Anda di halaman 1dari 5

1. A.

Hukum perjanjian adalah Kontrak yaitu suatu perjanjian antara dua orang atau lebih yang
melahirkan suatu kewajiban, baik untuk berbuat maupun tidak berbuat sesuatu. Sebuah
kontrak/perjanjian harus memenuhi 4 syarat sah perjanjian yang diatur dalam KUH Perdata.
Dalam Pasal 1320 KUH Perdata mengatur 4 syarat sah perjanjian yaitu:
a) Kesepakatan para pihak
Kesepakatan berarti ada persesuaian kehendak yang bebas antara para pihak mengenai hal-
hal pokok yang diinginkan dalam perjanjian. Dalam hal ini, antara para pihak harus
mempunyai kemauan yang bebas (sukarela) untuk mengikatkan diri, di mana kesepakatan
itu dapat dinyatakan secara tegas maupun diam-diam. Bebas di sini artinya adalah bebas
dari kekhilafan, paksaan, dan penipuan. Secara a contrario, berdasarkan Pasal 1321 KUH
Perdata, perjanjian menjadi tidak sah, apabila kesepakatan terjadi karena adanya unsur-
unsur kekhilafan, paksaan, atau penipuan.

b) Kecakapan para pihak


Menurut Pasal 1329 KUH Perdata, pada dasarnya semua orang cakap dalam membuat
perjanjian, kecuali ditentukan tidak cakap menurut undang-undang.

c) Mengenai suatu hal tertentu


Hal tertentu artinya adalah apa yang diperjanjikan hak-hak dan kewajiban kedua belah
pihak, yang paling tidak barang yang dimaksudkan dalam perjanjian ditentukan jenisnya
dan merupakan barang-barang yang dapat diperdagangkan.

d) Sebab yang halal


Sebab yang halal adalah isi perjanjian itu sendiri, yang menggambarkan tujuan yang akan
dicapai oleh para pihak. Isi dari perjanjian itu tidak bertentangan dengan undang-undang,
kesusilaan, maupun dengan ketertiban umum.

Tindakan yang dilakukan oleh masing-masing pihak a yaitu memberikan mobil yang ingin
di pinjam oleh pihak b dengan asas kepercayaan dikarenakan masih memiliki hubungan
keluarga. Dalam kasus ini pihak a mengalami kerugian yaitu mobil yang di pinjamkan
kepada pihak b malah digadaikan pada pihak c. Tindakan yang di lakukan oleh pihak b
yaitu melakukan Tindakan pidana dikarenakan pihak b mengadaikan barang pihak a tanpa
seizin pihak a dengan. Berdasarkan Pasal 372 KUHP: Barang siapa dengan sengaja dan
melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan
orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena
penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling
banyak.

Pihak c melakukan Tindakan mengadaikan barang pihak b dikarenakan pihak b tidak


menepati janjinya untuk melakukan pembayaran yang di sepakati oleh pihak b dinama
Tindakan pihak c ini melakukan Tindakan menguasai barang pihak b dinama orang yang
menguasai barang milik kita atau orang lain disebut juga dengan Penggelapan. Seperti
yang sudah di bunyikan dalam Pasal 372 KUH Pidana, pelaku yang melakukan
penggelapan akan dikenakan hukuman penjara selama 4 tahun ataupun didenda sebanyak-
banyaknya Rp. 900. Dan Tindakan oleh pihak d yaitu menerima barang gadaian dari pihak
c yaitu barang gadaiang dari pihak b, dimana pihak d ini menerima barang dari pihak c
tanpa kejelasan dimana barang yg di gadai oleh pihak c ini merupakan bukan barang sah
milik pihak c.

B) unsur perjanjian yang muncul dari kasus soal no 1 yaitu

1) Kata sepakat dari dua pihak atau lebih


Dalam hal ini kata sepakat dapat dimaknakan sebagai pernyataan kehendak. Suatu
perjanjian hanya akan terjadi apabila terdapat dua pihak atau lebih yang saling
menyatakan kehendak untuk berbuat sesuatu. Inilah yang menjadi perbedaan pokok
antara perjanjian dengan perbuatan hukum sepihak. Pada perbuatan hukum sepihak
pernyataan kehendak hanya berasal dari satu pihak. Sehingga perbuatan hukum sepihak,
seperti membuat surat wasiat dan mengakui anak luar kawin tidak termasuk ke dalam
perjanjian.
2) Kata sepakat yang tercapai harus bergantung kepada para pihak
Kehendak dari para pihak saja tidak cukup untuk melahirkan suatu perjanjian.
Kehendak tersebut harus dinyatakan. Sehingga setelah para pihak saling menyatakan
kehendaknya dan terdapat kesepakatan di antara para pihak, terbentuklah suatu
perjanjian di antara mereka.
3) Keinginan atau tujuan para pihak untuk timbulnya akibat hukum
Suatu janji atau pernyataan kehendak tidak selamanya menimbulkan akibat hukum.
Terkadang suatu pernyataan kehendak hanya menimbulkan kewajiban sosial atau
kesusilaan. 

2. A) dalam undang undang ni 20 tahun 2016 pengertian merek dagang dan merek kolektif yaitu
1) Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga)
dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk
membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam
kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
2) Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
olehseseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untul
membedakan dengan barang sejenis lainnya.
3) Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa sejenis lainnya.

Dalam kasus katring juwita menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2006 tentang
Merek dan Indikasi Geografis (UU Merek), pemilik merek dapat melakukan 3 hal yaitu
gugatan perdata, pengaduan pidana, atau alternatif penyelesaian sengketa.

 Gugatan Perdata Menurut Pasal 83 UU Merek, pemilik merek terdaftar dapat


menggugat pihak lain yang menggunakan mereknya tanpa izin (tanpa hak) di
Pengadilan Niaga. Gugatan tersebut dapat berupa tuntutan ganti rugi maupun
permintaan penghentian kegiatan bisnis pelanggar merek. Hal tersebut dapat dilakukan
jika pelanggar merek menggunakan merek yang mirip atau sama persis untuk
barang/jasa sejenis (di kelas yang sama). Selain pemilik merek terdaftar, gugatan juga
dapat dilakukan oleh pemilik merek terkenal yang belum terdaftar.
 Pengaduan Pidana
Pemilik merek bisa menempuh jalur pidana jika mereknya dilanggar. Ketentuan pidana
untuk pelanggaran merek merupakan delik aduan menurut Pasal 103 UU Merek.
Artinya, pelanggaran merek tidak akan akan ditindak oleh penegak hukum tanpa aduan
dari pemilik merek. Menurut Pasal 100 UU Merek, pelanggaran merek yang sama
persis dan berjenis sama dapat dipenjara maksimal 5 tahun serta denda maksimal 2
Milyar Rupiah. Sedangkan untuk pelanggar merek yang barangnya mirip diancam
dengan pidana penjara maksimal 4 tahun serta denda maksimal 2 Milyar Rupiah.
Bahkan terdapat ancaman pidana yang lebih berat bagi pelanggar merek yang
barangnya mengakibatkan gangguan kesehatan, lingkungan hingga kematian. Pelanggar
merek tersebut akan bisa dipidana penjara selama 10 tahun (maksimal) dan denda
sampai 5 Milyar Rupiah. Tidak hanya bagi produsen, ancaman pidana juga untuk
penjual merek tiruan. Khusus penjual merek hasil tiruan, baik berupa barang maupun
jasa, dapat dipidana kurungan maksimal 1 tahun atau denda sampai 200 Juta Rupiah.
Ketentuan tersebut sesuai Pasal 102 UU Merek.
 Alternatif Penyelesaian Sengketa
Selain menempuh jalur hukum, baik perdata maupun pidana, pemilik merek yang
dilanggar mereknya dapat menggunakan cara alternatif penyelesaian sengketa. Hal
tersebut diatur pada Pasal 93 UU Merek. Menurut penjelasan Pasal 93 UU Merek, yang
dimaksud dengan “alternatif penyelesaian sengketa” antara lain negosiasi, mediasi,
konsiliasi, dan cara lain yang dipilih oleh para pihak. Dengan menempuh cara ini, solusi
yang ditawarkan bisa menguntungkan kedua belah pihak. Misalnya, pemilik merek
dapat menawarkan penggunaan mereknya secara sah kepada pelanggar merek melalui
mekanisme lisensi merek. Hal itu dapat dilakukan dengan negosiasi kedua pihak.
Menempuh cara alternatif tidak memakan banyak waktu dan biaya. Jika cara ini tetap
buntu, sebaiknya meneruskan pada jalur pidana maupun perdata untuk memberi efek
jera bagi pelanggar merek dan mengembalikan kerugian pemilik merek yang sah.
B. Aturan yang sah untuk jangka waktu perlindungan merek bagi pemilik merek yaitu Pasal 28
UU No. 15 Tahun 2001 menyatakan perlindungan merek berakhir dalam jangka waktu 10
tahun. Jangka Waktu Hak Merek

Dalam perkembangannya, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (“UU


Merek”) telah dicabut keberlakuannya oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016
tentang Merek dan Indikasi Geografis (“UU MIG”)

Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu tersebut dapat diperpanjang untuk jangka
waktu yang sama. Permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud di atas diajukan
secara elektronik atau nonelektronik dalam bahasa Indonesia oleh pemilik Merek atau
Kuasanya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu
pelindungan bagi merek terdaftar tersebut dengan dikenai biaya. Permohonan
perpanjangan masih dapat diajukan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan setelah berakhirnya jangka waktu pelindungan Merek terdaftar tersebut dengan
dikenai biaya dan denda sebesar biaya perpanjangan. Ujuan pengaturan batas waktu
perlindungan merek terdaftar selama 10 tahun dan dapat diperpanjang adalah untuk
memastikan merek yang didaftarkan benar-benar digunakan pada barang/jasa dan
barang/jasa tersebut masih diproduksi dan/atau diperdagangkan. Sebaliknya, UU MIG
tidak akan memberikan perlindungan hukum terhadap merek-merek yang sifatnya
hanya untuk didaftar saja tanpa pernah dipergunakan dalam kegiatan produksi dan/atau
perdagangan. Karena itulah, UU MIG menetapkan sejumlah persyaratan agar
permohonan perpanjangan merek terdaftar dapat disetujui Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual Kementerian Hukum dan HAM (“Ditjen KI”). Menurut Pasal 36 UU MIG,
permohonan perpanjangan disetujui apabila Merek yang bersangkutan masih digunakan
pada barang atau jasa sebagaimana dicantumkan dalam sertifikat merek tersebut dan
barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a masih diproduksi dan/atau
diperdagangkan. Jika persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka Ditjen HKI akan
menolak permohonan perpanjangan merek terdaftar.

3. A) apa tujuan mereka menjadi investor yaitu:


Tujuan dari seseorang berinvestasi adalah untuk memperoleh manfaat finansial.
Manfaat tersebut bisa berupa imbal hasil ataupun dalam bentuk lainnya. Tujuan dari
investasi yang dilakukan juga dapat dipengaruhi oleh jangka waktu yang dipilihnya,
apakah jangka panjang atau jangka pendek, Ada 5 Tujuan dari Berinvestasi yaitu

1) Memperoleh Imbal Hasil


Dengan berinvestasi, seseorang bisa memperoleh penghasilan pasif bahkan rutin setiap
bulan layaknya gaji yang didapatkan dari kantor. Beberapa instrumen investasi memang
memberikan manfaat dan imbal hasil setiap bulan kepada para investornya. Sedangkan,
untuk besarannya tergantung dari seberapa besar dan jenis investasinya. Contohnya
adalah obligasi yang menawarkan imbal hasil dalam bentuk kupon yang diberikan
kepada investor secara rutin setiap bulan.
2) Pengembangan Usaha
Investasi juga bisa bertujuan untuk mengembangkan usaha yang telah dimiliki. Caranya
adalah dengan mempergunakan imbal hasil yang diperoleh dari investasi sebagai
tambahan modal untuk mengembangkan usaha dan bisnis yang telah dijalani.
3) Jaminan untuk Usaha
Selain bisa dipergunakan sebagai biaya pengembangan usaha, nyatanya investasi juga
berguna sebagai jaminan dalam bisnis. Misalnya dengan menanam modal lebih dulu
kepada supplier bahan baku, maka usaha yang dijalankan tidak akan kehabisan stok
akibat kenaikan harga atau hal lainnya. Produk yang dihasilkan juga bisa dijual dengan
harga lebih murah pada saat harga kompetitor sedang naik karena ketersediaan bahan
baku yang telah diamankan sebelumnya.
4) Melindungi Uang dari Inflasi
Sampai kapan pun inflasi tidak mungkin bisa dihindari. Hal yang dapat Anda lakukan
adalah melakukan antisipasi agar dampaknya tidak terlalu terasa. Melalui investasi,
dampak buruk dari inflasi bisa diminimalisir. Inflasi yang terjadi hampir setiap tahun
berakibat pada menurunnya nilai aset dan kekayaan termasuk uang. Kalau hanya
didiamkan saja, maka uang tersebut semakin lama semakin tidak ada harganya. Berbeda
kalau uang yang Anda miliki disimpan dalam bentuk investasi. Contohnya seperti
menyimpan uang dengan cara membeli emas atau properti.
5) Mempersiapkan Dana Tertentu
Bisa saja seseorang melakukan investasi untuk mempersiapkan dana tertentu di
kemudian hari. Semakin sulitnya mencari pekerjaan dengan gaji besar di masa resesi
seperti ini membuat orang harus pandai merencanakan keuangannya. Investasi menjadi
salah satu solusi untuk mengatur keuangan agar tidak habis begitu saja di masa
mendatang.

