Anda di halaman 1dari 3

1. a.

Tindakan yang dilakukan oleh pihak A ke pihak B termasuk ke dalam hukum


perjanjian yang sifatnya bisa pelengkap dimana pihak A dan pihak B
mengadakan yang tidak mengatur secara terperinci semua persoalan yang
bersangkutan dengan perjanjian itu karena pihak hanya menyetujui hal yang
pokok saja dengan tidak memikirkan soal soal lainnya, dan juga bisa bersifat
konsensuil, dimana pihak A dan pihak B mengadakan suatu perjanjian dimana
perjanjian itu terjadi sejak saat terjadinya kata sepakat diantara para pihak A
dan pihak B. Pihak A memberikan ijin untuk mobilnya dipakai oleh pihak B
dengan dalih pihak B akan mengembalikan esok harinya. Tindakan yang
dilakukan oleh pihak B ke pihak C dan pihak C ke pihan D termasuk ke dalam
hukum perjanjian obligatoir, di mana adanya perjanjian tersebut menimbulkan
kewajiban bagi para pihak Dan belum mengakibatkan berpindahnya hak milik
tersebut. Tetapi sudah berpindah atau sudah terjadinya penyerahan antara
pihak B ke pihak C dan pihak C ke pihak D.
b. Unsur unsur yang berkaitan dengan kasus tersebut adalah
- adanya dua pihak atau lebih
Perbuatan hukum antara dua pihak atau lebih yang saling mengikat kan dirinya
untuk menimbulkan hak dan kewajiban. Kasus tersebut melibatkan 4 pihak,
dimana pihak A dan C adalah korban dari pihak B dan pihak B adalah pelaku
utamanya, dan pihak D hanya pelaku terakhir yang dimana pihak D tidak tahu
awal kejadian dari mobil tersebut.
- adanya kata sepakat diantara para pihak
Dalam hal ini dapat dimaknakan sebagai pernyataan kehendak. Suatu perjanjian
hanya akan terjadi apabila terdapat dua pihak atau lebih yang saling
menyatakan kehendak untuk berbuat sesuatu. Dalam kasus tersebut pihak B
mengikat janji dengan pihak A dengan meminjam mobil pihak A dan akan
mengembalikan esok harinya setelah dipakai tetapi tidak dikembalikan. Dan
pihak B juga mengikat janji kepada pihak C akan memberikan uang hasil gadaian
mobil selama 10 hari tetapi tidak dikembalikan.
- Adanya akibat hukum yang ditimbulkan berupa hak dan kewajiban atau
melakukan suatu perbuatan
dimana pihak B akan mendapatkan hukuman karena telah menipu pihak A dan
pihak C.

