PENDAFTARAN MEREK
DISUSUN OLEH
KELOMPOK HUMANITY:
1. Alisia Adriana Pasaribu (220200061)
2. Brian Fabio sitanggang (220200180)
3. David Arva Hutagaol (220200182)
4. Grace Yosephine Manurung (220200262)
5. Hose Armando Sinaga (220200454)
6. Winda P. Lumban Toruan (220200351)
7. Yoanita Br Malau (220200269)
8. Yusmaniatul (220200054)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi seiring berjalannya waktu selalu menghasilkan produk-produk baru
atau pengembangan dari produk-produk sebelumnya yang memiliki kualitas berbeda-beda. Saat
produk tersebut ingin dikenalkan dan dijual ke konsumen, maka perusahaan membutuhkan merek.
Menurut pasal 1 butir 1 Undang-Undang Merek 2001 diberikan suatu definisi tentang merek yaitu
tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
atau jasa.
Merek memiliki kemampuan sebagai tanda yang dapat membedakan hasil perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lain di dalam pasar, baik untuk barang/jasa yang sejenis maupun yang tidak
sejenis. Fungsi merek tidak hanya sekedar untuk membedakan suatu produk dengan produk lain,
melainkan juga berfungsi sebagai aset perusahaan yang tidak ternilai harganya, khususnya untuk
merek-merek yang berpredikat terkenal. 1
Sebuah merek dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat karena melalui merek produk
barang atau jasa sejenis dapat dibedakan asal muasalnya, kualitasnya serta keterjaminan bahwa suatu
produk tersebut Original. Melalui merek sebuah perusahaan telah membangun suatu karakter terhadap
produk-produknya, yang diharapkan akan dapat membentuk reputasi bisnis yang meningkat atas
penggunaan merek tersebut.
Upaya pemilik merek untuk mencegah pemakaian mereknya oleh pihak lain merupakan hal
yang sangat penting dan sepatutnya dilindungi oleh hukum. Berkaitan dengan perlindungan merek,
perdagangan tidak akan berkembang jika merek tidak mendapat perlindungan hukum yang memadai
di suatu Negara. Pembajakan atau pelanggaran-pelanggaran merek tentunya tidak hanya merugikan
para pengusahanya saja sebagai pemilik atau pemegang hak atas merek tersebut, tetapi juga bagi para
konsumen.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan objektif
Untuk mengetahui definisi,fungsi,tujuan dari merek
Untuk mengetahui syarat,prosedur,dan biaya dalam pendaftaran merek
2. Tujuan subjektif
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Ekonomi
Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai merek dan pendaftaran merek
1
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual
(Intellectual Property Rights), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 359.
D. Manfaat Penulisan
• Makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan terutama
dalam lingkup Hukum Ekonomi yaitu Merek.
• Makalah ini juga diharapkan mampu menjawab masalah yang berhubungan dengan Merek
dan pendaftaran merek
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi, Fungsi dan Dasar Hukum
1.1 Definisi
Pengertian Merek berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 adalah suatu “tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, sususan warna, atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa”.
Pengertian Merek menurut Harsono Adisumarto adalah tanda pengenal yang membedakan
milik seseorang dengan orang lain, seperti pada pemilikan ternak dengan memberi cap pada
punggung sapi yang kemudian dilepaskan di tempat penggembalaan bersama yang luas. Cap
tersebut itu memang merupakan tanda pengenal untuk menunjukkan bahwa hewan yang
bersangkutan tersebut telah ada pemiliknya. Biasanya dalam membedakan tanda atau merek
digunakan inisial dari mana pemilik sendiri sebagai tanda pembedaan.
Pengertian Merek menurut Prof R Soekardono adalah suatu tanda yang mempribadikan
sebuah barang tertentu, di mana perlu juga dipribadikan asalnya barang atau menjamin
kualitasnya barang dalam perbandingan dengan barang-barang sejenis yang dibuat atau
diperdagangkan oleh orang-orang atau badan-badan perusahaan lain.
Dari berbagai pandangan para sarjana dan pengertian merek berdasarkan UU Merek
sebagaimana telah dikemukakan di atas, secara umum dapat diberikan pemahaman bahwa merek
adalah suatu tanda untuk membedakan barang-barang atau jasa sejenis yang dihasilkan dan
diperdagangkan seseorang atau kelompok orang atau badan hukum dengan barang-barang atau
jasa yang sejenis yang dihasilkan oleh orang lain, yang memiliki daya pembeda maupun sebagai
jaminan atas mutunya dan digunakan dalam kegiatan. 2
Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang-barang sejenis lainnya. 3
Merek Jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa
sejenis lainnya. 4
Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara
bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. 5
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik Merek terdaftar kepada pihak lain melalui
suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menggunakan
Merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan/atau jasa yang didaftarkan
dalam jangka waktu dan syarat tertentu. Perjanjian Lisensi wajib dimohonkan pencatatannya
kepada DJHKI dengan dikenakan biaya. Akibat hukum dari adanya pencatatan perjanjian lisensi
2
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual
(Intellectual Property Rights), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 345.
