Anda di halaman 1dari 21

HAL POKOK DALAM

PEMBUATAN
SUATU KONTRAK DAN
PENYELESAIAN SENGKETA
WANPRESTASI
Nazareth Lusia W. (NPM 201910115151) Fika Yurika
D.(NPM 201910115173) Benjamin Tua (NPM
201910115196) Muhammad Ridho (NPM
201910115287) Osama Wildan H. (NPM
201910115274) Yanuar Rifqy (NPM 201910115311)

Mata Kuliah :
PENYELESAIAN
SENGKETA
BIDANG NON
LITIGASI
LATAR BELAKANG
Secara umum kontrak atau perjanjian adalah: “Merupakan peristiwa
dimana seorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu
saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal, dari peristiwa ini
timbullah suatu hubungan hukum antara pihak-pihak tersebut yang
disebut perikatan.

Tujuan pembuatan kontrak sama dengan tujuan hukum pada umunya


yaitu terciptanya keadilan, ketertiban, dan kepastian hukum. Kontrak atau
perjanjian melahirkan perikatan, perikatan menimbulkan adanya
hubungan hukum yang melahirkan hak dan kewajiban bagi masing-
masing pihak.
RUMUSAN MASALAH
1. Hal dan Faktor-Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam
pembuatan suatu kontrak?
2. Apa saja bentuk dan jenis kontrak?
3. Bagaimana penyelesaian kasus wanprestasi pada jasa konstruksi di
pemerintahan daerah kota Bukit Tinggi?
Hal dan Faktor-Faktor apa saja yang harus
diperhatikan dalam pembuatan suatu
kontrak
Pada dasarnya kontrak yang dibuat oleh para pihak berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dengan demikian,
kontrak yang dibuat oleh para pihak disamakan dengan undang-undang.
Oleh karena itu, untuk membuat kontrak diperlukan ketelitian dan
kecermatan dari para pihak, baim dari pihak kreditur maupun debitur,
pihak investor maupun dari pihak negara yang bersangkutan.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1) Kewenangan hukum para pihak.
2) Perpajakan.
3) Alas hak yang sah.
4) Masalah keagrariaan.
5) Pilihan hukum.
6) Penyelesaian sengketa.
7) Pengakhiran kontrak, dan
8) Bentuk perjanjian standar.
1.) Kewenangan hukum para pihak :
Kemampuan para pihak yaitu kecakapan dan kemampuan para pihak
untuk mengadakan dan membuat kontrak. Di dalam KUH Perdata
ditentukan bahwa orang yang cakap dan wenang untuk melakukan
perbuatan hukum adalah orang yang telah dewasa dan/atau sudah kawin.
2.) Perpajakan :
Pada dasarnya, setiap kontrak yang dibuat oleh para pihak mengandung
kewajiban para pihak untuk membayar pajak kepada negara, apakah itu
pajak penghasilan (PPH), bea perolehan hak atas tanah dan bagunan
3.) Alas Hak yang Sah :
Sebelum kontrak disetujui oleh para pihak, maka yang harus diperhatikan
para pihak adanya mengenal obyek kontrak yang sah dari para pihak.
Yang diartikan dengan alas hak adalah peristiwa hukum yang merupakan
dasar penyerahan suatu barang, seperti misalnya tukar-menukar, jual beli,
dan sebagainya.
4.) Masalah Keagrariaan
Perancang kontrak juga harus memperhatikan masalah-masalah yang
berkaitan dengan hukum agraria. Perlunya pemanaman tentans nukum
asrara Ini berkaitan dengan transaksi yang objeknya tanah. Pada dasarnya
semua orang dapat memiliki hak atas Tanah Yang membedakannya
adalah jenis hak atas tanah yang boleh dimilikinya.
5.) Pilihan Hukum :
Di dalam kontrak yang berlaku secara internasional, maka pilihan hukum
jadi sangat penting dalam pembuatan dan perancangan kontrak. Pilihan
hukum, yaitu berkaitan dengan hukum apakah yang akan digunakan jika
terjadi sengketa antara para pihak, Di dalam kontrak yang telah dibuat
olen para pihak telah ditentukan hukum yang digunakan jika terjadi
sengketa antara para pihak.
6.) Penyelesaian Sengketa
Perjanjian tidak Selalu dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Oleh
karena itulah dalam setiap perjanjian perlu dimasukkan klausul mengenai
penyelesaian sengketa apabila salah satu pihak tidak memenuhi
perjanjian atau wanprestasi .
7.) Pengakhiran Kontrak :
Di dalam Pasal 1266 KUHPerdata ditentukan bahwa: "Tiap-tiap pihak
yang akan dengan putusan mengakhiri kontrak harus pengadilan yang
mempunyai yurisdiksi atas kontrak tersebut." Maksud ketentuan ini
adalah melindungi pihak yang lemah. Kontrak berakhir apabila secara
tegas ditentukan di dalam kontrak itu sendiri, dilaksanakannya obyek
dalam perjanjian atau karena kesepakatan kedua belah pihak kontrak it
diakhiri sebelum berakhirnya sesuai dengan tanggal yang tercantum di
dalam kontrak itu.
8.) Bentuk Perjanjian Standar :
Menurut Munir Fuady kontrak baku adalah suatu kontrak tertulis yang
dibuat hanya oleh salah satu pihak dalam kontrak tersebut, bahkan sering
Kali kontrak tersebut sudah tercetak (boilerplate) dalam bentuk formulir-
formulir tertentu oleh salah satu pihak, yang dalam hal ini ketika kontrak
tersebut ditandatangani.
Bentuk Kontrak
Bentuk kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tertulis dan
lisan. Perjanjian tertulis adalah perjanjian yang dibuat oleh para pihak
dalam bentuk tulisan. Sedangkan perjanjian lisan suatu perjanjian yang
dibuat oleh para pihak dalam wujud lisan (cukup kesepakatan para
pihak). Ada tiga bentuk perjanjian tertulis, sebagaimana dikemukakan
berikut ini :
● Perjanjian dibawah tangan yang ditandatangani oleh para pihak yang
bersangkutan saja.
● Perjanjian dengan saksi notaris untuk melegalisir tanda tangan para
pihak.
● Perjanjian yang dibuat di hadapan dan oleh notaris dalam bentuk
akta notaris
Jenis-Jenis Kontrak
Kontrak berdasarkan sumber hukumnya merupakan penggolongan
kontrak yang didasarkan pada tempat kontrak itu ditemukan. Sudikno
Mertokusumo menggolongkan perjanjian (kontrak) dari sumber
hukumnya. Ia membagi jenis perjanjian (kontrak) menjadi lima macam,
yaitu :
● perjanjian yang bersumber dari hukum keluarga, seperti halnya perkawinan;
● perjanjian yang bersumber dari kebendaan, yaitu yang berhubungan dengan
peralihan hukum benda, misalnya peralihan hak milik;
● perjanjian obligatoir, yaitu perjanjian yang menimbulkan kewajiban;

● perjanjian yang bersumber dari hukum acara

● perjanjian yang bersumber dari hukum publik


Penyelesaian Sengketa Wanprestasi pada Kontrak Jasa Konstruksi

Penyelesaian sengketa Konstruksi menurut Pasal 88 Ayat (1) Undang-UndangNomor 2 Tahun

2017, diselesaikan dengan prinsip dasar musyawarah untuk mencapai kemufakatan. Apabila tidak

tercapai suatu kemufakatan, para pihak yang bersengketa menempuh tahapan upaya penyelesaian

sengketa yang tercantum dalam Kontrak Kerja Konstruksi. Apabila ternyata didalam kontrak jasa

konstruksi tidak tercantum upaya Penyelesaian sengketa, maka para pihak yang bersengketa dapat

membuat suatu Persetujuan tertulis mengenai tata cara sengketa yang akan dipilih.
Berdasarkan Kontrak yang disepakati kedua belah pihak, bilamana dalam Pelaksanaan kontrak ini
terjadi perselisihan/perbedaan paham, penyelesaian akan diatur sebagai berikut:

1. Musyawarah tingkat pertama antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua


2. Melalui mediasi oleh pihak yang independen atau melalui perwasitan (arbitrase), atau melalui saluran
hukum yang berlaku (pengadilan) apabila cara pertama, kedua dan ketiga tidak dapat menyelesaikan
Perselisihan
4. Selama proses perselisihan dengan cara musyawarah, mediasi, arbitrase atau Pengadilan, tidak dapat
dijadikan menunda pekerjaan sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan.
Pada sengketa ini, metode penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh Pihak Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kota Bukit Tinggi, yaitu Negosiasi. Berdasarkan hasil penelitian, metode negosiasi ini dipilih

sebagai win to win solution karena hal ini dapat melindungi kepentingan para pihak. Disisi lain, penyelesaian

Sengketa mengutamakan upaya perdamaian yang timbul dari kontrak atau Interpretasinya selama atau setelah

pelaksanaan kontrak.
Alternatif penyelesaian sengketa yang terbaik menurut yaitu Penyelesaian sengketa melalui mediasi lewat

jalur litigasi. Sebelumnya penyedia Melakukan gugatan wanprestasi terhadap tidak dibayarkannya prestasi

dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia. Dalam rangkaian proses litigasi untuk hukum Privat,

maka akan ada proses mediasi. Pada proses mediasi ini dipertemukan para Pihak yang bersengketa. Para

pihak bersengketa memilih win to win solution dengan Kesepakatan yang diajukan kepada hakim. Hasil

mediasi tersebut menjadi putusan Yang mengikat kedua belah pihak, sehingga prestasi penyedia dapat

dibayarkan atas Dasar putusan hakim. Maka para pihak tidak akan dirugikan hak nya dalam Pemenuhan

prestasi.
Mekanisme penyelesaian sengketa secara negosiasi oleh para pihak kurang memberikan win to win solution

terhadap sengketa ini. Karena penyelesaian sengketa hanya melibatkan para pihak dan tidak memberikan

kepastian hukum kepada penyedia yang kontraknya gagal dibayarkan. Mengenai error server pajak yang

menjadi penyebab tidak dapat dicairkannya Pembayaran prestasi penyedia seharusnya bukan menjadi

penyebab tidak dapat dicairkannya pembayaran prestasi penyedia. Karena pembayaran pajak merupakan

Mekanisme yang dapat dibayarkan setelah tanggal dan waktu yang ditentukan. Hal ini Bukanlah

penghambat dibayarkannya prestasi penyedia.


Simpulan
1.) Pada dasarnya ada beberapa faktor yang harus di perhatikan oleh
beberapa pihak dalam pembuatan suatu kontrak yaitu mengenai
Kewenangan hukum para pihak, Perpajakan, Alas hak yang sah, Masalah
keagrariaan, Pilihan hukum, Penyelesaian sengketa, Pengakhiran kontrak,
dan Bentuk perjanjian standar.
2.) Terdapat beberapa bentuk kontrak yaitu 1. Kontrak perjanjian
dibawah tangan yang ditandatangani oleh para pihak yang bersangkutan
saja. 2. Perjanjian dengan saksi notaris untuk melegalisir tanda tangan
para pihak. Fungsi kesaksian notaris atas suatu dokumen semata-mata
hanya untuk melegalisir kebenaran tanda tangan para pihak. 3. Perjanjian
yang dibuat di hadapan dan oleh notaris dalam bentuk akta notaris
3.) Pada sengketa ini, metode penyelesaian sengketa yang dilakukan
oleh Pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Bukittinggi yaitu Negosiasi. Berdasarkan hasil penelitian, metode
negosiasi ini dipilih sebagai win to win solution. Karena hal ini dapat
melindungi kepentingan para pihak. Disisi lain, penyelesaian Sengketa
mengutamakan upaya perdamaian yang timbul dari kontrak atau
Interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan kontrak.
Saran

1. Dari beberapa faktor yang yang sudah disimpulkan, dirasa masih


banyak pihak yang belum benar-benar memperhatikan faktor
tersebut. Sebaiknya para pihak harus lebih memperhatikan lagi
beberapa faktor guna menghindari adanya wanprestasi dikemudian
hari.
2. Terkait dengan bentuk dan jenis kontrak sebaiknya apabila para pihak
akan membuat suatu kontrak tetap dilakukan dihadapan notaris yang
berguna untuk melegalisir kebenaran tanda tangan para pihak.
3.) Alternatif penyelesaian sengketa yang terbaik terhadap kasus ini yaitu
Penyelesaian sengketa melalui mediasi lewat jalur litigasi. Sebelumnya
penyedia Melakukan gugatan wanprestasi terhadap tidak dibayarkannya
prestasi dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia. Dalam
rangkaian proses litigasi untuk hukum Privat, maka akan ada proses
mediasi yang bertujuan untuk menemukan para pihak.

Anda mungkin juga menyukai