Anda di halaman 1dari 14

Volume 2 Nomor 1, Agustus 2018, Halaman 31-46

Open access at: https://ejournal.uksw.edu/alethea


Penerbit: Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana

PENGGUNAAN NAMA DAERAH SEBAGAI TANDA PEMBEDA


DALAM SUATU PRODUK

Leonard Umbu Saingu Ferdinandus


Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana
Korespondensi: ubuhaikunferdinandus@gmail.com

Abstrak
Suatu tanda yang menjadi milik umum tidak dapat didaftarkan/digunakan sebagai merek
suatu produk. Seperti yang digunakan oleh sebuah perusahaan yang menggunakan nama
daerah sebagai merek produk kopi yang diberi nama “Kopi Sumba”. Dalam Pasal 20 Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis memuat unsur-unsur
yang tidak dapat didaftarkan sebagai merek. Tanda milik umum tidak dapat didaftarkan
sebagai merek oleh karena tanda milik umum merupakan suatu tanda yang
merepresentasikan khalayak banyak dan secara otomatis tanda tersebut tidak dapat
dikuasai secara individual. Tetapi tanda milik umum dapat diterima pendaftarannya melalui
rezim indikasi geografis. Menurut penulis seharusnya tanda-tanda yang sudah diketahui
menjadi milik umum untuk tidak dijadikan sebagai merek suatu produk oleh karena
bertentangan dengan prinsip dalam hukum merek dan indikasi geografis.
Kata-kata Kunci: Merek; Indikasi Geografis; Tanda Milik Umum; Nama Daerah.

Abstract
A sign that has become a public property cannot be registered as a trademark. This article
discusses a case in which the name of “Kopi Sumba” is used as a coffee brand product
deriving the name of a region ‘Sumba’ by a company. Accordance with Article 20 of Law
Number 20 of 2016 concerning Trademarks and Geographical Indications, certain categories
cannot be registered as trademarks. One of them is signs of public property, which cannot
be registered as trademarks because the sign of public property is a sign representing the
public, so it cannot be owned by an individual. In this article, the author argues that public
signs should not be used as a trademark of a product because it is against the principles in
trademark law and geographical indications.
Key Words: Merk; Geographical Indications; Signs; Regional Names.
32 JURNAL ILMU HUKUM ALETHEA [Vol. 2, No. 1, 2018]

PENDAHULUAN indikasi geografis, dapat dilihat bahwa


sudah ada pengkhususan bagi
Membahas mengenai indikasi perlindungan indikasi geografis.
geografis pada dasarnya tidak lepas Faktor geografis suatu
dari kajian mengenai merek. Karena di daerah/wilayah tertentu dari suatu
Indonesia indikasi geografis merupa- negara merupakan unsur penentu
kan aturan sisipan dari merek, yang dalam membentuk kualitas, reputasi,
baru dikembangkan belakangan.1 atau karakteristik tertentu dari suatu
Dalam Undang-Undang Nomor 20 barang yang akan memperoleh
Tahun 2016 tentang Merek dan perlindungan indikasi geografis.
Indikasi Geografis (selanjutnya Keberadaan indikasi geografis telah
disebut UU Merek) menyatakan diakui sebagai bagian dari Hukum
“Merek adalah tanda yang dapat Kekayaan Intelektual (HKI) semenjak
ditampilkan secara grafis berupa ditandatanganinya Agreement on
gambar, logo, nama, kata, huruf, Trade-Related Aspects of Intellectual
angka, susunan warna, dalam bentuk Property Rights (TRIPs Agreement) pada
2 dimensi dan/atau 3 dimensi, suara, tahun 1994.4 Keberadaan indikasi
hologram, atau kombinasi dari 2 atau geografis merupakan rezim yang sama
lebih unsur tersebut untuk penting dengan rezim-rezim HKI
membedakan barang dan/atau jasa terkenal lainnya seperti paten, merek
yang diproduksi oleh orang atau atau hak cipta, hanya saja indikasi
badan hukum dalam kegiatan geografis belum begitu populer,
perdagangan barang dan/atau jasa”.2 terutama di negara-negara Asia.5 Oleh
Selanjutnya dalam Pasal 2 Merek karena indikasi geografis merupakan
menyebutkan bahwa lingkup UU salah satu rezim yang sangat penting
tersebut meliputi merek dan indikasi terlebih bagi negara-negara yang
geografis yang meliputi merek dagang mempunyai banyak pulau, suku
dan merek jasa. Merek yang dilindungi bangsa dan bahasa yang berbeda-beda
terdiri atas tanda berupa “gambar, seperti halnya di Indonesia, maka
logo, nama, kata, huruf, angka, pemerintah membuat peraturan
susunan warna, dalam bentuk 2 tersendiri mengenai perlindungan
dimensi dan/atau 3 dimensi, suara, indikasi geografis. Pengertian
hologram, atau kombinasi dari 2 atau mengenai indikasi geografis terdapat
lebih unsur tersebut untuk dalam UU Merek, yaitu: “Indikasi
membedakan barang dan/atau jasa Geografis adalah suatu tanda yang
yang diproduksi oleh orang atau menunjukkan daerah asal suatu
badan hukum dalam kegiatan barang dan/atau produk yang karena
perdagangan barang dan/atau jasa”.3 faktor lingkungan geografis termasuk
Dengan adanya UU ini yang faktor alam, faktor manusia atau
membedakan antara merek dan kombinasi dari kedua faktor tersebut
memberikan reputasi, kualitas, dan

1 M. Risang Ayu, Memperbincangkan Hak Kakayaan Intelektual (Alumni 2006) xiv.


2 Pasal 1 ayat 1 UU Merek.
3 Tomy Pasca Rifai, ‘Kesiapan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi
Geografis Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean’ (2016) 10 Fiat Justisia Journal of Law
733, 741.
4 Djualeka, Konsep Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (Setara Press 2014) 3.
5 M. Risang Ayu, Loc.Cit.
PENGGUNAAN NAMA DAERAH SEBAGAI TANDA PEMBEDA 33

karakteristik tertentu pada barang penggunaan nama daerah sebagai


dan/atau produk yang dihasilkan”.6 merek secara eksplisit tidak disebut-
Dari pengertian itu dapat dilihat kan bisa atau tidak pengguna nama
bahwa keberadaan suatu tanda daerah digunakan sebagai merek
merupakan hal yang sangat penting suatu produk. Maka pertanyaan yang
agar suatu produk dapat dilindungi. akan muncul yaitu bisa atau tidaknya
Namun dalam UU Merek, ada penggunaan nama daerah dijadikan
beberapa persyaratan untuk tanda- sebagai merek suatu produk?
tanda yang tidak dapat digunakan Namun apabila dilihat mengenai
dalam suatu produk. Apabila dilihat unsur-unsur yang ada dalam UU
dalam UU Merek mengenai syarat- Merek dan Indikasi geografis, maka
syarat bagi merek yang tidak terdaftar menurut penulis tidak tepat apabila
khususnya pada Pasal 20 huruf (f) penggunaan nama daerah digunakan
disebutkan bahwa “Merek tidak dapat sebagai merek, karena nama daerah
didaftar jika merupakan nama umum merupakan suatu tanda yang menjadi
dan/atau lambang milik umum”,7 milik umum atau tanda yang
tetapi dalam penjelasan mengenai merupakan milik masyarakat yang
pasal tersebut tidak disebutkan ada didaerah tersebut. Dilihat dari
apakah boleh atau tidaknya suatu unsur-unsur yang ada dalam
nama daerah digunakan sebagai pengertian merek, memang disana
merek. diatur mengenai “tanda” yang juga
Dalam produk dalam Indikasi Geogarfis menguta-
seperti pada gambar makan hal yang sama. Ketentuan
disamping terdapat tersebut menunjukan bahwa indikasi
kata “Sumba” geografis sama halnya dengan merek
mengidentifikasikan sebagai suatu “tanda” dan yang
daerah di NTT, ada membedakan di antara keduanya
gambar rumah “Adat” terdapat pada adanya karakteristik
yang (ciri dan kualitas) tertentu yang
mengidenifikasikan daerah Sumba di melekat pada suatu barang/produk
NTT, ada gambar “Kuda” menopang karena indikasi geografis dipengaruhi
gambar rumah adat yang menunjukan oleh adanya faktor lingkungan
bahwa daerah Sumba merupakan geografis.8 Secara singkat dapat
pulau seribu kuda. Secara eksplisit dikatakan bahwa letak perbedaan dari
bahwa rumah adat dan kuda pada merek dan indikasi geografis
merupakan perwakilan dari adat yang terdapat dalam penentuan kualitas.
dimiliki oleh daerah Sumba dan juga Untuk memperkuat argumen ini
hal yang tidak dapat dipisahkan penulis akan memberikan contoh
karena merupakan ciri khas dari kasus yang pernah terjadi mengenai
daerah tersebut. Kata “Kopi Sumba” persoalan pemanfaatan nama daerah/
pada gambar produk tersebut wilayah terhadap barang sebagai
digunakan sebagai merek. Dari merek di satu sisi, dan indikasi
beberapa penjelasan mengenai geografis di sisi lain yang merasa

6 Pasal 1 ayat 4 UU Merek.


7 Pasal 20 UU Merek.
8 Djualeka, Op.Cit., 120.
34 JURNAL ILMU HUKUM ALETHEA [Vol. 2, No. 1, 2018]

saling mengklaim siapa yang lebih mempunyai peran yang sangat


berhak, misalnya “Torres case”. penting, karena dengan adanya merek
Sebagai ilustrasi, dalam kasus ini tersebut bisa membedakan antara
merek “Miguel Tores” telah didaftarkan barang yang satu dengan barang yang
di Spanyol dan digunakan sebagai lainnya. Selain itu merek juga bisa
merek untuk produk wines selama menunjukan asal usul dari barang,
beberapa tahun. Namun kemudian dan merek dapat menunjukan
Pemerintah Portugal mengumumkan kualitas dari barang tersebut,
bahwa “Torres Vedras” merupakan sehingga konsumen tidak terjebak
indikasi geografis dibawah European atau tersesatkan. Secara yuridis,
Commission Regulation. Berkenaan merek menurut ketentuan umum
dengan kasus ini, maka penggunaan dalam UU Merek adalah tanda yang
merek “Miguel Tores” pada akhirnya dapat ditampilkan secara grafis
tidak diperkenankan lagi. berupa gambar, logo, nama, kata,
Berdasarkan uraian diatas huruf, angka, susunan warna, dalam
diketahui bahwa nama daerah bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3
merupakan milik bersama atau (tiga) dimensi, suara, hologram, atau
komunitas masyarakat yang ada di kombinasi dari 2 (dua) atau lebih
daerah tersebut. Hal ini berbeda unsur tersebut untuk membedakan
dengan merek karena pemberian hak barang dan/atau jasa yang diproduksi
merek itu sifatnya eksklusif yang oleh orang atau badan hukum dalam
hanya terbatas pada orang yang kegiatan perdagangan barang dan/
mendaftarkan namanya dan disebut- atau jasa”. 10
kan dalam sertifikat tersebut. Oleh Sedangkan pengertian Merek
karena itu menarik untuk diteliti sebagaimana diatur dalam Pasal 15
mengenai nama suatu daerah tertentu ayat (1) TRIPs Agreement adalah
yang tidak dapat digunakan sebagai sebagai berikut:11
merek suatu produk yang berasal dari Any sign or any combination of signs,
daerah tersebut. Sebagai implikasinya capable of distinguishing, the goods of
juga akan akan dibahas mengenai services of one undertaking from those
of other undertakings, shall be capable
peluang untuk dilindungi dengan
of constituting a trademark. Suchs
indikasi geografis.
signs, in particular words including
personal names, letters, numerals,
PEMBAHASAN
figurative elements and combinations
of colours as well as any combination
Tanda Yang Merupakan Milik Umum
of such signs, shall be eligible for
Tidak Dapat Didaftarkan Sebagai
registration as trademark. Where signs
Merek are not inherently capable of
distinguishing the relevant goods or
Merek berarti tanda yang dipakai
services, members may make
pada barang yang diperdagangkan registrability depend on distinctiveness
oleh suatu perusahaan.9 Dalam dunia acquired through use. Members may
perdagangan barang dan jasa, merek require, as a condition of

9 Oktiana Indi Hertyanti, ‘Arti Penting Pendaftaran Merek Untuk Perdagangan Barang dan Jasa’
(Tesis, Universitas Diponegoro 2012) 43.
10 Pasal 1 ayat 1 UU Merek.
11 Oktiana Indi Hertyanti, Op.Cit., 44.
PENGGUNAAN NAMA DAERAH SEBAGAI TANDA PEMBEDA 35

registration,that signs be visually Pemaknaan tanda pertama kali


perceptible. dikemukakan oleh seorang filsuf
Artinya setiap tanda, atau kombinasi Amerika yang bernama Charles
dari beberapa tanda, yang mampu Sanders Peirce. Bahwa tanda adalah
membedakan barang atau jasa satu sesuatu yang dapat mewakili sesuatu
dari yang lain, dapat membentuk yang lain dalam batas-batas terten-
merek. Tanda-tanda tersebut, teru- tu.12 Kemudian dijelaskan pemaknaan
tama yang berupa kata-kata termasuk tanda melalui triangle meaning theory
nama orang, huruf, angka, unsur atau teori segitiga makna. Teori
figuratif dan kombinasi dari beberapa segitiga makna ini terdiri dari tanda
warna, atau kombinasi warna-warna (sign), objek dan interpretan.13
tersebut, dapat didaftarkan sebagai Hubungan dari ketiga elemen tersebut
merek. Dalam hal suatu tanda tidak digambarkan Peirce sebagai berikut:
dapat membedakan secara jelas Sign
barang atau jasa satu dengan yang
lain, negara anggota dapat mendasar-
kan keberadaan daya pembeda tanda- Object Interpretant
tanda tersebut melalui penggunaan-
nya, sebagai syarat bagi pendaftaran- Pada teori segitiga makna ini
nya. Negara anggota dapat menetap- dijelaskan bawa tanda (sign) adalah
kan persyaratan bahwa tanda-tanda sesuatu yang berbentuk fisik yang
tersebut harus dapat dikenali secara dapat ditangkap oleh panca indera
visual sebagai syarat bagi pendaftaran manusia dan merupakan sesuatu
suatu merek. yang merujuk (merepresentasikan) hal
Keberadaan tanda merupakan hal lain diluar tanda itu sendiri.14
yang sangat penting dalam kegiatan Sedangkan objek adalah sesuatu yang
perdagangan, karena tanda dalam dirujuk oleh tanda, dan interpretan
sebuah merek akan memberikan daya adalah konsep pemikiran dari orang
pembeda pada suatu produk yang yang menggunakan tanda dan
dilekatinya dan yang akan memberi menurunkannya ke suatu makna
kemudahan bagi konsumen untuk tertentu atau makna yang ada dalam
mengenalinya, yang juga merek benak seseorang tentang objek yang
merupakan suatu tanda yang dapat dirujuk sebuah tanda.15
menunjukkan identitas barang atau Untuk memperluas pemahaman
jasa, yang menjadi pembeda suatu mengenani tanda, Giovani B. Ramello
barang atau jasa dengan barang atau menyatakan “a sign is a anything that
jasa lainnya yang dihasilkan oleh stands for something else.., used to
seseorang, beberapa orang atau badan represent objects, experience states of
hukum. mind and much more”.16 Jika melihat
pendapat tersebut, arti dari kata

12 Eco Umberto, Teori Semiotika (Kreasi Wacana 2011) 21.


13 B. Beebe, ‘The Semiotic Analysis of Trademark Law’ (2004) 51 UCLA Law Review 637.
14 Hapsarai Dwiningtyas, Pengantar Ilmu Komunikasi, terjemahan dari John Fiske, Introduction to
Communication Studies (Edisi Ketiga, Rajawali Pers 2012) 80.
15 Suprapto Tommy, Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen dalam Komunikasi (PT. CAPS
2011) 10.
16 Giovani B. Ramello, What’s In A Sign? Trademark Law and Economic Theory (Departement of Public
Policy and Public Choice 2006) 2.
36 JURNAL ILMU HUKUM ALETHEA [Vol. 2, No. 1, 2018]

“sesuatu” memiliki makna yang luas suatu merek dapat diterima atau tidak
yaitu mengenai segala hal yang dapat apabila didaftarkan. Persyaratan
mewakili suatu objek tertentu. mengenai apa saja yang tidak dapat
Sehingga yang dimaksud dengan didaftarkan sebagai merek, salah
tanda adalah suatu representasi dari satunya dapat dilihat dalam Pasal 20
suatu objek. huruf f UU Merek yang menyebutkan
Selain merumuskan pengertian bahwa “merek tidak dapat didaftar jika
tanda selanjutnya Sudargo menjelas- merupakan nama umum dan/atau
kan mengenai penggunaan istilah lambang milik umum”.18
tanda: Hal ini disampaikan juga oleh
A sign is a container whose Sudargo Gautama, bahwa yang
significance can be extended in dimaksud dengan “tanda-tanda” atau
different directions: it can have a literal “lukisan-lukisan” serta “perkataan”
meaning, that is to say a direct and
yang telah menjadi milik umum, yang
straightforward interpretation, as well
diartikan dengan istilah ini adalah
as a series of more complex and
tanda-tanda yang karena telah dikenal
indirect complementary meanings
which contribute in different ways to dan dipakai secara luas serta bebas
the communication process, dikalangan masyarakat tidak lagi
broadening its scope. 17 cukup untuk dipakai sebagai tanda
Berdasarkan kutipan di atas, pengenal bagi keperluan pribadi dari
diketahui bahwa tanda dapat memiliki orang-orang tertentu.19 Sudargo
dua arti yaitu secara harafiah maupun Gautama juga memberikan beberapa
sebagai makna pelengkap. Secara contoh tanda yang termasuk milik
harafiah tanda merupakan istilah umum seperti, “tengkorak manusia
yang menyederhanakan suatu objek, yang dibawahnya ditaruh tulang
sedangkan secara makna pelengkap, bersilang” yang secara umum dikenal
tanda adalah istilah untuk mengko- dan juga didalam dunia internasional
munikasikan objek yang dilekatinya. sebagai tanda bahaya racun, ada juga
Dari penjelasan tersebut istilah tanda “tangan yang dikepal dan ibu jari ke
memiliki arti yang begitu luas, atas” yang umum dikenal sebagai
sehingga bagi para konsumen tidak tanda pujian “jempol”.20
kebingungan ketika produk-produk Hal yang sama disampaikan juga
yang dimaksud dipasarkan. Oleh oleh Rahmi Jened bahwa, tanda-tanda
karena itu keberadaan tanda yang merupakan tanda milik umum
merupakan suatu syarat yang begitu apabila terdiri dari tanda atau indikasi
penting, karena hal itu merupakan yang menunjukan kelaziman atau
sesuatu yang bisa menghubungkan kebiasaan terkait dengan bahasa yang
produk yang dilekatinya dari produsen dikenali secara nasional atau interna-
dengan konsumen. sional digunakan dalam praktik
Dalam UU Merek dikatakan bahwa
merek adalah tanda, yang artinya
tanda merupakan salah satu unsur
yang sangat menentukan apakah