B) 4 kelompok pemodal/investor dipasar modal yaitu:

1) Investor Konservatif
Investor konservatif merupakan tipe investor yang memiliki profil risiko paling rendah.
Investor tipe ini memiliki ciri khas menginginkan investasi yang aman dan tingkat
pengembalian cenderung stabil serta sangat takut mengurangi pokok investasi. Umumnya,
mereka yang termasuk ke dalam kategori konservatif adalah investor pemula yang baru
tertarik untuk berinvestasi. Investor seperti ini biasanya menempatkan tingkat keamanan di
atas keuntungan yang dihasilkan.
2) Investor Moderat
Investor moderat adalah tipe investor yang memilih profil risiko sedang. Investor tipe ini
pada umumnya merupakan investor yang menargetkan finansial jangka menengah dan siap
terhadap tingkat pengembalian yang fluktuasinya tidak terlalu begitu signifikan. Tipe
investor ini masih belum terlalu berani untuk mengambil risiko tinggi. Untuk investor
bertipe moderat, mereka masih memberikan toleransi terhadap risiko dalam berinvestasi.
Tetapi, hal ini tidak berlaku untuk risiko yang tergolong besar. Kehadiran fluktuasi yang
terjadi pada pasar aset pun sudah mulai dipahami investor tipe ini. Umumnya, investor
moderat selalu mencari proporsi yang seimbang antara pendapatan yang diterima dengan
risiko yang mungkin terjadi. Investor dengan tipe ini juga selalu waspada dalam memilih
jenis investasinya.
3) Investor Agresif
Investor agresif adalah tipe investor yang memiliki prinsip high risk-high gain. Tipe ini
cenderung mencari imbal hasil yang tinggi atau dengan kata lain tipe ini berani untuk
mengambil risiko investasi yang tinggi. Investor tipe ini selalu siap jika investasinya
berkurang bahkan hilang untuk mendapatkan imbal hasil yang tinggi. Umumnya, tipe
investor seperti ini merupakan investor yang sudah memiliki banyak pengalaman. Tipe
investor agresif ini adalah mereka yang sudah biasa berhadapan dengan fluktuasi harga
pasar aset, bahkan terhadap fluktuasi yang ekstrim. Tipe investor agresif ini juga tidak
pernah takut untuk menyimpan modal miliknya di instrumen investasi yang memiliki profil
risiko tinggi.
4) Sleeping Investor
Sleeping investor artinya investor yang memperoleh keuntungan besar tanpa harus
melakukan banyak hal. Istilah ini mulai terkenal belakangan di dunia investasi, terutama
aset saham. Tipe investor ini biasanya menjadi investor jangka panjang. Tidak hanya
sebagai bentuk investasi, tetapi investor tipe ini juga mempunyai kondisi kesehatan
psikologis yang stabil dikarenakan tidak terlalu berpikir berat untuk memantau pergerakan
aset secara berlebihan. Menjadi sleeping investor dapat diawali dengan modal yang kecil
sesuai dengan kemampuan finansial. Untuk menjadi sleeping investor harus memahami
fundamental keuangan dan model investasi yang ingin dibeli.
Dalam kasus contoh soal no 3 yaitu Investor agresif adalah tipe investor yang memiliki
prinsip high risk-high gain. Tipe ini cenderung mencari imbal hasil yang tinggi atau dengan
kata lain tipe ini berani untuk mengambil risiko investasi yang tinggi. Investor tipe ini
selalu siap jika investasinya berkurang bahkan hilang untuk mendapatkan imbal hasil yang
tinggi Umumnya, investor moderat selalu mencari proporsi yang seimbang antara
pendapatan yang diterima dengan risiko yang mungkin terjadi. Investor dengan tipe ini juga
selalu waspada dalam memilih jenis investasinya.

4. A) apakah terjadi persainagan usaha diantara toko sriwidodo dan toko abadi menurut saya
contoh kasus seperti ini merupakan Pasar monopolistik adalah pasar dengan banyak produsen
yang menghasilkan komoditas yang sama namun berbeda karakteristiknya. Pada jenis pasar ini,
produsen menawarkan satu jenis barang dengan berbagai ciri produk yang berbeda-beda dari
segi kualitas, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan, servis, dan sisi keunikan lainnya. Dari
kesimpulan yang ada dari dua toko ini memiliki daya Tarik dari pihak konsumen masing
masing toko.

B) manfaat dari persaingan usaha yang sehat yaitu ‘Konsumen memperoleh manfaat dari
persaingan usaha yang sehat itu. Menurutnya, persaingan yang sehat penekanannya ialah
terjadi penurunan harga, banyak pilihan dan peningkatan kualitas produksi masing-masing.
persaingan usaha yang sehat akan memberikan akibat positif bagi pelaku usaha sebab akan
menimbulkan motivasi atau rangsangan untuk meningkatkan efisiensi produktivitas inovasi dan
kualitas produk yang dihasilkannya. persaingan yang sehat penekanannya ialah terjadi
penurunan harga, banyak pilihan dan peningkatan kualitas produksi masing-masing. Prinsip
dasar kebijakan pemerintah dalam literatur fiqih bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan
rakyat

Anda mungkin juga menyukai