2. a. Menurut pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang


Merek dan Indikasi Geografis ("UU MIG"):
"Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo,
nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi
dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, Hollo gram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau
lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi
oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau
jasa."
Dalam Pasal 1 angka 5 UU MIG, Hak atas merek adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang terdaftar untuk jangka waktu
tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin
kepada pihak lain untuk menggunakannya.
Hak atas merek diperoleh setelah merek tersebut terdaftar. Makna terdaftar
yaitu setelah permohonan melalui proses pemeriksaan Formalitas, proses
pengumuman, dan proses pemeriksaan substantif serta mendapatkan
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk diterbitkan sertifikat.
Menurut Pasal 83 UU MIG, jika merek dagang "JUWITA" telah terdaftar maka
dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang secara tanpa hak
menggunakan merek yang mempunyai persamaan nama dan logo berupa:
- gugantan ganti dan/atau
- pengehentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan Merek
tersebut.
Tetapi di dalam artikel tersebut menjelaskan bahwa pihak catering "JUWITA" ini
tidak didaftarkan secara resmi. Sedangkan perlindungan hukum didaparkan
setelah melakukan permohonan pendaftaran merek yang dapat dilakukan oleh
pelaku usaha "JUWITA" adalah dengan cara memenuhi persyaratan yang diatur
dalam UU No.20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Hukum
merek yang tidak terdaftar maka tidak mendapat perlindungan hukum yang sah
dan mutlak dari negara. Selain itu, pihak yang menemukan merah pertama kali
dan belum mendaftar kan maka pihak lain dapat mendaftar kan merek dengan
nama yang sama dan iyalah yang dapat mendapatkan perlindungan hukum yang
sah karena Indonesia menganut asas first to file system. Perlindungan hukum
hak atas merek akan dimiliki oleh pemilik usaha yang pertama kali mendaftar
kan merek atas produknya, sehingga pelaku usaha lain yang akan mengadakan
pembangunan untuk mendaftar kan merek yang sama tidak akan disetujui. Jadi
percuma jika pihak catering "JUWITA" ingin melaporkan ke pihak pengadilan
karena pihak catering juga tidak mempunyai izin yang resmi dan kekuatan
hukumnya tidak ada.
b. b. Dalam perkembangannya, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang
Merek ("UU Merek") telah dicabut keberlakuannya oleh Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis ("UU MIG").
Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang untuk juga waktu yang sama. Permohonan perpanjangan
sebagaimana dimaksud di atas diajukan secara elektronik atau non elektronik
dalam bahasa Indonesia dan pemilik merek atau kuasannya dalam jangka waktu
6 (enam) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu perlindungan bagi merek
terdaftar tersebut dengan dikenai biaya.
Permohonan perpanjangan masih dapat diajukan dalam jangka waktu paling
lama 6(enam) bulan setelah berakhirnya jangka waktu perlindungan merek
terdaftar tersebut dengan dikenai biaya dan denda sebesar biaya perpanjangan.
Tujuan pengaturan batas waktu perlindungan merek terdaftar selama 10 tahun
dan dapat diperpanjang adalah untuk memastikan merek yang didaftarkan
benar benar digunakan pada barang/jasa dan barang/jasa tersebut masih
diproduksi dan/atau diperdagangkan.
Sebaliknya, UU MIG tidak akan memberikan perlindungan hukum terhadap
merek merek yang sifatnya hanya untuk di daftar saja tanpa pernah
dipergunakan dalam kegiatan produksi dan/atau perdagangan. Karena itulah,
UU MIG menetapkan sejumlah persyaratan agar permohonan perpanjangan
merek terdaftar dapat disetujui Direktoral Jenderal Kekayaan Intelektual
Kementrian Hukum dan HAM ("Ditjen KI"). Menurut Pasal 36 UU MIG
permohonan perpanjanga disetujui apabila:
- merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang atau jasa
sebagaimana diicantumkan dalam sertifikat merek tersebut;dan
- barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a masih diproduksi
dan/atau diperdagangkan.
Jika persyaratan tersebut tidak dipenuhi, Ditjen HKI akan menolak permohonan
perpanjanhan merek terdaftar.

3. a. Tujuan mereka menjadi investor adalah Bisa dilihat dari masa atau investasi
nya yaitu mereka memilih jangka investor selama satu tahun ke depan berarti
termasuk memilih investasi jangka menengah. Umumnya, investasi jangka
menengah ini dipilih untuk mencapai target yang telah disusun atau
direncanakan pada satu atau lima tahun mendatang. Misalnya
- melanjutkan pendidikan
- mempersiapkan DP rumah
- mempersiapkan DP untuk beli mobil
Dll
b. Investor ini termasuk ke dalam tipe moderat (sedang)
Investor yang ber profil resiko moderat (sedang) ini memiliki peristiwa yang siap
menerima fluktuasi jangka pendek dengan potensi keuntungan diharapkan
dapat lebih tinggi dari tingkat inflasi dan deposito. Dalam hal ini, pengetahuan
bahwa investasi reksadana bisa bergerak naik atau turun (fluktuatif) sudah
dipahami oleh investor. Akan tetapi, mereka tetap saja tidak hilang sama sekali
saat investasi.

4. a. Berdasarkan uraian soal di atas tidak terjadi persaingan Usaha antara toko
Sriwidodo dan juga toko abadi dikarenakan toko sriwidodo dan toko abadi
melakukan persaingan secara sehat walaupun menjual produk yang sama, tetapi
para pelaku tersebut berusaha menawarkan produk dan jasa yang menarik, baik
dari segi harga, kualitas, dan pelayanan.
b. Persaingan usaha yang sehat akan berakibat positif bagi para pengusaha yang
saling bersaing atau berkompetisi, karena dapat menimbulkan upaya upaya
peningkatan efisiensi, produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai