Anda di halaman 1dari 24

RINGKASAN MATERI KULIAH

HUKUM KONTRAK
Akibat hukum suatu kontrak dengan terjadinya perjanjian antara
kedua belah pihak menimbulkan hak dan kewajiban yang disebut
prestasi.
Ada 2 bentuk perjanjian :
1. Perjanjian Nominat
Yaitu sebuah perjanjian hukum yang telah diatur didalam
KUHPerdata.
Contoh : Jual beli, sewa menyewa, hibah, pemberian kuasa,
penitipan barang.
Perjanjian ini hak dan kewajiban sudah ditentukan sedemikian
rupa di KUHPerdata. Setiap klausula-klausula tersebut hanya
bersifat terbuka. Penmabah sepanjang para pihak tidak
menentukan lain.
Contoh : kalau para pihak menentukan lain maka para pihak itulah
yang menentukan. Jual beli tidaklah menghapus sewa menyewa
sepanjang tidak ditentukan lain.
2. Perjanjian in nominat
Yaitu klausula dari perjanjian itu belum lagi diatur didalam BW,
yaitu klausula-klausulanya tetapi ketentuan umum yang
menyangkut perjanjian tetap tunduk kepada BW. Tetap memakai
pasal 1320 BW. Yang tidak diatur itu adalah hak dan kewajiban
para pihak.
Contoh : Joint ventura, franchise, sewa beli
AKIBAT HUKUM SUATU KONTRAK
Menurut pasal 1339 BW, suatu perjanjian tidak hanya
mengikat untuk hal hal yangdengan tegas dinyatakan dalam
perjanjian. Tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat
perjanjian diharuskan atau diwajibkan oleh kepatutan, kebiasaan dan
undang-undang.
Dengan demikian, setiap perjanjian dengan aturan yang
terdapat dalam undang-undang dalam adat kebiasaan sedangkan
kewajiban-kewajiban yang diharuskan oleh kepatutan harus juga
diindahkan. Dalam pasal 1338 BW ayat 3 hakim diberikan kekuasaan
untuk mengawasi pelaksanaan suatu perjanjian jangan sampai
pelaksanaan itu melanggar kepatutanatau keadilan.
AZAS KEBEBASAN BERKONTRAK
Pasal 1338 BW ayat 1 :
Dikenal dengan sistem terbuka pada buku III

Azas kekebasan berkontrak menurut hukum di Indonesia meliputi


ruang lingkup sebagai berikut :
1. Kebebasan untuk membuat atau tidak membuat perjanjian
2. Kebebasan untuk memilih pihak dengan siapa ia ingin membuat
perjanjian
3. Kebebasan untuk menentukan
perjanjian yang akan dibuat

atau

memilih

kausa

dari

4. Kebebasan untuk menentukan objek perjanjian


5. Kebebasan untuk menentukan bentuk suatu perjanjian
6. Kebebasan untuk menerima atau menyimpangi ketentuan UU
yang bersifat opsional (aan vullen = pelengkap)
TEKNIK PERANCANGAN KONTRAK
Para pihak yang terlibat dalam suatu kontrak lazimnya bisa dibagi
atas 2 kelompok :
1. Kelompok perorangan
2. Kelompok Badan usaha
Badan Usaha sendiri dibagi atas 2 :
1. Badan usaha yang berbadan hukum
2. Badan usaha yang tidak berbadan usaha
Badan hukum, tidak semua perkumpulan orang-orang disebut
badan hukum, kalau tidak merupakan badan hukum berarti tidak
tidak subjek hukum berarti tidak cakap. Seseorang yang telah
berkeluarga, untuk melakukan suatu perjanjian maka antara dalam
hubungan perjajian tersebut harus mengikuti suami/istrinya,
maksudnya untuk menjual sesuatu barang. Misal, mau menjual
rumah diperlukan kewenangannya meskipun pada saat membeli
salah satu pihak tidak ikut,ini untuk tidak terjadi permasalahan
terhadap pihak pembeli
Kelompok perorangan atau usaha perorangan
Perorangan adalah setiap orang yang dalam melakukan
perbuatan hukum bertindak dan atas namanya sendiri, boleh juga
orang tua atau wali bertindak untuk kepentingan anaknya.
Sedangkan usaha perseorangan dalam melakukan perbuatan hukum
ia diwakili pemiliknya yang hanya seorang bertindak baik untuk dan
atas namanya sendiri juga untuk dan atas namanya sendiri.
UD dan PD :
- Perusahaan perseorangan dan tidak berbadan hukum

Harta kekayaannya tidak dipisah dengan demikian yang harus


menjadi perhatian dalam pembuatan kontrak antara lain adalah
pasal 1330 BW yaitu cakap dalam melakukan perbuatan hukum.

BADAN USAHA
Badan hukum dalam bahasa Belanda Recht persoon, sedangkan
sebagai badan hukum ini memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban
serta melakukan perbuatan perbuatan hukum seperti manusia
bahkan juga memiliki kekayaan sendiri.
Badan usaha berbadan hukum :
1. PT
2. Koperasi
3. Yayasan
4. Badan usaha tidak berbadan hukum :
a. Firma
b. CV
Koperasi, kalau ....................... dalam koperasi siapa-siapa
yang berwenang atau bertindak keluar dan kedalam, akte pendirian
telah disyahkan oleh menteri atau pejabat yang berwenang.
Yayasan, uu no. 24 tahun 2004, disyahkan oleh menteri
hukum dan HAM.
1. Perseroan Terbatas (PT)
Yang penting dan perlu diketahui dari PT untuk kepentingan
membuat suatu kontrak adalah siapa-siapa yang berhak mewakili
perseroan dalam melakukan suatu perbuatan hukum hal ini dapat
diketahui dari 2 hal :
a. Apakah PT tersebut sudah berstatus badan hukum dan berwenang
untuk bertindak keluar mewakili perseroan dalam melakukan
perbuatan hukum adalah pemegang saham atau pendiri
perseroan.
b. Apabila PT teah memperoleh status hukum maka yang berhak dan
berwenang untuk bertindak keluar mewakili perseroan dalam
melakukan perbuatan hukum harus dilihat pada anggaran dasar
PT tersebut.
Salah satu ketentuan dalam anggaran dasar mengenai kewenangan
Direksi :
-Tugas & Wewenang Direksi Direksi berhak memiliki perseroan didalam maupun diluar
pengadilan tentang segala hal hal dan dalam segala kejadian.
Mengikat perseroan dengan pihak lain. Dengan perseroan serta
menjalankan segala tindakan baik yang mengenai pengurusan
maupun pemilihan, akan tetapi dengan perbatasan bahwa untuk :
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama perseroan
b. Membeli, menjual, atau dengan cara apapun

c. Mengikat perseroan sebagai penjamin


d. Mendirikan suatu usaha baru
Haruslah dengan persetujuan dari atau surat-surat yang
bersangkutan turut ditandatangani oleh seorang anggota komisaris.
2. KOPERASI
Seperti halnya dengan PT maka yang perlu diketahui dari
koperasi untuk kepentingan pembuatan suatu kontrak adalah siapasiapa yang berhak mewakili koperasi tersebut dalam melakukan
perbuatan hukum.
- HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS Pengurus bertugas untuk :
a. Memimpin organisasi dan perusahaan koperasi
b. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama
koperasi
c. Mewakili koperasi dihadapan dan diluar pengadilan
TEKNIK PERANCANGAN KONTRAK
A. Para pihak dalam kontrak
B. Pengawasan materi kontrak
1. Objek dan hakekat kontrak
2. Syarat / ketentuan yang disepakati
Setelah kita mengatahui siapa saja yang akan melakukan
atas kontrak maka pembuat kontrak harus menguasai materi atas
kontrak yang akan dibuat oleh para pihak. Materi kontrak ini akan
diketahui setelah diketaui objek perjanjian dan syarat atau ketentuan
yang disepakati oleh para pihak.
1. Objek dan hakekat kontrak
Objek kontrak adalah jenis perikatan yang akan dilakukan,
artinya apabila ingin membuat suatu kontrak terlebih dahulu harus
diketahui kontrak apa yang akan dibuat dalam hakekat suatu kontrak
tim penyusun keterampilan perancangan hukum memaparkan bahwa
hakekat suatu kontrak tampak dari adanya hal-hal dibahwa ini, yang
sekaligus harus dirumuskan dengan baik dan tajam pada
perancangan suatu kontrak :
a. Perumusan tentang adanya kesepakatan diantara para pihak
mengenai kesesuaian faedah, diantara para pihak mengenai
perjanjian dan hak-hak utama dalam kontrak.

b.

Perumusan tentang adanya janji-janji yang dibuat oleh


masing-masing pihak, sebagai imbalan atas janji-janji atau
untuk kepentingan pihak lainnya. Kemungkinan diabuatnya
kontrak yang berisi perjanjian sepihak.
c.
Perumusan tentang pihak-pihak pembuat kontrak dan
konfirmasi tentang kemampuan hukum (legal capacity) dan
pihak-pihak tersebut untuk melakukan tindakan hukum dan
mengikatkan diri dalam kontrak.
d.
Perumusan tentang objek dan nilai ekonomis, perjanjian
yang menjadi klausa dari transaksi para pihak dalam hal ini
seorang perancang kontrak harus memperhatikan dan
menjamin bahwa objek perjanjian serta kausa dari transaksi
yang dibuat oleh para pihak tidak bertentangan UU,
kebiasaan , kesusilaan, kepatutan., dsb.
e.
Penggunaan bentuk wujud atau format tertentu (yang
dikehendaki oleh hukum positif agar transaksi yang
bersangkutan dapat memiliki kekuatan mengikat secara
hukum.
2. Syarat dan ketentuan yang disepakati
Hal ini adalah menyangkut syarat atau ketentuan yang telah
disepakati yang akan dimasukkan ke dalam isi atau pasal-pasal suatu
kontrak.
Syarat syarat / ketentuan yang telah disepakati oleh para
pihak dalam suatu kontrak adalah :
1. Besar harga jual beli atau harga sewa menyewa atau plafon
kredit.
2. Objek atau barang yang dihibahkan
3. Objek atau merek dagang yang akan diperjanjikan.
4. Besarnya suku bunga kredit atau suku bungan leasing (sewa
guna usaha)
5. Jangka waktu perjanjian
6. Cara-cara pembayaran jual beli atau cara pembayaran sewa
bangunan kredit.
7. Biaya-biaya yang harus dipikul oleh sipengontrak
8. Kewajiban untuk menutup asuransi.
DEFINISI KONTRAK
1.

Kontrak adalah suatu kesepakatan yang diperjanjikan


(promisorry agreement) diantara dua atau lebih pihak yang

dapat menimbulkan, memodifikasi / menghilangkan hubungan


hukum (menurut Black Hendry Cambell :1968 : 394)
2.

Salim SH. MH, Msi


Hukum kontrak Adalah keseluruhan dari kaedah kaedah
hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau
lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat
hukum.

