Anda di halaman 1dari 6

1.

Pertanyaan :

a. Setelah Anda membaca kasus diatas, coba Anda simpulkan tindakan yang dilakukan oleh
masing-masing pihak dan berikan alasan Anda dikaitkan dengan hukum perjanjian!

Jawab :

Kesimpulan tindakan yang dilakukan oleh masing-masing pihak adalah pihak penjual dan pembeli
hanya perjanjian jual beli yang dibuat secara lisan oleh kedua belah pihak meskipun hanya sebatas
lisan, akan tetapi kekuatan hukumnya mengikat kedua belah pihak serta sah dan berlaku sebagai
undang-undang bagi kedua belah pihak. Namun pada akhirnya pembeli tidak memenuhi
kewajibannya dan terlambat dalam melunasi sisa harga sapi yang telah disepakati dalam perjanjian
jual beli antara kedua belah pihak. Karena Jika seorang pengusaha membuat perjanjian kerja dalam
bentuk lisan sebenarnya tidak dilarang, namun memiliki kekurangan yang dapat merugikan pekerja
karena terdapat kemungkinan pemberi kerja atau pengusaha tidak menjalankan kewajiban karena
tidak pernah dituangkan secara tertulis. Untuk itu, jika Penggugat ingin mendalilkan mengenai
adanya suatu perjanjian secara lisan ke Pengadilan, maka Penggugat tersebut dapat mengajukan alat
bukti saksi yang dapat menerangkan adanya perjanjian secara lisan tersebut.

Kontrak Lisan Menurut KUHPerdata

Pada umumnya kontrak lisan dianggap sah selayaknya kontrak tertulis. Pasal 1320 KUHPerdata sama
sekali tidak mengatur dan mewajibkan suatu kontrak atau perjanjian dibuat secara tertulis, sehingga
perjanjian lisan juga mengikat secara hukum.

b. Jelaskan unsur-unsur perjanjian apa saja yang muncul pada kasus tersebut!

Jawab :

Membuat per- janjian dalam bentuk lisan tetaplah sah, selama telah memenuhi syarat sahnya
perjanjian yang tercantum dalam Pasal 1320. Perjanjian lisan juga sah selama tidak ada undang-
undang yang menentukan bahwa perjanjian yang akan dibuat harus berbentuk tertulis.

Unsur-unsur perjanjian apa saja yang muncul pada kasus tersebut, yaitu :

 Unsur essensialia

Unsur essensialia dalam perjanjian mewakili ketentuan-ketentuan berupa prestasi-prestasi yang


wajib dilakukan oleh salah satu atau lebih pihak yang mencerminkan sifat dari perjanjian tersebut
yang membedakannya secara prinsip dari jenis perjanjian lainnya. Unsur essensialia ini pada
umumnya dipergunakan dalam memberikan rumusan, definisi, atau pengertian dari sebuah
perjanjian.4 Unsur essensialia adalah unsur yang harus ada dalam suatu perjanjian, dan tanpa
keberadaan unsur tersebut maka perjanjian yang dimaksudkan untuk dibuat dan diselenggarakan
oleh para pihak dapat menjadi beda dan karenanya menjadi tidak sejalan dan sesuai dengan
kehendak para pihak. Oleh karena itu, unsur essensialia ini pula yang seharusnya menjadi pembeda
antara suatu perjanjian dengan perjanjian lainnya, dan karenanya memiliki karakteristik tersendiri
yang berbeda pula antara satu dengan yang lain.

 Unsur naturalia

Unsur naturalia adalah unsur yang pasti ada dalam suatu perjanjian tertentu, setelah unsur
essensialianya diketahui secara pasti. Misalnya dalam perjanjian yang mengandung unsur essensialia
jual-beli, pasti akan terdapat unsur naturalia berupa kewajiban dari penjual untuk menanggung
kebendaan yang dijual dari cacat-cacat tersembunyi. Ketentuan ini tidak dapat disimpangi oleh para
pihak, karena sifat dari jual beli mengkhendaki hal yang demikian. Masyarakat tidak akan mentolerir
suatu bentuk jualbeli, di mana penjual tidak mau menanggung cacat-cacat tersembunyi dari
kebendaan yang dijual olehnya. Dalam hal ini maka berlakulah ketentuan Pasal 1339 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.

