PENDAHULUAN
Sebuah merek dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat karena melalui
merek produk barang atau jasa sejenis dapat dibedakan asal muasalnya, kualitasnya serta
keterjaminan bahwa suatu produk tersebut Original. Melalui merek sebuah perusahaan
telah membangun suatu karakter terhadap produk-produknya, yang diharapkan akan
dapat membentuk reputasi bisnis yang meningkat atas penggunaan merek tersebut. Upaya
pemilik merek untuk mencegah pemakaian mereknya oleh pihak lain merupakan hal yang
sangat penting dan sepatutnya dilindungi oleh hukum. Berkaitan dengan perlindungan
merek, perdagangan tidak akan berkembang jika merek tidak mendapat perlindungan
hukum yang memadai di suatu Negara. Pembajakan atau pelanggaran-pelanggaran merek
tentunya tidak hanya merugikan para pengusahanya saja sebagai pemilik atau pemegang
hak atas merek tersebut, tetapi juga bagi para konsumen.
1.3 TUJUAN
1
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), hal. 359.
1
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas kuliah “Hukum
dan HAKI” serta untuk menambah wawasan tentang hak merek dan bagaimana
pengaturannya di Indonesia.
1.4 MANFAAT
2
BAB II
PEMBAHASAN
1) H.M.N. Purwo Sutjipto, S.H., memberikan rumusan bahwa, merek adalah suatu
tanda, dengan mana suatu benda tertentu dipribadikan, sehingga dapat dibedakan
dengan benda lain yang sejenis.
2) Prof. R. Soekardono, S.H., memberikan rumusan bahwa, merek adalah sebuah tanda
dengan mana dipribadikan sebuah barang tertentu, di mana perlu juga dipribadikan
asalnya barang atau menjamin kualitas barang dalam perbandingan dengan barang-
barang sejenis yang dibuat atau diperdagangkan oleh orang-orang atau badan-badan
perusahaan lain.
Jenis-jenis merek tentunya mencegah kejadian seperti yang beberapa waktu lalu
pernah rame di media sosial. Merek sendiri merupakan sebuah identitas, sehingga tidak
hanya terbatas pada nama, logo, atau produknya, melainkan juga sebuah ide dibaliknya.
3
Merek bisa diperoleh siapa saja, selama memiliki inovasi bisa menciptakan mereknya
sendiri. Dalam dunia persaingan bisnis, terkadang terdapat pihak-pihak yang secara
sengaja memanfaatkan popularitas brand besar untuk kepentingannya sendiri. Seperti
membuat brand yang memiliki nuansa serupa dengan brandnya. Untuk melindungi dari
kejadian semacam ini, diberikanlah perlindungan. Di Indonesia dikenal dengan HAKI
(Hak Kekayaan Intelektual), sehingga ide dan keberadaannya diakui serta dilindungi oleh
hukum.
1) Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.2
2) Merek Jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.3
3) Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum
secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis
lainnya.4
4) Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar kepada pihak lain
melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak)
untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang
dan/atau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat tertentu. Perjanjian
lisensi wajib dimohonkan pencatatannya kepada DJHKI dengan dikenakan biaya.
Akibat hukum dari adanya pencatatan perjanjian lisensi tersebut adalah bahwa
perjanjian lisensi tersebut selain berlaku bagi para pihak, juga mengikat pihak ketiga.5
2
Ditjen HKI. Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), (Tangerang: 2011), hlm. 44.
3
Ibid.
4
Ibid.
5
Ibid, hlm. 45.
4
1) Fungsi pembeda, yakni membedakan produk yang satu dengan produk perusahaan
lain;
2) Fungsi jaminan reputasi, yakni selain sebagai tanda asal usul produk, juga secara
pribadi menghubungkan reputasi produk bermerek tersebut dengan produsennya,
sekaligus memberikan jaminan kualitas akan produk tersebut;
3) Fungsi promosi, yakni merek juga digunakan sebagai sarana memperkenalkan dan
mempertahankan reputasi produk lama yang diperdagangkan, sekaligus untuk
menguasai pasar;
4) Fungsi rangsangan investasi dan pertumbuhan industri, yakni merek dapat menunjang
pertumbuhan industri melalui penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri
dalam menghadapi mekanisme pasar bebas.