17 Ibid.
18 Pasal 20 huruf F UU Merek.
19 Sudargo Gautama, Hukum Merek Indonesia (Alumni 1977) 35.
20 Ibid.
PENGGUNAAN NAMA DAERAH SEBAGAI TANDA PEMBEDA 37

perdagangan yang jujur.21 Bahwa kesalahpahaman dan kekeliruan.26


tanda-tanda tersebut tidak dapat Apabila pendafataran suatu merek
didaftarkan sebagai merek. Karena meniru, menyerupai nama, singkatan
menurutnya tanda seperti itu adalah nama, bendera, lambang negara dan
tanda yang bersifat umum dan telah organisasi nasional ataupun interna-
menjadi milik umum (public domain).22 sional, cap atau stempel resmi yang
Selanjutnya dijelaskan lagi bahwa digunakan negara atau lembaga
tanda tersebut tidak bisa untuk pemerintah dan organisasi interna-
digunakan sebagai merek karena sional secara tanpa izin harus
merek yang menggunakan tanda ditolak.27 Hal ini merupakan indikasi
semacam ini tidak dapat diterima yang menyesatkan masyarakat bahwa
pendaftarannya, karena hal ini seolah-olah ada kaitan antara
mengingat tidak adil untuk pengguna merek dengan badan/ atau
memberikan monopoli sesuatu yang organisasi internasional disamping
menjadi milik umum karena tindakan tersebut bersifat menyesat-
menyangkut hak masyarakat yang kan asal usul barang.28
lebih luas.23
Selain itu tanda yang merupakan Penggunaan Nama Daerah Sebagai
milik umum tidak akan pernah Indikasi Geografis
memiliki daya pembeda dan tidak Sebagai negara kepulauan
akan pernah dapat didaftarkan, terbesar di dunia dengan berbagai
artinya harus selamanya ditolak kekayaan alam dan kekayaan hayati,
pendaftarannya sebagai merek dan sudah dapat dipastikan berimbas
tidak akan pernah menikmati kepada banyaknya komoditas atau
perlindungan hukum sebagai merek produk khas yang berpotensi untuk
(incapable of becoming distinctive: not dilindungi dengan Indikasi Geografis.
eligible or trademark protection Dikatakan produk khas karena
regardless of length of use)”.24 Dengan barang/produk yang dimaksud hanya
kata lain tanda yang telah menjadi dapat ditemui di daerah yang bersang-
milik umum adalah tanda yang sejak kutan dan tidak dapat ditemukan di
lahir telah menjadi milik umum, yang daerah lain. Jikalaupun ada barang
artinya bahwa tanda tersebut telah atau produk yang sama maka ada
digunakan terlebih dahulu untuk letak perbedaannya yaitu berada pada
sesuatu yang umum dan telah kualitas dari produk itu sendiri.
dipahami semua orang.25 Hal ini dapat dimengerti karena
Makanya tidak dapat diperkenan- pengaruh faktor geografis dari produk-
kan pemakaian dari pada tanda-tanda produk di Indonesia, seperti faktor
yang dimaksud untuk menghindarkan alam, faktor manusia dan daerah yang

21 Rahmi Jened, Hukum Merek (Trademark Law) Dalam Era Global dan Integrasi Ekonomi
(Prenadamedia Group 2015) 103.
22 Ibid.
23 Ibid.
24 Rahmi Jened, Op.Cit., 65.
25 Daniel Chriswibowo, ‘Rasionalisasi Penggunanan Generic Term Sebagai Merek’ (Skripsi,
Universitas Kristen Satya Wacana, 2016) 21.
26 Ibid.
27 Rahmi Jened, Op.Cit., 128.
28 Ibid.
38 JURNAL ILMU HUKUM ALETHEA [Vol. 2, No. 1, 2018]

itu semua berpotensi memberikan ciri (1) UU No. 15 Tahun 2001 tentang
kualitas tertentu pada barang yang Merek, yang selanjutnya dipertegas
dapat mempunyai nilai ekonomi.29 dalam Peraturan Pemerintah No. 51
Masyarakat dan perusahaan sering Tahun 2007 tentang Indikasi
ingin menggunakan nama geografis Geografis. Dalam UU No. 15 Tahun
untuk menunjukan asal dari barang 2001 memuat secara singkat
atau jasa yang mereka tawarkan mengenai indikasi geografis dalam Bab
kepada masyarakat.30 Atas dasar VIII, Pasal 56-60. Kemudian
inilah banyak produk-produk yang dikeluarkan UU Merek yang
beredar di pasaran yang mengguna- menggabungkan pengaturan menge-
kan nama daerah untuk menunjukan nai merek dan indikasi geografis.
kekhasan daerahnya. Penggunaan Dalam UU Merek, pengaturan
nama daerah atau tanda yang mengenai indikasi geografis sudah
menunjukan daerah asal suatu lebih khusus dan tegas, tidak lagi
barang, yang karena faktor lingkungan sebagai aturan sisipan merek seperti
geografis (faktor alam, manusia, atau pada peraturan sebelumnya.
kombinasi keduanya) memberikan ciri At the national level, Thailand
dan kualitas tertentu pada barang ensures GI protection through the
yang dihasilkan disebut dengan enforcement of a special law on GIs that
indikasi geografis.31 Indikasi geografis was enacted in 2003.33 Secara singkat
juga maerupakan salah satu rezim dapat dilihat bahwa pengaturan
Hak Kekayaan Intelektual dan khusus yang diatur di Indonesia sama
merupakan indikasi yang dapat halnya dengan yang diatur di Thailand
meningkatkan hubungan erat antar yang juga mengkhususkan penga-
produk dengan tempat asalnya.32 turan mengenai perlindungan indikasi
Setiap negara mengatur berbeda- geografis. Thailand memberlakukan
beda mengenai indikasi geografis dan UU khusus mengenai indikasi
merek yakni ada yang mengatur geografis tersebut mulai pada tahun
indikasi geografis berbeda dengan 2003, dimana alasan dari pengaturan
merek, ada juga yang pengaturan yang ini yaitu karena banyak masyarakat-
sama antara indikasi geografis dan masyarakat pedesaan yang terlibat
merek. Seperti halnya di Indonesia dalam perdagangan produk-produk
yang mengatur merek dan indikasi indikasi geografis, yang dimana
geografis dalam satu peraturan dampak dari pemberlakuan ini akan
perundang-undangan. Apabila memberikan pengaruh positif
memperhatikan sejarah hukum di (ekonomi) bagi masyarakat desa.
Indonesia, awal mulanya indikasi Pasal 1 ayat (6) UU Merek
geografis dimuat dalam Pasal 56 ayat menyatakan, “Indikasi geografis

29 Umar Haris Sanjaya, ‘Problematika Penerapan Undang-Undang Hak Kekayaan Intelektual


Tentang Indikasi Geografis Pada Undang-Undang Merek’ (2016) 2 Jurnal Panorama Hukum 21.
30 Tim Lindsey, Eddy Damian, Simon Butt dan Tomy Suryo Utoma (Ed), Hak Kekayaan Intelektual:
Suatu Pengantar (Alumni 2006) 139.
31 Muhamad Djumhana dan R. Djuabaedillah, Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori, dan Praktiknya
di Indonesia (Citra Aditya Bakti 2014) 242.
32 Maria Alfons, ‘Aspek Hukum Perlindungan Indikasi Geografis Berbasis HAM’ (2015) 30 Jurnal
Hukum Jatiswara, 393-399.
33 Chuthaporn Ngokkuen and Ulrike Grote, 2012, ‘Challenges And Opportunities For Protecting
Geographical Indication In Thailand’ (2012) 19 Asia-Pacific Development Journal 92, 94.
PENGGUNAAN NAMA DAERAH SEBAGAI TANDA PEMBEDA 39

adalah suatu tanda yang menunjuk- A geograpical indication is a sign used


kan daerah asal suatu barang on goods that ave a specific
dan/atau produk yang karena faktor geographical origin and possess
qualities, reputation or chracteristics
lingkungan geografis termasuk faktor
thar are essentially attributable to thar
alam, faktor manusia atau kombinasi
place of origin. Most commonly, a
dari kedua faktor tersebut memberi-
geographical indication includes te
kan reputasi, kualitas, dan karakte- name of the plca of origin of te goods.
ristik tertentu pada barang dan/atau Agricultural products typically have
produk yang dihasilkan”. UU di qualities that derive from teir place of
Thailand juga memberikan defenisi production and are influenced by
yang serupa dengan itu yang dapat specific local factors, such us climate
dilihat dalam pernyataan berikut, ““a and soil. Whether a sign is recognized
name, symbol or any other thing used as a geographical inication is a matter
of national law. Geographical
for calling or representing a
indications may be used for a wide
geographical origin and capable of
variety of products, wheter natural,
identifying that the goods originating in
agricultural or manufactured.
that geographical origin are the goods,
the particular quality, reputation or Sesuai dengan Pasal 22 ayat (1)
characteristic of which is attributable to TRIP’s Agreement dijelaskan seperti
such geographical origin”.34 Dari berikut:37
pengertian diatas dapat disimpulkan Indications which indentily a good as
bahwa pada dasarnya pengaturan originating in the territory of a member,
or a region or locality in the territorry,
mengenai indikasi geografis sama
where a given quality, reputation or
dengan yang ada di Indonesia yaitu
other characteristic of the good is
dapat berupa nama, simbol atau hal- essensially atributable to is
hal lain yang digunakan untuk geographical origin.
mewakili asal daerah dari produk/
Indikasi geografis adalah indikasi yang
barang dan struktur geografis sangat
menandakan bahwa suatu barang
mempengaruhi karakteristik tertentu
berasal dari wilayah teritorial negara
yang dapat dikaitkan dengan asal
anggota, atau wilayah teritorial itu,
barang/produk.35
yang membuat kualitas, reputasi, atau
Organisasi Hak Atas Kekayaan
karakter-karakter khusus lain dari
Intelektual Dunia, World Intellectual
barang tersebut dapat dikaitkan
Property Organization (WIPO)
secara esensial kepada asal geografis
memberikan defenisi indikasi geografis
barang itu”.
sebagai berikut:36

