Anda di halaman 1dari 7

MEREK DAGANG

UU Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, jo UU


Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

 Pasal 1 angka 1, Merek adalah :


Tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi
dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2
(dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau
jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
perdagangan barang dan/atau jasa.

 Merek :
A. Merek Dagang (Pasal 1 angka 2) --> termasuk ruang lingkup UU Merek
(pasal 2 ayat 2).
Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan barang sejenis lainnya.
Contoh : Nike (baik tulisan maupun lambang), Adidas (baik tulisan
maupun lambang), dll

B. Merek Jasa (Pasal 1 angka 3) --> termasuk ruang lingkup UU Merek


(pasal 2 ayat 2).
Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa sejenis lainnya.
Contoh : Gojek, Bluebird, Grab, dll

C. Merek Kolektif (Pasal 1 angka 4)


Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan
karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang
atau jasa serta pengawasannya yang akan diperdagangkan oleh
beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang dan / atau jasa sejenis lainnya.
JADI, merek kolektif merupakan merek yang digunakan secara bersama-
sama baik oleh individu maupun badan hukum. Perlu diperhatikan,
bahwa merek kolektif yang didaftarkan (terdaftar) hanya boleh
digunakan oleh mereka (komunitas merek kolektif) yang termaksud,
TIDAK DAPAT dilisensikan karena haknya dimiliki secara kolektif
(bersama-sama) atau bersifat kolektif, apabila ada orang/badan hukum
yang ingin menggunakan hak merek tersebut cukup dengan
menggabungkan diri pada komunitas yang termaksud.
Permohonan pendaftaran merek kolektif ini hanya akan (dapat)
diterima jika dinyatakan secara tegas dan jelas bahwa akan digunakan
secara kolektif (merek yang termaksud) serta wajib menyertkana salinan
ketentuan penggunaan merek tersebut sebagai merek kolektif.
Contoh : Coca-Cola/Big-Cola, dll.

 Hak atas Merek (pasal 1 angka 5) :


Hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik Merek yang
terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek
tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.
Pasal 3 --> hak ini akan diperloleh apabila Merek yang termaksud telah
didaftarkan. Oleh karena itu sifat perlindungan terhadap Hak atas Merek
adalah konstitutif (first to file), sehingga apabila Mereka yang dimiliki
ingin mendapatkan perlindungan maka harus mendaftarkannya terlebih
dahulu ke Dirjen HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).

 Suatu Merek terdaftar akan mendapatkan perlindungan hukum


selama jangka waktu 10 tahun sejak tanggal penerimaan, dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama, perpanjangan tersebut
dilakukan dapat dilakukan 6 bulan sebelum jangka waktu berakhir atau 6
bulan setelah jangka waktu berakhir dengan dikenakan denda. (pasal 35)
Baik pendaftaran dan perpanjangan suatu merek harus dicatatkan dan
diumumkan dalam Berita Resmi Merek.
Tanggal penerimaan yang dimaksud disini adalah tanggal penerimaan
permohonan yang telah memenuhi persyaratan minimum. (pasal 1 angka 16)

 Pengalihan Hak Merek dapat dilakukan dengan : (pasal 41)


a. Pewarisan;
b. Wasiat;
c. Wakaf;
d. Hibah;
e. Perjanjian;
f. Sebab lain yang dibenarkan oleh pertauran undang-undang.
Apabila pemilik merek mempunyai beberapa merek terdaftar yang
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya atas suatu
barang/jasa sejenis, maka pengalihan hak merek tersebut hanya dapat
dilakukan jika semua merek terdaftar yang dimilikinya tersebut dialihkan
kepada pihak yang sama.
Pengalihan merek ini, harus dicatatkan dan diumumkan dalam Berita
Resmi Merek.

 Lisensi, sama halnya dengan pengalihan hak merek.


Pemberian lisensi ini dapat dilakukan oleh pemilik lisensi untuk
memberikan baik itu sebagian atau seluruh atas penggunaan merek yang
dilisensikan.
Pemberian lisensi ini dilakukan dengan perjanjian lisensi.
Perjanjian Lisensi harus dicatatkan dan diumumkan melalui Berita Resmi
Merek.

 Permohonan Pendaftaran Merek Internasional, bisa dilihat di pasal 52.


Yang pasti harus mendaftarkan dulu di Indonesia sebagai landasan untuk
mendaftarkannya ke luar negeri.
 Merek tidak dapat didaftar, JIKA : (pasal 20)
a. Bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan,
moralitas, agama, kesusilaan, atau ketertiban umum;
b. Sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut bararg dan/atau
jasa yang dimohonkan pendaftarannya;
c. Memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat tentang asal,
kualitas, jenis, ukuran, macam, tujuan penggunaan barang dan/atau jasa
yang dimohonkan pendaftarannya atau merupakan nama varietas
tanaman yang dilindungi untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;
d. Memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat, atau
khasiat dari barang dan/atau jasa yang diproduksi;
e. Tidak memiliki daya pembeda; dan/atau
f. Merupakan nama umum dan/atau lambang milik umum;
g. Mengandung bentuk yang bersifat fungsional.

