Anda di halaman 1dari 35

Dasar Hukum Perjanjian

Prof. Dr. Rosa Agustina, SH., MH


Fakultas Hukum Universitas Indonesia
2022
Definisi dan Sumber Perikatan
Definisi Perjanjian
“Suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap suatu orang atau lebih lainnya”
Pasal 1313 KUHPerdata
Akibat Perjanjian
• Akibat Hubungan Kontraktual
• Dasar hukum Pasal 1338 (ayat 1) KUH Perdata: “Semua perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya”.
• Akibat dari kontrak yang sah adalah telah berlakunya sebuah kontrak
yang itu digunakan sebagai UU bagi mereka dengan pihak lainnya
(Pacta sunt servanda)
• Pengecualian (Pasal 1338 (ayat 2) KUH Perdata“ Suatu perjanjian tidak
dapat ditarik kembai selain dengan sepakat kedua belah pihak atau
karena alasan-alasan yang oleh undang-undang cukup untuk itu”
Asas-Asas
Hukum Perjanjian
Ps. 1338 KUHPerdata

Semua perjanjian yang dibuat secara


sah berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya

suatu perjanjian tidak dapat ditarik


kembali selain dengan sepakat kedua
belah pihak, atau karena alasan-alasan
yang oleh undang-undang cukup untuk
itu

suatu perjanjian harus dilaksanakan


dengan itikad baik
Asas Konsensualisme
(Pasal 1320 ayat (1), Pasal 1338 ayat (2) KUHPer)
Perikatan lahir pada saat dicapainya kata sepakat. Persesuaian paham dan kehendak antara
para pihak yg membuat kontrak

Pada prinsipnya perjanjian lahir pada saat para pihak sepakat mengenai hal-hal yang pokok dalam
perjanjian.
Pengecualian:
Perjanjian Formil yaitu perjanjian yang harus dibuat dalam bentuk tertentu menurut undang-
undang, Contoh Perjanjian Fidusia
Perjanjian Riel yaitu perjanjian yang disyaratkan adanya pelaksanaan prestasi, contoh
perjanjian penitipan barang.

Asas Kebebasan Berkontrak
(Pasal 1338 ayat (1) KUHPer)

Setiap Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-


undang bagi pihak yang membuatnya (Pasal 1338 ayat (1) KUH
Perdata). 

Asas kebebasan berkontrak meliputi:

Kebebesan untuk terikat atau tidak terikat dalam perjanjian;


Kebebasan untuk menentukan dengan siapa akan mengikatkan


diri;

Kebebasan untuk menentukan isi dan syarat-syarat perjanjian.

Asas Kekuatan Mengikat (Pacta sunt servanda)


Pasal. 1338 ayat (1) KUHPer

Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya (Ps. 1338 ayat (1) KUHPerdata)

Perjanjian merupakan undang-undang bagi Para Pihak yang


membuatnya.Dampaknya terhadap Perjanjian adalah asas ini
memberikan kepastian hukum di dalam Perjanjian, sehingga
hakim tidak dapat mencampuri isi / konten dari Perjanjian.

Asas Kepribadian
(Pasal 1315 jo. Pasal 1340 KUHPerdata)

Asas bahwa tiada seorangpun  dapat mengikatkan diri atas


nama sendiri atau minta ditetapkan suatu janji selain untuk
dirinya sendiri (Pasal 1315 KUH Perdata)
Perjanjian2 hanya berlaku bagi para pihak yang membuatnya
(Pasal 1340 KUH Perdata)
Asas Itikad Baik
(Pasal 1338 KUHPerdata)

5. Asas Itikad Baik / Good Faith (Pasal 1338 (3) KUHPer)


Perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik. Itikad baik wajib
diartikan secara objektif yaitu perjanjian didasarkan pada keadilan,
kepatutan, dan kesusilaan – Psl. 1339 KUHPer.
R. Wirjono Prodjodikoro:
a. Pada waktu dimulainya hubungan hukum – 1963 Jo. 1977 (1)
KUHper;
b. Pada pelaksanaan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dlm
hub.hkm.
KONTRAK
KONTRAK PERDATA KONTRAK BERDIMENSI PUBLIK

perjanjian adalah Hubungan Privat atau Perdata.


Perjanjian berdimensi Publik adalah  Perjanjian yang tidak hanya tunduk pada ketententuan privat atau perdata
tetapi tunduk pada ketentuan hukum Publik.
Perjanjian berdimensi publik merupakan perjanjian khusus. Hal ini didasarkan pada:
Pada umumnya terdapat hubungan yang tidak seimbang dimana salah satu pihak adalah pemerintah yang
memiliki kedudukan yang kuat berdasarkan ketentuan undang-undang.
Terdapat ketentuan hukum publik yang dapat mengenyampingkan berlakunya ketentuan perdata pada
umumnya,
Terdapat Prosedur Khusus yang harus dilakukan oleh pemerintah terkait dengan kontrak-kontrak atau
perjanjian yang dilakukan dengan pihak privat
Terdapat kewenangan pemerintah untuk menyimpang dari perjanjian dalam hal terdapat perubahan yang
terjadi dalam masyarakat yang tidak tergambarkan sebelumnya pada waktu perjanjian dibuat
Unsur-Unsur Dalam Perjanjian

Essensialia
unsur perjanjian yang wajib ada, tanpanya
perjanjian menjadi batal demi hukum

Naturalia
unsur yang diatur dalam undang-undang tetapi
dapat dikesampingkan oleh para pihak

Accidentalia
unsur yang disepakati oleh para pihak

14
Syarat Sahnya
Perjanjian
Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat:
KEABSAHAN 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
PERJANJIAN/KONTRAK 2.
3.
Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
Suatu hal tertentu;
MENURUT HUKUM INDONESIA 4. Suatu sebab yang halal.

01

02

03

04
Sepakat

Ad 1. Kekhilafan mengenai orang/pihak dalam perjanjian


dianggap tidak terjadi kecuali jika perjanjian tersebut
khusus diadakan mengingat keahlian atau
kemampuan orang tersebut.

Ad.2. Paksaan terjadi apabila sepatutnya menakutkan


orang atau pihak yang akan memberikan
persetujuannya, termasuk apabila ancaman ditujukan
kepada istri dan anak dalam garis lurus keatas dan
kebawah

Ad,3, Penipuan adalah rangkaian kebohongan yang


dilakukan oleh salah satu pihak guna meyakinkan
pihak lain dalam memberikan persetujuannya.
Kecakapan
Kecakapan adalah kemampuan atau kewenangan yang dimiliki
oleh para pihak dalam mengikatkan diri dalam suatu
perjanjian.

Para pihak memiliki kewenangan menurut hukum untuk


melakukan perjanjian.

Manusia selaku pribadi dikatakan tidak cakap jika belum


dewasa atau ditaruh dibawah pengampuan

Pada prinsipnya, dewasa menurut hukum adalah yang telah


berusia 21 tahun atau telah menikah (Pasal 330 KUH Perdata)

Kecakapan dalam kaitannya dengan Badan Hukum ditentukan


berdasarkan ketentuan peraturan perundang-unndangan yang
berlaku maupun AD/ART suatu badan hukum. Misalnya
Menurut PP No 54 Tahun 2010 Penyedia Barang dan Jasa
tidak dalam keadaan pailit, atau direksinya tidak sedang
menjalankan sanksi pidana.
• Suatu perjanjian harus jelas kegunaan
dan manfaatnya bagi para pihak oleh
karenanya harus terdapat hal pokok
yang diperjanjikan (unsur essensialia).
Dalam perjanjian jual beli harus terdapat
kesepakatan minimal yaitu berkaitan
dengan harga dan jenis benda yang
dijual. Mengenai jumlahnya tidak
masalah sepanjang dapat ditentukan
kemudian.
Sebab yang Halal

❑ yang dimaksud dengan SEBAB adalah isi


perjanjian itu sendiri, yang menggambarkan
tujuan yang ingin dicapai oleh para pihak. (Ps
1337 KUHPerdata)
❑ Isi dari perjanjian itu harus memuat suatu causa
yang diperbolehkan atau legal (geoorloofde
oorzaak) tidak bertentangan dengan:
1. Undang-Undang
2. Ketertiban Umum (openbare orde/Pubic Policy)
3. Kesusilaan (zenden/morality)
BATAL DAN BATAL DEMI HUKUM
Dapat dibatalkan Batal demi Hukum
(Vernietigbaar) (Nietig van Rechtswagen)

Sepanjang tidak dibatalkan oleh salah Akibat batalnya perjanjian maka suatu
satu pihak maka perjanjian tetap perjanjian sejak semula dianggap tidak
berlaku. pernah ada.
Kondisi Pembatalan : Kondisi kebatalan :
Melanggar syarat subyektif Melanggar syarat objektif
Pembatalan akibat wanprestasi Dibuat oleh pihak yang tidak berwenang
Pembatalan karena keadaan membuat perjanjian tertentu.
memaksa Syarat Formil tidak dipenuhi
Pembatalan perjanjian oleh pihak Terpenuhinya syarat batal
ketiga (actio pauliana)
Wanprestasi dan
Perbuatan Melawan Hukum
• Akibat Wanprestasi
• Pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi,
dapat memilih; memaksa pihak yang lain untuk
memenuhi persetujuan, jika hal itu masih dapat
dilakukan, atau menuntut pembatalan persetujuan,
dengan penggantian biaya, kerugian dan
bunga.” (Pasal 1267 KUHPerdata)
• Akibat Wanprestasi
• Pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi,
dapat memilih; memaksa pihak yang lain untuk
memenuhi persetujuan, jika hal itu masih dapat
dilakukan, atau menuntut pembatalan persetujuan,
dengan penggantian biaya, kerugian dan
bunga.” (Pasal 1267 KUHPerdata)
Pertanggung Jawaban
Hk. perdata

Wanprestasi PMH

Tanggung jawab
Tanggung jawab PMH
Kontraktual

Wanprestasi Perbuatan Melawan Hukum


• Perjanjian/Kontrak • Tidak ada perjanjian
• Breach of contract • Unlawful conduct
• Tujuan gugatannya: debitur membayar • Tujuan gugatannya: mengembalikan
tepat waktu (pay on time) pada posisi semula sebelum terjadi PMH
Ps. 1365 KUH Pdt

“ Tiap perbuatan yang


melanggar hukum dan
membawa kerugian kepada
orang lain, mewajibkan orang
Harus ada perbuatan
yang menimbulkan kerugian itu
karena kesalahannya untuk
mengganti kerugian tersebut” Melawan Hukum

unsur-unsur
Ada kesalahan
PMH

Ada kerugian

Hubungan kausal antara perb. Dgn akibat


Tanggung Gugat dalam PMH

TANGGUNG JAWAB PMH


Pasal 1367 ayat (1) KUH Perdata

“Seseorang tidak hanya


bertanggung jawab untuk
kerugian yang disebabkan
PRIBADI KUALITATIF karena perbuatannya sendiri
tetapi juga disebabkan karena
perbuatan orang-orang yang
menjadi tanggungannya, atau
disebabkan oleh barang-barang
1. ORANG TUA/WALI-ANAK 1. PEMILIK – HEWAN yang berada di bawah
2. MAJIKAN – KARYAWAN 2. PEMILIK - BANGUNAN pengawasannya.
3. GURU-MURID
4. KEPALA TUKANG - TUKANG
Hapusnya Perikatan
ASAS UMUM
HAPUSNYA PERIKATAN

• Orang hanya dapat melepaskan


diri dari kewajiban perikatan
dengan jalan MEMENUHI
perikatan yang bersangkutan
ATAU dengan menghapusnya
dengan PERSETUJUAN Pihak
kreditur, ATAU apabila UU
MEMBERIKAN PENGHAPUSAN
secara sepihak.
Hapusnya Perikatan (Pasal 1381 KUHPerdata)

Anda mungkin juga menyukai