perusahaan, selain itu juga merupakan bagian dari stategi bisnis. Tidak
atas barang yang diproduksinya atau jasa yang diberikan. Identitas yang
sebagai tanda suatu produk. Salah satu bidang kajian dalam HKI yang
(trademark), dalam hal ini karena merek erat sekali kaitannya dengan
produk yang ditawarkan oleh produsen, baik berupa barang maupun jasa.
pun dapat dijumpai dalam literatur HKI, dalam hal ini para ahli mencoba
H.M.N. Purwo Sutjipto, S.H., Merek adalah suatu tanda, dengan mana
1
Republik Indonesia, Lembaran Negara Tahun 2001, UU No. 15, Jakarta, Pasal 1 butir 1.
2
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis (LN No. 252 Tahun 2016, TLN No. 5953), Pasal angka 1
3
H.M.N. Purwo Sutjipto, Pengertian Pokok-pokok Hukum Dagang Indonesia, Djambatan, 1984,
hlm. 82.
asalnya barang atau menjamin kualitasnya barang dalam perbandingan
Merek dagang adalah suatu tanda yang dipakai oleh seorang pengusaha
seperti pada pemilikkan ternak dengan memberi tanda cap pada pungung
Menurut Dr. H. OK. Saidin, S.H., M.Hum., Merek adalah suatu tanda
hukum dengan barang-barang atau jasa yang sejenis yang dihasilkan oleh
4
R. Soekardono, Hukum Dagang Indonesia, Dian Rakyat, Jakarta, 1983, hlm. 149.
5
Pratasius Daritan, Hukum Merek dan Persengketaan Merek di Indonesia, Skripsi, hlm. 11.
6
Harsono Adisumarto, Hak Milik Perindustrian, Akademika Pressindo, Jakarta, 1990, hlm. 44.
orang lain, yang memiliki daya pembeda maupun sebagai jaminan atas
Merek dengan nama yang menarik, mudah dikenal dan diingat tentunya
sangat diminati oleh para produsen agar produk barang/jasa miliknya juga
pada perspektif pemahaman atas merek itu sendiri. Dalam arti klasik,
pemakaian nama tertentu, logo spesifik, desain khusus, maupun tanda dan
7
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 457.
8
Casavera, 15 Kasus Sengketa Merek di Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, hlm. 3.
Di Indonesia sendiri perlindungan hukum yang dimiliki bagi
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Hal ini
(exclusive right) agar pihak lain tidak dapat menggunakan tanda yang
sama atau mirip dengan yang dimilikinya baik untuk barang atau jasa
Eigendom (RIE) yang dimuat dalam Stb. 1912 No. 547 Jo. Stb. 1913 No.
berlaku, hingga akhirnya sampai pada akhir tahun 1961 ketentuan tersebut
dalam Tambahan Lembaran RI No. 2341 yang mulai berlaku pada bulan
November 1961.9
9
OK. Saidin, Op.Cit., hlm. 443.
Kedua UU ini (RIE Tahun 1912 dan UU Merek Tahun 1961)
Tahun 1961 yaitu sepuluh tahun, sedangkan masa berlakunya merek yang
diatur di dalam RIE Tahun 1912 jauh lebih lama yaitu 20 tahun.10
alasan dicabutnya UU Merek Tahun 1961 itu karena UU ini dinilai tidak
pada saat itu. Memang jika dilihat UU Merek No. 19 Tahun 1992 ini
1992.
besar dalam tatanan hukum HKI, khususnya hukum merek yang selama
10
Ibid.
11
Ibid, hlm. 444.
memiliki kepastian hukum dalam pendaftaran mereknya, di samping
diperbarui lagi dengan UU No. 14 Tahun 1997. Namun pada tahun 2001
menyebutkan:
aturan-aturan sebelumnya.
12
Ibid, hlm. 447.
13
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis (LN No. 252 Tahun 2016, TLN No. 5953), konsiderans menimbang huruf c
2. Fungsi Merek dan Jenis Merek
kegiatan usaha.
b. Melindungi konsumen.
14
Hery Firmansyah, Perlindungan Hukum Terhadap Merek, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2011,
hlm. 33-35.
kualitasnya oleh para konsumen dan membeli barang tersebut,
konsumen akan yakin bahwa kualitas dari barang itu adalah baik
sebagaimana diharapkannya.
Merek dari barang yang sudah dikenal oleh konsumen sebagai tanda
memakai merek tersebut minimal mutu yang sama seperti yang telah
Para pembeli yang telah mengenal nama merek tersebut, baik karena
Fanta saja.
rokok Djarum.