 Permohonan merek ditolak jika mempunyai persamaan pada


pokoknya atau keseluruhannya dengan : (psl 21 ayat 1)
a. Merek terdaftar milik pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh
pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
b. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
c. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis
yang memenuhi persyaratan tertentu; atau
d. Indikasi Geografis terdaftar.

 Permohonan merek ditolak JIKA merek tersebut : (pasal 22)


a. Merupakan atau menyerupai nama atau singkatan nama orang terkenal,
foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas
persetujuan tertulis dari yang berhak;
b. Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama,
bendera, lambang atau simbol atau emblem suatu negara, atau lembaga
nasional maupun internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari
pihak yang berwenang; atau
c. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi
yang digunakan oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
Permohonan juga akan ditolak apabila pemohon tidak beritikad baik.

 Terhadap merek dapat pula dilakukan : permohonan penghapusan,


gugatan pembatalan, gugatan pelanggaran merek.

Permohonan penghapusan (pasal 72-75): dapat diajukan oleh pemilik


merek/kuasanya untuk merek terdaftar baik sebagian maupun seluruh jenis
barang/jasa kepada Menteri. Apabila merek terdaftar tersebut masih terikat
lisensi, maka permohonan penghapusan ini hanya dapat dilakukan jika
mendapat persetujuan secara tertulis oleh penerima lisensi, kecuali jika
penerima lisensi menyatakan dengan tegas untuk mengesampingkan
persetujuan tersebut. Penghapusan terhadap merek terdaftar tersebut harus
dicatat dan diberitakan pada Berita Resmi Merek. Penghapusan merek ini
juga dapat dilakukan atas prakarsa dari Menteri, untuk merek yang
dapat diajukan permohonan penghapusan atas prakarsa Menteri jika
merek tersebut :
1. memiliki persamaan pada pokoknya dan/atau keseluruhannya dengan
Indikasi Geografis;
2. bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan,
moralitas, agama, kesusilaan, dan ketertiban umum; atau
3. memiliki kesamaan pada keseluruhannya dengan ekspresi budaya
tradisional, warisan budaya takbenda, atau nama atau logo yang sudah
merupakan tradisi turun temurun.
Pelaksanaan penghapusan merek atas prakarsa Menteri ini hanya dapat
dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Komisi Banding Merek
berdasarkan permintaan dari Menteri.
Pengahpusan merek juga dapat diajukan oleh pihak ketiga yang
berkepentingan dengan alasan Merek tersebut tidak digunakan dalam
jangka waktu 3 tahun berturut-turut dalam perdagangan barang dan/atau
jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir.

Gugatan Pembatalan (pasal 76) : gugatan pembatalan ini dapat diajukan


oleh pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan pasal 20 dan 21.
Gugatan Pembatalan diajukan ke Pengadilan Niaga terhadap pemilik merek
terdaftar. Gugatan pembatalan ini dapat diajukan dalam jangka waktu 5
tahun sejak tanggal pendaftaran Merek. Bagi pemilik merek tidak terdaftar
dapat mengajukan gugatan pembatalan setelah mengajukan permohonan
kepada Menteri. Atas putusan pengadilan dapat diajukan kasasi.

Gugatan pelanggaran merek (pasal 83) : pemilik merek terdaftar


dan/atau penerima lisensi merek terdaftar dapat mengajukan gugatan
pelanggaran merek (dalam arti mengajukan gugatan kepada pihak yang
secara tanpa haka menggunakan merek terdaftar tersebut) baik yang
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang
dan/atau jasa yang sejenis. Gugatan ini bisa berupa gugatan ganti rugi
dan/atau penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan
penggunaan merek tersebut.

NOTES :
Dilaksanakannya pengumuman terhadap Permohonan sebelum dilakukannya
pemeriksaan substantif dimaksudkan agar pelaksanaan pemeriksaan substantif
dapat dilakukan sekaligus jika ada keberatan dan/atau sanggahan sehingga
tidak memerlukan pemeriksaan kembali.

Penyelesaian sengketa dapat dilakukan dengan cara litigas (Guagtan ke


Pengadilan Niaga) atau non-litigasi (melalui arbitrase atau penyelesaian
sengketa alternatif lainnya).
Beberapa Kasus yang dapat dipelejari :
1. Kasus merek Ayam Geprek Bensu --> pengajuan pembatalan
2. Kasus merek GoTo --> pelanggaran merek : gugatan ganti rugi dan
penghentian penggunaan merek.
3. Kasus ERGO dan ERIGO --> pelanggaran merek : gugatan ganti rugi dan
penghentian penggunaan merek.

Anda mungkin juga menyukai