Kontrak dapat diartikan sebagai suatu kiranti perikatan yang dapat


dibuat secara tertulis sebagai suatu alat bukti sengaja bagi para
pihak yang berkepentingan dengan kata lain :
Kontrak sebagai suatu perjanjian yang sengaja dibuat secara
tertulis sebagai alat bukti bagi para pihak yang membuat kontrak
tersebut.
Dari uraian tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa :
1. Kontrak adalah merupakan kiranti, media, wahana yang dapat
menunjukkan apakah suatu perjanjian dibuat sesuai dengan
syarat syarat sah suatu perjanjian.
2. Kontrak tersebut sengaja dibuat secara tertulis untuk dapat
saling memantau diantara para pihak apakah prestasi telah
dijalankan atau bahkan telah terjadi suatu wanprestasi.
3. Kontrak tersebut sengaja dibuat sebagai suatu alat bukti bagi
mereka yang berkepentingan sehingga apabila ada pihak yang
dirugikan telah memiliki alat bukti untuk mengajukan suatu
tuntutan ganti rugi kepada pihak lainnya.
KONTRAK DAN PERIKATAN
Kontrak adalah perjanjian yang dituliskan, sedangkan
perjanjian sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1313 BW adalah
sebagai suatu peristiwa seseorang berjanji kepada orang lain atau
dimana 2 orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.
Dari peristiwa itu timbullah perikatan dalam bentuk
perjanjian baru berupa suatu rangkaian perikatan yang mengandung
janji atau kesanggupan yang diucapkan, tetapi didalam kontrak sudah
merupakan perjanjian yang sengaja dibuat secara tertulis sebagai
suatu alat bukti bagi para pihak.
SYARAT SAH SUATU KONTRAK
Oleh karena kontrak adalah perjanjian yang dituliskan, maka
untuk sahnya suatu kontrak diterapkan pada pasal 1320 BW :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri

2. Kecakapan untuk membuat perjanjian


3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal/causa yang halal.
Syarat 1 dan 2, jika tidak dipenuhi dalam kontrak maka
kontrak tersebut dapat dibatalkan, cakap ditandai dengan umur.
Syarat 3 dan 4, jika tidak dipenuhi maka perjanjian itu batal
demi hukum, artinya dari semula perjanjian itu tidak pernah
dilahirkan atau tidak pernah ada suatu perikatan maka tidak ada
dasar untuk saling menuntut di depan hakim.
Suatu kontrak atau perjanjian harus memenuhi syarat
syarat sahnya perjanjian menurut pasal 1320 BW, yaitu :
1. Kata sepakat
2. Kecakapan
3. Hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal
Permasalahan hukum akan timbul jika sebelum perjanjian itu
sah dan mengikat para pihak yaitu dalam proses perundingan salah
satu pihak telah melahirkan perbuatan hukum, seperti meminjam
uang, menjual tanah dsb. Padahal belum tercapai kesepakatan final
antara mereka mengenai kontrak bisnis yang dirundingkan. Hal ini
dapat terjadi karena salah satu pihak begitu percaya dan menaruh
pengharapan terhadap janji janji yang diberikan oleh rekan
bisnisnya. Jika pada akhirnya perundingan menemui jalan buntun dan
tidak tercapai kesepakatan, maka menurut teori kontrak klasik belum
terjadi kontrak sehingga tidak dapat dituntut, demikian pula janji
janji dari developer yangtercantum dalam brosur brosur yang
diedarkan sebagai iklan.
Menurut terori klasik hukum kontrak tidak dapat dituntut
pertanggungjawabannya karena janji janji tersebut adalah janji
janji pra kontrak.
TEORI HUKUM KONTRAK MODERN
Akan tetapi teori kontrak yang modern cenderung untuk
menghapuskan syarat syarat formal bagi kepastian hukum dan lebih
menekan kepada terpenuhinya rasa keadilan. Konsekwensinya pihak
yang mengundurkan diri dari perundingan tanpa alasan yang patut
bertanggungjawab atas kerugian yang diderita pihak lain.
Jika pihak yang terakhir ini telah membuka rahasia dagang,
mengeluarkan biaya, menanamkan modal., dsb. Karena percaya dan
menaruh pengharapan terhadap janji janji yang telah diberikan
dalam proses perundingan. Demikian pula menurut teori kontrak

modern janji janji para kontrak dalam brosur, iklan perumahan


mempunyai akibat hukum jika janji janji ini diingkari.
AZAS KEBEBASAN BERKONTRAK & ITIKAD BAIK
Kehendak para pihak yang diwujudkan dalam kesepakatan
adalah merupakan dasar mengikatnya suatu perjajian atau kontrak.
Kehendak itu dapat dinyatakan dengan berbagai cara baik lisan
maupun tertulis dan mengikat para pihak dengan segala akibat
hukumnya. Berdasarkan azas kebebasan berkontrak yang tercantum
dalam pasal 1338 BW ayat 1,suatu perjajian yang dibuat secara sah
mengikat sebagai undang undang bagi para pihak yang
membuatnya akan tetapi pasal 1338 BW ayat 3, setiap perjanjian
harus dilaksanakan dengan itikad baik dalam melaksanakan haknya
seorang kreditur harus memperhatikan kepentingan debitur dalam
situasi tertentu. Jika kreditur haknya pada saat yang paling sulit bagi
debitur mungkin kreditur dapat dianggap sebagai pihak yang
melaksanakan kontrak tidak dengan itikad baik.
Menurut SUBEKTI,jika pelaksanaan perjanjian menurut
hurufnya justru akan menimbulkan ketidak adilan maka hakim
berwenang untuk menyimpang dari isi perjanjian menurut isinya
dengan demikian jika pelaksanaan suatu perjanjian menimbulkan
ketidakseimbangan atau melanggar rasa keadilan maka hakim dapat
mengadakan penyesuaian terhadap hak dan kewajiban yang
tercantum dalam kontrak tersebut.
PEMBUATAN KONTRAK
Kerangka umum kontrak adalah :
1. Bagian pembukaan
2. Ketentuan ketentuan umum kontrak
3. Ketentuan penunjang
4. Bagian penutup
5. Lapiran kontrak
1. Bagian pembukaan
Terdiri dari :
a. Judul
b. Tempat dan waktu
c. Komparisi
d. Recital

