Anda di halaman 1dari 12

HUKUM PERUSAHAAN

Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Merek Terkenal

OLEH :
DINA DESYANA YUSMAN SITI ANDRIANI
(18810079)

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
2020
BAB I
Pendahuluan

I. Latar Belakang
Asal usul merek itu sendiri berpangkal di sekitar abad pertengahan di
Eropa, pada saat perdagangan dengan dunia luar mulai berkembang.Fungsinya
semula untuk menunjukkan asal produk yang bersangkutan. Baru setelah dikenal
metode produksi massal dan dengan jaringan distribusi dan pasar yang lebih luas
dan kian rumit, fungsi merek berkembang menjadi seperti yang dikenal sekarang
ini (Bambang Kesowo, 1995 : 16).
Merek menjadi salah satu kata yang sangat populer yang sering digunakan
dalam hal mempublikasikan produk baik itu lewat media massa seperti di surat
kabar,  majalah,  dan tabloid maupun lewat media elektronik seperti di televisi,
radio dan lain-lain. Seiring dengan semakin pesatnya persaingan dalam dunia
perdagangan barang dan jasa ahkir-akhir ini maka tidak heran jika merek
memiliki peranan yang sangat signifikan untuk dikenali sebagai tanda  suatu
produk tertentu di kalangan masyarakat dan juga memilki kekuatan serta manfaat
apabila dikelola dengan baik. Merek bukan lagi kata yang hanya dihubungkan
dengan produk atau sekumpulan barang pada era perdagangan bebas sekarang ini
tetapi juga proses dan strategi bisnis.Oleh karena itu, merek mempunyai nilai
atau ekuitas. Dan ekuitas menjadi sangat penting karena nilai tersebut akan
menjadi tolak ukur suatu produk yang ada dipasaran.

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan diatas, ada beberapa pokok
masalah yang dirumuskan dalam makalah ini yakni ;
1. Bagaimana syarat dan tata cara pengajuan permohonan Merek ?
2. Bagaimana upaya negara untuk memberikan perlindungan hukum bagi
pemegang Merek Terkenal ?
BAB II
PEMBAHASAN

I. Perlindungan Hukum Bagi Merek


Sebagaimana diketahui, bahwa perlindungan merek di Indonesia, semula
diatur dalam Reglement Industriele Eigendom Kolonien 1912, yang kemudian
diperbaharui dan diganti dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang
Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan (disebut pula Undang-Undang Merek
1961). Adapun pertimbangan lahirnya Undang-Undang Merek 1961 ini adalah
untuk melindungi khalayak ramai dari tiruan barang-barang yang memakai suatu
merek yang sudah dikenalnya sebagai merek barang-barang yang bermutu
baik.Selain itu, Undang-Undang Merek 1961 juga bermaksud melindungi
pemakai pertama dari suatu merek di Indonesia.
Selanjutnya, pengaturan hukum merek yang terdapat dalam Undang-Undang
Merek 1961, diperbaharui dan diganti lagi dengan Undang-undang Nomor 19
Tahun 1992 tentang Merek (selanjutnya disebut Undang-undang Merek 1992),
yang mulai berlaku sejak tanggal 1 April 1993. Dengan berlakunya Undang-
undang Merek 1992, Undang-undang Merek 1961 dinyatakan tidak berlaku
lagi.Pada prinsipnya Undang-Undang Merek 1991 telah melakukan
penyempurnaan dan perubahan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan merek,
guna disesuaikan dengan Paris convention.
Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992, disempurnakan lagi dengan
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997. Penyempurnaan undang-undang terus
dilakukan, hingga sekarang diberlakukan Undang-undang No. 15 Tahun 2001
tentang Merek (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 110, Tambahan
Lembaran Negara Tahun 4131), yang mulai berlaku sejak tanggal 1 Agustus
2001.

II. Pengertian merek


Adapun teori pengertian merek dari yakni :
1. Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1
Merek adalah Tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
atau jasa.
2. Menurut Philip Kotler (2000 : 404), menyatakan bahwa: “Merek adalah
tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan dan jasa.”
3. Adapun pengertian merek menurut Djaslim Saladin (2003 : 84),
menyatakan bahwa: “Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang
atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan
barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan
diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing.”

