Anda di halaman 1dari 5

DRAFT

LEGAL OPINI

TENTANG PENETAPAN TERSANGKA YUDICA VARALEA ELVANA PADA


PERKARA DUGAAN TINDAK PIDANA SETIAP ORANG DENGAN TANPA HAK
MENGGUNAKAN MEREK YANG SAMA PADA KESELURUHANNYA DENGAN
MEREK TERDAFTAR MILIK PIHAK LAIN UNTUK BARANG/JASA
SEJENIS YANG DIPRODUKSI DAN/ATAU DIPERDAGANGKAN
DALAM PASAL 100 AYAT (1)
UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG
MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS

Legal opini dibuat dan disediakan atas permintaan klien kami Yudica Varalea
Elvana

1. LATAR BELAKANG

Merek menurut UU 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis


adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga)
dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut
untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan
hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.

Adapun dasar diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang


Merek dan Indikasi Geografis adalah sebagai berikut :

a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi internasional


yang telah diratifikasi Indonesia, peranan Merek dan Indikasi Geografis menjadi
sangat penting terutama dalam menjaga persaingan usaha yang sehat,
berkeadilan, pelindungan konsumen, serta pelindungan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah dan industri dalam negeri;
b. bahwa untuk lebih meningkatkan pelayanan dan memberikan kepastian hukum
bagi dunia industri, perdagangan, dan investasi dalam menghadapi
perkembangan perekonomian lokal, nasional, regional, dan internasional serta
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, perlu didukung oleh suatu
peraturan perundang-undangan di bidang Merek dan Indikasi Geografis yang
lebih memadai;
c. bahwa dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek masih
terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan kebutuhan
masyarakat di bidang Merek dan Indikasi Geografis serta belum cukup menjamin
pelindungan potensi ekonomi lokal dan nasional sehingga perlu diganti;

Legal Opini | Halaman 1


2. ISU HUKUM
Terhadap latar belakang tersebut terdapat 2 (dua) hal isu hukum yang hendak
dijawab dalam legal opini ini :

a. Apakah dibenarkan dalam hal ini pelapor melaporkan tindak pidana setiap orang
dengan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada keseluruhannya
dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang/jasa sejenis yang
diproduksi dan/atau diperdagangkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 100
ayat (1) UU No 20 Tahun 2016 ?

b. Sudah sesuai prosedurkah penetapan tersangka sesuai dengan surat


penetapan tersangka nomor : SPRIN-TAP/104/IV/2023/SATRESKRIM tentang
PENETAPAN TERSANGKA dan Surat Perintah Penahanan Nomor : SPRIN-
HAN/92/IV/2023/SATRESKRIM ditetapkan pada tanggal 8 April 2023 apabila
ternyata merek tersebut masih dalam tahap permohonan perijinan ?

3. DASAR HUKUM
a. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis;
c. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja;
d. Perpu Nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2019 tentang Jenis dan Tarif Atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian
Hukum dan HAM
f. Peraturan Menteri Hukum dan HAM (Permenkum HAM) Nomor 67 Tahun
2016 tentang Pendaftaran Merek sebagaimana diubah dengan Permenkum
HAM Nomor 12 Tahun 2021.

4. ANALISIS HUKUM
a. Apakah dibenarkan dalam hal ini pelapor melaporkan tindak pidana setiap
orang dengan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada
keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang/jasa
sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 100 ayat (1) UU No 20 Tahun 2016.
b. Ketentuan dalam pasal 100 ayat (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak
menggunakan Merek yang sama pada keseluruhannya dengan Merek
terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi
dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua
miliar rupiah)
Bahwa dalam pasal 103 Jelas disebutkan bahwa dalam pasal 100 sampai
dengan pasal 102 adalah delik aduan, maka kita harus secara cermat dan

