Anda di halaman 1dari 23

BAGIAN 2

JENIS - JENIS
TRANSAKSI/
PERJANJIAN
6/ A2 MANAJEMEN
NAMA KELOMPOK

• RIA RATNA JUWITA (202010200108)


• WAHYU LESTARI (202010200182)
• FITRIANA NURUL HIDAYATI (202010200244)
• FRISKA HELVIANA VIDANARKO (202010200273)
MATERI :
01. TUKAR MENUKAR BARANG/ JASA
02. PERJANJIAN INVESTASI
03. PERJANJIAN ANJAK PIUTANG
04. PERJANJIAN WARALABA
05. PERJANJIAN PENGADAAN BARANG CETAKAN
06. MOU
07. KATEGORI BUKTI TRANSAKSI
01 TUKAR MENUKAR
BARANG/ JASA
• Menurut Pasal 1541-1546 BW, Tukar-Menukar Barang merupakan
suatu bentuk persetujuan, dimana kedua belah pihak
mengikatkan diri untuk saling memberikan suatu barang secara
timbal balik sebagai ganti dari suatu barang lain.
• Subjek dari perjanjian tukar-menukar adalah para penukar
barang.
• Berdasarkan kententuan Burgerlijk Wetboek (BW), jika barang
tertentu yang telah dijanjikan untuk ditukar musnah diluar
kesalahan pemiliknya maka persetujuan dianggap gugur. Dan
pihak yang telah memenuhi persetujuan dapat menuntut
kembali barang yang di berikan dalam tukar-menukar.
PERJANJIAN
INVESTASI

02
Investasi atau penaman modal merupakan bentuk transaksi atau
perjanjian antara investor (pemilik modal) dengan investee (Individu/
perusahaan yang akan membutuhkan modal usaha).
Penjelasan Umum tentang UU Nomer 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
bahwa pasar modal bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan
stabilitas ekonomi nasional kea rah peningkatan kesejahteraan rakyat.Jadi
pasar modal seharusnya mempunyai strategi sebagai salah satu sember
pembiayaan bagi dunia usaha (langsung), terutama bagi pembangunan usaha
kecil dan menengah.
Investasi dibagi menjadi dua yakni investasi langsung (direct
investment) dan investasi tidak langsung (indirect investment). Perbedaan
dari investasi langsung (direct investment) adalah investor memegang
kendali penuh atas pengelolaan asset, contoh investasi bentuk langsung ialah
Modal Ventura. Berdasarkan Keputusn Presiden (Keppres) Nomer 61 Tahun
1988, ventura merupakan pembiayaan oleh investor dalam bentuk penyertaan
modal ke dalam suatau perusahaan penerima biaya (investee) untuk jangaka
waktu tertentu sampai jangka wakyi habis, investor akan melakukan divestasi
saham atau menarik Kembali modalnya. Sedangkan investasi tidak langsung
(indirect investment) adalah Investor tetap bisa investasi tetapi tidak terlibat
langsung dalam proses pengelolaan. Contohnya yakni investasi pada
reksadana karena dalam proses pemanfaatan dananya akan dikelola oleh
pihak ketiga yang disebut sebagai Manajer Investor.
PERJANJIAN ANJAK PIUTANG
(FACTORING)

03
Sebagaimana telah disinggung dalam topik objek transaksi, piutang/ tagihan termasuk salah satu
objek yang bisa ditransaksikan dengan konstruksi Anjak Piutang (factoring). Berdasarkan Pasal 1 huruf e
Keputusan Menteri Keuangan RI No. 448/ KMK.017 Tahun 2000 tentang Perusahaan Pembiayaan, anjak
piutang merupakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pem- belian dan/atau pengalihan serta
pengurusan pi-utang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam
dan atau luar negeri.
Anjak piutang merupakan salah satu bentuk pembiayaan jangka pendek tanpa jaminan (tanpa
collateral) melalui pembelian atau pengambil alihan piutang/tagihan jangka pendek suatu perusahaan
yang berasal dari transaksi perdagangan dalam maupun luar negeri.
Ada dua kategori: pertama, factoring berdasar tanggung jawab klien terdiri atas resource
factoring. Artinya setelah terjadinya transaksi, pihak klien masih bertanggung jawab. Kedua, non-
resource factoring, yaitu setelah transaksi, pihak klien tidak bertanggung jawab lagi. Sedangkan factoring
menurut wilayah terdiri atas domestic factoring (para pihak berada dalam satu negara) dan international
factoring (customer-nya berada di luar negeri).
Jadi, unsur-unsur factoring meliputi: a) Perusahaan factor (pengambil alih piutang atau tagihan),
b) klien (pemilik piutang), c) customer (debitur atau pihak yang
04 PERJANJIAN
FRANCHISE
(WARALABA)
Franchise diartikan sebagai sistem pemasaran dan distribusi barang/ jasa
dengan cara : franchisor memberikan hak istimewa kepada individu/ perusahaan
lain (franchisee) untuk melakukan sistem usaha tertentu, waktu tertentu dan
tempat tertentu.
Objek perjanjian Franchising terdiri atas produk (paten dan cipta), jasa,
merk dagang (brand identity, brand image, corporate image).
Kewajiban franchisor ialah menyediakan perhatian terus menerus pada
bisnis franchisee melalui penyediaan pengetahuan (pembinaan) meliputi
pedoman operasional, manajemen dan keuangan. Sedangkan kewajiban
franchisee ialah membayar jasa atau fee kepada franchisor atas penggunaan
nama merk dagang dan identitas usaha franchisor sesuai kesepakatan dan
menjaga kualitas dan nama baik (brand image) franchisor.
PERJANJIAN
PENGADAAN
BARANG CETAKAN

