PENDAHULUAN
Selain itu ada pula pemilik BMW asal Jakarta yang diduga beriktikad tidak
baik saat mendaftarkan mereknya ke Jenderal Merek. Karena mereknya itu pula,
perusahaan BMW asal Jerman menggugatnya ke Pengadilan Niaga Jakarta
Pusat.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana bisa terjadi kasus hukum merek antara BMW mobil asal
jerman dengan BMW pakaian asal Jakarta?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Merek
Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu
tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin
kepada pihak lain untuk menggunakannya.
Selain merek biasa (tunggal) dikenal pula dengan merek kolektif, yakni
merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama
yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-
sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. Merek
juga bisa dialihkan dengan cara: 1. Pewarisan, 2. Wasiat, 3. Hibah, 4. Perjanjian,
5. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pemberian izin ini biasanya disebut pemberian lisensi kepada orang lain
dalam jangka waktu tertentu dengan biaya yang sudah disepakati, dan
didaftarkan pula kepada Direktorat Merek untuk dicatat dalam Daftar Umum
Merek. Definis lisensi adalah izin yang diberikan pemilik merek terdaftar kepada
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang atau
jasa yang didaftarkan.
Adrian Sutedi S.H., M.H dalam buku Hak Atas Kekayaan Intelektual
menerangkan pencatataan itu dimaksudkan agar akibat hukum dari pengalihan
Hak Atas Merek terdaftar tersebut berlaku terhadap pihak-pihak yang
bersangkutan dan terhadap pihak yang ketiga. Pihak-pihak yang dimaksud
adalah pemilik merek dan penerima pengalihan atas merek. Sedangkan pihak
ketiga adalah yang menerima lisensi. Tujuan pendafataran itu juga untuk
mempermudah pengawasan dan mewujudkan kepastian hukum.
2. Indikasi-asal
2. Pengumuman Permohonan
4. Pemeriksaan Kembali
Pemeriksaan kembali oleh Direktorat Jenderal dilakukan jika ada
pihak- pihak yang keberatan, atau si pemohon menyanggah
penolakan pendaftaran merek. Hal ini dilakukan sebagai bahan
pertimbangan bagi Direktorat Jenderal untuk menerima atau menolak
pendaftaran hak merek.
5. Permohonan Banding
Ayat 2: Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang
mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak
lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
Pada Pasal 100 ayat 1 penegertian dari “sama pada keseluruhan” adalah
merek yang digunakan oleh orang yang yang tidak berhak tersebut, memang
persis sama dengan merek yang sudah terdaftar. Sedangkan pada Pasal 100
ayat 2 pengertian dari “sama pada pokoknya” adalah merek yang digunakan
oleh pihak yang tidak berhak tersebut ialah tidak persis sama dengan merek
yang telah terdaftar, tetapi tetap dapat menyesatkan konsumen.
Ayat 1: Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan tanda yang
mempunyai persamaan pada keseluruhan dengan Indikasi Geografis milik
pihak lain untuk barang dan/atau produk yang sama atau sejenis dengan
barang dan/atau produk yang terdaftar, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
Ayat 2: Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan tanda yang
mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Indikasi Geografis milik
pihak lain untuk barang dan/atau produk yang sama atau sejenis denga
barang dan/atau produk yang terdaftar, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
Tindak pidana yang dimaksud di atas merupakan delik aduan, yang mana
tindak pidana tersebut bisa diproses bilamana ada pihak yang melaporkan
karena kerugian atau menjadi korban tindak pidana tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
Mobil BMW atau singkatan dari Bayerische Motoren Werke, dan versi inggrisnya
Bavarian Motor Works, bermula pada tahun 1913. Karl Fredrick Rapp mendirikan Rapp
Motoren Week, sebuah perusahaan yang berfokus pada pembuatan motor di Munich,
Jerman.
Saat itu Rapp memulai dengan usaha mesin pesawat terbang, dan sempat
mengalami sakit. Perusahaan Rapp tersebut dikembangkan lagi oleh putranya
yang bernama Gustav Otto. Otto lebih berfokus dalam pengembangan usaha
bidang pembangunan lapangan pesawat terbang kecil. Dia membawa kesuksesan
“Gustaf Flugmanschinefabrik” pada usahanya.
Pada tahun 1916, Karl Fredrick Rapp mengundurkan diri dari perusahaan
Rapp- Motoren Werk karena soal keuangan. Sebelumnya, perusahaan itu
bekerjasama dengan Austro Daimler asal Amerika untuk memenuhi permintaan
pembuatan mesin Aero V12 karena tidak mendapatkan izin penerbitan (under
lisensi) yang menimbulkan permasalahan.
Dan pada tahun 1928 sampai 1930-an BMW AG mulai melahirkan BMW
seri 303 bermesin 6 silinder dengan kapasitas 1200cc. Pada era awal tahun1950
sampai 1963, BMW memproduksi seri 502 dengan menggunakan mesin 8
slinder dengan kapasitas 2600cc.
Perusahaan mobil itu terus memproduksinya sampai sekarang dengan
tekhnologi yang semakin canggih sesuai pada zamannya. Di tahun 2018,
setidaknya BMW memamerkan produk terbarunya di Indonesia International
Motor Show (IIMS). Di antaranya seperti BMW X3, yang baru diluncurkan
bulan April lalu, dan juga ada BMW 320i Luxury, BMW 330i M Sport, BMW
440i Coupé M Sport, BMW 530i Luxury.
BMW juga sudah didaftarkan di Jerman sejak tahun 1929, dan terus
diperpanjang sampai 28 Februari 2019 untuk barang di kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,
32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41 dan 42 termasuk, dan tidak terkecuali di
Jerman, Jepang, Hong Kong, India, Filipina, Thailand, Turki, Komunitas Eropa
(OHIM), dan negara-negara lainnya.
Sedangkan BMW (Body Man Wear) yang dimiliki Henrywo Yuwijono asal
Indonesia adalah sebuah merk yang memproduksi pakaian, seperti kemeja, kaos,
celana jins, sampai celana dalam. Perusahaan yang dimiliki oleh warga Muara
Karang, Penjaringan, Jakarta Utara tersebut telah pengajuan pendaftaran
mereknya sejak tanggal 3 Mei 2002, dengan nomor pendaftaran IDM000016513.
Tiga puluh persen dari pendapatan harus berasal dari luar negeri, dan tidak
lebih dari lima puluh persen dari pendapatan harus berasal dari salah satu benua
manapun. Dengan demikian, posisi yang dimiliki BMW di peringkat Merek
Global Terbaik/Global Best Brand memastikan keterkenalannya di seluruh
dunia. Hal ini berarti bahwa huruf BMW dapat langsung dikenali oleh hampir
semua orang berkaitan dengan usaha yang dimiliki penggugat.
Walaupun di lain kelas, Body Man Wear (BMW) di kelas 25, sedangkan
Bayerishce Motoren Werke (BMW) di kelas 07 dan 12, hakim menilai merek
Body Man Wear memiliki persamaan pada pokok BMW asal Jerman tersebut.
A. KESIMPULAN
Kemenangan kasus hukum merek BMW (Body Man WearI pakaian asal
Jakarta dari penggugatnya BMW (Bayerische Motoren Werke) mobil asal
jerman itu dikarenakan hakim menolak Peninjauan Kembali yang diajukan
penggugat. Dan untuk pembatalan hak merek yang dipegang oleh BMW pakaian
itu sudah kadaluarsa, yakni lebih dari 5 tahun. Hal ini pula yang menjadi
pertimbangan majelis hakim. Selain itu juga soal pendaftaran kelas merek, BMW
(Body Man Wear) mendaftarkan mereknya di kelas 25, yakni kelas pakaian dan
lain-lain, sedangkan BMW (Bayerische Motoren Werker) di kelas yang berbeda.
Hal yang paling penting juga soal asas hukum merek, yakni first to file, not
first to use, maksudnya adalah mengutamakan siapa yang pertama kali
mendaftar, bukan siapa yang pertama memakai. Jika dilihat kapan
pendaftarannya, maka BMW (Body Man Wear) sudah mengajukan hak
mereknya pada tanggal 3 Mei2002.
BMW (Bayerische Motoren Werker) pendaftaran merk di kelas 25
(pakaian, alas kaki, dan penutup kepala) pada 1 Agustus 2003 dengan nomor
permohonan D002003020151.
A. SARAN