Fungsi merek dapat dilihat dari sudut produsen, pedagang dan konsumen. Dari
segi produsen merek digunakan untuk jaminan nilai hasil produksinya, khususnya
mengenai kualitas, kemudian pemakaiannya, dari pihak pedagang, merek digunakan
untuk promosi barang-barang dagangannya guna mencari dan meluaskan pasaran, dari
pihak konsumen, merek digunakan untuk mengadakan pilihan barang yang akan dibeli.6
Adapun syarat mutlak suatu merek yang harus dipenuhi oleh setiap orang ataupun
badan hukum yang ingin memakai suatu merek, agar merek itu dapat diterima dan
dipakai sebagai merek atau cap dagang, syarat mutlak yang harus diepenuhi adalah
bahwa merek itu harus mempunyai daya pembedaan yang cukup. Dengan kata lain
perkataan, tanda yang dipakai ini haruslah sedemikian rupa, sehingga mempunyai cukup
kekuataan untuk membedakan barang hasil produksi sesuatu perusahaan atau barang
perniagaan (perdagangan) atau jasa dari produksi seseorang dengan barang-barang atau
jasa yang diproduksi oleh orang lain. Karena adanya merek itu barang-barang atau jasa
yang diproduksi mejadi dapat dibedakan.
6
Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005, hlm. 96.
5
Menurut pasal 5 UUM Tahun 2001 merek tidak dapat didaftarkan apabila
mengandung salah satu unsur di bawah ini:
Paling tidak terdapat tiga justifikasi perlindungan hak merek menurut Bently &
Sherman, yaitu:
1) Kreatifitas.
Usaha untuk membenarkan perlindungan Merek dengan argumentasi
kreatifitas adalah suatu hal yang lemah, sebagian karena pada saat hubungan
antara barang dengan Merek dipicu dan dikembangkan oleh pedagang, namun
peran yang sama besarnya justru diciptakan oleh konsumen dan masyarakat.
Bently dan Sherman memandang, bahwa argumentasi yang paling
meyakinkan dalam hal ini terkait dengan pendapat yang melihat Merek
sebagai imbalan atas investasi.
2) Informasi.
6
Ini merupakan justifikasi utama perlindungan merek, karena merek digunakan
dalam kepentingan umum sehingga meningkatkan pasokan informasi kepada
konsumen dan dengan demikian meningkatkan efisiensi pasar. Merek
merupakan cara singkat komunikasi informasi kepada pembeli dilakukan
dalam rangka membuat pilihan belanja. Dengan melindungi merek, lewat
pencegahan pemalsuan oleh pihak lain, maka akan menekan biaya belanja dan
pembuatan keputusan. Peran iklan dalam dunia industri yang makin dominan
menjadikan perlindungan merek menjadi semakin penting.
3) Etis.
Argumentasi etis utama bagi perlindungan Merek didasarkan pada gagasan
mengenai keadilan dan fairness. Khususnya dikatakan bahwa “seseorang tidak
boleh memetik dari yang tidak ditanamnya”. Lebih khusus dikatakan dalam
argumentasi ini, bahwa dengan mengadopsi Merek orang lain maka seseorang
telah mengambil keuntungan dari nama baik yang dihasilkan oleh pemilik asli
Merek.
1. Penghapusan
2. Pembatalan
7
Gugatan Pembatalan Pendaftaran Merek diajukan oleh pihak yang
berkepentingan dengan alasan bahwa merek termasuk dalam merek yang tidak
dapat didaftar atau harus ditolak.
c) Penyelesaian Sengketa
8
5) Dalam Jangka paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal gugatan
pembatalan didaftarkan, Pengadilan Niaga mempelajari gugatan dan
menetapkan dari sidang.
6) Sidang Pemeriksaan atas gugatan pembatalan diselenggarakan dalam jangka
waktu paling lama 60 (enam puluh) hari setelah gugatan didaftarkan.
7) Pemanggilan para pihak dilakukan oleh juru sita paling lama 7 (tujuh) hari
setelah gugatan pembatalan didaftarkan.
8) Putusan atas gugatan pembatalan harus diucapkan paling lama 90 (sembilan
puluh) hari setelah gugatan didaftarkan dan dapat diperpanjang paling lama 30
(tiga puluh) hari atas persetujuan Ketua Mahkamah Agung.
9) Putusan atas gugatan pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) yang
memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut
harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dan dapat dijalankan
terlebih dahulu meskipun terhadap putusan tersebut diajuka suatu upaya
hukum.
10) Isi putusan Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud pada ayat (9) wajib
disampaikan oleh juru sita kepada para pihak paling lama 14 (empat belas)
hari setelah putusan atas gugatan pembatalan diucapkan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan
dari penulisan makalah kelompok kami oleh karena itu kami membutuhkan saran serta
kritikan yang membangun agar menjadi motivasi kedepannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Website
Perundang-undangan
http://www.dgip.go.id/referensi/uu-a-pp/undang-undang-uu lppm.petra.ac.id/.../23-uu-nomor-15-
tahun-2001-tentang-merek.html (Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2001)
11