Anda di halaman 1dari 71

BAB II

PENGATURAN SUARA SEBAGAI MEREK DALAM HUKUM

MEREK

A. KONSEP MEREK

1. Pengertian Merek

Pengertian mengenai merek secara umum menurut penulis perlu untuk

dibahas dengan membandingkan pengaturan merek dari beberapa negara

yaitu untuk memahami dan mengetahui konsep pengertian merek dari

masing-masing negara serta pandangan negara-negara tersebut dalam

mengartikan merek secara umum. Dari perbandingan 3 (tiga) pengertian

merek di bawah ini, nantinya dapat dilihat pengertian merek mana yang

paling lengkap serta dapat digunakan untuk dasar membandingkan merek

suara dari ketiga negara tersebut. Berikut adalah pengertian merek secara

umum dari negara Australia, Hong Kong dan Indonesia :

a. Australia

Dalam Part 3 Section 17 –Australia Trade Marks Act 1995

(No.119) dijelaskan bahwa pengertian dari Merek atau Trade Mark

adalah :1

A Trade Mark is a sign used, or intended to be used,


to distinguish goods or services dealt with or
provided in the course of trade by a person from
goods or services so dealt with or provided by any
other person.

1
Part 3 Section 17 Australia Trade Marks Act No.119 Tahun 1995

8
9

Merek adalah sebuah tanda yang digunakan, atau


dimaksudkan untuk digunakan, untuk membedakan
barang atau jasa yang ditangani atau disediakan
dalam rangka perdagangan oleh seseorang dari
barang atau jasa yang ditangani atau disediakan oleh
orang lain.

Untuk menjelaskan mengenai pengertian merek di negara

Australia, penulis mengutip sebuah kutipan dari buku yang sedikit

menjelaskan mengenai definisi dari merek dagang yang menyatakan

bahwa

this definition of a trade mark is critical to an


understanding of not just what may be registered as
a trade mark but also other trade mark issues such
as what conduct constitutes an infringement of a
trade mark.2

Dari kutipan buku di atas disebutkan bahwa definisi merek

dagang sangat penting untuk memahami tidak hanya pada apa yang

mungkin terdaftar sebagai merek dagang tetapi juga isu-isu lain dari

merek dagang seperti tindakan apa yang merupakan pelanggaran

terhadap merek dagang. Dalam prakteknya, terdapat pada kasus

Geneva Laboratories Limited v Nguyen [2014]FCA 1270 dalam

Reasons for Judgment No. 30 Legal Principles konsep pengertian

merek tidak dijelaskan berbeda dari isi Section 17 Trade Marks Act

1995. Pengertian merek dalam Section 17 Trade Marks Act 1995

dijadikan sebagai salah satu alasan untuk membuat keputusan dan

dalam hal tersebut pengadilan tidak memberikan penjelasan berbeda

mengenai merek dan pengertian merek yang digunakan sama dengan

isi dari Section 17 Trade Marks Act 1995.


2
Mark J. Davison, Ann L. Monotti dan Leanne Wiseman, Australian Intellectual
Property Law, Cambridge University Press, Cambridge, 2008, h. 70
10

Berbeda dengan pendapat penulis, menurut penulis pengertian

merek secara umum di negara Australia memiliki makna yang luas

jika dilihat dari segi pengertiannya. Artinya bahwa pengertian merek

tidak terdapat pembatasan tertentu mengenai tanda seperti apa yang

dapat dijadikan sebagai merk melainkan semua tanda bisa digunakan

sebagai sebuah merek asalkan digunakan atau dimaksudkan untuk

membedakan barang dan jasa.

Selain itu, jika dilihat dari segi pengertiannya dan dikaitkan

dengan merek suara maka dalam hal ini tanda suara dapat dijadikan

sebagai merek. Hal tersebut dikarenakan pengertian merek secara

umum dari negara Australia ini tidak menyebutkan tanda apa saja dan

menjadikannya seolah tidak terbatas pada beberapa tanda.

Akan tetapi, dalam Australia Trade Marks Act 1995 tanda yang

dapat dijadikan sebagai merek dijelaskan lebih lanjut dalam Part 2

Section 6 yang nantinya akan dibahas penulis dalam Sub bab A angka

2.

b. Hong Kong

Negara selanjutnya yang akan penulis bahas mengenai

pengaturan pengertian merek secara umum ialah Hong Kong. Dalam

Part 1 Number 3 – Hong Kong Trade Marks Ordinance, pengertian

Merek atau Meaning of “trade mark” :3

(1) In this Ordinance , a “trade mark” means any


sign which is capable of distinguishing the

3
Part 1 Number 3 Hong Kong Trade Marks Ordinance
11

goods or services of one undertaking from


those of other undertakings and which is
capable of being represented graphically.
(2) Without affecting the generality of subsection
(1), a trade mark may consist of words
(including personal names), indications,
designs, letters, characters, numerals,
figurative elements, colours, sounds, smells,
the shape of goods or their packaging and any
combination of such signs.

(1) Dalam tata cara ini, "tanda perdagangan"


berarti tanda apa pun yang mampu
membedakan barang atau jasa dari satu usaha
dengan usaha lainnya dan yang mampu
direpresentasikan secara grafis.
(2) Tanpa mempengaruhi kegeneralan sub-bagian
(1), sebuah tanda merek mungkin terdiri dari
kata-kata (termasuk nama pribadi), indikasi,
rancangan, huruf, karakter, angka, unsur
kiasan, warna, suara, aroma, bentuk barang
atau kemasan mereka serta kombinasi tanda-
tanda tersebut.

Pengertian merek secara umum dalam Hong Kong Trade Marks

Ordinance menurut penulis memiliki pengertian yang terbatas.

Terbatas dalam hal ini ialah tanda yang dapat digunakan sebagai

merek tersebut hanya tanda yang sudah disebutkan dalam pengertian

merek yaitu kata-kata (termasuk nama pribadi), indikasi, rancangan,

huruf, karakter, angka, unsur kiasan, warna, suara, aroma, bentuk

barang atau kemasan mereka serta kombinasi tanda-tanda tersebut.

Selain itu, disebutkan juga bahwa di negara Hong Kong suatu tanda

dapat dijadikan merek apabila dapat direpresentasikan secara grafis

serta dapat digunakan untuk membedakan satu barang atau jasa

dengan barang atau jasa lainnya. Sehingga sudah sedikit dibahas juga
12

mengenai syarat tanda merek yang harus dapat direpresentasikan

secara grafis.

Menurut pendapat penulis terkait dengan penelitian mengenai

merek suara, pengertian merek secara umum tersebut sudah sedikit

menggambarkan bahwa di negara Hong Kong tanda suara bisa

dijadikan sebagai sebuah merek sehingga meskipun hanya melihat

dari pengertiannya saja, penulis dapat mengetahui bahwa tanda suara

dapat dijadikan sebagai sebuah merek di negara Hong Kong.

c. Indonesia

Pengertian merek di Indonesia terdapat dalam Pasal 1 angka 1

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek yang

menyatakan:

Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis


berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan
warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga)
dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau
lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau
jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam
kegiatan pedagangan barang dan/atau jasa.4

Jadi, merek harus merupakan tanda, harus memiliki daya

pembeda (distinctive), dan digunakan dalam perdagangan.5 Pengertian

mengenai merek dapat diartikan secara berbeda-beda tergantung dari

prespektif atau pandangan mengenai merek itu sendiri. Dalam arti

klasik, merek dihubungkan dengan identifikasi sebuah produk dan

4
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis
5
M.Hawin dan Budi Agus Riswandi, Isu-Isu Penting Hak Kekayaan Intelektual di
Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2020, h. 114
13

pembedaannya dari produk-produk para pesaing, baik dalam bentuk

pemakaian nama tertentu, logo spesifik, desain khusus, maupun tanda

dan simbol visual lainnya.6 Menggunakan kalimat berbeda, merek

adalah tanda pembeda yang digunakan sebagai penanda identitas atas

produk barang atau jasa yang dihasilkan sekaligus untuk membedakan

dengan produk lainnya.7

Menurut pendapat penulis berdasarkan pengertian merek secara

umum dalam UU Merek Indonesia tersebut memiliki batasan atas

tanda yang dapat dijadikan sebagai merek. Hal tersebut dapat dilihat

dari pengertian merek yang sudah menyebutkan bahwa tanda berupa

gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk

2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau

kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut saja yang dapat

dijadikan sebagai merek. Selain itu pengertian merek secara umum

dalam UU Merek Indonesia juga menyebutkan bahwa tanda yang

dapat dijadikan merek harus ditampilkan secara grafis yang mana hal

ini termasuk salah satu syarat suatu tanda dapat dijadikan sebagai

merek. Selain itu, menurut penulis pengertian merek secara umum

dalam UU Merek Indonesia ini sudah sedikit menyinggung mengenai

merek suara dimana dengan melihat melalui pengertian merek secara

umum saja, sudah dapat diketahui bahwa tanda suara dapat dijadikan

sebagai merek.

6
Casavera, 15 Kasus Sengketa Merek di Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, h. 3
7
Haris Munandar dan Sally Sitanggang, Mengenal Hak Kekayaan Intelektual : Hak
Cipta, Paten, Merek dan Seluk-beluknya, Esensi, 2011, h.50
14

Dari perbandingan ketiga negara mengenai aspek pengertian

merek secara umum, menurut penulis pengertian merek yang lebih

rinci ialah pengertian merek yang berasal dari Hong Kong dan

Indonesia. Hal tersebut dikarenakan pengertian merek secara umum

dari 2 (dua) negara tersebut tidak hanya menjelaskan pengertian

merek tetapi juga menyebutkan tanda yang bisa digunakan sebagai

merek sehingga dengan hanya melihat pengertiaannya saja penulis

sudah mengerti tanda merek apa saja yang bisa didaftarkan. Berikut

tabel perbandingan aspek pengertian merek dari ketiga negara :

Indikator Australia Hong Kong Indonesia

Merek adalah "Tanda Merek adalah


sebuah tanda yang Perdagangan" tanda yang dapat
digunakan, atau berarti tanda apa ditampilkan
dimaksudkan pun yang mampu secara grafis
untuk digunakan, membedakan berupa gambar,
untuk barang atau jasa logo, nama, kata,
membedakan dari satu usaha huruf, angka,
barang atau jasa dengan usaha susunan warna,
yang ditangani lainnya dan yang dalam bentuk 2
atau disediakan mampu (dua) dimensi
dalam rangka direpresentasikan dan/atau 3 (tiga)
perdagangan oleh secara grafis. dimensi, suara,
Pengertian
seseorang dari Sebuah tanda hologram, atau
Merek
barang atau jasa merek mungkin kombinasi dari 2
yang ditangani terdiri dari kata- (dua) atau lebih
atau disediakan kata (termasuk unsur tersebut
oleh orang lain. nama pribadi), untuk
indikasi, membedakan
rancangan, huruf, barang dan/atau
karakter, angka, jasa yang
unsur kiasan, diproduksi oleh
warna, suara, orang atau badan
aroma, bentuk hukum dalam
barang atau kegiatan
kemasan mereka pedagangan
serta kombinasi barang dan/atau
15

tanda-tanda jasa.
tersebut.

2. Tanda yang Dapat Dijadikan Sebagai Merek

Merek merupakan sebuah tanda pembeda untuk barang dan/atau jasa

satu dengan lainnya. Tanda yang dapat digunakan sebagai merek ialah

bermacam-macam. Tanda tersebut harus direpresentasikan secara grafis

untuk dapat menjadi sebuah merek. Di bawah ini, akan penulis bandingkan

tanda yang dapat dijadikan sebagai merek dari pengaturan 3 (tiga) negara

dengan tujuan supaya penulis dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai

merek dengan tanda berupa suara. Berikut penjelasan mengenai tanda yang

dapat dijadikan sebagai merek :

a. Australia

Dalam Part 2 Section 6 Australia Trade Marks Act 1995

disebutkan yang dimaksud dengan sign atau tanda yaitu meliputi:8

sign includes the following or any combination of


the following, namely, any letter, word, name,
signature, numeral, device, brand, heading, label,
ticket, aspect of packaging, shape, colour, sound or
scent.