e. Ruang lingkup
a. Judul
Judul bukanlah merupakan syarat sah kontrak, tetapi
penting artinya karena dengan melihat judul saja orang dapat
mengakomodir sebuah kontrak tersebut. Antara judul dengan isi
perjanjian harus ada relevansi atau hubungan korelasinya.
Kesalahan sebuah judul tidak membatalkan sebuah
kontrak. Bagaimana jika judil tidak sesuai dengan isi perjanjian ??
Misal : Perjanjian berjudul sewa menyewa tetapi isinya tentang
perjanjian jual beli.
1. Pengadilan Negeri Surabaya dalam putusan tanggal 05
Februari 1951 mempertimbangkan bahwa perjajian sewa beli
harus diartikan sebagai perjanjian sewa menyewa dalam
tingkat banding putusan Pengadilan Negeri dibatalkan oleh
Pengadilan Tinggi yang dipertimbangkan bahwa perjanjian
sewa beli adalah suatu jenis jual beli oleh karena
dianggapnya sebagai suatu jenis jual beli pasal 1460 BW.
2. Sebuah toko NV. Handel maskapai menggugat seorang yang
bernama Jordan untuk melunasi kekurangan atas angsuran
sebuah sewa beli mobil,Tetapi mobil tersebut telah dirampas
oleh bala tentara jepang sewaktu bala tentara jepang
mendarat disitu, jordan sudah tidak diwajibkan untuk
membayar angsuran mobil tersebut, karena mobil tersebut
telah musnah
b. Tempat dan waktu.
Tempat dan waktu kontrak ini masih ada 2 pendapat, ada
yang berpendapat :
1. Tempat dan waktu diawal kontrak atau pembukaan kontrak
2. Ada yang membuat pada bahagian penutup, ada yang
memisahkam antara tempat dan waktu.
Contoh :
Judul :
Pada hari ini tanggal tiga puluh bulan april tahun dua ribu tujuh
(30 04 2007) bertempat di Bukittinggi kami yang bertanda
tangan dibawah ini :
ATAU
Pada hari ini dibukittinggi, Senin tanggal tiga puluh bulan april
tahun dua ribu tujuh (30 04 2007) kami yang bertanda tangan
dibawah ini :

c. Komparisi
Setelah kata kata kami yang bertanda tangan dibawah
ini sebagaimana contoh diatas maka dilanjutkan dengan komparisi
atau pendahuluan kontrak yang memuat keterangan tentang
orang atau pihak yang bertindak mengadakan perbuatan hukum.
Penuangannya adalah berupa :
1. Uraian terperinci tentang identitas.
Nama, tempat tinggal, dll (Tidak bileh boleh tinggal untuk
menggugat dalam perdata).
2. Dasar hukum yang memberi kewenangan yuridis untuk
bertindak dari para pihak (Khusus untuk badan usaha).
3. Kedudukan para pihak yang sering ditulis dengan sebutan
Pihak
Pertama
,
Pihak
Kedua,Kreditur,Debitur,Pemilik,Penyewa, dll.
Contoh Komparisi :
Tidak berbadan hukum ;
1. Budi Swasta bertempat tinggal di jalan raya no. 1,
kel ................., kec..................... kab..........................., dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri selanjutnya
disebut pihak Pertama.
2. Budi, Swasta suami dari dan dalam hal ini dibantu oleh istri
bernama
Desi,
swasta
keduanya
bertempat
tinggal
di ............................. Kel....................., kec.................................,
kab................................,selanjutnya disebut pihak pertama atau
debitur.
Untuk yang Berbadan Hukum :
Agus, Swasta bertempat tinggal di .................................., dalam hal
ini bertindak dalam kedudukannya sebagai direktur utama, demikian
berdasarkan persetujuan dibawah tangan bermaterai cukup dari
seorang komisaris dan demikian berdasarkan pasal 12 Anggaran
Dasar berwenang untuk mewakili Perseroan Terbatas pada
PT. ...................... berkedudukan di bukittinggi yang didirikan dengan
akta tertanggal tiga puluh april tahun dua ribu tujuh.
1. Dibuat dihadapan notaris Catur Virgo, SH Notaris di Padang
anggarand asar mana telah disyahkan oleh Menteri Hukum dan HAM
no. .......................................... selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut Debitur.
d. Recitals

Bagian ini biasa juga bahagian pertimbangan daripada kontrak.


Bahagian pembukaan kontrak yang memuat latar belakang daripada
kesepakatan dan diadakannya suatu kontrak.
Contoh :
Kedua belah pihak terlebih dahulu memberi pertimbangan
pertimbangan sbb:
1. Bahwa pihak kedua adalah perusahaan pembiayaan yang
sangat peduli untuk mewujudkan tercapainya tujuan gerakan
koperasi.
2. Bahwa salah satu cara untuk mencapai tujuan gerakan koperasi
untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota
oada khususnya dan masyarakat pada umumnya adalah
dengan jalan menumbuhkan dan mengembangkan kegiatan
usaha koperasi secara optimal.
3. Bahwa untuk mencapai hasil usaha yang optimal dari kegiatan
usaha koperasi yang dilaksanakan oleh pihak pertama melalui
usahanya berhasil guna.
4. Bahwa agar usaha kegiatan pertama dapat bendanya guna dan
berhasil guna serta berkembang secara baik dan dengan
meningkatnya kepercayaan anggota pihak pertama maka pihak
pertama bersedia menggunakan jasa pihak II selaku pihak yang
berpengalaman dan profesional dalam usaha pembiayaan
e. Ruang lingkup
Ruang lingkup dimulai dengan kata kata / kalimat kalimat :
BERDASARKAN.
Berdasarkan pertimbangan pertimbangan tersebut diatas maka
kedua belah pihak telah sepakat dan setuju untuk mengadakan :
Perjanjian sewa menyewa, jual beli
Kerjasama .........................................
Dengan ketentuan dan syarat syarat sebagaimana diuraikan dalam
pasal pasal berikut :
f. Isi Pasal pasal
c. Komparisi
Dalam suatu kontrak hampir pasti kita menemukan kata Pasal.
Secara sederhana dapat digambarkan bahwa pasal adalah bahagian
dari suatu kontrak yang terdiri dari kalimat yang menggambarkan
kondisi dan informasi tentang apa yang disepakati baik secara
tersurat maupun yang tersirat.
Bagaimanakah dalam suatu kontrak tidak ditemukan pasal pasal?
Kita akan kesulitan mengikuti dan mengidentifikasi alur daripada
kontrak tersebut. Kesulitan dalam mencari dan menemukan bahwa
kondisi dan informasi apa yang disepakati, dengan kata lain pasalpasal tersebut berguna untuk menegaskan kondisi dan informasi