Menurut Djaslim Saladin (2003 : 84) ada empat bagian merek :


1. Nama merek (brand name), adalah sebagian dari merek dan yang dapat
diucapkan.
2. Tanda merek (brand sign), adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal
namun tidak dapat diucapkan, seperti misalnya lambang, desain, huruf,
atau warna khusus.
3. Tanda merek dagang (trade mark), adalah merek atau sebagian dari merek
yang dilindungi oleh hokum karena kemampuannya untuk menghasilkan
sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjualan dengan
hak istimewanya untuk menggunakan nama merek dan atau tanda merek.
4. Hak cipta  (Copyright), adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang-
undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya
musik atau karya seni.

III. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merek


Jenis-jenis terdiri dari beberapa macam yakni :
A. Manufacturer Brand
Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki
oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya
seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster,
nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.
B. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh
distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang
menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas
merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek
bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan
lain sebagainya.
Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang
dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan
dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti
sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir
curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.
Merek terdiri dari 3 (Tiga) macam Berdasarkan Undang-Undang No. 15
Tahun 2001, yaitu :
a)      Merek Dagang :
b)      Merek Jasa :
c)      Merek Kolektif :

C.     Strategi Merek / Merek (Brand Strategies)


Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan
strategi merek sebagai berikut di bawah ini :
a) Individual Branding / Merek Individu
Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk
baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk
membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings
yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen
pasar yang beda.
b) Family Branding / Merek Keluarga
Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa
produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan
dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek
gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan
banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery
saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain
misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian
motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder,
suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.

IV. Syarat dan tata cara Permohonan Pendaftaran Merek


Ketentuan yang mengatur mengenai syarat dan tata cara Permohonan Merek
berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 diatur dalam :
1)     Pasal 7 sampai dengan pasal 10 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001
2)     Pasal 1 hingga Pasal 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 1993 tentang tata cara Permintaan Pendaftaran Merek.

Tata cara pengajuan Merek yakni ;


Tata cara pengajuan permohonan
Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada
Direktorat Merek dengan ketentuan:
a)  Permohonan diajukan dengan menggunakan formulir yang bentuk
dan isinya seperti contoh yang dilampirkan pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 1993 tentang Tata
Cara Permintaan Pendaftaran Merek.
b)  Pengisian formulir Permohonan tersebut wajib dilakukan dalam
rangkap empat dengan mencantumkan:
- Tanggal, bulan dan tahun
- Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat Pemohon
c)    Nama lengkap dan alamat kuasa apabila Permohonan diajukan
melalui Kuasa.
d)    Tempat tinggal Kuasa yang dipilih sebagai domisili hukumnya di
Indonesia, apabila Pemohon bertempat tinggal atau berkedudukan
tetap diluar Negara Republik Indonesia.
e)    Warna-warni apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya
menggunakan unsur-unsur warna
f)     Jenis barang dan/atau jasa yang termasuk dalam kelas yang
dimohonkan pendaftarannya.
Permohonan untuk dua kelas barang atau lebih dan/atau jasa dapat
diajukan dalam satu Permohonan..
g)    Nama Negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali
dalam hal permohonan diajukan dengan hak Prioritas

Menandatangani Permohonan
A. Permohonan ditandatangani Pemohon atau Kuasanya, dengan
ketentuan dalam hal permohonan diajukan oleh lebih dari satu
Pemohon yang secara bersama-sama berhak atas Merek tersebut,
Permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu Pemohon yang
berhak atas Merek tersebut dengan melampirkan persetujuan tertulis
dari para pemohon yang mewakili.
B. Dalam hal Permohonan tersebut diajukan melalui Kuasa (Konsultan
Hak Kekayaan Intelektual), Permohonan ditandatangani oleh Kuasa
dengan ketentuan:
i. Surat Kuasa untuk itu ditandatangani oleh semua pihak yang
berhak atas Merek tersebut
ii. Jika penerima Kuasa lebih dari satu orang, dan dalam surat
kuasa tidak terdapat klausul “surat kuasa diberikan kepada
kuasa-kuasa tersebut untuk bertindak, baik sendiri-sendiri
maupun bersama sama”, menurut pendapat penulis, Permohonan
harus ditandatangani oleh semua penerima kuasa.