Tanda mencakup hal berikut atau kombinasi dari hal


berikut, yakni, huruf, kata, nama, tanda tangan,
angka, perangkat, merek, judul, logo, tiket, aspek
kemasan, bentuk, warna, suara atau aroma.

Dari kutipan Part 2 Section 6 Australia Trade Marks 1995 dapat

diambil kesimpulan bahwa tanda yang dapat digunakan sebagai merek

di negara Australia ialah huruf, kata, nama, tanda tangan, angka,

8
Part 2 Section 6 Australia Trade Marks Act No.119 Tahun 1995
16

perangkat, cap/merek, judul, logo, tiket, aspek kemasan, bentuk,

warna, suara, aroma, kombinasi dari tanda tersebut.

Menurut pendapat penulis terkait dengan tanda yang dapat

dijadikan sebagai merek di negara Australia ini cukup lengkap artinya

cukup banyak jenis tanda yang dapat dijadikan sebagai merek, salah

satunya yang jarang ditemui ialah tanda tangan. Selain itu, sudah

terdapat juga merek non-tradisional yaitu suara dan aroma.

Terkait dengan penelitian ini mengenai merek suara, dapat

diketahui bahwa negara Australia bisa menjadikan suara sebagai

sebuah merek yang akan penulis jelaskan lebih lanjut pada sub bab B.

b. Hong Kong

Dalam Hong Kong Trade Marks Ordinance dan Hong Kong

Trade Marks Rules tidak dijelaskan mengenai sign atau tanda yang

dapat digunakan sebagai merek. Akan tetapi, dalam Part 1 number (2)

Hong Kong Trade Marks Ordinance disebutkan bahwa :9

(2) Without affecting the generality of subsection


(1), a trade mark may consist of words
(including personal names), indications,
designs, letters, characters, numerals,
figurative elements, colours, sounds, smells,
the shape of goods or their packaging and any
combination of such signs.

(2) Tanpa mempengaruhi sub-bagian (1), sebuah


merek dagang dapat terdiri dari kata-kata
(termasuk nama pribadi), indikasi, rancangan,
huruf, karakter, angka, unsur figuratif, warna,
suara, aroma, bentuk barang atau kemasan
serta kombinasi tanda-tanda tersebut.

9
Part 1 Number (2) Hong Kong Trade Marks Ordinance
17

Dari kutipan Part 1 number (2) Hong Kong Trade Marks

Ordinance di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa di negara Hong

Kong, tanda yang dapat dijadikan sebagai merek yaitu kata-kata

(termasuk nama pribadi), indikasi, desain, huruf, karakter, angka,

unsur figuratif, warna, suara, aroma, bentuk barang atau kemasan,

kombinasi dari tanda-tanda tersebut.

Menurut pendapat penulis terkait tanda yang dapat dijadikan

sebagai merek di negara Hong Kong juga sudah cukup lengkap.

Artinya, terdapat bermacam-macam tanda yang dapat dijadikan

sebagai merek di negara Hong Kong. Kemudian terdapat salah satu

tanda yang tidak terdapat di negara sebelumnya yaitu Australia ialah

tanda merek berupa unsur figuratif. Kemudian sehubungan dengan

penelitian ini yang mana penulis akan membahas mengenai merek

suara, dari penjelasan mengenai tanda merek di negara Hong Kong

dapat penulis simpulkan bahwa negara Hong Kong juga dapat

menjadikan suara sebagai tanda suatu merek dan dapat dijadikan

sebagai perbandingan dengan negara Indonesia mengenai merek

suara. Penjelasan lebih lanjut mengenai merek suara akan dijelaskan

pada sub bab B.

c. Indonesia

Dalam Pasal 2 ayat (3) Undang-undang No. 20 Tahun 2016

tentang Merek dan Indikasi Geografis disebutkan bahwa merek yang

dilindungi terdiri atas beberapa tanda. Tanda tersebut berupa gambar,


18

logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua)

dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, kombinasi dari

dua atau lebih unsur tersebut.

Menurut pendapat penulis, pengaturan merek di Indonesia sudah

cukup jelas terkait pengaturan tanda yang dapat dijadikan sebagai

merek. Hal tersebut dapat dilihat dari bagian pengertian merek secara

umum yang sudah menyebutkan tanda apa saja yang dapat dijadikan

sebagai merek. Kemudian terkait dengan penelitian penulis mengenai

merek suara, dari aspek tanda yang dapat dijadikan merek sudah dapat

dilihat bahwa tanda merek berupa suara dapat didaftarkan di

Indonesia. Kemudian terkait dengan penelitian penulis ini, pengaturan

merek suara yang ada di Indonesia inilah yang akan dibandingkan

dengan pengaturan merek suara di negara Australia dan Hong Kong.

Pembahasan lebih lanjut mengenai merek suara akan dijelaskan lebih

pada sub bab B.

Dari perbandingan pengaturan aspek tanda yang dapat dijadikan

sebagai merek di 3 (tiga) negara tersebut, penulis menyimpulkan

bahwa masing-masing negara memiliki beberapa tanda yang

berbedasatu sama lain serta juga memiliki tanda yang sama yang dapat

dijadikan sebagai merek. Tanda yang sama dari ketiga negara tersebut

ialah huruf, kata, nama, angka, warna/susunan warna, suara. Terdapat

juga tanda yang sama dari 2 (dua) negara saja seperti kemasan,

bentuk, aroma yaitu di negara Australia dan Hong Kong, kemudian

tanda logo yaitu di negara Indonesia dan Australia. Selain itu, tanda
19

yang berbeda dari masing-masing negara tersebut ialah dari negara

Australia terdapat tanda perangkat, tiket, tanda tangan, judul serta

cap/merek. Tanda yang berbeda dari negara Hong Kong ialah indikasi,

rancangan, unsur figuratif dan karakter. Kemudian tanda yang berbeda

dari negara Indonesia ialah gambar dan hologram. Dari pengaturan

ketiga negara tersebut mengenai tanda yang dapat dijadikan sebagai

merek, penulis dapat menyimpulkan bahwa tanda suara dapat

dijadikan sebagai merek oleh negara Australia, Hong Kong dan

Indonesia terkait dengan penelitian penulis mengenai merek suara.

Sehingga negara Australia dan Hong Kong dapat menjadi negara

untuk perbandingan mengenai merek suara dengan negara Indonesia.

Berikut tabel perbandingan aspek tanda yang dapat dijadikan sebagai

merek dari ketiga negara :

Indikator Australia Hong Kong Indonesia

Huruf, kata, Kata-kata Gambar, logo,


nama, tanda (termasuk nama nama, kata, huruf,
tangan, angka, pribadi), indikasi, angka, susunan
Tanda yang perangkat, merek, rancangan, huruf, warna, dalam
Dapat judul, logo, tiket, karakter, angka, bentuk 2 (dua)
Dijadikan aspek kemasan, unsur figuratif, dimensi dan/atau
Sebagai bentuk, warna, warna, suara, 3 (tiga) dimensi,
Merek suara atau aroma. aroma, bentuk suara, hologram,
barang atau kombinasi dari
kemasan serta dua atau lebih
kombinasi tanda- unsur tersebut.
tanda tersebut.
20

3. Lingkup Merek

Lingkup merek menurut penulis perlu untuk dibahas yaitu untuk

membandingkan dan mengetahui di negara Australia, Hong Kong dan

Indonesia mengenai merek yang diatur memiliki lingkup yang seperti apa

dan dapat digunakan di bidang apa. Dengan diketahuinya lingkup merek

dari ketiga negara ini, nantinya dapat dilihat juga apakah pengaturan merek

secara umum yaitu mengenai lingkup merek dapat menjadi awal untuk

perbandingan merek suara dari ketiga negara tersebut. Berikut akan penulis

uraikan mengenai lingkup merek di negara Australia, Hong Kong dan

Indonesia.

a. Australia

Dalam Trade Marks Act 1995 (No.119), tidak disebutkan

lingkup merek secara jelas seperti dalam UU Merek Indonesia. Akan

tetapi dalam part 2 section 7 number (4) and (5) Trade Marks Act

1995 (No.119) dijelaskan mengenai penggunaan merek atau use of

trade mark yang dibedakan menjadi merek dagang dan merek jasa:10

(4) Use of a trade mark in relation to goods


means use of trade mark upon, physical or
other relation to, the goods (including second-
hand goods).
(5) Use of a trade mark in relation to services
means use of trade mark in physical or other
relation to the services.

(4) Penggunaan merek dagang yang berkaitan


dengan barang berarti penggunaan merek
dagang atas, baik secara fisik maupun yang
berkaitan dengan yang lain, barang (termasuk
barang bekas).

10
Part 2 Section 7 Number (4) & (5) Australia Trade Marks Act No.119 Tahun 1995
21

(5) Penggunaan sebuah merek dagang yang


berkaitan dengan jasa berarti penggunaan
merek dagang baik secara fisik atau berkaitan
dengan yang lain dengan jasa.

Merek dagang dan merek jasa dalam Trade Marks Act 1995

(No.119) dibedakan berdasarkan penggunaan dari merek dagang

tersebut. Dari penggunaan merek dagang tersebut, penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa lingkup merek dari pengaturan merek

di Australia ialah merek dagang dan merek jasa. Merek dagang

berkaitan dengan penggunaan merek dalam barang sedangkan merek

jasa berkaitan dengan penggunaan merek dalam jasa.

Menurut pendapat penulis pengaturan merek di negara Australia

mengenai lingkup merek atau jenis merek sudah cukup lengkap,

artinya sudah diatur juga mengenai pembagian jenis merek yang mana

kaitannya dengan merek suara yang akan penulis teliti ialah merek

suara di negara Australia dapat digunakan dalam perdagangan barang

maupun jasa.

b. Hong Kong

Dalam Hong Kong Trade Marks Rules dan Trade Marks

Ordinance, tidak dijelaskan maupun disebutkan mengenai lingkup

merek baik pembedaan merek berdasarkan jenis merek maupun

pembedaan merek berdasarkan penggunaannya sehingga menurut

pendapat penulis, terkait dengan lingkup merek atau jenis merek di

negara Hong Kong kurang lengkap dan pengaturan dalam aspek


22

lingkup merek ini pengaturannya tidak dapat dijadikan sebagai

perbandingan.

c. Indonesia

Dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dan ayat (2) Undang-Undang No.

20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis disebutkan

bahwa lingkup Undang-Undang yang meliputi merek ialah merek

dagang dan merek jasa.

Pengertian merek dagang dan merek jasa dijelaskan lebih

lengkap dalam Pasal 1(satu) angka 2 (dua) dan tiga (3) yang

menyatakan bahwa, merek dagang adalah merek yang digunakan pada

barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang

secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan

barang sejenis lainnya. Sedangkan merek jasa ialah merek yang

digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau

beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk

membedakan dengan jasa sejenis lainnya. Kelas barang atau jasa

adalah kelompok jenis barang atau jasa yang mempunyai persamaan

dalam sifat, cara pembuatan, dan tujuan penggunaannya.11

Dari uraian lingkup merek di Indonesia, menurut penulis aspek

lingkup merek di negara Indonesia sudah cukup lengkap dikarenakan

sudah disebutkan dengan jelas lingkup merek yang ada di Indonesia

sehingga dapat diketahui bahwa merek yang didaftarkan dapat berupa

11
Muhamad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan
Prakteknya di Indonesia), Edisi Revisi, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, h.159.
23

merek dagang ataupun jasa. Kemudian kaitannya dengan penelitian

penulis mengenai merek suara, dapat disimpulkan bahwa merek suara

di negara Indonesia dapat didaftarkan sebagai merek dagang ataupun

jasa.

Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari perbandingan lingkup

merek dari ketiga negara tersebut ialah bahwa lingkup merek

Australia dan Indonesia memiliki kesamaan yaitu lingkup merek

dagang dan merek jasa meskipun di negara Hong Kong tidak

dijelaskan mengenai lingkup merek. Dari persamaan lingkup merek

dagang dan merek jasa tersebut dapat diketahui juga bahwa semua

merek yang diatur bisa digunakan dalam bidang perdagangan barang

maupun dalam bidang jasa. Berikut tabel perbandingan aspek lingkup

merek dari ketiga negara :

Indikator Australia Hong Kong Indonesia

- Merek Dagang (Tidak dijelaskan - Merek Dagang


Lingkup maupun disebutkan
Merek - Merek Jasa mengenai lingkup - Merek Jasa
merek)

4. Hak Merek

Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara

kepada pemilik merek yang terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan

menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak


24

lain untuk menggunakannya.12 Hak merek dari Australia, Hong Kong dan

Indonesia akan penulis uraikan untuk membandingkan pengaturan masing-

masing negara untuk membandingkan mengenai hak merek dari ketiga

negara tersebut. Perbandingan mengenai hak merek dirasa perlu untuk

diuraikan karena dapat berkaitan dengan hak merek atas tanda suara.

Berikut uaraian mengenai hak merek dari Australia, Hong Kong dan

Indonesia yaitu :

a. Australia

Dalam Part 3 Section 20 Australia Trade Marks Act 1995, tidak

dijelaskan pengertian hak merek secara rinci akan tetapi disebutkan

Rights given by registration of trade mark atau hak merek yang

diperoleh pada saat merek didaftarkan ialah :

(1) If trade mark is registered, the registered


owner of the tade mark has, subject to this
Part, the exclusive rights :13
(a) To use the trade mark ; and
(b) To authorise other persons to use the
trade mark

(1) Apabila merek didaftarkan, pemilik terdaftar


dari merek memiliki hak eksklusif :
(a) Untuk menggunakan merek
(b) Untuk memberi izin kepada orang lain
untuk menggunakan merek

The registration of a trademark gives its owner right to use that

mark in connection with its goods or services subject to any

conditions or limitations expressly placed upon the registration.14

12
Indirani Wauran-Wicaksono, Op.Cit., h. 15
13
Part 3 Section 20 Australia Trade Marks Act No.119 Tahun 1995
14
Lynden Griggs, et.al., Commercial And Economic Law In Australia, Kluwer Law
International BV, The Netherlands, 2018
25

Di negara Australia, hak merek didapatkan setelah adanya

pendaftaran. Selain itu, dari uraian mengenai hak merek yang

diperoleh setelah pendaftaran dapat diambil kesimpulan bahwa

pemilik merek terdaftar memiliki hak eksklusif atas merek tersebut

yaitu untuk menggunakan merek dan untuk memberi izin kepada

orang lain untuk menggunakan merek. Menurut pendapat penulis, hak

merek dalam pengaturan Australia sudah cukup menjelaskan bahwa

apa saja hak eksklusif yang dimiliki oleh seseorang yang

mendaftarkan merek dan memegang hak atas merek yang terlihat dari

2 (dua) poin hak merek pemilik merek terdaftar dalam Australia Trade

Marks Act..

b. Hong Kong

Dalam pengaturan Hong Kong tidak menjelaskan secara rinci

pengertian hak merek, akan tetapi menyebutkan beberapa ketentuan

mengenai hak merek yang terdapat pada part 2 – Section 14– Rights

conferred by registered trade mark - Hong Kong Trade Marks

Ordinance :15

(1) The owner of a registered trade mark has


exclusive rights in the trade mark which are
infringed by use of the trade mark in Hong
Kong without his consent.
(2) The acts constituting infringement of
registered trade mark, if done without the
consent of the owner, are specified in section
18 (infringement of registered trade mark) but
are subject to the exceptions specified in
section 19 (exceptions to infringement),

15
Part 2 Section 14 Hong Kong Trade Marks Ordinance
26

section 20 (exhaustion of rights conferred by


registered trade mark) and section 21 (use in
advertising, etc.).
(3) The rights of the owner of registered trade
mark have effect from the date of registration
of the trade mark.

(1) Pemilik merek dagang yang terdaftar memiliki


hak eksklusif dalam merek dagang yang
dilanggar dengan penggunaan merek dagang
di Hong Kong tanpa persetujuannya.
(2) Tindakan yang merupakan pelanggaran
terhadap merek dagang terdaftar, jika
dilakukan tanpa persetujuan pemilik, diperinci
dalam bagian 18 (pelanggaran terhadap merek
dagang terdaftar) tetapi tunduk pada
pengecualian yang disebutkan di bagian 19
(pengecualian terhadap pelanggaran), bagian
20 (keletihan hak yang diperoleh dari merek
dagang terdaftar) dan bagian 21 (penggunaan
dalam iklan, dll).
(3) Hak dari pemilik merek dagang terdaftar
berlaku dari tanggal pendaftaran merek
dagang.

Dari kutipan pengaturan hak merek di atas, dapat diketahui

bahwa hak merek yang diperoleh pemilik merek terdaftar di Hong

Kong berlaku dari tanggal pendaftaran merek. Kemudian hak

eksklusif yang diperoleh pemilik merek terdaftar ialah setiap

penggunaan merek terdaftar milik pemegang merek di Hong Kong

harus dilakukan dengan persetujuan pemilik merek terdaftar, apabila

penggunaan merek dilakukan tanpa persetujuan pemilik merek maka

tindakan tersebut merupakan suatu pelanggaran.

Pendapat penulis terkait hak merek dalam pengaturan Hong

Kong yaitu pengaturan mengenai hak merek sudah cukup jelas bahwa

setiap penggunaan merek terdaftar harus dengan seizin pemilik merek.

Hak merek ini kurang lebih juga terdapat kesamaan dengan negara
27

Australia yaitu terdapat pada pemilik merek memiliki hak untuk

memberikan izin atas penggunaan merek miliknya kepada orang lain.

c. Indonesia

Dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016

tentang Merek dan Indikasi Geografis dijelaskan bahwa yang

dimaksud dengan hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan

oleh negara kepada pemilik merek yang terdaftar untuk jangka waktu

tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau

memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Hak

merek di Indonesia perolehannya diatur di Pasal 3 (tiga) UU No. 20

Tahun 2016 yaitu hak merek diperoleh setelah merek tersebut

terdaftar. Pendaftaran suatu merek dapat diterima jika hasil dari

pemeriksaan substantif yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hak

Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) tidak menunjukkan merek yang

akan didaftarkan memiliki persamaan dengan merek lain. Sebaliknya,

ketika terjadi sengketa di pengadilan ternyata diketahui bahwa merek

yang didaftarkan tersebut mempunyai persamaan dengan merek lain,

maka pendaftaran terhadap merek bersangkutan tersebut dapat

dibatalkan16. Sebuah merek yang telah didaftarkan, negara

memberikan hak eksklusif kepada pemilik untuk menggunakannya.

Dengan dasar hak tersebut, pemilik merek berhak untuk mencegah

dan melarang orang lain meniru atau menggunakan merek tanpa seizin

16
Gatot Supramono, Menyelesaikan Sengketa Merek Menurut Hukum Indonesia,
Rineka Cipta, Jakarta, 2008, h. 48.
28

dengannya.17 Menurut pendapat penulis terkait hak merek di negara

Indonesia ialah sudah cukup jelas dikarenakan sudah disebutkan

mengenai apa saja hak seorang pemilik merek terdaftar serta sudah

disebutkan juga kapan hak merek diperoleh.

Kesimpulan mengenai perbandingan aspek hak merek dari

negara Australia, Hong Kong dan Indonesia ialah bahwa menurut

penulis ketiga pengaturan tersebut kurang lebih terdapat kesamaan

yaitu, hak merek diperoleh setelah merek tersebut terdaftar. Kemudian

terdapat juga kesamaan pengaturan hak merek ialah pemilik merek

memiliki hak untuk memberikan izin atas merek terdaftar miliknya

yang akan digunakan oleh orang lain. Apabila seseorang

menggunakan mereknya tanpa izin atau persetujuan dari pemilik

merek terdaftar, maka tindakan tersebut merupakan tindakan

pelanggaran. Selain itu, di negara Australia dan Indonesia juga

terdapat pengaturan yang kurang lebih sama mengenai hak merek

yaitu pemilik merek terdaftar memiliki hak untuk menggunakan

sendiri mereknya. Berikut tabel perbandingan aspek Hak Merek :

Indikator Australia Hong Kong Indonesia

Pemilik terdaftar Penggunaan merek Hak atas merek


dari merek terdaftar milik adalah hak
memiliki hak pemegang merek eksklusif yang
Hak Merek
eksklusif : harus dengan diberikan oleh
persetujuan pemilik negara kepada
- Untuk merek. pemilik merek
menggunakan terdaftar untuk :

17
Chandra Gita Dewi, Penyelesaian Sengketa Pelanggaran Merek, Penerbit
Deepublish, Yogyakarta, 2019, h. 5
29

Merek.
- Menggunakan
- Untuk sendiri merek
memberi izin tersebut.
kepada orang
lain untuk - Memberikan
menggunakan izin kepada
merek. pihak lain
untuk
menggunakann
ya.

5. Perkecualian Merek

Perkecualian merek yang akan dibahas oleh penulis ialah mengenai

ketentuan merek yang tidak dapat didaftarkan. Perkecualian merek ini dirasa

perlu untuk dibahas karena nantinya pembahasan penulis mengenai merek

suara dapat dikaitkan dengan perkecualian merek yaitu merek suara yang

akan didaftarkan juga harus sesuai dengan perkecualian merek dengan tidak

memuat hal-hal yang ada dalam perkecualian merek. Berikut adalah

beberapa ketentuan perkecualian merek dari negara Australia, Hong Kong

dan Indonesia :

a. Australia

Di negara Australia perkecualian merek atau tanda yang tidak

dapat didaftarkan sebagai merek terdapat pada Part 3 Section 18 –

Certain signs not to be used as trade marks etc :18

(1) The regulations may provide that a sign


specified in the regulations is not to be used as
a trade mark or as part of a trade mark.
(2) Regulations made under subsection (1) do not
affect any trade mark that:
(a) Was a registered trade mark; or

18
Australia, Op.Cit., Part 3 Section 18
30

(b) In the case of an unregistered trade


mark – was being used in good faith.

(1) Dalam peraturan perundang-undangan dapat


diatur bahwa tanda yang ditentukan dalam
peraturan ini tidak boleh digunakan sebagai
merek dagang atau sebagai bagian dari merek
dagang.
(2) Peraturan-peraturan yang dibuat di bawah sub
bagian (1) tidak mempengaruhi merek dagang
apapun bahwa :
(a) Merek dagang terdaftar; atau
(b) Dalam kasus merek dagang tidak
terdaftar – sedang digunakan dengan
itikad baik.

Menurut pendapat penulis, perkecualian merek yang dapat

penulis ambil dari negara Australia ialah bahwa tanda dagang selain

yang telah disebutkan secara spesifik tidak dapat dijadikan sebagai

merek. Hal tersebut dikarenakan tidak disebutkan secara rinci tanda

apa saja yang tidak boleh dijadikan sebagai merek. Oleh karena itu,

penulis menyimpulkan bahwa selain tanda dagang yang disebutkan

dalam peraturan maka tanda tersebut tidak dapat dijadikan sebagai

merek. Selain itu, perkecualian merek lainnya tidak disebutkan lebih

rinci. Akan tetapi, penulis juga dapat mengambil kesimpulan bahwa

perkecualian merek juga bisa dilihat dari kriteria atau syarat

permohonan yang ditolak. Hal tersebut dikarenakan permohonan yang

ditolak berarti tidak memenuhi persyaratan pendaftaran merek.

b. Hong Kong

Dalam Part 2 Section 11 No. (3), (4), (5), (6) Trade Marks

Ordinance disebutkan beberapa tanda atau ketentuan yang tidak dapat


31

didaftarkan sebagai merek atau disebut sebagai perkecualian merek

yaitu :19

(3) A sign shall not be registered as a trade mark


in relation to goods if it consists exclusively of
:
(a) The shape that results from the nature of
the goods themselves;
(b) The shape of goods that is necessary to
obtain a technical result; or
(c) The shape that gives substantial value to
the goods.
(4) A trade mark shall not be registered if it is
(a) Contrary to accepted principles of
morality; or
(b) Likely to deceive the public
(5) A trade mark shall not be registered if, or to
the extent that
(a) Its use is prohibited in Hong Kong under
or by virtue of any law; or
(b) The application for registration of the
trade mark is made in bad faith
(6) A trade mark shall not be registered if, or to
the extent that, it consists of or contains
(a) The national flag or its design;
(b) The national emblem or its design;
(c) The regional flag or its design; or
(d) The regional emblem or its design.