serta pemahaman tentang suatu kontrak mengenai apa yang


disepakati. Untuk optimalnya fungsinya dalam suatu kontrak maka
pasal-pasal tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
1. Urutan
Pasal tersebut mencerminkan isi dan kondisi kesepakatan maka ia
harus dibuat secara kronologis sehingga memudahkan menemukan
dan mengetahui hal-hal yang diatur oleh masing masing pasal.
2. Ketegasan
Artinya bahasa yang digunakan sedapat mungkin menghindari kata
kata bersayan, yang dapat menimbulkan berbagai prestasi bunyi
pasal tersebut harus tegas dan tidak mengambang.
3. Keterpaduan
Antara satu ayat dengan ayat lain atau antara satu kalimat dengan
kalimat lain dalam suatu pasal harus ada keterpaduan mempunyai
hubungan satu sama lain.
4. Kesatuan
Satu pasal harus mencerminkan satu kondisi namun demikian antara
satu pasal dengan pasal lain saling mendukung.
5. Kelengkapan
Oleh karena satu pasal harus mencerminkan satu kondisi maka pasal
pasal dalam suatu kontrak juga harus lengkap kondisinya.
Dari pasal pasal dalam kontrak itu ada bahagian dari isi pasal
pasal kontrak :
1. Ketentuan Umum
Membuat pembatasan istilah dan pembuktian yang digunakan
didalam sebuah kontrak artinya pada bahagian ini dirumuskan
definisi definisi atau pembatasan pengertian dari istilah istilah
yang dianggap penting dan sering dalam sebuah kontrak yang
disepakati oleh para pihak.
BAB

----------------------------------------------KETENTUAN
------------------------------------------Dalam perjanjian ini yang dimaksud dengan :
a. Bank
adalah
bank
Danamon
di ..............................................

UMUM
yang

berkedudukan

b. Debitur
adalah
koperasi .......................................................................................
...

c. Repayment schedule adalah daftar anggaran tiap-tiap bulan


d. Overdraft adalah kelebihan tarif dari debitur
e. .......................................................................
2. Ketentuan Pokok
Isi kontrak dalam ketentuan pokok adalah menyangkut 3 macam atau
jenis klausula :
1. Klausula transaksional
2. Klausula spesifik
3. Klausula antisipatif
1. Klausula transaksional
Berisi tentang hal hal yang disepakati oleh para pihak
tentang objek, tata cara pemenuhan prestasi dan kontra prestasi oleh
masing masing pihak yang menjadi kewajibannya.
2. Klausula Spesifik
Berisi tentang hal hal khusus sesuai dengan karakteristik.
Jenis perikatan atau bisnisnya masing masing dan hal inilah yang
membedakan antara isi kontrak yang satu dengan isi kontrak yang
lain.
3. Klausula Antisipatif
Adalah klausula yang berisikan tentang hal-hal yang
menyangkut kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi selama
berlangsungnya kontrak seperti perpanjangan kontrak pengalihan
hak dan kewajiban salah satu pihak penyelesaian sengketa dan lain
lain.
Dalam hal penyelesaian sengketa itu ada 2 hal yang mungkin
ditetapkan :
1. Memilih domisili hukum (memilih tempat kediaman hukum)
118 HIR : actor sequitor forum rei / domisili hukum pilihan.
2. Alternative dispute resolution (ADR)
Boleh dipilih
sengketa.

alternatif

penyelesaian

pemilihan

penyelesaian

3. Ketentuan penunjang
Ketentuan ini diperlukan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan
kontrak oleh para pihak yang terlibat didalamnya. Antara lain berisi :

1. Klausula tentang condition presedent


2. Klausula tentang affirmatif covenants
3. Klausula tentang negative covenants
1. Klausula tentang condition presedent
Adalah klausula yang memuat tentang syarat syarat tangguh yang
harus dipenuhi terlebih dahulu oleh salah satu pihak sebelum pihak
lainnya memenuhi kewajibannya.
2. Klausula tentang affirmatif covenants
Adalah klausula yang memuat tentang janji janji para pihak untuk
melakukan hal hal tertentu selama perjanjian atau kontrak masih
berlangsung atau masih berlaku.
3. Klausula tentang negatif covenants
Adalah klausula yang memuat tentang janji janji para pihak untuk
tidak melakukan hal hal tertentu selama perjanjian kontrak masih
berlangsung / berlaku.
Ex. :
1.

Pihak
pertama
tidk
diperbolehkan
membuat
atau
menandatangani kerjasama serupa dengan pihak lain.
2.
Pihak pertama tidak diperkenankan untuk mengcopy sistemsistem mengcopy program program prosedur secara tekhnis
oleh pihak kedua kepada unit pihak pertama tanpa adanya izin.

Setidaknya ada 4 hal yang perlu diingat pada bahagian penutup :


1. Sebagai suatu penekanan bahwa kontrak ini adalah alat bukti.
Ex.: perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2, masing masing
bermaterai cukup yang mempunyai kekuatan hukum yang
sama masing masingnya.
2. Sebagai tempat pembuatan dan penandatanganannya
Ex.: Demikian perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah
pihak dibukittinggi pada hari ................. tanggal .............
bulan .............. tahun ......................
3. Sebagai ruang untuk menyebutkan saksi saksi dalam kontrak
Ex.: Demikian perjanjian ditandatangani oleh para pihak serta
sdr...........dam sdr .................. sebagai saksi.
4.
Sebagai ruang untuk menempatkan tandatangan para pihak
yang berkontrak.
Bagian terakhir adalah lampiran lampiran (Bila ada)
Yang perlu diketaui mengenai lampiran ini adalah :
1. Tidak semua / tidak selalu kontrak memiliki lampiran.