Syarat Permohonan
Setiap Permohonan wajib dilengkapi dengan:
1)      Surat pernyataan pemilikan Merek
Tanda tangan dan isi
Surat pernyataan itu harus ditandatangani oleh pemilik merek dan
bermeterei cukup yang dengan jelas dan tegas menyebutkan bahwa:
 Merek yang dimohonkan pendaftaran adalah miliknya
 Merek yang dimohonkan pendaftaran tidak meniru merek
orang lain baik untuk keseluruhan maupun pada pokoknya.
 Terjemahan Apabila tidak menggunakan bahasa Indonesia,
surat pernyataan itu harus disertai terjemahannya dalam bahasa
Indonesia.
2)      Etiket Merek
Jumlah etika merek yang diperlukan adalah sebanyak dua puluh
helai dengan ketentuan:
 Ukuran
Etiket itu berukuran maksimal 9X9 cm dan minimal 2X2 cm
 Warna
Apabila etiket merek berwarna, harus disertai pula satu lembar
etiket yang tidak berwarna (hitam putih)
 Terjemahan
Etiket merek yang yang menggunkan bahasa asing dan atau di
dalamnya terdapat huruf selain huruf latin atau angka yang
tidak lazim digunakan dalam bahasa indonesia wajib disertai
terjemahannya dalam bahasa Indonesia, dalam huruf lain, dan
dalam angka yang lazim digunakan dalam bahasa Indonesia.
3)      Akta pendirian badan hukum
Apabila pemohon adalah badan hukum Indonesia, dilengkapi:
 Akta pendirian badan hukum yang termuat di dalam Tambahan
Berita Negara
 Salinan yang sah akta pendirian badan hukum.
4)      Surat Kuasa Khusus
Surat kuasa khusus diperlukan apabila permohonan diajukan melaui
kuasa, dengan ketentuan Surat Kuasa Khusus itu selain harus
menyebutkan untuk mengajukan Permohonan dengan menyebutkan
Mereknya.
Namun, Surat Kuasa Khusus ini mutlak diperlukan jika Permohonan
diajukan oleh Pemohon yang bertempat tinggal atau berkedudukan
tetap di luar wilayah Negara Republik Indonesia. Hal ini
disebabkan, menurut ketentuan Pasal 10 ayat (1) Undang-undang
No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, Permohonan yang diajukan oleh
Pemohon yang disebutkan di atas wajib diajukan melalui kuasanya
di Indonesia.
5)      Pembayaran biaya
Permohonan harus disertai pembayaran biaya dalam rangka
Permohonan, sesuai dengan jenis dan besar yang ditetapkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
6)      Bukti Penerimaan Permohonan
Apabila Permohonan diajukan dengan menggunakan hak prioritas,
Permohonan harus disertai bukti penerimaan Permohonan yang
pertama kali yang menimbulkan hak prioritas, dengan disertai
terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
7)      Salinan peraturan penggunaan merek koletif
Apabila merek yang dimohonkan pendaftaran akan digunakan
sebagai merek kolektif, Permohonan harus disertai salinan peraturan
penggunaan merek kolektif, dengan ketentuan salinan peraturan
penggunaan merek yang tidak menggunakan bahasa Indonesia harus
disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