(3) Sebuah tanda tidak boleh terdaftar sebagai


merek dagang jika berupa barang yang :
(a) Bentuknya yang merupakan hasil dari
sifat barang-barang itu sendiri
(b) Bentuk barang yang diperlukan untuk
mendapatkan hasil teknis
(c) Bentuk yang memberikan nilai penting
pada barang
(4) Sebuah merek dagang tidak boleh didaftarkan
jika memang benar :
(a) Bertentangan dengan prinsip-prinsip
moralitas yang diterima
(b) Kemungkinan untuk menipu masyarakat
(5) Sebuah merek dagang tidak boleh tercatat jika,
atau sejauh itu

19
Part 2 Section 11 Number (3), (4), (5) Hong Kong Trade Marks Ordinance
32

(a) Penggunaannya dilarang di Hong Kong


di bawah atau berdasarkan hukum
apapun.
(b) Formulir untuk perndaftaran merek
dibuat dengan itikad buruk
(6) Sebuah merek dagang tidak boleh didaftarkan
jika, atau sejauh mana, batas itu terdiri atau
termuat
(a) Bendera negara atau desainnya
(b) Lambang negara atau desainnya
(c) Bendera daerah atau desainnya
(d) Lambang daerah atau desainnya

Pendapat penulis terkait perkecualian merek dari pengaturan di

Hong Kong yaitu bahwa pengaturan perkecualian di Hong Kong

sudah cukup jelas dan rinci. Terdapat beberapa ketentuan yang

memang disebutkan secara jelas seperti bendera negara, lambang

negara, bendera daerah dan lambang daerah tidak boleh didaftarkan

sebagai merek. Selain itu, ketentuan lainnya juga sudah cukup jelas

meskipun tidak disebutkan secara spesifik yaitu bahwa bertentangan

dengan prinsip moral, menipu masyarakat, penggunaannya dilarang di

Hong Kong dan pendaftarannya dengan itikad buruk tidak dapat juga

didaftarkan sebagai merek.

c. Indonesia

Dalam Pasal 20 UU No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan

Indikasi Geografis, disebutkan bahwa merek tidak dapat didaftar

jika:20

a) Bertentangan dengan ideologi negara, peraturan


perundang-undangan, moralitas, agama, kesusilaan,
atau ketertiban umum;
20
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis
33

b) Sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya


menyebut barang dan/atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya;
c) Memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat
tentang asal, kualitas, jenis, ukuran, macam, tujuan
penggunaan barang dan/atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya atau merupakan nama varietas
tanaman yang dilindungi untuk barang dan/atau jasa
yang sejenis;
d) Memuat keterangan yang tidak sesuai dengan
kualitas, manfaat, atau khasiat dari barang dan/atau
jasa yang diproduksi;
e) Tidak memiliki daya pembeda; dan/atau
f) Merupakan nama umum dan/atau lambang milik
umum.

Perkecualian Merek di Indonesia menurut penulis sudah rinci

dalam menyebutkan hal-hal apa saja yang tidak boleh didaftarkan

sebagai merek sehingga akan lebih jelas dalam menentukan merek

tersebut boleh didaftarkan atau tidak. Dengan mengetahui ketentuan

tersebut, pemilik merek dapat membuat merek sesuai dengan yang

dikehendaki oleh undang-undang sehingga dapat memperlancar proses

pendaftarannya di Ditjen HKI.21

Kesimpulan penulis terkait aspek perkecualian merek yang

sudah diuraikan dari ketiga negara yaitu Australia, Hong Kong dan

Indonesia ialah bahwa pengaturan di Hong Kong dan Indonesia lebih

secara rinci dan jelas menyebutkan hal-hal yang tidak boleh

didaftarkan sebagai merek sehingga akan lebih mudah untuk

menentukan apakah merek ini dapat didaftarkan atau tidak. Kemudian

untuk negara Australia menurut penulis perkecualian merek yang

disebutkan masih dirasa sangat luas dan dirasa kurang jelas dan rinci

21
Chandra Gita Dewi, Op.Cit., h. 13
34

hal seperti apa yang tidak dapat didaftarkan sebagai merek. Dari

perbandingan perkecualian di 3 (tiga) negara di atas, dapat diambil

kesimpulan bahwa tanda suara yang nanti akan dibahas di sub bab B

apabila akan didaftarkan sebagai merek, maka suara tersebut tidak

boleh memuat hal yang dilarang untuk didaftarkan sebagai merek.

Berikut tabel perbandingan aspek perkecualian merek dari ketiga

negara :

Indikator Australia Hong Kong Indonesia

Tanda dagang • Sebuah tanda tidak - Bertentangan


selain yang boleh terdaftar dengan
telah sebagai merek ideologi
disebutkan dagang jika berupa negara,
secara spesifik barang yang : peraturan
tidak dapat - Bentuknya yang perundang-
dijadikan merupakan hasil undangan,
merek. Hal dari sifat barang- moralitas,
tersebut barang itu agama,
dikarenakan sendiri. kesusilaan,
tidak - Bentuk barang atau
disebutkan yang diperlukan ketertiban
secara rinci untuk umum;
tanda apa saja mendapatkan - Sama dengan,
yang tidak hasil teknis. berkaitan
Perkecualian boleh dijadikan dengan, atau
- Bentuk yang
Merek sebagai merek. hanya
memberikan nilai
penting pada menyebut
barang. barang
• Sebuah merek dan/atau jasa
dagang tidak boleh yang
didaftarkan jika dimohonkan
memang benar : pendaftaranny
- Bertentangan a;
dengan prinsip- - Memuat
prinsip moralitas unsur yang
yang diterima dapat
- Kemungkinan menyesatkan
untuk menipu masyarakat
masyarakat. tentang asal,
• Sebuah merek kualitas, jenis,
dagang tidak boleh ukuran,
35

tercatat jika, atau macam,


sejauh itu : tujuan
- Penggunaannya penggunaan
dilarang di Hong barang
Kong di bawah dan/atau jasa
atau berdasarkan yang
hukum apapun. dimohonkan
- Formulir untuk pendaftaranny
pendaftaran a atau
merek dibuat merupakan
dengan itikad nama varietas
buruk. tanaman yang
• Sebuah merek dilindungi
dagang tidak boleh untuk barang
didaftarkan jika, dan/atau jasa
sejauh mana, batas yang sejenis;
itu terdiri atau - Memuat
termuat : keterangan
- Bendera negara yang tidak
atau desainnya sesuai dengan
- Lambang negara kualitas,
atau desainnya manfaat, atau
- Bendera daerah khasiat dari
atau desainnya barang
- Lambang daerah dan/atau jasa
atau desainnya yang
diproduksi;
- Tidak
memiliki daya
pembeda
- Merupakan
nama umum
dan/atau
lambang
milik umum.

6. Jangka Waktu Perlindungan Merek

Jangka waktu perlindungan merek merupakan batas waktu seorang

pemilik hak merek memiliki hak eksklusif atas merek yang didaftarkannya.

Perlindungan kekayaan intelektual atas sebuah merek dimaksudkan untuk


36

memberikan imbalan atas investasi yang telah dilakukan.22 Berikut akan

penulis bandingkan jangka waktu perlindungan merek dari Australia, Hong

Kong dan Indonesia untuk mengetahui jangka waktu perlindungan merek

yang salah satunya merupakan merek suara yang akan dijelaskan lebih

lanjut pada sub bab B.

a. Australia

Jangka waktu perlindungan merek di Australia terdapat pada

Section 72 No. 3 Australia Trade Marks Ordinance, yaitu :23

(3) Unless it is earlier cancelled, or the trade


mark is earlier removed from the Register, the
registration of the trade mark expires 10 years
after the filing date in respect of the
application for its registration.

(3) Kecuali jika dibatalkan sebelumnya, atau


sebelumnya merek dihapus dari Daftar,
pendaftaran merek dagang tersebut berakhir 10
tahun setelah tanggal pengajuan untuk
pendaftarannya.

Jangka waktu perlindungan merek di Australia ialah 10 tahun

dihitung sejak tanggal pengajuan untuk pendaftaran dan dapat

diperbarui selama 10 tahun yang pengaturannya terdapat dalam

Section 7 Division 2& 3. Registration of a trade mark under the Trade

Marks Act 1995 (Cth) confers upon the registered owner the exclusive

use of the trade mark in relation to the goods or services in respect of

22
Peter J. Groves, Sourcebook on Intellectual Property Law, Cavendish Publishing
Limited, 1997, h.662
23
Section 72 Number (3) Australia Trade Marks Ordinance
37

which the trade mark is registered. Registration is for initial period of

10 years.24

Terkait dengan aspek jangka waktu perlindungan merek, penulis

berpendapat bahwa pengaturan jangka waktu perlindungan merek di

negara Australia sudah secara eksplisit disebutkan, yang mana hal

tersebut dapat dengan jelas setiap orang mengetahui lamanya

perlindungan merek terdaftar.

b. Hong Kong

Jangka waktu perlindungan merek di Hong Kong terdapat pada

Section 49 No. (1) and (2) Date of registration - Hong Kong Trade

Mark Ordinance :25

(1) A trade mark shall be registered for a period


of 10 years beginning on its date of
registration.
(2) Registration may be renewed in accordance
with section 50 (renewal registration) for
further periods of 10 years.

(1) Tanda dagang akan didaftarkan untuk periode


10 tahun dimulai pada tanggal
perndaftarannya.
(2) Pendaftaran dapat diperbarui sesuai dengan
section 50 (pembaruan pendaftaran) untuk
periode 10 tahun selanjutnya.

Dari pengaturan mengenai jangka waktu perlindungan di Hong

Kong, penulis berpendapat bahwa pengaturan jangka waktu merek di

Hong Kong sudah jelas, terlebih lagi disebutkan juga bahwa jangka

24
SA Christensen dan WD Duncan, Sale of Businesses in Australia Second Edition,
The Federation Press, Sydney, 2009, h. 124
25
Section 49 Number (1), (2) Hong Kong Trade Marks Ordinance
38

waktu perlindungan merek terdaftar ialah 10 tahun sejak tanggal

pendaftarannya dan dari jangka waktu perlindungan 10 tahun tersebut

dapat juga diperbarui untuk waktu 10 tahun lagi.

c. Indonesia

Jangka waktu perlindungan merek di Indonesia terdapat dalam

Pasal 35 ayat (1) dan (2) UU No. 20 Tahun 2016 yaitu :26

(1) Merek terdaftar mendapat perlindungan


hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
sejak Tanggal Penerimaan.
(2) Jangka waktu perlindungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang
untuk jangka waktu yang sama.