05
• Perjanjian pengadaan barang cetakan biasanya dilakukan oleh perusahaan atau toko yang membutuhkan dokumen
atau kemasan produk yang perlu dicetak khusus seperti nota, formulir, kalender, kemasan barang, tiket dan lainnya.
• Bentuk perjanjian pengadaan barang cetakan ini terbagi menjadi 2 jenis:
• Jika jumlah barang yang dicetak hanya sedikit, maka hanya akan dibuatkan nota pemesanan barang cetakan.
• Tetapi, jika pemesanaan barang cetakan dalam jumlah besar dan jangka panjang maka diperlukan perjanjian tertulis
yang tertuang dalam pasal-pasal berikut:
. Para pihak yang mengadakan perjanjian (pemesan barang cetakan dan perusahaan cetakan
. Jenis dan jumlah barang cetakan sesuai permintaan/kebutuhan pemesanan
. Harga atau biaya yang disepakati oleh kedua pihak
. Cara pembayaran (apakah dilakukan dengan pembayaran langsung atau melalui transfer ke rekening perusahaan
percetakan, termasuk soal pajak)
. Jaminan keamanan atas pemalsuan dokumen yang dicetak
. Waktu pengiriman barang oleh pihak percetakan
. Denda apabila terdapat keterlambatan pihak percetakan atau pembayaran biaya cetak
. Keadaan atau peristiwa force majeure (memaksa) yang bisa menjadi alasan bagi salah satu pihak tidak sanggup
memenuhi kewajibannya sehingga pihak lainnya tidak perlu menuntut ganti rugi atas peristiwa itu
. Jaminan/garansi atas kerusakan barang cetakan dalam proses percetakan
. Penyelesaian perselisihan lewat musyawarah
. Penutup dan tanda tangan kedua belah pihak yang dibubuhi oleh materai
MEMORANDUM OF
UNDERSTANDING (MOU)

06
Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman
merupakan salah satu bagian dari bentuk kesepakatan (agreement) para
pihak dalam kegiatan bisnis. MoU menjadi sarana pembuka hubungan kerja
sama antar instansi pemerintah maupun swasta. Namun, tidak semua
transaksi bisnis antar perusahaan diawali dengan MoU. Adapun
pertimbangan yang diadakan oleh MoU :
• Para pihak menilai adanya prospek transaksi di antara mereka yang
bernilai besar dan bakal berlangsung terus – menerus di kemudian hari,
dan
• Pandangan jauh ke depan bahwa ragam transaksi yang bernilai besar itu
butuh persiapan dan pengkajian atau study kelayakan.
Secara sederhana MoU diartikan sebagai perjanjian pendahukuan
(pra – kontrak) yang mebutuhkan perjanjian yang lebih detail. Satu
MoU bisa menghasilkan banyak transaksi atau kontak – kontrak
bisnis. Karena Tujuan dari MoU adalah :