34 Ibid., 102.
35 Ibid. Terjemahan bebasnya: “Indikasi geografis adalah sebuah tanda yang digunakan barang
karena mempunyai kekhasanm kualitas, reputasi, atau sifat-sifat yang pada dasarnya
berhubungan dengan tempat asal. Paling umum, indikasi geografis termasuk nama tempat asal
barang. Hasil-hasil pertanian secara khas memiliki kualitas-kualitas yang didapat dari tempat
mereka diproduksi atau karena dipengaruhi oleh faktor spesifik setempat, seperti iklim dan tanah.
Sesuatu tanda dikenal sebagai indikasi geografis dalam hukum nasionalnya. Indikasi-indikasi
geografis dapat digunakan untuk satu keragaman produk, apakah alami, berkenaan dengan
pertanian atau produksi industri”.
36 Chuthaporn Ngokkuen and Ulrike Grote, Op.Cit., 242-243.
37
Hendra Djaja, ‘Perlindungan Indikasi Geografis Pada Produk Lokal Dalam Sistem Perdagangan
Internasional’ (2013) 18 Jurnal Cakrawala Hukum, 137-138.
40 JURNAL ILMU HUKUM ALETHEA [Vol. 2, No. 1, 2018]

Hal senada juga disampaikan oleh udara, intensitas sinar matahari


Ermansyah Djaja, bahwa indikasi ketinggian dan/atau jenis tanah.40
geografis adalah suatu indikasi atau Faktor-faktor diatas merupakan faktor
identitas suatu barang yang berasal yang sangat berpengaruh pada suatu
dari suatu tempat, daerah atau produk mengenai kualitasnya. Ada
wilayah tertentu yang menunjukan beberapa barang atau produk yang
adanya kualitas, reputasi dan dihasilkan oleh daerah yang
karakteristik termasuk faktor alam dipengaruhi oleh faktor alam sebagai-
dan faktor manusia yang dijadikan mana yang telah dijelaskan di atas,
atribut dari barang tersebut.38 salah satunya adalah lada putih
Dijelaskan lebih lanjut mengenai Montok, kopi arabika Kintamani,
tanda-tanda yang dapat digunakan beras Adan Krayan, carica Dieng,
dalam suatu pruduk, antara lain karena karakteristik kondisi alam
tanda tersebut dapat berupa nama yang ada di daerah/wilayah tersebut
tempat, daerah wilayah, kata, gambar, memungkinkan tumbuhnya barang/
huruf, atau komnbinasi dari unsur- produk untuk dilindungi indikasi
unsur tersebut. Pengertian nama geografis.41 Kedua, yang dimaksud
tempat dapat berasal dari nama yang dengan faktor manusia adalah apabila
tertera dalam peta geografis atau semata-mata manusia (masyarakat di
nama yang karena pemakaian secara daerah) yang memberikan pengaruh
terus menerus sehingga dikenal secara turun temurun terhadap
sebagai nama tempat asal barang yang barang/produk yang dihasilkan.
bersangkutan.39 Faktor manusia yang dimaksud
Jika dilihat uraian di atas, seperti proses produksi, proses
terdapat beberapa unsur yang sangat pengolahan, dan proses pembuatan
berpengaruh pada suatu barang/ yang digunakan, metode yang
produk untuk bisa dilindungi sebagai digunakan untuk menguji kualitas
indikasi geografis yaitu pengaruh barang yang dihasilkan. Oleh karena
geografis yang didalamnya termasuk itu pengaruh faktor manusia dalam
faktor alam, faktor mansuia atau pembuatan barang/ produk yang
kombinasi dari kedua faktor tersebut. dihasilkan sangat berdampak
Berikut akan diuraikan ketiga faktor terhadap kualitas barang/produk
tersebut: yang dihasilkan. Ketiga, kombinasi
Pertama, yang dimaksudkan antara faktor alam dan faktor manusia
dengan faktor alam adalah apabila yang berpengaruh terhadap hasil
barang atau produk yang dihasilkan barang/ produk daerah. Lingkup
oleh daerah dipengaruhi oleh faktor perlindungan dalam konteks ini
alam atau keadaan geografis. Yang terdapat pada produk olahan yang
dimana uraian mengenai lingkungan dihasilkan dari keberadaan bahan
geografis (alam) setempat yang dasar yang menggunakan teknik/
mencakup antara lain uraian tentang: metode tertentu yang dilakukan
suhu tertinggi, terendah, rata-rata, secara turun temurun sehingga
tingkat curah hujan, kelembaban menghasilkan karakteristik unik dari

38 Ermansyah Djaja, Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Sinar Grafika 2009) 219-220.
39 Ibid.
40 Djualeka, Op.Cit., 127.
41 Ibid., 128.
PENGGUNAAN NAMA DAERAH SEBAGAI TANDA PEMBEDA 41

produk yang dihasilkan, misalnya dungan hukum dari negara agar


purwaceng Dieng yang terkenal terhindak dari praktek perdagangan
sebagai minuman kebugaran yang yang tidak sehat. Berikut beberapa
berasal dari tanaman purwaceng yang contoh komoditas yang telah
tumbuh di daerah Dieng.42 dilindungi indikasi geografis di
Dalam perkembangannya, rezim Indonesia: Kopi Arabika Gayo dari
indikasi sudah menunjukan eksisten- Kabupaten Aceh Tengah, Kopi Kalosi
sinya karena masyarakat sudah Enrekang dari Sulawesi Selatan serta
menyadari akan banyaknya potensi Kopi Jawa merupakan beberapa
indikasi geografis di daerahnya yang varietas kopi yang karena iklim dan
dapat dilindungi. Namun banyak pula lingkungan tumbuhnya, membuat
produk yang menggunakan nama kopi tersebut memiliki sifat dan
daerah yang pada dasarnya barang- karakter yang “khas” sebagai ciri atau
barang tersebut bukan dihasilkan di karakter yang membedakannya
daerah yang bersangkutan. Seperti dengan produk kopi lainnya.45
halnya yang terjadi pada beberapa Tuntutan adanya perlindungan
negara, salah satu contonya adalah terhadap indikasi geografis di dalam
produk minuman anggur dari Perancis sistem hukum merupakan suatu
maupun beras hasil varietas Basmati upaya yang diterapkan untuk
yang berasal dari India, juga ditanam melindungi produk-produk masyara-
dan diproduk secara masal di kat lokal dalam negeri.46 Dengan
beberapa negara lain dengan adanya perlindungan indikasi
menggunakan indikasi (tanda) seolah- geografis memberikan tanda atau
olah berasal dari negara asalnya.43 informasi bahwa barang atau produk
Penggunaan nama suatu daerah yang dilindungi dengan indikasi
oleh pihak yang tidak berhak akan geografis tersebut mempunyai
menyesatkan konsumen mengenai kekhasan dan kualitas tertentu yang
asal usul barang. Konsumen akan disebabkan lingkungan geografis, yang
dirugikan karena ia mengira telah pasti berbeda dengan barang atau
membeli barang yang mempunyai produk yang dihasilkan oleh daerah
karakteristik khusus karena dihasil- lain. Perlindungan indikasi geografis
kan suatu daerah. Kemudian pihak bertujuan untuk melindungi
produsen penghasil barang juga kekhasan tersebut dari pemalsuan
dirugikan bukan hanya terkait dengan atau pemanfaatan yang tidak seharus-
omset penjualan tetapi penggunaan nya sekaligus memberi kesempatan
nama daerah oleh pihak yang tidak dan perlindungan kepada masyarakat
berhak akan merusak reputasi barang wilayah penghasil produk khas untuk
di mata konsumen.44 Dengan
demikian perlu bagi produk-produk
yang memiliki potensi indikasi
geografis untuk mendapat perlin-

42 Ibid., 128-129.
43 Hendra Djaja, Op.,Cit, 136-137.
44 Tavinayati, M. Effendy, Zakiyah dan M. Taufik Hidayat, ‘Perlindungan Terhadap Hak Kekayaan
Intelektual Indikasi Geografis Hasil Pertanian Lahan Basah Sebagai Produk Khas Propinsi
Kalimantan Selatan’ (2016) 1 Badamai Law Journal 80, 81.
45 Hendra Djaja, Op.,Cit, 140.
46 Ibid., 142.
42 JURNAL ILMU HUKUM ALETHEA [Vol. 2, No. 1, 2018]

mendapatkan manfaat yang maksimal yaitu dapat mempererat hubungan


dari produk khas tersebut.47 antara para penghasil produk indikasi
Ada beberapa manfaat yang dapat geografis di daerah, melestarikan adat
didapatkan oleh masyarakat lokal istiadat, pengetauan serta kearifan
ataupun daerah penghasil produk/ lokal masyarakat.
barang tersebut dari aspek ekonomi Tujuan perlindungan indikasi
ketika mendapat perlindungan geografis selain mencegah praktek
hukum. Saky Septiono menjelaskan perdagangan yang tidak jujur/tidak
dengan adanya perlindungan hukum sehat, juga untuk mencegah
bagi indikasi geeografis maka akan penggunaan oleh pihak lain secara
mendapat nilai ekonomis yang tinggi, tanpa hak sekalipun tempat asal
oleh karena:48 indikasi geografis barang dinyatakan. Praktek
merupakan tanda pengenal atas perdagangan tidak jujur/tidak sehat
barang yang berasal dari wilayah sebagaimana dimaksud dalam keten-
tertentu atau nama yang dihasilkan tuan Article 10bis (3) Paris Convention
dari suatu wilayah tertentu dan secara adalah tindakan yang menimbulkan
tegas tidak bisa dipergunakan untuk kebingungan (confusion), mendiskri-
produk sejenis yang diasilkan dari ditkan atau mencemarkan pihak
wilayah lain, indikasi geografis pesaing, dan tindakan yang
merupakan indikator kualitas, menyesatkan (mislead) publik berkait
indikasi geografis menginformasikan dengan sifat, proses proeduksi, karak-
kepada konsumen bahwa barang teristik, keberlangsungan penggu-
tersebut dihasilkan dari suatu lokasi naan, serta kuantitas dari barang.49
tertentu dimana pengaruh alam Paralel dengan itu, Cerkia Bramley
sekitar menghasilkan kualitas barang menyatakan bahwa tujuan mendasar
dengan karakteristik tertentu yang adanya perlindungan indikasi
terus dipertahankan reputasinnya, geografis adalah untuk melindungi
indikasi geografis merupakan strategi konsumen, melindungi produsen, dan
bisnis dimana indikasi geografis pengembangan daerah/wilayah.50
memberikan nilai tambah komersial Melindungi konsumen artinya adalah
terhadap produk karena keoriginali- melindungi dari kebingungan dan
tasannya dan limitasi produk yang penyesatan mengenai asal usul
tidak bisa diproduksi daerah lain. barang/produk dan pada kualitas
Berdasarkan TRIP’s Agreement, barang/produk itu sendiri. Sedangkan
indikasi geografis ditetapkan sebagai yang dimaksud melindungi produsen
bagian dari HKI yang hal adalah melindungi dari segala bentuk
kepemilikannya dapat dipertahankan peniruan mengenai produk/barang
dari segala tindakan melawan hukum yang dihasilkan oleh produsen dan hal
dan persaingan curang. Selain ini akan berdampak pada pengemba-
manfaat dari aspek ekonomi, terdapat ngan daerah/wilayah, karena apabila
juga manfaat dari aspek kebudayaan hal itu terjadi maka yang akan

47 Winda Risana Yessiningrum, ‘Perlindungan Hukum Indikasi Geografis Sebagai Bagian Dari Hak
Kekayaan Intelektual’ (2015) 3 Jurnal Ius 42, 43.
48 Asma Karin dan Dayanto, ‘Perlindungan Hukum dan Pengembangan Potensi Indikasi Geografis
Minyak Kayu Putih Pulau Buru’ (2016) 5 Jurnal Rechtsvinding 381, 388.
49 Djualeka, Op.Cit., 15-16.
50 Ibid., 122.
PENGGUNAAN NAMA DAERAH SEBAGAI TANDA PEMBEDA 43

dirugikan adalah semua pihak yang indikasi geografis adalah suatu tanda
berkepentingan dan akan mengambat yang digunakan untuk menunjukan
pengembangan ekonomi daerah/ daerah asal suatu barang/produk.
wilayah. Itulah kenapa sangat Dalam indikasi geografis hal yang
pentingnya suatu produk indikasi sangat ditekankan adalah mengenai
geografis harus mendapat perlindu- kualitas dimana hal tersebut dapat
ngan hukum. tercapai karena faktor alam, faktor
manusia atau kombinasi antara kedua
PENUTUP faktor tersebut. Sifat kepemilikan dari
rezim indikasi geografis adalah
Nama daerah merupakan tanda komunal (bersama-sama). Sifat
yang menjadi milik umum sehingga kepemilikan ini sangat cocok untuk
tidak dapat didaftarkan sebagai suatu produk yang menggunakan
merek. Karena salah satu syarat suatu nama daerah sebagai tanda agar bisa
tanda agar dijadikan merek adalah dilindungi oleh negara.
bukan tanda yang menjadi milik
umum. Merek adalah salah satu rezim DAFTAR BACAAN
yang sifat kepemilikannya adalah
individual (perseorangan). Sehingga Buku
apabila berangkat dari sifat
kepemilikan tersebut maka tanda yang Ayu MR, Memperbincangkan Hak
menjadi milik umum sudah jelas tidak Kekayaan Intelektual (Alumni
dapat didaftarkan sebagai merek. 2006).
Dalam hukum merek, hal yang tidak Djaja E, Hukum Hak Kekayaan
kalah pentingnya adalah merek yang Intelektual (Sinar Grafika 2009).
digunakan harus memiliki daya Djualeka, Konsep Perlindungan Hak
pembeda. Oleh karena itu apabila Kekayaan Intelektual (Setara Pres
suatu tanda yang menjadi milik umum 2014).
dijadikan merek maka tanda tersebut
Djumhana M, dan Djubaedillah R.,
tidak memiliki daya pembeda/daya
Hak Milik Intelektual (Sejarah,
pembedanya hilang, karena tanda
Teori dan Prakteknya di Indonesia)
tersebut merupakan milik orang
(PT. Citra Aditya Bakti 2014).
banyak/milik umum yang sudah
dapat dipastikan siapa saja dapat Dwiningtyas H, Pengantar Ilmu
menggunakan tanda tersebut secara Komunikasi, terjemahan dari John
bebas, maka hal ini sudah Fiske, Introduction to
bertentangan dengan sifat Communication Studies (ed. ke-3,
kepemilikan merek yang secara Rajawali Pers 2012).
individual (perseorangan). Oleh karena Gautama S, Hukum Merek Indonesia
itu penggunaan tanda yang sudah (Alumni 1977).
menjadi milik umum tidak dapat Jened R, Hukum Merek (Trademark
didaftarkan sebagai merek. Law), Dalam Era Global dan
Salah satu rezim yang dapat Integrasi Ekonomi (Prenadamedia
digunakan agar suatu tanda yang Group 2015).
menjadi milik umum dapat
Lindsey T, Damian E, Butt S, dan
didaftarkan adalah melalui rezim
Utoma Tomy S (ed), Hak
indikasi geografis. Karena konsep dari
44 JURNAL ILMU HUKUM ALETHEA [Vol. 2, No. 1, 2018]

Kekayaan Intelektual: Suatu Geografis Pada Undang-Undang


Pengantar (Alumni 2006). Merek’ (2016) 2 Jurnal Panorama
Ramello Giovani B, What’s In A Sign? Hukum.
Trademark Law and Economic Tavinayati, Efendy M, Zakiyah dan
Theory (Departement of Public Hidayat MT, ‘Perlindungan
Policy and Public Choice 2006). Terhadap Hak Kekayaan
Tommy S, Pengantar Ilmu Komunikasi Intelektual Indikasi Geografis
dan Peran Manajemen dalam Hasil Pertanian Lahan Basah
Komunikasi (PT. CAPS 2011). Sebagai Produk Khas Propinsi
Kalimantan Selatan’ (2016) 1
Umberto E, Teori Semiotika (Kreasi
Badamai Law Journal.
Wacana 2011).
Yessiningrum RW, ‘Perlindungan
Artikel Jurnal Hukum Indikasi Geografis Sebagai
Bagian Dari Hak Kekayaan
Alfons M, ‘Aspek Hukum Perlindungan
Intelektual’ (2015) 3 Jurnal Ius.
Indikasi Geografis Berbasis HAM’
(2015) 30 Jurnal Hukum Skripsi/Tesis
Jatiswara.
Chriswibowo D, ‘Rasionalisasi
Beebe B, The Semiotic Analysis of
Penggunanan Generic Term
Trademark Law (2004) 51 UCLA
Sebagai Merek’ (Skripsi,
Law Review.
Universitas Kristen Satya Wacana,
Djaja H, ‘Perlindungan Indikasi 2016).
Geografis Pada Produk Lokal
Hertyanti, Oktiana I, ‘Arti Penting
Dalam Sistem Perdagangan
Pendaftaran Merek Untuk
Internasional’ (2013) 18 Jurnal
Perdagangan Barang dan Jasa’
Cakrawala Hukum.
(Tesis, Universitas Diponegoro
Karin A, dan Dayanto, ‘Perlindungan 2012).
Hukum dan Pengembangan
Potensi Indikasi Geografis Minyak Peraturan Perundang- Undangan
Kayu Putih Pulau Buru’ (2016) 5
Undang-Undang Nomor 15 Tahun
Jurnal Rechtsvinding.
2001 tentang Merek dan Indikasi
Ngokkuen C and Grote U, ‘Challenges Geografis.
And Opportunities For Protecting
Undang-Undang Nomor 51 Tahun
Geographical Indication In
2007 tentang Indikasi Geografis.
Thailand’ (2012) 19 Asia-Pacific
Development Journal. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah.
Rifai TP, ‘Kesiapan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Merek dan Indikasi Geografis 2016 tentang Merek dan Indikasi
Dalam Menghadapi Masyarakat Geografis.
Ekonomi Asean’ (2016) 10 Fiat
Justisia Journal of Law.
Sanjaya UH, ‘Problematika Penerapan
Undang-Undang Hak Kekayaan
Intelektual Tentang Indikasi

Anda mungkin juga menyukai