Dari pengaturan perlindungan merek di Indonesia, penulis

berpendapat bahwa pengaturan jangka waktu perlindungan merek di

Indonesia sudah cukup jelas, hal tersebut dapat diketahui bahwa

disebutkan secara jelas waktu perlindungan merek di Indonesia ialah

selama 10 tahun sejak tanggal penerimaan dan dapat diperpanjang

dengan jangka waktu 10 tahun. Penulis juga mengutip sebuah buku

yang menyatakan bahwa perlindungan untuk merek terdaftar

diberikan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak

tanggal penerimaan.27

Kesimpulan yang dapat penulis ambil mengenai jangka waktu

perlindungan dari negara Australia, Hong Kong dan Indonesia

memiliki kesamaan waktu perlindungan yaitu selama 10 tahun dan

26
Pasal 35 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis
27
Indirani Wauran-Wicaksono, Op.Cit., h.17
39

dapat diperpanjang untuk waktu 10 tahun lagi. Akan tetapi terdapat

perbedaan dari dimulainya jangka waktu perlindungan yaitu, negara

Australia menghitung jangka waktu perlindungan sejak tanggal

pengajuan untuk pendaftaran, Hong Kong menghitung jangka waktu

perlindungan sejak tanggal pendaftaran dan Indonesia menghitung

waktu perlindungan sejak tanggal penerimaan. Jangka waktu

perlindungan merek ini berlaku untuk semua jenis tanda yang dapat

dijadikan sebagai merek salah satunya suara. Oleh karena itu, dengan

adanya perbandingan mengenai jangka waktu perlindungan merek ini,

nanti bisa dikaitkan dengan merek suara dengan jangka waktu yang

sama dengan jangka waktu merek secara umum. Berikut tabel

perbandingan aspek jangka waktu perlindungan merek dari ketiga

negara :

Indikator Australia Hong Kong Indonesia

Jangka waktu Jangka waktu Jangka waktu


perlindungan perlindungan ialah perlindungan
ialah 10 (sepuluh) 10 (sepuluh) tahun ialah 10 (sepuluh)
Jangka
tahun sejak sejak tanggal tahun sejak
Waktu
tanggal pendaftarannya dan tanggal
Perlindungan
pengajuan. dapat diperbarui penerimaan dan
Merek
untuk periode 10 dapat
(sepuluh) tahun diperpanjang
selanjutnya. untuk jangka
waktu yang sama.
40

B. KONSEP MEREK SUARA DALAM HUKUM MEREK

1. Pengertian Merek Suara

Pengertian merek suara yang akan dibandingkan oleh penulis berikut

ini ialah pengertian merek suara di negara Australia, Hong Kong dan

Indonesia. Perbandingan mengenai pengertian merek suara ini nantinya

dapat digunakan untuk mengetahui negara mana yang membahas atau

mengatur mengenai pengertian merek suara yang paling lengkap serta

nantinya dapat digunakan sebagai usulan pengaturan merek suara di

Indonesia.

a. Australia

Dalam part 21 No. 6 – IP Australia Trade Marks Office Manual

of Practice and Procedure yang menyatakan :

A sound trade mark can be anything auditory. It can


be a complex orchestral fanfare, or a simple
mechanical clicking noise. It can be sung or spoken
words, or a combination of voice and other sounds.
It can be the sound of a dog barking, a bell ringing
or a baby crying. Whatever it is, it must serve the
purpose of identifying the trade source of the
goods/services in respect of which it is to be used.28

Sebuah merek dagang suara dapat berupa suara


pendengaran apapun. Suara itu dapat berupa bunyi
riuh orkestra yang rumit, atau bunyi klik mekanis
yang sederhana. Itu dapat dinyanyikan atau ucapan
kata-kata, atau kombinasi suara dan bunyi lainnya.
Ini dapat berupa suara gonggongan anjing, dering
bel atau bayi menangis. Apapun itu harus berfungsi
dengan tujuan untuk mengidentifikasi sumber
perdagangan dari barang/jasa yang digunakan.

28
Part 21 No. 6 Intellectual Property Australia, Australian Government,
http://manuals.ipaustralia.gov.au/trademarks/trade_marks_examiners_manual.htm dikunjungi pada
tanggal 18 Maret 2020 pukul 09.21
41

Dari pengertian merek suara di negara Australia tersebut,

penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pengertian merek suara

di negara Australia merupakan suara yang bisa berupa suara

pendengaran apapun akan tetapi harus berfungsi dengan tujuan untuk

mengidentifikasi sumber perdagangan dari barang/jasa yang

digunakan. Pengertian merek suara di Australia menurut penulis sudah

secara eksplisit diuraikan dan sudah jelas apa yang dimaksud dengan

merek suara meskipun menurut penulis pengertian merek suara

tersebut masih cukup luas atau kurang rinci, hal tersebut dikarenakan

tidak dibatasi lebih rinci suara seperti apa yang boleh dan tidak boleh

digunakan.

b. Hong Kong

Dalam Intellectual Property Department Hong Kong – Trade

Marks Registry Work Manual mengenai Sound Marks disebutkan

bahwa :29

Signs consisting of a sound which are capable of


distinguishing the goods or services of one
undertaking from those of other undertakings and
are capable of being represented graphically are
registrable as trade marks.

Tanda-tanda yang terdiri dari sebuah suara yang


mampu membedakan barang atau jasa dari usaha
yang satu dengan usaha lainnya dan mampu
direpresentasikan secara grafis dan dapat didaftarkan
sebagai tanda dagang.

29
Hong Kong Intellectual Property Department
https://www.ipd.gov.hk/eng/intellectual_property/trademarks/registry/sound_marks241008.pdf
dikunjungi pada tanggal 18 Maret 2020 pukul 17.03
42

Pengertian merek suara dalam pengaturan di Intellectual

Property Department Hong Kong menyatakan bahwa merek suara

terdiri dari suara yang mampu membedakan dengan barang/ jasa

lainnya dan dapat direpresentasikan secara grafis dan dapat dianggap

sebagai tanda dagang. Dari pengertian tersebut, pendapat penulis ialah

bahwa pengertian merek suara ini hanya menjelaskan secara umum

atau tidak terlalu rinci. Hal tersebut dikarenakan pengertian merek

suara di Hong Kong ini kurang lebih sama dengan pengertian merek

suara secara umumnya karena tidak menyebutkan suara seperti apa

yang dapat dan tidak dapat dijadikan sebagai merek.

c. Indonesia

Di negara Indonesia tidak dijelaskan mengenai pengertian merek

suara.

Dari perbandingan merek suara ketiga negara di atas, kesimpulan yang

dapat penulis ambil ialah bahwa pengertian merek suara di negara Australia

dan Hong Kong masih cukup luas, yaitu tidak disebutkan secara rinci suara

seperti apa yang dapat dan tidak dapat dijadikan sebagai merek. Sehingga,

apabila hanya melihat dari segi pengertian merek suara saja belum dapat

menggambarkan secara lengkap mengenai pengaturan merek suara di negara

tersebut. Akan tetapi, di negara Australia dan Hong Kong sudah secara

eksplisit menguraikan mengenai pengertian merek suara meskipun

pengertian merek suara tersebut hanya terdapat dalam situs resmi


43

Intellectual Property dari kedua negara tersebut dan bukan dari Trade

Marks Act kedua negara tersebut. Kemudian untuk negara Indonesia sendiri

tidak menjelaskan apa itu pengertian merek suara. Negara Indonesia dalam

pengaturan mereknya hanya menyebutkan tanda suara dapat dijadikan

sebagai merek yang terdapat dalam pengertian merek secara umum, akan

tetapi setelah itu tidak dijelaskan lebih lanjut lagi mengenai tanda dagang

yang berupa suara. Berikut tabel perbandingan aspek pengertian merek

suara dari ketiga negara :

Indikator Australia Hong Kong Indonesia

Sebuah merek Tanda-tanda (Tidak dijelaskan


dagang suara dapat yang terdiri mengenai
berupa suara dari sebuah pengertian merek
pendengaran suara yang suara)
apapun. Suara itu mampu
dapat berupa bunyi membedakan
riuh orkestra yang barang atau
rumit, atau bunyi jasa dari usaha
klik mekanis yang yang satu
sederhana. Itu dengan usaha
dapat dinyanyikan lainnya dan
atau ucapan kata- mampu
Pengertian kata, atau direpresentasik
Merek kombinasi suara an secara grafis
Suara dan bunyi lainnya. dan dapat
Ini dapat berupa didaftarkan
suara gonggongan sebagai tanda
anjing, dering bel dagang.
atau bayi
menangis. Apapun
itu harus berfungsi
dengan tujuan
untuk
mengidentifikasi
sumber
perdagangan dari
barang/jasa yang
digunakan.
44

2. Syarat Suara yang Dapat Didaftarkan Sebagai Merek

Perbandingan selanjutnya mengenai merek suara yaitu syarat suara

yang dapat didaftarkan sebagai merek. Berikut akan penulis bahas mengenai

syarat suara yang dapat didaftarkan sebagai merek dari pengaturan beberapa

negara yang nantinya dapat dijadikan sebagai perbandingan dan dapat

dilihat pengaturan mana yang lebih lengkap sebagai usulan pengaturan

merek suara di Indonesia.

a. Australia

Dalam Part 21 No. 6 – IP Australia menyebutkan “whatever it

is, it must serve the purpose of identifying the trade source of the

goods/services in respect of which it is to be used”30 yang dapat

dimaknai bahwa suara yang dapat dijadikan merek ialah suara apapun

itu yang harus dapat berfungsi untuk tujuan mengidentifikasi sumber

perdagangan dari barang/jasa yang digunakan. Sehingga syarat suara

yang pertama ialah tidak ada syarat khusus mengenai ketentuan suara

itu sendiri, yang terpenting ialah dapat berfungsi untuk

mengidentifikasi sumber perdagangan barang/jasa.

Selanjutnya terdapat dalam part 7 division 1 section 69 – Trade

Marks Act 1995 yang menyatakan bahwa :31

The Registrar must also enter in the Register :


(a) A graphical representation of the trade mark

Pendaftar juga wajib memasukkan dalam Daftar :


(a) Representasi grafis dari merek dagang

30
Part 21 No. 6 Intellectual Property Australia, Australian Government,
http://manuals.ipaustralia.gov.au/trademarks/trade_marks_examiners_manual.htm dikunjungi pada
tanggal 18 Maret 2020 pukul 09.45
31
Part 7 Division 1 Section 69 Australia Trade Marks Act No.119 Tahun 1995
45

Syarat suara tersebut sebenarnya merupakan syarat umum suatu tanda

dapat dijadikan sebagai merek dagang, akan tetapi hal tersebut dapat

diterapkan juga untuk tanda merek dagang suara. Hal tersebut

dikarenakan tanda suara sudah kita ketahui merupakan salah satu

tanda yang bukan secara visual, akan tetapi dikarenakan syarat umum

merek dagang negara Australia ialah harus dapat direpresentasikan

secara grafis maka berlaku juga untuk tanda suara sehingga perlu

untuk penulis masukkan syarat tersebut bahwa merek suara harus

dapat direpresentasikan secara grafis.

Dalam Part 4 Division 2 Section 40 – Trade Marks Act 1995

juga menjelaskan terkait merek dagang yang didaftarkan harus dapat

direpresentasikan secara grafis, karena jika tidak dapat

direpresentasikan secara grafis maka permohonan akan ditolak.

An application for the registration of a trade mark


must be rejected if the trade mark cannot be
represented graphically.32

Sebuah aplikasi untuk pendaftaran merek dagang


harus ditolak jika merek dagang tidak dapat
direpresentasikan secara grafis.

Kutipan di atas merupakan salah satu kriteria permohonan yang

ditolak, akan tetapi untuk mendukung kutipan part 7 division 1 section

69, maka penulis mengutip juga penolakan permohonan dikarenakan

tanda dagang yang tidak dapat direpresentasikan secara grafis.

Part 21 No. 2 – IP Australia -Representing non-


traditional signs:33

32
Part 4 Division 2 Section 40 Australia Trade Marks Act No.119 Tahun 1995
33
Intellectual Property Australia, Australian Government,
http://manuals.ipaustralia.gov.au/trademarks/trade_marks_examiners_manual.htm dikunjungi pada
tanggal 18 Maret 2020 pukul 10.25
46

▪ It is requirement of the legislation that a


trade mark be represented graphically
(section 40).
▪ The representations must clearly
demonstrate the nature of the mark, and
show each feature clearly enough to permit
proper examination (subregulation 4.3(8)).
▪ In particular, wherethe trade mark contains
or consists of a sign that is a color, scent,
shape, sound or an aspect of packaging, or
any combination of those features, the
application for registration must include a
concise and accurate description of the trade
mark (subregulation 4.3(7)).
▪ The description is entered as an endorsement
on the registration and is a key part of the
identity of the mark.

▪ Ini merupakan persyaratan undang-undang


agar tanda dagang direpresentasikan secara
grafis (bagian 40).
▪ Representasi harus dengan jelas
menunjukkan sifat dari tanda, dan
menunjukkan setiap fitur dengan cukup jelas
untuk memungkinkan pemeriksaan yang
tepat ( subregulasi 4,3( 8)).
▪ Khususnya, apabila merek dagang berisi atau
terdiri dari tanda berupa warna, aroma,
bentuk, bunyi atau kombinasi kemasan, atau
kombinasi apa pun dari ciri-ciri tersebut,
aplikasi untuk pendaftaran harus memuat
uraian yang ringkas dan akurat tentang tanda
dagang (subregulasi 4.3 (7).
▪ Uraian itu dimasukkan sebagai pengesahan
atas pendaftaran dan merupakan bagian
penting dari identitas tanda itu.