3
Ditjen HKI. Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), (Tangerang: 2011), hlm. 44.
4
Ibid
5
Ibid
tersebut adalah bahwa perjanjian lisensi tersebut selain berlaku bagi para pihak, juga mengikat
pihak ketiga. 6
1.2 Fungsi
Fungsi Merek
Menurut Endang Purwaningsih, suatu merek digunakan oleh produsen atau pemilik merek
untuk melindungi produknya, baik berupa jasa atau barang dagang lainnya, menurut beliau suatu
merek memiliki fungsi sebagai berikut:
• Fungsi pembeda, yakni membedakan produk yang satu dengan produk perusahaan lain;
• Fungsi jaminan reputasi, yakni selain sebagai tanda asal usul produk, juga secara pribadi
menghubungkan reputasi produk bermerek tersebut dengan produsennya, sekaligus memberikan
jaminan kualitas akan produk tersebut;
• Fungsi promosi, yakni merek juga digunakan sebagai sarana memperkenalkan dan
mempertahankan reputasi produk lama yang diperdagangkan, sekaligus untuk menguasai pasar;
• Fungsi rangsangan investasi dan pertumbuhan industri, yakni merek dapat menunjang
pertumbuhan industri melalui penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri dalam
menghadapi mekanisme pasar bebas.
Fungsi merek dapat dilihat dari sudut produsen, pedagang dan konsumen. Dari segi
produsen merek digunakan untuk jaminan nilai hasil produksinya, khususnya mengenai kualitas,
kemudian pemakaiannya, dari pihak pedagang, merek digunakan untuk promosi barang-barang
dagangannya guna mencari dan meluaskan pasaran, dari pihak konsumen, merek digunakan untuk
mengadakan pilihan barang yang akan dibeli. 7
Sedangkan, Menurut Imam Sjahputra, fungsi merek adalah sebagai berikut:
• Sebagai tanda pembeda (pengenal);
• Melindungi masyarakat konsumen;
• Menjaga dan mengamankan kepentingan produsen;
• Memberi gengsi karena reputasi;
• Jaminan kualitas.
6
Ibid,hal.45
7
Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005,
hlm. 96.
1.3 Dasar Perlindungan Merek
• Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis.
2. Pengaturan Merek
2.1 Perlindungan Merek
Perlindungan hak merek diperoleh setelah dilakukan pendaftaran merek. Merek yang sudah
didaftarkan disebut Merek Terdaftar, sering disimbolkan dengan tanda ® (registered) setelah
merek atau tanda ™ (trademark) setelah merek.
• Tujuan Perlindungan Hak Merek
Perlindungan hak merek dimaksudkan untuk melindungi pemilikan atas merek, investasi
dan goodwill (nama baik) dalam suatu merek, dan untuk melindungi konsumen dari kebingungan
menyangkut asal usul suatu barang atau jasa. Perlindungan hak merek dilakukan melalui
Pendaftaran Merek.
• Justifikasi Perlindungan Merek
Paling tidak terdapat tiga (3) justifikasi perlindungan hak merek menurut Bently &
Sherman, yaitu:
a) Kreatifitas.
Usaha untuk membenarkan perlindungan Merek dengan argumentasi kreatifitas adalah suatu
hal yang lemah, sebagian karena pada saat hubungan antara barang dengan Merek dipicu dan
dikembangkan oleh pedagang, namun peran yang sama besarnya justru diciptakan oleh konsumen
dan masyarakat. Bently dan Sherman memandang, bahwa argumentasi yang paling meyakinkan
dalam hal ini terkait dengan pendapat yang melihat Merek sebagai imbalan atas investasi.
b) Informasi.
Ini merupakan justifikasi utama perlindungan merek, karena merek digunakan dalam
kepentingan umum sehingga meningkatkan pasokan informasi kepada konsumen dan dengan
demikian meningkatkan efisiensi pasar. Merek merupakan cara singkat komunikasi informasi
kepada pembeli dilakukan dalam rangka membuat pilihan belanja. Dengan melindungi merek,
lewat pencegahan pemalsuan oleh pihak lain, maka akan menekan biaya belanja dan pembuatan
keputusan. Peran iklan dalam dunia industri yang makin dominan menjadikan perlindungan
merek menjadi semakin penting.
c) Etis.