(dua):
a. Merek dagang
sejenis lainnya.
b. Merek jasa
sebagai jenis merek yang baru oleh karena merek kolektif ini sebenarnya
juga terdiri dari merek dagang dan jasa. Hanya saja merek kolektif ini
Misalnya: Good Year, Dunlop, sebagai merek untuk ban mobil dan
ban sepeda.
b. Merek lukisan adalah merek yang terdiri dari lukisan saja yang tidak
Misalnya: Rokok putih merek “Escort” yang terdiri dari lukisan iring-
lainnya adalah teh wangi merek “Pendawa” yang terdiri dari lukisan
Lima”.16
bahwa, tentang bentuk atau wujud dari merek itu UU tidak memerintahkan
a. Cara yang oleh siapa pun mudah dapat dilihat (beel mark).
15
OK Saidin, Op.Cit., hlm. 458.
16
R.M. Suryodiningrat, Aneka Milik Perindustrian, Edisi Pertama, Tarsito, Bandung, 1981, hlm.
15.
c. Kombinasi dari mere katas penglihatan dan merek perkataan.17
Adapun syarat mutlak suatu merek yang harus dipenuhi oleh setiap
orang ataupun badan hukum yang ingin mendaftarkan suatu merek, agar
merek itu dapat diterima dan dipakai sebagai merek atau cap dagang,
syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah merek itu harus mempunyai
daya pembedaan yang cukup. Dengan kata lain, tanda yang dipakai ini
barang-barang atau jasa yang diproduksi oleh orang lain. Karena adanya
dibedakan.18
merek harus merupakan suatu tanda. Tanda ini dapat dicantumkan pada
barang bersangkutan atau bungkusan dari barang itu. Jika suatu barang
17
R. Soekardono, Op.Cit., hlm. 165-167.
18
OK Saidin, Op.Cit., hlm. 460.
ciri lain dari barang atau pembungkusnya. Bentuk yang khas atau warna,
warna dari sepotong sabun atau suatu doos, tube dan botol. Semua ini
mencantumkan:
dengan:20
adalah miliknya.
19
Sudargo Gautama, Op.Cit., hlm. 34.
20
OK Saidin, Op.Cit., hlm. 479.
c. Tambahan Berita Negara yang memuat akta pendirian badan hukum
atau salinan yang sah akta pendirian badan hukum, apabila pemilik
kuasa.
21
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis, Pasal 20
tanda-tanda yang bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban
Dalam hal ini yaitu apabila merek tersebut berkaitan atau hanya
nama “tas”.
Merek yang tidak memiliki daya pembeda atau yang dianggap kurang
Dalam hal ini apabila merek mengandung unsur nama umum yaitu
unsur telah menjadi milik umum yaitu bentuk merek berupa tanda
22
Sudargo Gautama, Op.Cit., hlm. 38.
Selanjutnya Pasal 21 UU Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan
23
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis, Pasal 21
Tentang tata cara pendaftaran merek di Indonesia menurut UU Merek
dan Indikasi Geografis No. 20 Tahun 2016 diatur dalam Pasal 4 yang
menentukan bahwa:24
24
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis, Pasal 4
Tentang Penghapusan dan Pembatalan Merek ini diatur dalam Pasal 72
mencoret merek yang bersangkutan dari DUM untuk itu harus pula
bahwa sejak tanggal pencoretan dari DUM maka Sertifikat Merek yang
Alasan penghapusan merek diatur dalam Pasal 72 ayat (7) dan Pasal 74
ayat (1) UU Merek dan Indikasi Geografis No. 20 Tahun 2016, yang
berbunyi:
27
Ibid, hlm. 503.
“Gugatan pembatalan Merek terdaftar dapat diajukan oleh pihak yang
berkepentingan berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20 dan/atau Pasal 21.”
Selain alasan pembatalan tersebut, terhadap merek kolektif terdaftar
berlaku.28
Ada dua sistem yang dianut dalam pendaftaran merek yaitu sistem
Siapa yang memakai pertama sesuatu merek dialah yang dianggap berhak
pertama, yaitu adalah yang berhak atas merek bersangkutan. Tetapi apabila
orang lain dapat membuktikan bahwa ialah yang memakai pertama hak
28
Ibid.
Berbeda dengan sistem deklaratif pada sistem konstitutif baru akan
kepastian hukum.
Hanya orang yang didaftarkan sebagai pemilik yang dapat memakai dan
memberikan orang lain hak untuk memakai (dengan sistem lisensi). Tetapi
tidak mungkin orang lain memakainya. Dan jika tidak terdaftar tidak ada
Hal lain yang perlu diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu
29
Sudargo Gautama, Op.Cit., hlm. 46.
mereknya. Sebelum adanya UU perubahan tentang merek, Indonesia
menganut dua asas yaitu first to use (deklaratif) dan first to file
a. Apabila terjadi sengketa maka merek yang terdaftar akan lebih mudah
pembuktiannya.
sertifikat.