Dari uraian di atas mengenai syarat merek suara di negara

Australia, menurut penulis kesimpulan yang dapat diambil ialah

bahwa di negara Australia tidak memberikan batasan atau syarat

secara rinci mengenai suara seperti apa yang dapat didaftarkan sebagai
47

merek, misalnya durasi panjang dan pendeknya suara, akan tetapi

syarat yang jelas harus dipenuhi oleh pemohon merek suara ialah

suara apapun itu harus dapat berfungsi untuk tujuan mengidentifikasi

sumber perdagangan dari barang/jasa yang digunakan dan suara

tersebut harus dapat direpresentasikan secara grafis.

b. Hong Kong

Dalam Intellectual Property Department Hong Kong – Trade

Marks Registry Work Manual mengenai Sound Marks disebutkan

bahwa kriteria untuk mengenali karakter tanda yang khas yang terdiri

dari suara tidak berbeda dari yang akan diterapkan pada jenis tanda

lainnya. Pencatatan dari tanda suara harus, seperti kata-kata atau jenis

tanda merek lainnya, bergantung pada apakah suara itu mampu

mengidentifikasi barang-barang dan jasa yang berasal dari usaha

tertentu, dan dengan demikian membedakannya dengan usaha lainnya.

Akan tetapi, disebutkan juga dalam Intellectual Property Department

Hong Kong – Trade Marks Registry Work Manual mengenai Sound

Marks bahwa konsumen pada umumnya tidak selalu memahami tanda

bunyi dengan cara yang sama dengan kategori tanda lain dan hal ini

mungkin membuatnya lebih sulit untuk menentukan bahwa tanda-

tanda itu khas. Misalnya, sebuah nada sederhana atau serangkaian

nada musik tidak mungkin diakui sebagai tanda dagang dalam hal

benda-benda yang dapat mengeluarkan suara. Ponsel dan komputer,

misalnya, sering mengeluarkan satu bip atau serangkaian nada musik


48

sewaktu dinyalakan dan dimatikan. Contoh lain dari suara yang akan

dianggap tidak khas mencakup “pop” dari gabus dalam kaitannya

dengan champagne, suara “ping” dalam kaitannya dengan oven

microwave atau ritel microwaves dan lainnya.

Menurut penulis, dari uraian mengenai kriteria suara atau syarat

suara yang dapat didaftarkan sebagai merek di negara Hong Kong

tidak menjelaskan syarat secara rinci. Akan tetapi, disebutkan bahwa

syarat suara yang didaftarkan sebagai merek tidak berbeda dari tanda

lainnya yang dijadikan sebagai merek sehingga menurut penulis syarat

suara yang dapat dijadikan sebagai merek di negara Hong Kong sama

dengan syarat merek secara umum. Kemudian terdapat beberapa hal

yang perlu diperhatikan dan dapat dijadikan sebagai tolak ukur syarat

suara menjadi sebuah merek yang dilihat dari beberapa contoh dalam

uraian Trade Marks Registry Work Manual mengenai Sound Marks.

Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa suara yang dapat

didaftarkan sebagai merek di negara Hong Kong memiliki syarat

seperti syarat merek secara umum yaitu :

1) Memiliki unsur khas sehingga dapat membedakan suatu

barang dan jasa dengan barang dan jasa lainnya.

2) Dapat direpresentasikan secara grafis.

3) Suara yang memiliki unsur khas bukan merupakan suara

yang berasal dan dihasilkan dari suatu benda secara

sederhana.
49

c. Indonesia

Di Indonesia tidak dijelaskan lebih dalam mengenai syarat suara

yang dapat didaftarkan sebagai merek. Akan tetapi terdapat beberapa

syarat yang harus dipenuhi oleh suatu merek supaya menjadi merek

terdaftar yaitu :34

1. Memiliki daya pembeda.


2. Merupakan tanda pada barang atau jasa.
3. Tidak bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan dan
ketertiban umum.
4. Bukan menjadi milik umum.
5. Tidak berupa keterangan atau berkaitan dengan barang atau
jasa yang dimintakan pendaftaran.

Dari uraian perbandingan mengenai syarat suara yang dapat didaftarkan

sebagai merek dari ketiga negara tersebut, dapat disimpulkan bahwa negara

Australia tidak memberikan batasan atau syarat secara rinci mengenai suara

seperti apa yang dapat dijadikan sebagai merek begitu juga dengan Hong

Kong, sehingga kedua negara tersebut menggunakan syarat suara yang

dapat dijadikan merek sama dengan syarat merek secara umum. Akan tetapi

uraian penjelasan di negara Australia dan Hong Kong masih lebih baik

daripada di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan di negara Australia dan

Hong Kong masih menguraikan mengenai merek suara sedangkan di

negara Indonesia tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai merek suara

dan syarat merek suara. Berikut tabel perbandingan aspek syarat suara yang

dapat didaftarkan sebagai merek dari ketiga negara :

34
Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights, Penerbit
Ghalia Indonesia, Bogor, 2005, h. 10.
50

Indikator Australia Hong Kong Indonesia

Tidak disebutkan Tidak disebutkan Tidak disebutkan


secara rinci secara rinci, akan secara rinci
batasan atau tetapi disebutkan mengenai syarat
syarat suara yang bahwa syarat suara suara yang dapat
dapat didaftarkan yang didaftarkan didaftarkan
sebagai merek. sebagai merek sebagai merek.
Akan tetapi syarat tidak berbeda dari Oleh karena itu
yang jelas harus tanda lainnya. dapat disimpulkan
dipenuhi oleh Sehingga dapat bahwa syarat
pemohon merek disimpulkan bahwa suara yang dapat
suara ialah : syarat suara yang didaftarkan
- suara apapun yang didaftarkan sebagai merek di
itu harus dapat sebagai merek Indonesia
berfungsi sama dengan pengaturannya
untuk tujuan pengaturan syarat sama dengan
mengidentifik merek secara pengaturan syarat
asi sumber umum. yang harus
perdagangan dipenuhi oleh
dari suatu merek
Syarat barang/jasa secara umum
Suara yang yang yaitu :
Dapat digunakan - Memiliki daya
Didaftarkan - suara tersebut pembeda
Sebagai harus dapat - Merupakan
Merek direpresentasi tanda pada
kan secara barang atau
grafis jasa
- Tidak
bertentangan
dengan
moralitas
agama,
kesusilaan dan
ketertiban
umum
- Bukan
menjadi milik
umum
- Tidak berupa
keterangan
atau berkaitan
dengan barang
atau jasa yang
dimintakan
pendaftaran.
51

3. Pendaftaran Merek Suara

Pendaftaran merek suara menurut penulis perlu untuk dibahas supaya

nantinya dapat diketahui bagaimana syarat pendaftaran merek suara dan

pada bagian ini kurang lebih berkaitan dengan syarat merek suara. Selain

itu, pembahasan mengenai pendaftaran merek suara ini diharapkan dapat

diketahui beberapa hal lain terkait pendaftaran merek suara. Berikut uraian

pendaftaran merek suara di masing-masing negara.

a. Australia

Part 10 No. 3, 3.1, 3.3 – IP Australia yang menyebutkan bahwa

:35

No. 3 Representation of the Trade Mark – General


Under the terms of paragraph 27(3)(a) of the Act, of
the Act, the application must include a
representation of the trade mark. Additionally, in the
case of a trade mark that consists of or contains a
sign that is a colour, scent, shape, sound, aspect of
packaging or other kind of non-traditional sign, the
application must include a concise and accurate
description of the trade mark.

Berdasarkan ketentuan paragraf 27(3) (a) undang-


undang itu, permohonan tersebut harus mencakup
representasi tanda dagang. Selain itu, sehubungan
dengan tanda perdagangan yang terdiri dari atau
memuat tanda yang merupakan warna, aroma,
bentuk, suara, aspek kemasan atau jenis tanda non-
tradisional lainnya, permohonannya harus mencakup
uraian yang ringkas dan akurat tentang tanda
dagang.

Selain itu, dalam Part 10 No. 3.1 IP Australia terkait dengan a

graphical representation is required disebutkan bahwa :36

35
Part 10 No. 3, 3.1, 3.3 Intellectual Property Australia, Australian Government,
http://manuals.ipaustralia.gov.au/trademarks/trade_marks_examiners_manual.htm dikunjungi pada
tanggal 18 Maret 2020 pukul 11.15
52

As a trade mark must be able to represented graphically to


be registrable (section 40) the Registrar will, as a matter
of practice, require that the representation of the trade
mark that is included in the application be a graphical
representation. In the case of sound trade marks,
recordings of the sound (e.g. compact disc or digital
sound file) will also be required.

Sebagai tanda perdagangan harus dapat direpresentasikan


secara grafis untuk dapat didaftarkan (bagian 40), sebagai
sebuah praktik, memerlukan agar representasi tanda
dagang yang disertakan dalam aplikasi menjadi sebuah
representasi grafis. Dalam hal merek suara, rekaman suara
(seperti CD atau file digital suara) juga akan diperlukan.

Dalam Part 21 No. 6.2 – Registrability of sounds as trade marks

disebutkan bahwa untuk menentukan apakah suatu suara adalah suara

yang mungkin dibutuhkan atau ingin digunakan oleh pedagang

lainnya, pemeriksaan hendaknya mempertimbangkan apakah suara itu

memiliki aspek fungsional, atau sudah umum dalam dunia

perdagangan dan masyarakat lebih luas. Oleh karena itu, dalam part

21 No.6.2 dijelaskan lebih lagi mengenai Functional sounds, Sounds

which are capable of distinguishing, Sounds which have insufficient

adaption to distinguish, dan Sounds which have no inherent

adaptation to distinguish.37

• “Functional” sounds

Dalam part 21 No. 6.2.1 dijelaskan bahwa a

“functional” sound adalah salah satu yang

36
Part 10 No. 3.1 Intellectual Property Australia, Australian Government,
http://manuals.ipaustralia.gov.au/trademarks/trade_marks_examiners_manual.htm dikunjungi pada
tanggal 18 Maret 2020 pukul 11.35
37
Part 21 No. 6.2 Intellectual Property Australia, Australian Government
http://manuals.ipaustralia.gov.au/trademarks/trade_marks_examiners_manual.htm dikunjungi pada
7 Mei 2020 pukul 20.16
53

misalnya disebabkan oleh beroperasinya sebuah

peralatan secara normal. Suara mesin sepeda

motor adalah sebuah contoh dari functional sound

sehubungan dengan sepeda motor atau mesinnya

sepeda motor, dan oleh karena itu merupakan

salah satu suara yang kemungkinan besar ingin

digunakan oleh pedagang lain untuk barang

mereka sendiri. Contoh lain dari functional sound

yang tidak memenuhi persyaratan pencatatan

adalah suara sirine seperti yang digunakan pada

ambulan, mesin pemadam kebakaran dan polisi

dalam hal layanan tertentu.

• Sounds which are capable of distinguishing

Dalam Part 21 No. 6.2.2 disebutkan bahwa suara

yang tidak fungsional atau umum untuk

perdagangan jika dipertimbangkan dalam hal

barang/jasa diklaim diadaptasi untuk membedakan

barang si pelamar. Tabel berikut memberikan

beberapa contoh suara yang termasuk dalam

kategori ini. Daftar ini disediakan sebagai

pedoman, dan para penguji perlu

mempertimbangkan setiap lamaran atas

manfaatnya sendiri.

Sound of Beer, wine and


wolfhowling spirits
54

Taxation
Sound of a child
consultancy
giggling or laughing
services
Retailing of
Sound of a chain saw books, clothing,
foodstuffs
Restaurant
Hand bell ringing services, take
away, food bars
Applicant’s name
Most goods
sung in an advertising
and/or services
jingle
Clothing;
Peal of church bells cosmetics; hand
tools and cultery
Short unrecognisable Class 29 and 30
tunes goods
Sightseeing
Human voice
tours; tour books,
quacking like a duck
maps
Portions of well know
classic tunes eg
Most goods and
Beethoven’s 9th
services
Symphony (Song of
Joy)

• Sounds which have insufficient adaption to

distinguish

Dalam Part 21 No. 6.2.3 dijelaskan bahwa suara

yang masuk dalam kategori ini jika mereka berisi

atau terdiri dari suara yang umum yaitu, mereka

adalah suara yang kemungkinan besar ingin

digunakan untuk barang-barang serupa mereka.