Argumentasi etis utama bagi perlindungan Merek didasarkan pada gagasan mengenai
keadilan dan fairness. Khususnya dikatakan bahwa “seseorang tidak boleh memetik dari yang
tidak ditanamnya”. Lebih khusus dikatakan dalam argumentasi ini, bahwa dengan mengadopsi
Merek orang lain maka seseorang telah mengambil keuntungan dari nama baik yang dihasilkan
oleh pemilik asli Merek.
2. Pembatalan
Gugatan Pembatalan Pendaftaran Merek diajukan oleh pihak yang berkepentingan dengan
alasan bahwa merek termasuk dalam merek yang tidak dapat didaftar atau harus ditolak
Hal-Hal yang Menyebabkan Suatu Merek Tidak Dapat di Daftarkan:
• Didaftarkan oleh pemohon yang tidak beritikad baik.
• Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas keagamaan,
kesusilaan, atau ketertiban umum.
• Tidak memiliki daya pembeda
• Telah menjadi milik umum
• Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya. (Pasal 4 dan Pasal 5 UU Merek).
Disini Pemilik Merek yang tidak terdaftar/ditolak dapat mengajukan gugatan setelah
mengajukan Permohonan ke Direktorat Jenderal. Gugatan tersebut diajukan ke Pengadilan Niaga,
dalam hal penggugat tinggal di luar wilayah Republik Indonesia, gugatan diajukan kepada
Pengadilan Niaga di Jakarta.
Agar dapat diterima sebagai Merek, sebuah tanda haruslah memiliki “Daya Pembeda”.
Daya Pembeda adalah kemampuan suatu merek yang dimiliki untuk membedakan barang tersebut
dari barang sejenis yang diproduksi oleh pihak lainnya. Dengan kata lain, tanda tersebut telah
memperoleh arti yang kedua (secondary meaning). Sebagai contoh, “Apple” secara harafiah bisa
berarti buah Apel, namun dalam perdagangan merupakan merek komputer.
Kata-kata yang deskriptif namun tidak memiliki daya pembeda tidak bisa dijadikan sebagai
merek. Kalimat yang panjang, juga tidak bisa menjadi merek (terlalu rumit). Selain itu, tanda
yang terlalu sederhana tidak bisa pula dijadikan sebagai merek, misalnya: “.” atau “ – “ .
Lambang negara, organisasi, bendera resmi negara, organisasi, hasil karya cipta orang lain, tidak
bisa dijadikan merek.
Tanda yang mengganggu kepentingan umum, ketertiban umum, melawan hukum, tidak bisa
menjadi merek. Misalnya tanda-tanda yang terkait dengan pornografi, organisasi kejahatan, dll.
Apabila terjadi penyalah gunaan Gugatan dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun sejak tanggal pendaftaran merek atau dapat dilakukan tanpa batas waktu apabila Merek
yang bersangkutan bertentangan dengan moralitas agama, kesusilan, atau ketertiban umum.
Terhadap putusan Pengadilan Niaga tersebut dapat diajukan kasasi. Setelah isi putusan
keluar maka segera disampaikan oleh Panitera yang bersangkutan kepada Direktorat Jenderal
setelah tanggal putusan diucapkan. Oleh Direktorat Jenderal dilaksanakan pembatalan pendaftaran
merek dari Daftar Umum Merek dan mengumumkannya dalam Berita Resmi Merek, setelah
putusan tersebut diterima dan mempunyai kekuatan hukum tetap.
Umum
Secara Elektronik (online) Rp. 1.800.000 / Kelas
Perpanjangan Jangka Waktu Perlindungan Merek
a. Dalam Kurun Waktu 6 Bulan Sebelum atau Sampai Berakhirnya Perlindungan Merek
Usaha Mikro dan Usaha Kecil
Secara Elektronik (online) Rp. 1.000.000 / Kelas
Secara non Elektronik (manual) Rp. 1.200.000 / Kelas
Umum
Secara Elektronik (online) Rp. 2.250.000 / Kelas
Secara non Elektronik (manual) Rp. 2.500.000 / Kelas
b. Dalam kurun Waktu Paling Lama 6 Bulan Setelah Berakhirnya Perlindungan Merek
Usaha Mikro dan Usaha Kecil
Secara Elektronik (online) Rp. 2.000.000 / kelas
Secara non Elektronik (manual) Rp. 2.400.000 / Kelas
Umum
Secara Elektronik (online) Rp. 4.500.000 / Kelas
Secara non Elektronik (manual) Rp. 5.000.000 / Kelas
BAB III
PENUTUP
1. Merek adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, sususan
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
2. Fungsi Merek
Alat Promosi;
1. H. OK. Saidin, 2007, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property
Rights), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
2. Endang Purwaningsih, 2005, Perkembangan Hukum (Intellectual Property Rights),
Ghalia Indonesia, Bogor
3. Ditjen HKI, 2011, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Tangerang
Pustakamaya