Anda di halaman 1dari 20

Kuliah 8

Hukum Bisnis

Hak Atas Kekayaan


Intelektual (HAKI) Bagian 2

Deri Prayudi, S.E., M.M

Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Kuningan
Outline Pembelajaran

01 Pengaturan HAKI di Indonesia


Peraturan Perundangan HAKI di Indonesia

02 Peralihan HAKI
Pengalihan Hak Cipta dan Hak Moral HAKI

03 Pembagian HAKI
Berbagai karya ciptaan yang dapat dilindungi
Ready to Go?
Starting the lessons!!
Pengaturan HAKI
Perundangan HAKI di Indonesia
Pengaturan HKI di Indonesia saat ini adalah dengan
Undang Undang sebagai berikut:
Perundangan
1. Hak Cipta, diatur dengan Undang Undang Nomor 28 tahun
2014 tentang Hak Cipta tentang HAKI
2. Paten, diatur dengan Undang Undang UU nomor 13 tahun
2016 tentang Paten
3. Merek, diatur dengan Undang Undang nomor 20 tahun 2016
tentang Merek
4. Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), diatur dengan
Undang Undang nomor 29 tahun 2000 tentang Perlindungan
Varietas Tanaman
5. Rahasia Dagang, diatur dengan Undang Undang nomor 30
tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
6. Desain Industri, diatur dengan Undang Undang nomor 31
tahun 2000 tentang Desain Industri
7. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, diatur dengan Undang
Undang nomor 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu
Perlindungan terhadap hasil ciptaan sebagai Objek Hukum
Perundangan
Dalam Hak Cipta, yang menjadi Objek dalam hak cipta tersebut tentang HAKI
merupakan ciptaan dari penciptanya, yaitu setiap hasil karya
dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam
ilmu pengetahuan, seni dan sastra.

Hak cipta termasuk kedalam benda immateriil, yang dimaksud


dengan hak milik immateriil adalah hak milik yang objek haknya
adalah benda tidak berwujud (benda tidak bertubuh).

Sehingga dalam hal ini bukan fisik suatu benda atau barang yang
di hak ciptakan, namun apa yang terkandung di dalamnya yang
memiliki hak cipta
Contoh dari Hak Cipta
Hak Cipta dalam penerbitan Buku

Judul Buku yang


diterbitkan
Dalam hak cipta,
bukan bukunya yang
diberikan hak cipta,
namun Judul serta isi
di dalam buku
tersebutlah yang di hak
ciptakan oleh penulis
maupun penerbit buku
tersebut
Peralihan HAKI
Peralihan dan Hak Moral
HKI dikategorikan sebagai benda bergerak tidak berwujud
(intangible objects) dan dapat diperalihkan dengan cara-cara
antara lain sebagai berikut Peralihan
1. Pewarisan
HAKI
2. Hibah
3. Wasiat
4. Wakaf
5. Perjanjian tertulis, atau
6. Sebab lain yang dibenarkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan

Untuk Hak Cipta, pengalihan Hak Cipta atas seluruh Ciptaan


kepada pihak lain tidak mengurangi hak Pencipta atau ahli
warisnya untuk menggugat setiap Orang yang dengan sengaja
dan tanpa hak dan tanpa persetujuan Pencipta yang melanggar
hak moral Pencipta
Hak Moral merupakan salah satu hak yang melekat pada Hak
Cipta, Hak Moral merupakan hak yang melekat secara abadi pada
diri Pencipta untuk: Hak Moral
1. tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya HAKI
pada salinan sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya
untuk umum;
2. menggunakan nama aliasnya atau samarannya;
3. mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam
masyarakat;
4. mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan
5. mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan,
mutilasi Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat
merugikan kehormatan diri atau reputasinya

Hak moral tidak dapat dialihkan selama Pencipta masih hidup,


tetapi pelaksanaan hak tersebut dapat dialihkan dengan wasiat
atau sebab lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan setelah Pencipta meninggal dunia.
Pembagian HAKI
Berbagai karya ciptaan yang dilindungi
1. Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara
otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan
Pembagian
diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan HAKI
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Pasal
1 ayat (1) UU Hak Cipta).