Jumlah bukti yang dibutuhkan akan tergantung

pada sifat tanda barang. Semakin umum suara,


55

semakin banyak bukti untuk mendukung yang

akan diperlukan. Contohnya disertakan dalam

tabel berikut:

Dancing tuition –
Strauss Waltez or
some evidence
Tango music
required
Farming services;
Combination of
stock food and pet
barnyard sounds
food
Child care
Sound of a child services;
giggling or laughing pardiatric medical
services
Sound of a ringing
Retailing services
cash register with
considerable
words “Best value,
evidence required
lowest prices”
Three blasts on a Sporting goods
refree’s whistle and bags
Sound of vehicle Vehicle sales;
motor starting up automotive repair
and running, with and maintenance;
descriptive words vehicle in class 12

• Sounds which have no inherent adaption to

distinguish

Dalam Part 21 No. 6.2.4 dijelaskan bahwa suara

yang fungsional atau sangat umum kemungkinan

akan diinginkan dan diperlukan oleh pedagang

lain di bidang yang sama. Oleh karena itu, mereka

tidak memiliki adaptasi bawaan untuk

membedakan. Pemohon untuk salah satu merek

dagang suara ini perlu menunjukan bahwa, pada


56

tanggal pengajuan, suara itu dapat membedakan

barang/jasa mereka dari barang/jasa serupa

pedagang lainnya. Contoh jenis tanda ini

diperlihatkan dalam tabel di bawah ini.

Chain saw repair


Sound of a chain services; tree
saw lopping services;
retail of chain saws
Sound of a duck
Live poultry,
quacking, fowls
prepared/frozen
clucking, roosters
poultry
crowing
Sound of a cash
Retailing services
register ringing
Funeral services;
Single bell tolling
undertaking
or a solemm hymm
services
Windscreen repair
Sound of a glass
services; glass
breaking
repair services
Vehicle sales;
Sound of a vehicle
automotive repair
motor starting up
and maintance;
and running
vehicles in class 12
Microwaves;
“ping” sound retaining of
microwaves
Portions of well
Orchestral music
known classical
performances
musical pieces
Electronic musical;
computer software
Synthesised
for synthesising
musical sounds
music on home
computers
57

Dari uraian di atas, negara Australia tidak menyebutkan secara

spesifik mengenai syarat pendaftaran merek suara. Akan tetapi,

penulis berpendapat bahwa syarat pendaftaran merek suara sama

dengan syarat pendaftaran merek secara umum yaitu dapat

direpresentasikan secara grafis serta merek suara yang didaftarkan

diberikan uraian secara ringkas dan akurat terkait tanda dagang.

Kemudian penulis juga menambahkan beberapa pertimbangan

mengenai suara yang harus diperhatikan dalam pendaftaran sebuah

merek suara karena menurut pendapat penulis, beberapa aspek

tersebut berkaitan dengan suara yang tidak memiliki daya pembeda

atau merupakan suara yang memiliki kemungkinan besar digunakan

juga oleh orang lain sehingga nantinya dapat menjadi acuan apabila

seseorang akan mendaftarkan merek suara. Penulis juga berpendapat

bahwa meskipun dalam aspek pendaftaran merek suara di negara

Australia kurang lengkap, akan tetapi sudah baik dikarenakan terdapat

beberapa informasi lebih mengenai merek suara.

b. Hong Kong

Dalam Hong Kong Trade Marks Ordinance tidak disebutkan

dan dijelaskan secara spesifik mengenai pendaftaran merek suara,

akan tetapi penulis menyimpulkan bhawa pendaftaran merek suara

menggunakan pengaturan yang sama dengan pendaftaran merek

secara umum di Hong Kong.


58

c. Indonesia

Di negara Indonesia tidak dijelaskan lebih rinci mengenai

pendaftaran merek dengan tanda suara. Sehingga penulis

menyimpulkan bahwa pendaftaran merek suara menggunakan

pengaturan yang sama dengan pengaturan merek secara umum di

Indonesia.

Dari uraian perbandingan ketiga negara tersebut mengenai pendaftaran

merek suara, penulis mengamati ketiga negara tersebut tidak menjelaskan

lebih rinci mengenai pendaftaran merek suara dalam pengaturannya,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pendaftaran merek suara tidak terdapat

perbedaan khusus dari pendaftaran merek secara umum dan pendaftaran

merek secara umum digunakan sebagai landasan pendaftaran merek suara.

Berikut tabel perbandingan aspek pendaftaran merek suara dari ketiga

negara :

Indikator Australia Hong Kong Indonesia

Tidak Tidak disebutkan Tidak dijelaskan


menyebutkan dan dijelaskan lebih rinci
secara spesifik secara spesifik mengenai
mengenai syarat mengenai pendaftaran
pendaftaran pendaftaran merek merek dengan
merek suara suara, sehingga tanda suara.
Pendaftaran sehingga dapat dapat disimpulkan Sehingga dapat
Merek disimpulkan bahwa pendaftaran disimpulkan
Suara bahwa syarat merek suara bahwa
pendaftaran menggunakan pendaftaran
merek suara sama pengaturan yang merek suara
dengan sama dengan menggunakan
pengaturan pendaftaran merek pengaturan yang
pendaftaran secara umum di sama dengan
merek secara Hong Kong pengaturan merek
umum. secara umum di
59

Indonesia

4. Merek Suara Terdaftar

Berikut ini adalah beberapa merek suara yang sudah terdaftar di

negara Australia dan Hong Kong yang dapat dijadikan sebagai

perbandingan merek suara yang sudah memenuhi syarat dan sudah terdaftar

di negara Australia dan Hong Kong.

a. Australia

1) Merek Suara “HAPPY LITTLE VEGEMITES”(Number

941361)

Merek suara Happy Little Vegemites merupakan merek suara

terdaftar di Negara Australia yang masuk dalam kelas

barang 29 dan 30 dengan pemilik merek terdaftar ialah Bega

Cheese Limited. Panjang durasi dari suara yang didaftarkan

sebagai merek tersebut ialah 36 detik. Permohonan merek

suara sudah diterima sejak 22 Mei 2003 dan sudah melalui

perpanjangan pada 25 Januari 2013 dan nantinya tanggal

jatuh tempo perpanjangan merek tersebut ialah pada 24

Januari 2023. Berikut lampiran dari merek suara terdaftar

Happy Little Vegemites:38

38
Australian Trade Marks Search, Intellectual Property Australia, Australian
Government https://search.ipaustralia.gov.au/trademarks/search/view/941361?q=941361
dikunjungi pada 11 Mei 2020 pukul 11.08
60
61

2) Merek Suara “O O’BRIEN“ (Number 1051140)

Merek suara “O O’BRIEN” merupakan merek suara yang

terdaftar di negara Australia yang masuk dalam kelas barang

6, 19 dan 37 dengan pemilik merek terdaftar ialah O’Brien

Glass Industries Ltd. Panjang durasi dari suara yang

didaftarkan sebagai merek tersebut hanya 3 detik.

Permohonan merek suara sudah diterima sejak 29 Juli 2005

dan sudah melalui perpanjangan pada 27 Maret 2015 dan

nantinya tanggal jatuh tempo perpanjangan merek tersebut

ialah pada 15 April 2025. Berikut lampiran dari merek suara

terdaftar O’O BRIEN :39

39
Australian Trade Marks Search, Intellectual Property Australia, Australian
Government https://search.ipaustralia.gov.au/trademarks/search/view/1051140?q=1051140
dikunjungi pada 11 Mei 2020 pukul 11.21
62

3) Merek Suara “BOOST” (Number 1062639)

Merek suara “BOOST” merupakan merek suara yang

terdaftar di negara Australia yang masuk dalam kelas jasa 35

dan 43 dengan pemilik merek terdaftar ialah Boost Juice

Holdings Pty Ltd. Panjang durasi dari suara yang didaftarkan

sebagai merek tersebut hanya 2 detik. Permohonan merek

suara sudah diterima sejak 27 September 2005 dan sudah

melalui perpanjangan pada 29 Juni 2015 dan nantinya


63

tanggal jatuh tempo perpanjangan merek tersebut ialah pada

30 Juni 2025. Berikut lampiran dari merek suara terdaftar

BOOST :40

40
Australian Trade Marks Search, Intellectual Property Australia, Australian
Government https://search.ipaustralia.gov.au/trademarks/search/view/1062639?q=1062639
dikunjungi pada 11 Mei 2020 pukul 11.30
64

Menurut pendapat penulis terkait dengan merek suara terdaftar

di negara Australia sudah cukup banyak merek suara yang terdaftar

dan sudah memperoleh perlindungan hak merek. Hal tersebut terbukti

dari beberapa lampiran merek suara di atas. Menurut pendapat

penulis, kekurangan dari informasi merek suara terdaftar di negara

Australia ialah tidak terdapat gambar notasi atau sonogram dari merek

suara yang didaftarkan. Sehingga representasi grafisnya hanya melalui

rekaman suara seperti yang terdapat dalam lampiran.

b. HongKong

Untuk merek suara terdaftar di negara Hong Kong, penulis

belum menemukan data merek suara yang terdaftar di negara

Hong Kong per tanggal 11 Mei 2020.41 Akan tetapi penulis

menemukan merek suara yang digunakan sebagai contoh dalam

laman Intellectual Property Department Hong Kong. Berikut

merek suara yang dijadikan sebagai contoh dalam Intellectual

Property Department Hong Kong :

41
Hong Kong Intellectual Property Department https://esearch.ipd.gov.hk/nis-pos-
view/tm#/quicksearch dikunjungi pada 11 Mei 2020 pukul 12.00
65

c. Indonesia

Di Indonesia sudah terdapat beberapa merek suara atau notasi

merek suara yang sudah didaftarkan. Akan tetapi status merek

tersebut belum ada yang diterima per tanggal 11 Mei 2020.42

Penulis mencari beberapa merek suara di Indonesia dan hasil

yang penulis temui ialah status merek suara tersebut ditolak dan

ada yang masih dalam proses. Berikut notasi merek suara yang

didaftarkan :

1) Notasi Merek “MAMYPOKO PANTS” (No Permohonan

D002017044125)

Notasi merek “MAMYPOKO PANTS” didaftarkan dalam

kelas barang nomor 5 dengan nomor permohonan

D002017044125. Status pendaftaran merek “MAMYPOKO

PANTS” ialah masih dalam proses. Informasi mengenai

merek “MAMYPOKO PANTS” yang didaftarkan dalam

situs DJKI (Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

Indonesia) tidak dicantumkan suara atau bunyi dari merek

tersebut dalam bentuk rekaman, melainkan hanya gambar

dari notasi balok, notasi angka dan lirik dari merek tersebut.