 Unsur Aksidentalia

Unsur aksidentalia adalah unsur pelengkap dalam suatu perjanjian, yang merupakan ketentuan-
ketentuan yang dapat diatur secara menyimpang oleh para pihak sesuai dengan kehendak para
pihak yang merupakan persyaratan khusus yang ditentukan secara bersama-sama oleh para pihak.
Dengan demikian pula unsur ini pada hakekatnya bukan merupakan suatu bentuk prestasi yang
harus dilaksanakan atau dipenuhi oleh para pihak. Misalnya, dalam jual-beli yaitu ketentuan
mengenai tempat dan saat penyerahan kebendaan yang dijual atau dibeli. Sebagai contoh, dalam
jual beli dengan angsuran diperjanjikan bahwa apabila pihak debitur lalai membayar hutangnya,
dikenakan denda dua persen perbulan keterlambatan, dan apabila debitur lalai membayar selama
tiga bulan berturut-turut, barang yang sudah dibeli dapat ditarik Kembali kreditur tanpa melalui
pengadilan. Demikian pula klausul-klausul lainnya yang sering ditentukan dalam suatu kontrak, yang
bukan merupakan unsur yang essensialia dalam kontrak tersebut.

Unsur-unsur perjanjian diperlukan untuk mengetahui apakah yang dihadapi adalah suatu perjanjian
atau bukan, memiliki akibat hukum atau tidak. Unsur-unsur yang terdapat dalam suatu perjanjian
diuraikan oleh Abdulkadir Muhammad sebagai berikut;

1. Ada pihak-pihak.

Pihak yang dimaksud adalah subyek perjanjian yang paling sedikit terdiri dari dua orang atau badan
hukum dan mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan hukum berdasarkan undang-
undang.

2. Ada persetujuan.

Persetujuan dilakukan antara pihak-pihak yang bersifat tetap dan bukan suatu perundingan.

3. Ada tujuan yang hendak dicapai.

Hal ini dimaksudkan bahwa tujuan dari pihak kehendaknya tidak bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan dan undangundang.

4. Ada prestasi yang akan dilaksanakan.

Hal itu dimaksudkan bahwa prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak
sesuai dengan syarat-syarat perjanjian.

5. Ada bentuk tertentu, lisan atau tulisan.

Hal ini berarti bahwa perjanjian bisa dituangkan secara lisan atau tertulis.Hal ini sesuai ketentuan
undang-undang yang menyebutkan bahwa hanya dengan bentuk tertentu suatu perjanjian
mempunyai kekuatan mengikat dan bukti yang kuat.

6. Ada syarat-syarat tertentu

Syarat menurut undang-undang, agar suatu perjanjian atau kontrak menjadi sah.
2. Pertanyaan :

a. Selain upaya hukum melalui gugatan peradilan, apakah penyelesaian sengketa merek MY BABY
dengan FURE BABY dapat diselesaikan dengan cara lainnya? Jelaskan pendapat Anda

Jawab :

Pendapat saya Selain upaya hukum melalui gugatan peradilan, penyelesaian sengketa merek MY
BABY dengan FURE BABY dapat diselesaikan dengan cara lainnya yaitu Arbitrase merupakan cara
penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian
arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.

 Para pihak adalah subyek hukum, baik menurut hukum perdata maupun hukum publik.
 Perjanjian arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa klausula arbitrase yang tercantum
dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa, atau suatu
perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul sengketa.
 Pengadilan Negeri adalah Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat tinggal
termohon.
 Pemohon adalah pihak yang mengajukan permohonan penyelesaian sengketa melalui
arbitrase.
 Termohon adalah pihak lawan dari Pemohon dalam penyelesaian sengketa melalui arbitrase.
 Arbiter adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa atau yang
ditunjuk oleh Pengadilan Negeri atau oleh lembaga arbitrase, untuk memberikan putusan
mengenai sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase.
 Lembaga Arbitrase adalah badan yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa untuk
memberikan putusan mengenai sengketa tertentu; lembaga tersebut juga dapat
memberikan pendapat yang mengikat mengenai suatu hubungan hukum tertentu dalam hal
belum timbul sengketa.
 Putusan Arbitrase Internasional adalah putusan yang dijatuhkan oleh suatu Lembaga
arbitrase atau arbiter perorangan di luar wilayah hukum Republik Indonesia, atau putusan
suatu lembaga arbitrase atau arbiter perorangan yang menurut ketentuan hukum Republik
Indonesia dianggap sebagai suatu putusan arbitrase internasional.
 Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan
dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.

