Anda di halaman 1dari 14

LEGAL ASPEK

MERK 
DISUSUN OLEH :

1. MUH. ALIF ALFIAN


2. NUR ALAM
3. HERWIN SUSILO  
4. MUH ILYAS
5. DINO ODE
6. NUR INDAH SARI
7. MUTMAINNA
PENGERTIAN MERK

Merek adalah tanda yang berupa gambar,nama,kata,huruf-huruf, angka-angka,


susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur, angka-angka tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
PERSYARATAN DAN PENDAFTARAN MERK

 Etiket/Label Merek.
 Sertifikat Merek
 Surat kuasa konsultan KI bermeterai (jika menggunakan konsultan)
 Surat pernyataan Tidak Menggunakan Kelas Barng/Jasa (untuk multi kelas)
 Surat rekomendasi UKM Binaan/surat keterangan UKM Binaan Dinas (Asli)
PROSEDUR DAN PERPANJANGAN PENDAFTARAN
MERK
PROSEDUR PENDAFTARAN
 Pertama, pemohon atau kuasanya diharuskan untuk mengisi formulir permohonan
merek dalam Bahasa Indonesia kepada Menteri Hukum dan HAM. Formulir ini
ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya dan dilampiri dengan:
1. Label merek. Apabila merek berbentuk tiga dimensi, maka label merek
dilampirkan dalam bentuk karakteristik merek tersebut. Sedangkan apabila merek
tersebut berbentuk suara, maka label merek dilampirkan dalam bentuk notasi dan
rekaman suara.
2. Bukti pembayaran biaya.
3. Surat pernyataan kepemilikan merek yang dimohonkan pendaftarannya.
4. Surat kuasa, apabila permohonan diajukan melalui kuasa.
5. Bukti prioritas dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, apabila pemohon
menggunakan hak prioritas.
 Kedua, yaitu pengumuman permohonan pendaftaran merek. Pengumuman ini
dimuat dalam Berita Resmi Merek dan berlangsung selama dua bulan. Dalam
jangka waktu dua bulan ini, setiap pihak dapat mengajukan keberatan secara
tertulis kepada Menteri Hukum dan HAM atas permohonan pendaftaran merek
yang bersangkutan dengan dikenai biaya. Keberatan ini dapat dilakukan jika
terdapat alasan yang cukup dan disertai bukti bahwa merek yang dimohonkan
pendaftarannya adalah merek yang tidak dapat didaftar atau ditolak. Keberatan
tersebut dapat disanggah oleh pemohon atau kuasanya dengan mengajukan secara
tertulis salinan keberatan kepada Menteri Hukum dan HAM dalam jangka waktu
paling lama dua bulan sejak tanggal pengiriman salinan keberatan yang
disampaikan oleh Menteri Hukum dan HAM.
 Ketiga, yaitu penerbitan sertifikat merek. Apabila tidak terdapat masalah dari
permohonan pendaftaran merek yang diajukan dan lolos pemeriksaan substantif,
maka merek akan resmi terdaftar. Menteri Hukum dan HAM akan menerbitkan
sertifikat merek tersebut. Namun, apabila pemeriksa memutuskan permohonan
merek tidak dapat didaftar atau ditolak, Menteri Hukum dan HAM memberitahukan
kepada pemohon atau kuasanya secara tertulis dengan menyebut alasannya.
PERPANJANGAN MERK
 Persyaratan perpanjangan :
1. Surat pernyataan (draft disiapkan IPINDO)
2. Surat kuasa (Draft disiapkan IPINDO)
 Berikut adalah dokumen yang menjadi syarat memperpanjang merek dagang:
1. Etiket/label merek
2. Sertifikat merek
3. Surat Kuasa Konsultan KI bermeterai (jika menggunakan konsultan)
4. Surat Pernyataan Penggunaan Merek (yang bisa didownload di link berikut)
https://www.dgip.go.id/menu-utama/merek/pasca-permohonan-merek
5. Surat Pernyataan Tidak Menggunakan Kelas Barang/Jasa (untuk multi kelas)
6. Surat Rekomendasi UKM Binaan atau Surat Keterangan UKM Binaan Dinas (Asli)
PENGALIHAN HAK ATAS MERK
Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2016,Hak atas Merek terdaftar dapat
beralih atau dialihkan karena:
 pewarisan;
 wasiat;
 wakaf;
 hibah;
 perjanjian; atau.
 sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
PERJANJIAN LISENSI