Legal Opini | Halaman 2


teliti dalam menerapkan pasal 100 ayat (1) ini karna menyangkut
kemerdekaan seseorang, dalam hal ini jelas yang berhak mendapatkan
perlindungan adalah merek yang telah terdaftar, artinya terdaftar dalam hal
ini harus memiliki lisensi dan sertifikat dari pemerintah, apabila masih dalam
proses pendaftaran maka tidak menjamin kepastian hukumnya antara bisa
ditolak dan bisa diterima terhadap pendaftaran merek tersebut, jadi menurut
pendapat kami perkara ini belum bisa sepenuhnya memenuhi unsur
pelanggaran hak merek seperti yang disebutkan pada pasal 100 ayat (1) UU
No 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.

Gambar : alur pendaftaran merek berdasarkan UU No 20 Tahun 2016

Berdasarkan data yang kami himpun mengenai sheeby adalah sebagai


berikut :
a) Merek : Sheeby Beauty
b) No. Permohonan : DID2022056864
c) Tanggal Penerimaan : 2 Agustus 2022
d) Pemilik : Muhammad Kusyaery

Legal Opini | Halaman 3


Dalam hal ini sheeby beauty mendaftarkan 2 (dua) jenis merek yang
pertama sheeby kosmetik dan sheeby collagen.

Gambar : Sheeby Beauty didaftarkan dengan nomer DID2022056864


dengan kode kelas 32 ini adalah sheeby collagen yang dipermasalahkan
dan belum mendapatkan perlindungan karna masih proses pendaftaran,
kemungkinan berhasil masih diangka 50% dan ditolak juga 50%.

Gambar ini adalah sheeby kosmetik yang sudah mendapatkan lisensi dari
kementrian terkait dibuktikan dengan telah terisinya tanggal berakhir
perlindungan yaitu pada tanggal 15 September 2031 sesuai dengan UU No
20 tahun 2016 masa perlindungan selama 10 (sepuluh) tahun.

Legal Opini | Halaman 4


Sudah sesuai prosedurkah penetapan tersangka sesuai dengan surat
penetapan tersangka nomor : SPRIN-TAP/104/IV/2023/SATRESKRIM
tentang PENETAPAN TERSANGKA dan Surat Perintah Penahanan Nomor :
SPRIN-HAN/92/IV/2023/SATRESKRIM ditetapkan pada tanggal 8 April 2023
apabila ternyata merek tersebut masih dalam tahap permohonan perijinan.

Hak atas merek adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara
kepada pemilik merek yang telah mendaftarkan mereknya untuk jangka
waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek itu atau memberikan ijin
kepada pihak lain untuk menggunakanya, Pasal 1 ayat (5) UU No 20 Tahun
2016 tentang merek dan Indikasi Geografis.

Pemberian Hak Ekslusif atas merek akan diberikan oleh negara


apabila pemilik merek tersebut telah mendaftarkan merek pada Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) dan pendaftaranya diterima oleh pihak
DJKI dengan dibuktikan dengan Kepemilikan Sertifikat Merek.

Dalam hal ini apa yang menjadi dasar penetapan tersangka adalah karna
adanya aduan terkait hak atas merek sheeby collagen yang dipalsukan oleh
Sdr. Yudica Varalea Elvana, pada kenyataanya penyidik tidak
memperhitungkan penetapan tersangka harus minimal 2 (dua) alat bukti,
apakah bisa pihak pelapor menunjukan bukti sertifikat kepemilikan merek
shabby collagen yang dipermasalahkan.

5. KESIMPULAN

Setelah kita melakukan kajian terhadap perkara yang menimpa klien kami,
maka kami menyimpulkan bahwa proses penetapan tersangka dan dilakukan
penahanan terhadap klien kami cacat hukum, karna pada faktanya pelapor
pun belum memengang lisensi atau sertifkat kepemilikan merek berdasarkan
Undang-undang Nomor 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.

Maka kami meminta untuk menghentikan proses penyidikan dan penyelidikan


terhadap perkara ini.

Legal Opini | Halaman 5

Anda mungkin juga menyukai