Undang-undang ini mengatur penyelesaian sengketa atau beda pendapat antar para pihak dalam
suatu hubungan hukum tertentu yang telah mengadakan perjanjian arbitrase yang secara tegas
menyatakan bahwa semua sengketa atau beda pendapat yang timbul atau yang mungkin timbul dari
hubungan hukum tersebut akan diselesaikan dengan cara arbitrase atau melalui alternatif
penyelesaian sengketa.

b. Jelaskan pendapat Anda, sengketa merek tersebut diajukan kemana dan sangsi hukum apa yang
diberikan kepada pihak yang melakukan peniruan produk tersebut?

Jawab :
Pendapat saya sengketa merek tersebut diajukan dan dapat diselesaikan melalui gugatan di
pengadilan atau penyelesaian sengketa alternatif seperti arbitrase. Dengan berlakunya Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, maka penyelesaian sengketa
Merek dilaksanakan oleh dua lembaga peradilan, yaitu Pengadilan Tata Usaha Negara dan
Pengadilan Niaga.

Sangsi hukum apa yang diberikan kepada pihak yang melakukan peniruan produk tersebut adalah
Sanksi Pidana.

Tak hanya itu, atas penggunaan tanpa hak atas merek yang sama dengan merek terdaftar, dapat
dikenakan pidana berdasarkan Pasal 100 ayat (1) dan (2) UU MIG yang berbunyi:

 Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada keseluruhannya
dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi
dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp2 miliar.
 Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan
pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis
yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
tahun dan/atau denda paling banyak Rp2 miliar.

Berdasarkan kronologi yang diterangkan, Anda memiliki usaha, sehingga patut diperhatikan pula
bunyi Pasal 102 UU MIG, yaitu:

Setiap Orang yang memperdagangkan barang dan/atau jasa dan/atau produk yang diketahui atau
patut diduga mengetahui bahwa barang dan/atau jasa dan/atau produk tersebut merupakan hasil
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 dan Pasal 101 dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp200 juta.

3. Pertanyaan :

a. Setelah membaca kasus diatas, coba Anda analisa jenis kejahatan pasar modal apa yang terjadi?
Dan kaitkan dengan bukti yang ada dalam kasus ini!

Jawab :

Menurut Analisa saya jenis kejahatan pasar modal yang terjadi adalah Penipuan yang dimana
hanyalah salah satu bentuk kejahatan utama karena dua kejahatan lain yang umum adalah
manipulasi pasar dan perdagangan orang dalam. Siapapun yang berinvestasi di pasar modal harus
memahami dan benar-benar menyadari tiga jenis kejahatan yang dilakukan oleh para pelaku
investasi yang menginginkan hasil yang maksimal dalam waktu singkat dengan berbagai cara dan
gaya yang melanggar hukum. Dari segi dampak negatif kejahatan ini bahkan secara khusus diatur
dalam undang-undang pasar modal Indonesia dan diajarkan kepada seluruh profesional di bidang
pasar modal. Baik di bidang pemasaran (WPPE), analis keuangan (WMI), bahkan emiten (WPEE) tidak
terjebak dalam bidang kriminal yang sangat merusak ini.
Pasal 90 Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) secara implisit mengatur tindak pidana di pasar
modal berupa penipuan atau fraud. Penipuan terjadi ketika ada informasi yang salah dan dipasarkan
yang dengan cepat mengubah harga sekuritas atau, dengan kata lain, informasi itu sebenarnya
palsu. Padahal, penipuan pasar modal setidaknya memiliki elemen utama, yaitu:
Masing-masing pihak dapat berupa perorangan, korporasi, joint venture, asosiasi, atau bahkan
kelompok yang terorganisasi dengan baik. Menipu atau menipu pihak lain atau melakukan penipuan
atau melakukan penipuan kepada pihak lain. Dengan demikian, penipuan dipahami sebagai tindakan
untuk keuntungan diri sendiri atau orang lain dengan cara: melawan hukum, menggunakan nama
palsu atau martabat palsu, menipu, menipu, membujuk orang lain.

Penipuan dilakukan dengan menggunakan cara atau cara apa pun.

Membuat pernyataan palsu tentang fakta material atau gagal mengungkapkan fakta material. Bagian
ini harus dipahami bahwa informasi atau fakta tersebut material dan relevan dengan fakta, peristiwa
atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek di bursa efek dan/atau keputusan investor,
investor, calon investor, atau pihak lain yang memiliki informasi atau faktual minat.