V. Ruang Lingkup Merek Yang Tidak Dapat Didaftarkan & Ditolak


Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 yakni :
1. Merek yang didaftarkan atas dasar Itikad Tidak Baik. (Pasal 4 Undang-
undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek)
2. Merek yang bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku,
moralitas agama, kesusilaan, ketertiban umum; Tidak memiliki daya
pembeda; Telah menjadi milik umum; Merupakan keterangan yang
berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya.
(Pasal 5 Undang-undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek)
3. Memiliki persamaan pada pokoknya/keseluruhan dengan merek milik
pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa
yang sejenis, Merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang
dan/atau jasa yang sejenis, dan indikasi geografis yang sudah dikenal.
(Pasal 6 ayat (1) Undang-undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek)
4. Merek yang menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan
hukum yang dimiliki orang lain; Tiruan atau menyerupai nama atau
singkatan sinkatan nama, bendera, lambing atau symbol atau emblem
Negara atau lembaga nasional maupun internasional; Tiruan atau
menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan oleh
Negara atau lembaga pemerintahan. (Pasal 6 ayat (3) Undang-undang No.
15 tahun 2001 tentang Merek).
VI. Perlindungan Hukum bagi Pemegang Merek Terkenal
Menurut Sudikno Mertokusumo memberikan gambaran terhadap
pengertian Perlindungan hukum, yaitu segala upaya yang dilakukan untuk
menjamin adanya kepastian hukum yang didasarkan pada keseluruhan
peraturan atau kaidah-kaidah yang ada dalam suatu kehidupan bersama.
Keseluruhan peraturan itu dapat dilihat baik dari Undang-Undang maupun
Ratifikasi Konvensi Internasional.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis beranggapan bahwa
perlindungan hak kekayaan intelektual khususnya terhadap Merek Terkenal
bersifat preventif dan repressif.
 Perlindungan secara preventif dititkberatkan pada upaya untuk mencegah
agar merek terkenal tidak dapat dipakai oleh orang lain secara salah.
Upaya itu dapat berupa :
- Penolakan pendaftaran oleh kantor Merek
- Pembatalan Merek terdaftar yang melanggar hak merek orang lain.
Akibat kesalahan pendaftaran yang dilakukan oleh petugas kantor merek,
suatu merek yang seharusnya tidak dapat didaftar tetapi akhirnya didaftar
dalam daftar umum merek (DUM) yang mengesahkan merek tersebut.
Padahal merek tersebut jelas-jelas melanggar merek orang lain, karena
berbagai hal antara lain mirip atau sama dengan merek lain yang telah
terdaftar sebelumnya.
 Perlindungan secara Represif dititikberatkan pada pemberian hukuman
kepada barang siapa yang telah melakukan kejahatan dan pelanggaran
merek sebagaimana diatur dalam pasal 90, 91, 94 Undang-Undang No. 15
Tahun 2001 tentang Merek.
BAB III
KESIMPULAN

Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk, dimana
merek suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek
tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk
membedakan dari produk-produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan
identitas khusus, produk tertentu akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada
gilirannya tentu akan memudahkan pada saat pembelian ulang produk tersebut. Pada
dasarnya merek terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang dapat diucapkan yaitu nama
merek, dan bagian yang dapat dikenali tetapi tidak dapat diucapkan yaitu tanda merek.
Kini masyarakat dalam melakukan pengajuan permohonan sudah tidak
mengalami kesulitan karena Pemerintah melalui DITJEN HKI telah banyak
melakukan sosialisasi baik lewat masmedia maupun forum-forum yang yang telah
dibentuk. Sehingga akhirnya bagi pemilik hak tersebut tidak usah khawatir akan
adanya kerugian yang diakibatkan oleh oknum yangtak bertanggung jawab yang ingin
memanfaatkan kepopuleran merek suatu produk tertentu.
Bahwa telah kita bahas dihalaman sebelumnya tentang upaya pemerintah
melakukan perlindungan terhadap pemilik hak merek sudah sangat ketat dengan
melalui beberapa tahap proses penyeleksian terhadap pendaftaran merek dan itu
dibuktikannya dengan beberapa undang-undang dan peraturan pemerintah Republik
Indonesia yang selalu di perbaharui seiring perkembangan dan semakin maraknya
persaingan di dunia perdagangan baik nasional maupun internasional. Sehingga
dengan adanya beberapa regulasi tersebut dapat menekan berbagai macam tindak
kejahatan dibidang Hak Kekayaan Intelektual khususnya Merek.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Kompilasi Peraturan Perundang-undangan tahun 2011, HKI


Blog seperti http://www.mukahukum blogspot.com/2011/02/Perlindungan hukum
terhadap merk-merk.
Blog www.philipjusuf.com/2011/03/syarat dan tata cara permohonan pendaftaran
Merk.

Anda mungkin juga menyukai