Hak Cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral
dan hak ekonomi.

Hak Moral adalah hak yang melekat secara abadi pada diri
Pencipta

Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang


Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan.

Selain Hak Moral dan Hak Ekonomi, terdapat Hak


Terkait, Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
b merupakan hak eksklusif
2. Merek & Indikasi Geografis
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa
gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam
Pembagian
bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, HAKI
hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut
untuk membedakan barang dan/ atau jasa yang diproduksi oleh
orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang
dan/atau jasa

Beberapa Jenis Merek:


1. Merek Dagang: Merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang sejenis lainnya.
2. Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan jasa sejenis lainnya
2. Merek & Indikasi Geografis
Pembagian
Pemberian hak atas Merek dapat dilakukan dengan dua sistem,
yaitu sebagai berikut:
HAKI
a. Sistem deklaratif (first to use principle); siapa yang pertama
kali menggunakan suatu merek, dialah yang dianggap berhak
atas merek yang bersangkutan
b. Sistem konstitutif (first to file); pendaftaranlah yang
menciptakan hak atas merek, pendaftar pertama adalah satu-
satunya pihak yang berhak secara eksklusif atas merek yang
bersangkutan
2. Merek & Indikasi Geografis
Merek dapat didaftar apabila memenuhi syarat substantif merek,
Pembagian
yaitu sebagai berikut:
HAKI
1. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan
yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban
umum;
2. memiliki daya pembeda
3. Tidak menjadi milik umum, atau
4. Bukan merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang
atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya
5. Tidak mempunyai persamaan pada pokoknya/ keselu-
ruhannya dengan merek yang terdaftar lebihdahulu untuk
barang atau jasa yang sejenis
6. Tidak mempunyai persamaan pada pokoknya/
keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik
pihak lain untuk barang atau jasa yang sejenis
Contoh kemiripan merek
Perbedaan mendasar dalam pemilihan merek

Pemberian lisensi merek


Pemilik Merek terdaftar berhak
memberikan Lisensi
kepada pihak lain dengan
perjanjian, untuk jangka waktu
yang tidak lebih lama dari jangka
waktu perlindungan Merek
terdaftar yang bersangkutan, wajib
dimohonkan pencatatannya pada
Direktorat Jenderal, dan dicatat
oleh Direktorat Jenderal dalam
Daftar Umum Merek dan di-
umumkan dalam Berita Resmi
Merek.
Indikasi Geografis
Contoh Indikasi Geografis pada Merek

Penyebutan nama merek


Indikasi Geografis adalah suatu
tanda yang menun- jukkan daerah
asal suatu barang dan/atau produk
yang karena faktor lingkungan
geografis termasuk faktor alam,
faktor manusia atau kombinasi dari
kedua faktor tersebut.
memberikan reputasi, kualitas, dan
karakteristik tertentu pada barang
dan/atau produk yang dihasilkan.
Penyebutan tersebut harus ada
hubungannya dengan produk yang
dihasilkan, berdasarkan sifat khas
(characteristic qualities) dari
produk.
3. Paten
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
Pembagian
inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka
waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau
HAKI
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.

Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu


kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi
berupa produk atau proses atau penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses.

Sedangkan Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang


secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke
dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi
3. Paten
Pelindungan Paten meliputi:
Pembagian
1. Paten; yaitu perlindungan yang diberikan untuk invensi yang
HAKI
baru, mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan
dalam industri; dan
2. Paten sederhana, yaitu perlindungan yang diberikan untuk
setiap Invensi baru, pengembangan dari produk atau proses
yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri

Syarat Invensi yang dapat dipatenkan adalah:


1. Invensi tersebut harus baru; ada unsur kebaruan (novelty)
2. Invensi tersebut mengandung langkah inventif (inventive
step); inventif yaitu bagi seseorang yang mempunyai keahlian
tertentu di bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat
diduga sebelumnya;
3. Invensi tersebut dapat diterapkan dalam industri (industrial
applicability)
Terima kasih
Silakan Diskusikan!

Anda mungkin juga menyukai