Bukti yang ada dalam kasus ini adalah Semasa menjabat sebagai CEO, Dennis Kozlowski yang
termasuk salah satu dari 25 manajer korporat teratas oleh BusinessWeek itu menyedot sejumlah
besar uang dari Tyco, dalam bentuk pinjaman tak disetujui dan penjualan saham palsu. Bersama CFO
Mark Swartz dan CLO Mark Belnick, Kozlowski menerima US$ 170 juta dalam bentuk pinjaman
rendah-hingga-tanpa bunga, tanpa persetujuan pemegang saham. Kozlowski dan Belnick mengatur
penjualan 7,5 juta saham Tyco tanpa izin yang dilaporkan bernilai US$ 450 juta. Uang ini digelapkan
dari perusahaan dengan kedok sebagai bonus eksekutif atau manfaat.

fraud adalah suatu kecurangan atau tindakan penipuan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih
untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

b. Kasus tersebut diatas mengakibatkan hilangnya kepercayaan investor terhadap likuiditas saham
Tyco, jelaskan menurut pendapat anda, upaya apa yang sebaiknya dilakukan Tyco untuk
mengembalikan kepercayaan investor kembali?

Jawab :

Menurut pendapat saya, upaya yang sebaiknya dilakukan Tyco untuk mengembalikan kepercayaan
investor Kembali adalah

4. Pertanyaan :

a. Setelah membaca kasus diatas coba Anda analisis sanksi hukum terhadap pelaku persaingan
usaha yang melakukan tindakan penimbunan masker N95 sebagai bentuk persaingan usaha tidak
sehat?

Jawab :

Menurut Analisa saya sanksi hukum terhadap pelaku persaingan usaha yang melakukan tindakan
penimbunan masker N95 sebagai bentuk persaingan usaha tidak sehat adalah Dalam hal pemberian
sanksi untuk para pelaku penimbun masker di masa pandemi covid-19, perbuatan tersebut
melanggar atau menyalahi ketentuan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan.

Larangan ini dimaksudkan untuk menghindari adanya penimbunan barang yang akan menyulitkan
masyarakat dalam memperoleh ba-rang berkebutuhan pokok. Para pihak yang melanggar ketentuan
Pasal 29 ayat (1) Un-dangUndang Nomor 7 Tahun 2014 dapat dijerat dengan Pasal 107 Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2014 yang frasenya berbunyi:“Pelaku Usaha yang menyimpan Barang
kebutuhan pokok dan/atau barang penting dalam jumlah dan waktu tertentu pada saat terjadi
kelangkaan barang, gejolak harga, dan/atau hambatan lalu lintas Perdagangan Barang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara pa ling lama 5 (lima) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah).

Penerapan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan,Pasal 107 Pelaku Usaha
yang menyimpan Barang kebutuhan pokok dan/atau Barang penting dalam jumlah dan waktu
tertentu pada saat terjadi kelangkaan Barang, gejolak harga, dan/atau hambatan lalu lintas
Perdagangan Barang

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).Pasal 29
ayat (1) Pelaku Usaha dilarang menyimpan Barang kebutuhan pokok dan/atau Barang penting dalam
jumlah dan waktu tertentu pada saat terjadi kelangkaan Barang, gejolak harga, dan/atau hambatan
lalu lintas Perdagangan Barang. Penjelasan Pasal 29 ayat (1) Larangan ini dimaksudkan untuk
menghindari adanya penimbunan Barang yang akan menyulitkan konsumen dalam memperoleh
Barang kebutuhan pokok dan/atau Barang penting.

b. Usaha preventif apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi tindakan penimbunan
masker N95 yang dilakukan oleh pelaku usaha selama wabah?

Jawab :

Usaha preventif yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi tindakan penimbunan masker N95
yang dilakukan oleh pelaku usaha selama wabah adalah Tindakan aparat penegak hukum dalam
menyisir praktik monopoli masker tersebut harus berkelindan dengan upaya non-penal, seperti
sosialisasi penanganan virus dan penggunaan masker yang tidak berlebihan. Tentu hal tersebut
membutuhkan dukungan dari semua pihak, khususnya edukasi dari media dan pers guna
meminimalisasi informasi hoaks yang juga dengan mudah menyebar, melebihi penyebaran virus
corona itu sendiri. Keterlibatan semua elemen masyarakat menjadi kunci penting dalam kondisi dan
situasi seperti sekarang. Semua pihak diharapkan ikut andil dan 6 berpartisipasi aktif dalam melawan
wabah virus corona, sebab hal tersebut bukan hanya tugas pemerintah, dokter, maupun aparat
penegak hukum, tapi tugas kita semua untuk kepentingan kita bersama. Harapannya, masyarakat
lebih sensitif untuk tidak memanfaatkan peluang untuk kepentingan pribadi dan golongannya sesuai
dengan etika kemasyarakatan, etika berbisnis, dan etika berhukum, yang peduli akan nilai-nilai
kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai