Anda di halaman 1dari 18

Hukum Perjanjian dan

Perikatan
Nama Kelompok:
1.Zulfikar Bakari
2.Brigita Rogi
Kelas: 3 AB 1
MK:Hukum Bisnis
Perjanjian

Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana


seorang berjanji kepada seorang lain
atau dimana dua orang itu saling
berjanji untuk melaksanakan suatu hal.
Perikatan

Perikatan adalah suatu perhubungan hukum


antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan
mana pihak yang berkewajiban untuk
memenuhi tuntutan itu.
Dasar Hukum Perjanjian

Perjanjian diatur dalam Pasal 1313 Kitab


Undang-Undang Hukum Perdata, yang
menyatakan bahwa: “Suatu perjanjian adalah
suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih
Mengapa harus ada hukum perjanjian?

Perjanjian dibuat untuk memberikan kepastian hukum kepada


para pihak karena terdapat kepastian mengenai hak dan
kewajiban yang timbul bagi kedua belah pihak. Pada umumnya
perjanjian antara kedua belah pihak tersebut dibuat secara
tertulis, di mana hak dan kewajiban antara para pihak jelas dan
pasti secara tertulis.
Sifat Hukum Perjanjian

Dengan sifat hukum perjanjian, yakni sifat


perorangan, maka para pihak dapat dengan bebas
menentukan isi dari perjanjian yang mereka buat,
asal saja tidak melanggar ketertiban umum dan
kesusilaan, yang artinya hukum perjanjian itu
menganut sistem terbuka.
Syarat Sahnya Perjanjian

Syarat sahnya perjanjian dapat dilihat dalam Hukum Eropa


Kontinental yang diatur di dalam Pasal 1320 KUH Perdata.
Pasal tersebut menentukan empat syarat sahnya perjanjian,
yaitu:
● Adanya kesepakatan dua belah pihak
● Kecakapan untuk melakukan perbuatan
hukum
● Suatu hal tertentu
● Adanya kuasa yang halal
Asas-asas Hukum Dalam Perjanjian
Secara luas terdapat banyak asas dalam hukum perjanjian.
Kebebasan berkontrak sendiri berasal dari freedom of
contract sehingga menurunkan beberapa asas-asas penting
yang terdapat dalam Buku III KUH perdata.
● Asas kebebasan berkontrak
● Asas Konsensualisme
● Asas Pacta Sunt Servanda
● Adanya kuasa yang halal
● Asas itikad baik
Macam-macam Perikatan

Perikatan bersyarat (voorwaardelijk)


Perikatan yang digantungkan pada suatu ketetapan waktu
(tijdsbepaling)
● Perikatan yang membolehkan memilih (alternatief)
● Perikatan tanggung menanggung (hoodelijk atau
solidair)
● Perikatan yang dapat dibagi dan yang tidak dapat
dibagi
● Perikatan dengan penetapan hukuman (strafbeding)
Perikatan lahir dari Undang-
undang

Sebuah perikatan dapat lahir dari Undang-undang atau dari


persetujuan. Perikatan –Perikatan yang lahir dari undang-
undang dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

• Yang lahir semata dari undang-undang (perikatan yang


timbul karena adanya hubungan keluarga)
• Yang lahir dari Undang-undang karena perbuatan seseorang,
sedangkan perbuatan orang lain yang diperbolehkan
(zaakwarneming) atau yang melanggar hukum
(onrechtmatigedaad).
Fungsi Hukum Perikatan

1. Menciptakan Keadilan dan Kepastian Hukum


2. Memfasilitasi Transaksi Ekonomi
3. Melindungi Para Pihak
4. Mendorong Perilaku yang Bertanggung Jawab
5. Mengatur Resolusi Sengketa
6. Mendorong Kebebasan Berkontrak
Dasar Hukum Perikatan

1 Hukum Kontrak 3 Common Law


Hukum kontrak yang mengatur Negara-negara yang mengikuti sistem
pembentukan, pelaksanaan, dan hukum coomon law, didasarkan pada
pemutusan kontrak antara pihak-pihak keputusan pengadilan sebelumnya dan
yang terlibat prinsip-prinsip hukum yang telah
berkembang dari kasus ke kasus

2 Kode Sipil 4 Hukum Adat


Mengatur perikatan dalam hal-hal Dasar hukum perikatan dalam hal
seperti perjanjian jual beli, sewa ini terletak pada adat istiadat.
menyewa, pinjaman, dan lainnya
Unsur-unsur Perikatan

1. Kesepakatn(Consensus)
2. Kebebasan Berkontrak(Freedom of Conract)
3. Kemampuan Hukum(Legal Capacity)
4. Objek yang jelas(Clear Object)
5. Pertimbangan(Consideration)
6. Kesahihan Hukum(Legal Validity)
Asas-asas Hukum Perikatan
Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of Contract)
Asas Kehendak Nyata (Principle of Genuine Intention)
Asas Kepastian Hukum (Principle of Legal Certainty)
Asas Keadilan (Principle of Equity)
Asas Perlindungan Terhadap Pihak yang Lebih Lemah
(Principle of Protection of the Weaker Party)
1. Asas Pemenuhan Kewajiban (Principle of Performance of
Obligations)
Dampak Hukum Perikatan

Pembentukan Kewajiban Hukum


Penegakan Hak dan Kewajiban
Perlindungan Terhadap Penipuan dan Kesalahan
Pembatasan dan Pembagian Risiko
Pengaturan Hak dan Kewajiban
1. Kebebasan Berkontrak dan Inovasi Bisnis
Wanaprestasi dan Akibat Hukum Perikatan

1. Gugatan Ganti Rugi


2. Pelaksanaan Paksa
3. Pembatalan Kontrak
4. Pemulihan Kerugian
5. Perubahan atau Renegosiasi Kontrak
Kesimpulan
bahwa keduanya merupakan bentuk komitmen hukum antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan syarat-syarat yang telah
disepakati. Perikatan adalah istilah yang lebih umum dan mencakup segala jenis
perjanjian, baik yang bersifat formal maupun informal. Sementara perjanjian lebih
spesifik dan merujuk pada kesepakatan tertulis atau lisan antara pihak-pihak yang
terlibat.
Kedua konsep ini memiliki prinsip-prinsip dasar yang harus dipatuhi, seperti kesepakatan
yang sah, adanya pertimbangan yang wajar, kapasitas hukum pihak-pihak yang terlibat,
serta tujuan yang sah dan legal. Pelanggaran perikatan atau perjanjian dapat
mengakibatkan sanksi hukum, termasuk gugatan perdata jika salah satu pihak tidak
memenuhi kewajibannya sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam perjanjian
tersebut.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai