namun tidak memiliki daya pembeda tidak bisa dijadikan sebagai
merek. Kalimat yang panjang, juga tidak bisa menjadi merek (terlalu rumit). Selain itu, tanda
yang terlalu sederhana tidak bisa pula dijadikan sebagai merek, misalnya: “.” atau “ – “ .
Lambang negara, organisasi, bendera resmi negara, organisasi, hasil karya cipta orang lain, tidak
bisa dijadikan merek.
Tanda yang mengganggu kepentingan umum, ketertiban umum, melawan hukum, tidak bisa
menjadi merek. Misalnya tanda-tanda yang terkait dengan pornografi, organisasi kejahatan, dll.
Apabila terjadi penyalah gunaan Gugatan dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun sejak tanggal pendaftaran merek atau dapat dilakukan tanpa batas waktu apabila Merek
yang bersangkutan bertentangan dengan moralitas agama, kesusilan, atau ketertiban umum.
Terhadap putusan Pengadilan Niaga tersebut dapat diajukan kasasi. Setelah isi putusan
keluar maka segera disampaikan oleh Panitera yang bersangkutan kepada Direktorat Jenderal
setelah tanggal putusan diucapkan. Oleh Direktorat Jenderal dilaksanakan pembatalan pendaftaran
merek dari Daftar Umum Merek dan mengumumkannya dalam Berita Resmi Merek, setelah
putusan tersebut diterima dan mempunyai kekuatan hukum tetap.

2.1.2 Penyelesaian Sengketa


• Gugatan Pembatalan Merek
Pemilik Merek Terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang secara tanpa
hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk
barang atau jasa yang sejenis berupa gugatan ganti rugi, dan/atau penghentian semua perbuatan
yang berkaitan dengan penggunaan Merek tersebut. Gugatan diajukan kepada Pengadilan Niaga.
• Tata Cara Gugatan Pada Pengadilan Niaga
Gugatan pembatalan pendaftaran Merek :
1. Diajukan kepada Ketua Pengadilan Niaga dalam wilayah hukum tempat tinggal atau domisili.
2. Dalam hal tergugat bertempat tinggal di luar wilayah Indonesia, gugatan tersebut diakukan
kepada Ketua Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
3. Panitera mendaftarkan gugatan pembatalan pada tanggal gugatan yang bersangkutan diajukan
dan kepada penggugat diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani panitera dengan tanggal
yang sama dengan tanggal pendaftaran gugatan.
4. Panitera menyampaikan gugatan pembatalan kepada Ketua Pengadilan Niaga dalam jangka
waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung sejak gugatan didaftarkan.
5. Dalam Jangka paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal gugatan pembatalan didaftarkan,
Pengadilan Niaga mempelajari gugatan dan menetapkan dari sidang.
6. Sidang Pemeriksaan atas gugatan pembatalan diselenggarakan dalam jangka waktu paling lama
60 (enam puluh) hari setelah gugatan didaftarkan.
7. Pemanggilan para pihak dilakukan oleh juru sita paling lama 7 (tujuh) hari setelah gugatan
pembatalan didaftarkan.
8. Putusan atas gugatan pembatalan harus diucapkan paling lama 90 (sembilan puluh) hari setelah
gugatan didaftarkan dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari atas persetujuan
Ketua Mahkamah Agung.
9. Putusan atas gugatan pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) yang memuat secara
lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut harus diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum dan dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun terhadap putusan tersebut
diajuka suatu upaya hukum.
10. Isi putusan Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud pada ayat (9) wajib disampaikan oleh
juru sita kepada para pihak paling lama 14 (empat belas) hari setelah putusan atas gugatan
pembatalan diucapkan.

• Alternatif Penyelesaian Sengketa


Selain penyelesaian gugatan sebagaimana dimaksud di atas, para pihak dapat
menyelesaikan sengketa melalui Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian Sengketa.

3. Syarat,Prosedur,dan Biaya Pendaftaran Merek

3.1 Syarat Pendaftaran Merek


Dilansir dari dgip.go.id pengajuan permohonan pendaftaran merek hanya memerlukan beberapa
syarat administrasi,diantaranya:
1. Etiket/Label Merek
2. Tanda Tangan Pemohon
3. Surat Rekomendasi UKM Binaan atau Surat Keterangan UKM Binaan Dinas (Asli) - Untuk
Pemohon Usaha Mikro dan Usaha Kecil (Unduh Contoh Surat UMK)
4. Surat Pernyataan UMK Bermaterai - Untuk Pemohon Usaha Mikro dan Usaha Kecil (Unduh
Contoh Surat Pernyataan UMK)
Adapula persyaratan substantif suatu merek untuk mendapatkan hak merek,yang mana diatur
dalam pasal 5 dan 6 undang-undang tentang merek.Menurut pasal 5 UU merek,merek yang tidak
didaftar apabila mengandung salah satu unsur di bawah ini:
 Bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum
 Tidak memiliki daya pembeda
 Telah menjadi milik umum;atau
 Merupakan keterangan atau berkaitang dengan barang dan jasa yang dimintakan
pendaftarannya

3.2 Prosedur Pendaftaran Merek


Berikut langkah-langkah pendaftaran merek:
Pesan kode billing di http://simpaki.dgip.go.id/
 Pilih 'Merek dan Indikasi Geografis' pada jenis pelayanan
 Pilih 'Permohonan Pendaftaran Merek yang Diajukan Oleh:'
 Pilih 'Usaha Mikro dan Usaha Kecil' atau 'Umum'
 Pilih 'Secara Elektronik (Online)'
 Masukkan Data Pemohon dan Data Permohonan (nama, alamat lengkap, email dan nomor
ponsel, dll)
 Lakukan pembayaran PNBP melalui ATM/internet banking/m-banking
Buat Akun
 Log in pada akun merek https://merek.dgip.go.id/
 Pilih ‘Permohonan Online’
 Langkah 1 : Pilih tipe permohonan, masukkan Kode billing yang telah dibayarkan
 Langkah 2 : masukkan Data Pemohon
 Langkah 3 : diisi jika permohonan dengan kuasa (konsultan ki)
 Langkah 4 : diisi jika memiliki hak prioritas
 Langkah 5 : masukkan Data Merek
 Langkah 6 : masukkan Data Kelas dengan klik ‘Tambah’,
 Langkah 7 : klik 'Tambah' untuk mengunggah lampiran dokumen persyaratan
 Langkah 8 : Preview (pastikan seluruh data anda sudah benar)
 Langkah 9 : Cetak Draft Tanda Terima
 Klik ‘Selesai’

3.3 Biaya Pendaftaran Merek


Tarif Pendaftaran Hak Merek Bagi UMKM dan Umum berbeda-beda. Ketentuan tarif
pendaftaran Hak Merek di DJKI (Ditjen KI) telah diatur dalam PP Nomor 28 Tahun 2019. Tarif
tersebut termasuk dalam kategori Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Besaran biaya
mendaftarkan merek dibedakan berdasarkan kategori pemohon, yakni umum atau UMKM. PP Nomor
28 Tahun 2019 juga mengatur besaran tarif perpanjangan jangka waktu perlindungan merek.
Berikut tarif Permohonan Pendaftaran Merek:

 Usaha Mikro dan Usaha Kecil


Secara Elektronik (online) Rp. 500.000 / Kelas

 Umum
Secara Elektronik (online) Rp. 1.800.000 / Kelas
Perpanjangan Jangka Waktu Perlindungan Merek
a. Dalam Kurun Waktu 6 Bulan Sebelum atau Sampai Berakhirnya Perlindungan Merek
 Usaha Mikro dan Usaha Kecil
Secara Elektronik (online) Rp. 1.000.000 / Kelas
Secara non Elektronik (manual) Rp. 1.200.000 / Kelas
 Umum
Secara Elektronik (online) Rp. 2.250.000 / Kelas
Secara non Elektronik (manual) Rp. 2.500.000 / Kelas
b. Dalam kurun Waktu Paling Lama 6 Bulan Setelah Berakhirnya Perlindungan Merek
 Usaha Mikro dan Usaha Kecil
Secara Elektronik (online) Rp. 2.000.000 / kelas
Secara non Elektronik (manual) Rp. 2.400.000 / Kelas
 Umum
Secara Elektronik (online) Rp. 4.500.000 / Kelas
Secara non Elektronik (manual) Rp. 5.000.000 / Kelas
BAB III
PENUTUP
1. Merek adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, sususan
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
2. Fungsi Merek

 Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi;

 Alat Promosi;

 Jaminan atas mutu barangnya;

 Penunjuk asal barang/jasa yang dihasilkan.


3. Perlindungan Hak Merek dimaksudkan untuk melindungi pemilikan atas merek, investasi dan
goodwill (nama baik) dalam suatu merek, dan untuk melindungi konsumen dari kebingungan
menyangkut asal usul suatu barang atau jasa. Perlindungan hak merek dilakukan melalui
Pendaftaran Merek.
4. Penghapusan pendaftaran Merek dari Daftar Umum Merek dapat dilakukan atas prakarsa
Direktorat Jenderal atau berdasarkan permohonan pemilik Merek yang bersangkutan.
Merek terdaftar dapat dibatalkan berdasarkan putusan Pengadilan Niaga yang berkekuatan hukum
tetap atas gugatan pihak yang berkepentingan dengan alasan berdasarkan Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6
UUM.
5. Penyelesaian sengketa dapat dilakukan dengan mengajukan gugatan ke Peradilan Niaga,
Artbitrase juga melalu Penyelesaian Alternatif lainnya.
6. Merek yang Tidak Dapat Didaftarkan atau Ditolak
Merek tidak dapat didaftarkan bila:
a. bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan, moralitas, agama,
kesusilaan, atau ketertiban umum;
b. sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut barang dan/atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya;
c. memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat tentang asal, kualitas, jenis, ukuran,
macam, tujuan penggunaan barang dan/atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya atau
merupakan nama varietas tanaman yang dilindungi untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;
d. memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat, atau khasiat dari barang
dan/atau jasa yang diproduksi;
e. tidak memiliki daya pembeda;
f. merupakan nama umum dan/atau lambang milik umum; dan/atau
g. mengandung bentuk yang bersifat fungsional.
 
7. Permohonan merek ditolak apabila:
1. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan:
a. merek terdaftar milik pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh pihak lain untuk
barang dan/atau jasa sejenis;
b. merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
c. merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis yang
memenuhi persyaratan tertentu; atau
d. indikasi geografis terdaftar.
2. permohonan merek;
a. merupakan atau menyerupai nama atau singkatan nama orang terkenal, foto, atau
nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari
yang berhak;
b. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau
simbol atau emblem suatu negara, atau lembaga nasional maupun internasional,
kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak berwenang; atau
c. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan
oleh negara atau lembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak
berwenang.
3. permohonan diajukan oleh pemohon yang beriktikad tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku

1. H. OK. Saidin, 2007, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property
Rights), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
2. Endang Purwaningsih, 2005, Perkembangan Hukum (Intellectual Property Rights),
Ghalia Indonesia, Bogor
3. Ditjen HKI, 2011, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Tangerang
Pustakamaya

1. Ali, Muhammad, Hak Kekayaan Intelektual,


http://alimuhamad338.blogspot.co.id/2015/03/makalah-hak-atas-kekayaan-intelektual.html
2. Putuhena, Adhy Sulistyono, Hak Merek,
http://mari-belajardanberbagi-ilmu.blogspot.co.id/2013/06/hak-merek.html
3. Maghfur, Rokhi, Pelanggaran Hak Merek,
http://arokhimaghfur.blogspot.co.id/2015/09/pelanggaran-hak-merek.html
Laporan Wawancara Bersama Konsultan Hukum HKI

Profil Konsultan Hukum


Hasil Wawancara:

Anda mungkin juga menyukai