 Perjanjian lisensi merek ialah suatu izin yang diberi oleh pemilik merek terdaftar
kepada pihak lain pada sebuah perjanjian yang didasarkan pada pemberian hak
(bukanlah pengalihan hak), untuk mempergunakan merek itu, baik bagi seluruh
maupun sebagian jenis barang/ jasa, dengan jangka waktu serta syarat yang sudah
ditentukan.
PENGHAPUSAN DAN PEMBATALAN MERK
 Penghapusan :
Pasal 72 :
1. Penghapusan merk terdaftar dapat diajukan oleh pemilik merk yang
bersangkutan kepada Menteri
2. Permohonan penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diajukan oleh pemilik merk atau melalui kuasanya, baik untuk Sebagian
maupun seluruh jenis barang dan /jasa.
3. Dalam hal merk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masih terikat
perjanjian lisensi, penghapusan hanya dapat dilakukan jika hal tersebut
disetujui secara tertulis oleh penerima
 Pembatalan :
Pasal 77:
1. Gugatan pembatalan pendaftaran merk hanya dapat dilakukan dalam jangka
waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal pendaftaran merk.
2. Gugatan pembatalan dapat diajukan tanpa batas waktu jika terdapat unsur
iktikad tidak baik dan/merk yang bersangkutan bertentangan dengan ideologi
negara,peraturan perundang-undangan, moralitas, agama, kesusilaan dan
ketertiban umum
GANTI RUGI PERDATA DAN TUNTUTAN PIDANA
A. Ganti rugi perdata :
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis (UU Merek), pemilik merek dapat mengajukan gugatan ganti rugi
perdata terhadap pelaku pelanggaran merek terdaftar. Pemilik merek
melakukan hal itu dengan tujuan antara lain untuk membuat efek jera bagi
pelanggar. Mereka diminta membayar uang ganti rugi dan menghentikan
kegiatan produk serta menarik kembali dari peredaran semua barang yang
menggunakan merek secara tanpa hak.
B. Tuntutan pidana :
Penyelesaian pelanggaran hak atas merek dapat dilakukan melalui jalur hukum
pidana. Dalam Undang-undang Merek 2001 diatur mengenai perbuatan-
perbuatan yang dikategorikan sebagai tindak pidana di bidang merek. Perumusan
tindak pidana dalam Undang-undang Merek tersebut pada dasarnya merupakan
perlindungan hukum terhadap kepemilikan dan penggunaan merek oleh
pemiliknya atau pemegang hak atas merek. Tindak pidana merek dirumuskan
dalam beberapa pasal yaitu :
 Tindak pidana menggunakan merek yang sama keseluruhannya dengan merek
terdaftar milik pihak lain untuk barang dan / atau jasa sejenis (Pasal 90)
 Tindak pidana menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek
terdaftar milik pihak lain (Pasal 91).
 Tindak pidana menggunakan tanda yang sama pada keseluruhan dengan indikasi
geografis milik pihak lain. Tindak pidana ini diatur dalam Pasal 92 yang dalam
rumusannya memuat 3 Macam tindak pidana yaitu:
1. tindak pidana menggunakan tanda yang sama pada keseluruhan dengan
indikasi geografis milik pihak lain, dirumuskan dalam Pasal 92 ayat (1)
2. tindak pidana menggunakan tanda yang sama pada pokoknya dengan
indikasi geografis milik pihak lain, dirumuskan dalam Pasal 92 ayat (2 )
3. pencantuman asal sebenarnya pada barang hasil pelanggaran atau
pencantuman kata yang menunjukkan barang merupakan tiruan dari barang
terdaftar, dirumuskan dalam Pasal 92 ayat ( 3 )
 Tindak pidana menggunakan tanda yang dilindungi berdasarkan indikasi asal pada
barang atau jasa (Pasal 93)
 Tindak pidana memperdagangkan barang dan / atau jasa hasil pelanggaran Pasal
90,91,92 atau 93.

Anda mungkin juga menyukai