Berikut lampiran merek “MAMYPOKO PANTS” :43

42
Website Direktorat Jendereal Kekayaan Intelektual Indonesia https://pdki-
indonesia.dgip.go.id/ dikunjungi pada 11 Mei 2020 pukul 12.38
43
Website Direktorat Jendereal Kekayaan Intelektual Indonesia https://pdki-
indonesia.dgip.go.id/index.php/merek/aEtQTXBoeUtrTGRuQ0NYaHBsVFdidz09?q=D00201704
4125&type=1 dikunjungi pada 11 Mei 2020 pukul 12.40
66
67

2) Notasi Merek “COMBIPHAR” (No Permohonan

D002017018614)

Notasi merek “COMBIPHAR” didaftarkan dalam kelas

barang nomor 5 dengan nomor permohonan

D002017081614. Status pendaftaran merek

“COMBIPHAR” ialah ditolak. Informasi mengenai merek

“COMBIPHAR” yang didaftarkan dalam situs DJKI

(Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Indonesia) tidak

dicantumkan suara atau bunyi dari merek tersebut dalam

bentuk rekaman, melainkan hanya gambar dari notasi balok

saja. Berikut lampiran merek “COMBIPHAR” :44

44
Website Direktorat Jendereal Kekayaan Intelektual https://pdki-
indonesia.dgip.go.id/index.php/merek/VkF5YXJCN2xkSlZRT0xsUTF3b21sdz09?q=D002017018
614&type=1 dikunjungi pada 11 Mei 2020 pukul 12.48
68

3) Notasi Merek “HISAMITSU” (No Permohonan

D002017047755)

Notasi merek “HISAMITSU” didaftarkan dalam kelas

barang nomor 5 dengan nomor permohonan

D002017047755. Status pendaftaran merek “HISAMITSU”

ialah masih dalam proses. Informasi mengenai merek

“HISAMITSU” yang didaftarkan dalam situs DJKI

(Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Indonesia) tidak

dicantumkan suara atau bunyi dari merek tersebut dalam

bentuk rekaman, melainkan hanya gambar dari notasi balok

dan lirik hisamitsu. Berikut lampiran merek

“HISAMITSU”:45

45
Website Direktorat Jendereal Kekayaan Intelektual https://pdki-
indonesia.dgip.go.id/index.php/merek/cm9kWUVlaVg2NWVhVXJLdEtqVE9RZz09?q=D002017
047755&type=1 dikunjungi pada 11 Mei 2020 pukul 12.56
69
70

Dari beberapa contoh merek suara terdaftar di atas, penulis

berpendapat bahwa di negara Australia sudah cukup banyak merek

suara yang resmi terdaftar dan sedang berjalan masa perlindungan hak

mereknya. Kemudian di Hong Kong penulis kesulitan mencari

lampiran merek suara terdaftar sehingga penulis menggunakan contoh

merek suara di lampiran situs Intellectual Property Hong Kong dan

untuk negara Indonesia sendiri data yang penulis dapat sudah terdapat

beberapa permohonan merek suara yang didaftarkan namun beberapa

permohonan ditolak dan beberapa masih dalam proses. Akan tetapi

untuk negara Indonesia sendiri dari data yang penulis dapat belum ada

merek suara yang resmi terdaftar dan memperoleh perlindungan hak

merek. Berikut tabel perbandingan merek suara terdaftar dari ketiga

negara :

Indikator Australia Hong Kong Indonesia

- HAPPY Penulis belum - MAMYPOKO


LITTLE menemukan data PANTS
VEGEMITES merek terdaftar di (D0020170441
(941361) Hong Kong. Akan 25) dengan
dengan status tetapi penulis status
pendaftaran mencantumkan pendaftaran
yaitu terdaftar contoh merek suara yaitu masih
dan dalam dalam situs dalam proses.
Merek
perlindungan Intellectual - COMBIPHAR
Terdaftar
hak merek. Property Hong (D0020170186
Kong yaitu merek 14) dengan
- O O’BRIEN suara status
(1051140) “HISAMITSU”. pendaftaran
dengan status yaitu ditolak.
pendaftaran - HISAMITSU
yaitu terdaftar (D0020170477
dan dalam 55) dengan
perlindungan status
71

hak merek. pendaftaran


yaitu masih
- BOOST dalam proses.
(1062639)
dengan status
pendaftaran
yaitu terdaftar
dan dalam
perlindungan
hak merek.

C. USULAN PENGATURAN MEREK SUARA DI

INDONESIA BERDASARKAN PERBANDINGAN

PENGATURAN MEREK SUARA AUSTRALIA, HONG

KONG DAN INDONESIA

Pada sub-bab A dan B telah diuraikan mengenai perbandingan merek secara

umum dan merek suara dari negara Australia, Hong Kong dan Indonesia.

Perbandingan pengaturan mengenai merek suara tersebut bertujuan untuk

mengetahui pengaturan merek suara di masing-masing negara dan nantinya dapat

dijadikan sebagai usulan pengaturan merek suara di Indonesia dikarenakan

pengaturan merek suara di Indonesia kurang lengkap. Berikut usulan pengaturan

merek suara di Indonesia berdasarkan perbandingan pengaturan merek suara di

negara Australia, Hong Kong dan Indonesia :

1. Pengertian merek suara di Indonesia diharapkan dapat diuraikan

secara jelas dalam pengaturannya yaitu dalam UU Merek


72

Indonesia atau seperti negara Australia dan Hong Kong yaitu

uraian rinci merek suara terdapat dalam situs web resmi Hak

Kekayaan Intelektual pemerintah. Pengertian merek suara dalam

perbandingan negara Australia dan Hong Kong untuk usulan di

negara Indonesia dapat mengadaptasi pengertian merek suara

dari keduanya yaitu, merek suara adalah tanda dagang yang

berupa suara, dapat berupa suara apapun, memiliki daya

pembeda, bertujuan untuk mengidentifikasi barang/jasa dan

harus dapat direpresentasikan secara grafis. Akan tetapi, apabila

pengaturan pengertian merek suara di Indonesia akan dibuat

lebih rinci, maka dapat ditambahkan mengenai jenis suara yang

dapat dijadikan sebagai merek dan yang tidak dapat dijadikan

sebagai merek, kemudian durasi dari merek suara batas minimal

dan maksimalnya, serta dapat juga ditambahkan representasi

grafis dari suara tersebut dapat melalui sonogram atau not balok

dan apakah suara tersebut boleh hanya suara atau harus dengan

lirik. Menurut penulis usulan pengertian merek suara cukup

hanya garis besarnya saja dan untuk lebih rincinya dapat

dimasukkan pada syarat suara sebagai merek. Sehingga

pengertian merek suara diusulkan menjadi : “Merek Suara

adalah merek dagang berupa suara, dapat berupa suara apapun

yang memiliki daya pembeda dan bertujuan untuk membedakan

barang dan/atau jasa satu dengan lainnya serta dapat


73

digambarkan secara grafis baik dengan notasi angka, notasi

balok, sonogram, dan dengan lirik maupun tanpa lirik”.

Pengertian merek suara perlu untuk penulis usulkan dalam

pengaturan merek di Indonesia dikarenakan dengan adanya

penjelasan yang jelas dan rinci mengenai pengertian merek

suara, setiap orang yang ingin mendaftarkan merek dapat

memahami terlebih dahulu apa itu merek suara dengan jelas dan

sudah tercantum dalam pengaturan merek di Indonesia. Hal

tersebut dikarenakan pengertian merek suara merupakan

penjelasan dasar mengenai apa itu merek suara, sehingga setiap

orang dapat dengan jelas dan mengerti serta tidak mengalami

kebingungan dalam mendefinisikan apa itu merek suara.

2. Usulan selanjutnya ialah pengaturan di Indonesia lebih

menjelaskan mengenai syarat suara yang dapat didaftarkan

sebagai merek. Apabila pengaturan syarat suara yang dapat

didaftarkan sebagai merek terdapat dalam pasal tersendiri,

maka usulan dari penulis ialah rincian yang terdapat dalam

angka 1 (satu) di atas bisa dimasukkan dalam syarat suara

sebagai merek. Misalnya, mengenai durasi merek suara apakah

ada batasan minimal atau maksimal, jenis suara yang dapat

dijadikan merek apakah dapat berupa semua jenis suara atau

hanya suara tertentu saja seperti suara yang dihasilkan atau

diciptakan dari hasil karya manusia bukan merupakan suara

alam seperti petir dll, kemudian suara yang dijadikan merek


74

apakah dapat berupa bunyi saja atau harus dengan lirik atau

dapat berupa keduanya. Sehingga syarat suara yang dapat

didaftarkan sebagai merek suara diusulkan menjadi :

a. Suara yang dapat didaftarkan sebagai merek dapat

berupa suara yang dihasilkan atau diciptakan dari hasil

karya manusia atau bisa berupa suara yang berasal dari

alam.

b. Durasi suara kurang lebih 10 (sepuluh) detik.

c. Suara yang dapat didaftarkan sebagai merek dapat

disertai dengan lirik maupun tanpa lirik.

d. Suara yang dapat didaftarkan sebagai merek dapat

direpresentasikan secara grafis baik dengan notasi

angka, notasi balok maupun sonogram.

e. Suara yang dapat didaftarkan sebagai merek harus

dapat mengidentifikasi produk barang dan/atau jasa

merek tersebut.

f. Suara yang diftarkan sebagai merek tidak bertentangan

dengan ketentuan mengenai merek yang tidak dapat

didaftar dan ditolak.

g. Suara yang didaftarkan sebagai merek harus memiliki

daya pembeda dengan merek suara pada barang

dan/atau jasa lainnya.

Penulis mengusulkan usulan yang kedua yaitu syarat merek

suara ialah dikarenakan syarat merek suara menurut penulis


75

merupakan poin yang penting untuk dicantumkan atau

diuraikan dalam pengaturan, hal tersebut dikarenakan dengan

adanya uraian penjelasan mengenai syarat merek suara dapat

lebih mempermudah seseorang yang ingin mendaftarkan merek

suara karena syarat suara yang akan didaftarkan jelas. Selain

itu, setiap orang yang ingin mendaftarkan merek suara dapat

terlebih dahulu menyesuaikan sendiri apakah suara yang ingin

didaftarkan sudah sesuai dengan syarat merek suara atau

belum. Hal tersebut dapat meminimalisir penolakan

pendaftaran merek suara dikarenakan pemohon sudah

menyesuaikan suara yang ingin didaftarkan dengan pengaturan

syarat merek suara dan apabila suatu suara ditolak

pendaftarannya maka terdapat transparansi mengapa suara

tersebut ditolak dengan berlandaskan pengaturan syarat merek

suara.

3. Usulan yang terakhir ialah mengenai pendaftaran merek suara.

Sebaiknya, dijelaskan lebih spesifik mengenai pendaftaran

merek suara. Hal tersebut dikarenakan merek suara bukanlah

tanda visual, sehingga apabila syarat pendaftara merek secara

umum ialah dapat direpresentasikan secara grafis, maka

baiknya untuk merek suara lebih dijelaskan secara spesifik,

misalnya representasi grafis untuk tanda suara ialah dengan

sonogram atau dengan notasi yang dilampirkan pada

permohonan pendaftaran merek. Ketentuan pendaftaran merek


76

suara kurang lebih sama dengan ketentuan pendaftaran merek

secara umum, akan tetapi penulis ingin mengusulkan beberapa

tambahan ketentuan pendaftaran merek yang khusus untuk

merek suara. Sehingga pendaftaran merek suara diusulkan

menjadi :

a. Pendaftaran merek suara harus melampirkan

representasi suara baik dalam gambar notasi balok,

notasi angka maupun sonogram secara jelas.

b. Pendaftaran merek suara harus melampirkan file

rekaman dari suara yang didaftarkan.

Penulis mengusulkan usulan ketiga yaitu mengenai

pendaftaran merek suara ialah dikarenakan pendaftaran merek

suara merupakan informasi yang penting yang seharusnya

tertuang jelas dalam pengaturan merek suara. Apabila syarat

pendaftaran merek suara dicantumkan dan diuraikan secara

jelas, maka setiap orang yang ingin mendaftarkan suara

sebagai merek dapat mempersiapkan syarat pendaftaran dan

dapat mengetahui syarat apa saja yang harus dipenuhi untuk

mendaftarkan sebuah merek. Misalnya dalam pendaftaran

merek suara harus melampirkan suara dalam bentuk rekaman,

notasi atau sonogram, maka sebelum itu pemohon sudah dapat

mempersiapkan dan mengolah suara yang ingin didaftarkan

menjadi sesuai dengan syarat pendaftaran dalam pengaturan

merek suara
77

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan penulis hanya mengusulkan 3 (tiga)

hal yaitu pengaturan mengenai pengertian merek suara, syarat suara sebagai

merek dan pendaftaran merek. Tiga poin tersebut perlu untuk diatur dikarenakan

menurut penulis ketiganya merupakan hal yang penting untuk diuraikan dan

dicantumkan dalam pengaturan merek suara karena ketiganya merupakan poin

dasar untuk memahami mengenai merek suara. Selain itu menurut penulis 3 (tiga)

hal tersebut sudah cukup untuk memberikan informasi terkait merek suara dan

hal-hal terkait pendaftaran merek suara, sehingga tidak ada lagi usulan untuk

pengaturan merek suara karena 3 (tiga) hal tersebut sudah dirasa penulis cukup

untuk diatur.

Anda mungkin juga menyukai