• Menghindari kesulitan pembatalan suatau agreement, sebab MoU mudah


batal atau tidak dijalankan.
• Sebagi ikatan sementara menunggu proses negoisasi ragam transaksi atau
kontrak – kontrak yang konkret/ detail.
• Sebagai ikatan awal karena para pihak merasa perlu waktu berpikir sebelum
tanda tangan kontrak – kontak (ragam kesepakatan yang detail).
Format MoU dengan kontrak bisnis pada umumnya tidak jauh beda
(mirip), hanya saja MoU memiliki 3 ciri utama yakni :
1. Isinya ringkas yang artinya para pigak hanya menyepakati hal-hal yang bersifat pokok
saja. Jika MoU berisi hal - hal yang konkret dan sudah membahas mengenai harga dan
jumlah secara detail, serta mengandung hak dan kewajiban para pihak maka MoU itu
sudah berisi kontrak yang mengikqt.
2. Sekedar ikatan moral (belum bersifat memaksa) artinya jika MoU tidak dijalankan oleh
para pihak atau salah satu pihak maka konsekuensi hukumannya belum ada. Ini hanya
persoalan hanya persoalan kepercayaan dan komitmen moral untuk menindaklanjuti
kesepakatan pokok yang sudah ditandatangani.
3. Tidak dijalankan, batal dengan sendirinya artinya MoU batas jangka bealtu berlaku.
Namun berhubungan sekedar ikatan moral maka MoU yang tidak ditindaklanjuti oleh
para pihak sampai batas waktu yang disepakati akan batal dengan semdirinya.
07 KATEGORI
BUKTI
TRANSAKSI/
PERJANJIAN
Setiap transaksi bisnis pasti memerlukan bukti. Menurut Pasal 1865 BW atau KUH Perdata, setiap
orang wajib membuktikan bahwa: 1) ia mempunyai sesuatu hak atau meneguhkan suatu hak; 2) ia
membantah suatu hak orang lain; 3) ia menunjuk pada suatu peristiwa. Penegakan hak, atau membantah
hak orang lain, atau merujuk pada suatu peristiwa tertentu perlu pembuktian. Kemudian hal ini
diperjelas oleh Pasal 1866 BW bahwa alat bukti terdiri atas:
1. bukti tulisan;
2. bukti dengan saksi-saksi;
3. persangkaan (dugaan logis);
4. pengakuan (dari para pihak);
5. sumpah.

Ada beberapa kategori transaksi bisnis yang menggunakan akte notaris. Di antaranya sebagai berikut.
1. Pembentukan badan usaha yang dengan akte pendirian, seperti; commnanditaire vennootscap (CV),
firma, perseroan terbatas (PT), yayasan dan koperasi.
2. Restrukturisasi PT berupa merger, akuisisi, dan konsolidasi.
3. Transaksi atau perjanjian yang menurut para pihak bernilai besar.
4. Transaksi atau perjanjian mengenai tanah dan bangunan.
5. Surat wasiat atau pembagian harta warisan sewaktu pewaris masih hidup guna mencegah terjadinya
sengketa di antara ahli waris di kemudian hari.
LATIHAN SOAL

1. CV Bumi Pertiwi berkedudukan di Surabaya melakukan kegiatan bisnis di bidang makanan dan
minuman dengan segmen pasar di dalam negeri. Anda sebagai manajer (pengelola) CV Bumi
Pertiwi, sebutkan dan jelaskan 12 (dua belas) jenis transaksi/kontrak bisnis yang bisa lahir dari
kegiatan usaha CV Bumi Pertiwi mulai dari awal berdirinya perusahaan hingga beroperasi dan
memasarkan produk.

2. Buatlah klasifikasi atas 12 (dua belas) transaksi/perjanjian yang Anda sebutkan pada nomor 1
di atas berdasarkan :
Perjanjian tertulis (menggunakan akte notaris).
Perjanjian tertulis (menggunakan akte di bawah tangan).
Perjanjian tidak perlu tertulis (tidak perlu menggunakan akte).
Perjanjian bisnis untuk keperluan internal dan eksternal perusahaan.

3. Buatlah perbedaan 2 (dua) mendasar antara perjanjian gadai, fidusia, hak tanggungan dan
hipotek. Jelaskan pula mengapa empat konstruksi perjanjian ini dikatakan sebagai perjanjian
tambahan.

4. PT Bank Mandiri (persero) merupakan hasil restrukturisasi empat bank milik pemerintah pada
bulan Juli 1999 (pasca krisis ekonomi tahun 1998). Empat bank itu ialah: Bank Bumi Daya
(BBD), Bank) Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank
Pembangunan Indonesia (Bapindo). Jelaskan jenis transaksi restrukturisasi yang terjadi dalam
sejarah lahirnya PT Bank Mandiri.
Menurut pasal 1541-1546 bw, pertukaran barang adalah suatu
bentuk perjanjian, dimana kedua belah pihak saling mengikatkan diri
untuk saling memberikan suatu barang secara timbal balik dengan
menukar barang yang lain.
Bentuk perjanjian pengadaan barang cetakan terbagi menjadi 2
jenis yaitu: apabila jumlah barang yang dicetak hanya sedikit maka
hanya akan diterbitkan nota pemesanan barang cetakan.

KESIMPULAN
KAMU
NANYEAAA...???

Anda mungkin juga menyukai