2. Diperlukannya lampiran dalam kontrak, adalah karena terdapat


bahagian bahagian yang memerlukan penjelasan yang
apabila dimasukkan dalam kontrak akan sangat panjang seperti
Peta dan gambar.
3. Lampiran merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan
dengan perjanjian yang melampirkannya.

PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS


PRA PENYUSUNAN KONTRAK
Sebelum kontrak disusun ada 4 hal yang harus diperhatikan
oleh para pihak. Keempat hal itu meliputi :
1. Identifikasi para pihak
2. Penelitian awal aspek terkait
3. memorandum of understanding (MoU)
4. Negosiasi.
1. Identifikasi para pihak
Para pihak harus teridentifikasi secara jelas, perlu diperhatikan
peraturan per UU an yang berkaitan terutama tentang
kewenangannya sebagai pihak dalam kontrak dan apa yang menjadi
dasar kewenangannya tersebut.
2. Penelitian awal aspek terkait
Pada dasarnya pihak pihak dalam / berharap bahwa kontrak yang
ditandatangani dapat menampung semua keinginannya sehingga apa
yang menjadi hakekat kontrak benar benar terperinci secara jelas.
Penyusunan kontrak harus menjelaskan hal hal yang tertuang dalam
kontrak yang bersangkutan. Konsekwensi yuridis serta alternatif lain
yang mungkin dapat dilakukan.
Ada akhirnya penyusunan kontrak menyimpulkan hak dan kewajiban
masing masing pihak memperhatikan hak terkait dengan isi
kontrak.
Seperti :
unsur pembayaran
ganti rugi
perpajakan
3. Memorandum of Understanding (MoU)

MoU sebenarnya tidak dikenal dalam hukum indonesia, tetapi dalam


praktek sering terjadi. MoU dianggap sebagai kontrak yang simpel
dan tidak disusun secara formal serta MoU dianggap sebagai
pembuka suatu kesepakatan.
Pada hakekatnya MoU merupakan suatu perjanjian pendahuluan
dalam arti akan diikuti perjanjian lain dengan alasan :
a. Dalam prospeknya belum jelas untuk menghindari kesulitan
pembatasan dibuat MoU yang relatif lebih mudah dibatalkan.
b. MoU adalah bersifat sementara menjelang ditandatanganinya
kontrak.
c. Adanya keraguan para pihak dan memerlukan waktu untuk
berfikir jika dibikin kontrak maka untuk sementara dibuat MoU.
Ciri ciri MoU :
- Isinya singkat berupa hal pokok
- Merupakan pendahuluan yang akan diikuti suatu kontrak
terperinci
- Jangka waktunya terbatas
d. Biasanya tidak dibuat secara formal serta tidak ada kewajiban
yang memaksa untuk adanya kontrak terperinci.
4. Negosiasi
Pengertian negosiasi adalah merupakan sarana bagi para pihak untuk
mengadakan komunikasi 2 arah yang dirancang untuk mencapai
kesepakatan sebagai akibat adanya perbedaan penandatanganan
terhadap suatu hal dan dilatarbelakangi oleh kesamaan /
ketidaksamaan kepentingan diantara mereka.
Tahapan negosiasi :
Ada 2 tahap yang harus dilakukan oleh negosiator dalam melakukan
negosiasi terhadap kontrak :
1. TAHAP PERSIAPAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Seorang negosiator harus melakukan hal sbb :


Menguasai konsep atau rancangan kontrak bisnis secara
komprehensif dan rinci
Menguasai pengetahuan tentang apa yang diperjanjikan
Menguasai peraturan per UU an yang melingkupi apa yang
diperjanjikan
Memahami betul apa yang diinginkan oleh pihak yang diwakili
dan posisinya.
Mengidentifikasi point point yang berpotensi menjadi
masalah atau dipermasalhkan
Mengantisifasi solusi apa dan point point yang berpotensi
menjadi masalah serta mendistribusikan solusi tersebut terlebih
dahulu dengan pihak yang diwakili.
Menumbuhkan percaya diri
Mengusahakan tempat negosiasi dikantor atau ditempat yang
dipilih oleh negosiator.

BERAKHIRNYA SUATU KONTRAK


KUHPer menyebutkan sebagai hapusnya perikatan yaitu pada
pasal 1381. menunjukkan bahwa perikatan perikatan hapus karena :
1. Karena pembayaran
Artinya pemenuhan prestasi baik dari pihak yang
menyerahkan uang, sebagai tanda pembayaran, maupun bagi
pihak yang menyerahkan kebendaan sebagai barang yang
diperjanjikan.
2.

Karena penawaran
Karena penawaran pembayaran tunai diikuti dengan
penyimpanan dan penitipan, adalah suatu cara pembayaran
yang harus dilakukan, apabila siperpiutang menolak
pembayaran walaupun telah dilakukan dengan perantaraan
notaris/jurusita. Uang atau barang yang disedianya sebagai
pembayaran tersebut disimpan atau dititipkan kepada panitia
panitia pengadilan itu dengan suatu berita acara yang
dengan demikian hapuslah hutang piutang tersebut.

3.

Pembaharuan hutang
Menurut pasal 1413 KUHAP ada 3 macam jalan untuk
melaksanakan pembaharuan hutang.
a.
Apabila seorang yang berhutang membuat suatu
perikatan hutang baru guna untuk orang yang
mengutangkan yang mencantumkan hutang yang lama
yang dihapuskan karenanya.
b.
Apabila seorang berhutang baru ditunjuk untuk
menggantikan orang berhutang lama yang oleh yang
berpiutang dilepaskan dari perikatannya.
c.
Apabila sebagai akibat suatu perjanjian baru seorang
kreditur baru ditunjuk untuk menggantikan kreditur yang
lama
terhadap
siapa
siberhutang
dibebaskan
perikatannya.

4.

Perjumpaan hutang
Adalah suatu perhitungan yang saling memperhitungkan
hutang piutang antara satu pihak dengan pihak yang lain.
Pasal 1426 ayat 8 menentukan bahwa perjumpaan itu terjadi
demi hukum, bahkan dengan tidak setahunya orang orang
yang bersangkutan dan kedua hutang itu yang satu
menghabiskan yang lain dan sebaiknya pada saat hutang itu
ada bersama sama, bertimbal balik dengan jumlah yang
sama.

5.

Percampuran hutang

Terjadi demi hukum percampuran hutang dengan mana


piutang dihapuskan apabila kedudukan seorang yang
berpiutang dan orang yang berhutang berkumpul pada satu
orang.

9.

6.

Pembebasan hutang
Adalah suatu pernyataan yang dengan tegas dari siperpiutang
bahwa ia tidak lagi menghendaki prestasi dari siberhutang dan
melepaskan haknya dari pembayaran atau pemenuhan
prestasi disuatu perjanjian.

7.

Musnahnya barang
Musnahnya barang yang berhutang suatu keadaan dimana
barang yang menjadi objek perjanjian tidak dapat lagi
diperdagangkan. Hilang atau tidak dapat diketaui apakah
barang itu harus ada atau tidak, asalkan hilangnya barang itu
siluar kemampuan dari sidebitur.

8.

Pembatalan
Sebagai salah satu hapusnya perikatan adalah apabila salah
satu pihak dalam perjanjian tersebut mengajukan/menuntut
pembatalan atas perjanjian yang telah dibuat, pembatalan
mana diakibatkan karena kekurangan syarat subjektif.

Berlakunya suatu syarat batal


Sebagai suatu sebab hapusnya perikatan adalah apabila suatu
syarat batal yang disebutkan dalam perjanjian yang telah dibuat
syarat batal mana pernyataan / terjadinya, syarat batal ini dalam
perjanjian lazim dirumuskan seperti Perjanjian akan berakhir
apabila ..........................

10. Lewat waktu / Daluwarsa


Adalah suatu upaya untuk memperoleh sesuatu/untuk
dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu
tertentu dan atas syarat syarat yang ditentukan oleh UU (Pasal
1946 KUHPer).
Pasal 1967 KUHPer menyebutkan : Bahwa segala tuntutan
hukum baik yang bersifat perorangan hapus karena daluwarsa
dengan lewtnya waktu 30 tahun, sedangkan siapa yang
menunjukkan
siapa
yang
daluwarsa
itu
tidak
usah
mempertunjukkan suatu alas hak lagi pula tidak dapatlah
diajukan terhadapnya sesuatu tangkisan yang didasarkan pada
itikadnya yang buruk.
KONTRAK DAN AKTA SERTA KEKUATAN PEMBUKTIANNYA

Akta adalah penuangan perjanjian diatas kertas yang sudah


ditandatangani oleh para pihak.
DEFINISI AKTA : Akta adalah suatu tulisan yang sengaja dibuat untuk
dijadikan bukti, tentang suatu peristiwa da ditandatangani.
Peristiwa itu dibagi atas 2 yaitu :
1. Perbuatan hukum
Akibat dari perbuatan itu dikehendaki.
2. Perbuatan melawan hukum ---------- bukan perbuatan hukum
Akibat dari perbuatan itu tidak dikehendaki.
1.
2.

Jadi unsur yang penting untuk suatu akta adalah :


Kesengajaan untuk melakukan bukti tertulis
Penandatanganan penulisan itu.
Bagaimanakah kita
ditandatangani ?

dapat

melihat

bahwa

akta

itu

harus

Pasal 1874 KUHPer atau pasal ordonantie tahun 1897


No. 29 memuat ketentuan ketentuan tentang kekuatan
pembuktian daripada tulisan tulisan dibawah tangan dari orang
orang indonesia atau yang dipersamakan dengan mereka.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan untuk dapat
dikatakan akta, maka surat tersebut harus :
1. Ditandatangani
2. Memuat peristiwa yangmenjadi dasar sesuatu hak atas
perikatan
3. Diperebutkan untuk alat bukti.
Akta dibagi atas 2 jenis yaitu :
1. Akta autentik
2. Akta dibawah tangan
1. Akta autentik
Akta autentik adalah salah satu diantara pejabat itu adalah
notaris. Akta autentik dalam hubungan dengan kontrak adalah yang
dibuat oleh notaris.
2. Akta dibawh tangan
Adalah kontrak yang dibuat tanpa campur tangan notaris.
Akta dibawah tangan mempunyai kekuatan pembuktian lahiriah
sebab yang mendasar ialah bahwa tanda tangan dari akta dibawha
tangan itu masih dapat dipungkiri.

Pasal 1876 KUHPer menyatakan :


Bahwa barang siapa yang terhadapnya dimajukan suatu
tulisan dibawah tangan diwajibkan memberatkan atau mengakui atau
memungkiri tanda tangannya.
Pasal 1887 KUHPer menyatakan :
Disebutkan bahwa kalau tanda tangan tersebut dipungkiri
maka hakim tersebut memerintahkan supaya kebenaran dari tulisan
atau tanda tangan tersebut diperiksa dimuka pengadilan.
Kalau tanda tangan dari akta dibawah tangan sudah sudah
diakui atau dianggap telah diakui bahwa yang bertangtangan
mengakui isi dari akta tersebut, maka pembuktian akta dibawah
tangan itu secara formil sama kekuatannya dengan akta autentik.
Jadi kekukatan pembuktian materil dari akta dibawah tangan
sama dengan pembuktian materil dari akta autentik, jadi keterangan
dari akte dibawah tangan dianggap berlaku sebagai benar terhadap
yang membuatnya, dan itu untuk keuntungan dari orang untuk siapa
pernyataan dibuat dan kepadanya memberikan pembuktian
sempurna.
Terhadap orang ketiga berlakulah pembuktian yang bebas.
SAKSI SAKSI
Mengapa dalam pembuatan kontrak diperlukan adanya saksi saksi ?
Pada dasarnya kepentingan saksi saksi dalam suatu kontrak baru
terasa pada saat terjadinya sengketa dan didalam sebuah perkara
perdata saksi adalah merupakan salah satu dari alat bukti.
Menurut pasal 1986 KUHPer atau pasal 164 HIR :
Alat alat bukti dari perkara perdata terdiri atas :
1. tulisan
2. Keterangan saksi
3. Persangkaan
4. Pengakuan
5. Sumpah
Yang perlu diingat perihal saksi saksi dalam kontrak :
Bahwa saksi saksi terbatas hanya pada peristiwa
penandatanganan suatu kontrak. Tidak mengetahui apa yang
terjadi atau apa yang dilakukan sesuadah atau sebelum
penandatangan kontrak.

Bahwa oleh karena saksi nantinya harus hadir pada


persidangan dalam sengketa tersebut, maka ia harus memenuhi
syarat yang ditentukan dalam hukum pembuktian tentang saksi :
1. Cakap dan tidak boleh didengar para anggota keluarga dan
semenda dalam garis lurus dari salah satu pihak suami/istri
walaupun sudah bercerai.
2. Saksi haruslah memenuhi
perbuatan hukum.

unsur

kecakapan

melakukan

Bahwa satu saksi bukanlah satu saksi artinya bahwa saksi


harus lebih dari satu, sebagaimana dalam pasal 1905 KUHPer,
bahwa keterangan satu saksi saja tanpa suatu alat bukti yang
lain dimuka pengadilan tidak boleh dipercaya.
PEMBEBANAN BEA MATERAI
Oleh UU nomor 13 Tahun 1985 tentang bea materai UU
Nomor 13 tahun 1985, disyaratkan bahwa terhadap dokumen yang
berbentuk tersebut dibawah ini dikenakan bea materai, yaitu :
1. Surat perjanjian dan surat surat lainnya yang dibuat dengan
tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai
perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata.
2. Akta akta notaris termasuk salinannya
Akta notaris itu dapat kita kenal :
Akta notarial, yaitu akta yang dibuat oleh notaris itu
sendiri

Akta Partizen, yaitu akta yang dibuat oleh notaris


berdasarkan kelompok tertentu menghadap notaris
tersebut.

Apabila seseorang yang telah menandatangani akta tersebut, maka


tanda tangan pihak yang bersangkutan akan tinggal/tersimpan dalam
akte notaris tersebut yang disebut dengan MINUTE AKTE
3. Akta akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta tanah
(PPAT) termasuk rangkap rangkapnya.
4. Surat yang memuat jumlah uang , yaitu :
a.
b.

Yang menyebutkan penerimaan uang


Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan
uang dalam rekening dibank
c. Yang berisi pemberitahuan saldo rekening dibank, atau
d.
Yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya
atau sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan.

5. Surat berharga seperti wesel, promes dan aksep, atau


6. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian
dimuka pengadilan, yaitu :
a.
b.

Surat surat biasa dan surat surat kerumahtanggaan


Surat surat yang semula tidak dikenakan bea materai
berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain atau
digunakan oleh orang lain, selain dari maksud semula.

Bagaimana bila suatu dokumen kontrak tidak dikenakan bea


materai ?
Yang jelas, bea materai bukanlah salah satu syarat sahnya
suatu kontrak sehingga ia tidak berpengaruh atas keabsahan kontrak
yang dibuat oleh para pihak. Hanya saja oleh UU nomor 13 tahun
1985 disyaratkan adanya sanksi administratif terhadap pelanggaran
atas kewajiban pengenaan bea materai dimaksud, adapun sanksi
administratif tersebut adalah berupa denda sebesar 200 % dari bea
materai yang terhutang, yang dilakukan dengan cara pemeteraian
kemudian.
Disamping itu, apabila suatu kontrak tidak dikenakan bea
materai maka dokumen kontrak tersbeut tidak dapat diterima
sebagai alat bukti apabila para pihak berperkara mengenai perikatan
yang telah dibuatnya tersebut. Logisnya, dokumen dokumen yang
semula tidak dikenai materai pun, apabila dokumen tersebut akan
dijadikan alat bukti, harus terlebih dahulu dibebankan bea materai,
seperti yang disyaratkan oleh UU nomor 13 tahun 1985.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT
Secara sepintas, peraturan per UU an yang terkait dengan
kontrak dapat dikatakan adalah KUPerdata khususnya buku ketiga.
Selain buku ketiga KUHPerdata yang telah disebutkan diats,
juga adalah peraturan per UU an yang berhubungan dengan kontrak
apa yang akan dibuat/ditandatangani. Misalnya, perancang akan
membuat kontrak/perjanjian kredit, maka perancang/pembuat
kontrak tersebut selain menguasai KUHPerdata dan KUH Dagang juga
haruslah menguasai peraturan per UU an dibidang perbankan dan
perkreditan. Begitupun kontrak bisnis yang lain.
Kesimpulannya,
seorang
perancang/pembuat
kontrak
haruslah menguasai segala peraturan hukum yang berlaku sebagai
hukum positif di indonesia. Caranya dengan selalu mengup date
dirinya dari segala peraturan Per UU an yang selalu diperbaharui dan
bertambah sejalan dengan perkembangan masyarakat yang semakin
pesat.
PENYELESAIAN SENGKETA

Didalam penyelesaianya sengketa ini dapat dilakukan :


1. Melalui pengadilan
2. Diluar pengadilan
CONTRACT STANDARD
Pemakaian perjanjian baku dalam dunia perdagangan
dirasakan sangat efisien terutama dilapangan asuransi, perdaganan
perjanjian baku banyak digunakan. Hal hal yang dianggap sudah
barang tentu harus dimuat dalam suatu perjanjian tertentu pasti
sudah dimuat secara terperinci.
Hal hal yang masih memerlukan pembicaraan dengan
pihak lawan dikosongkan baru akan diisi setelah dibicarakan yang
bersangkutan. Didalam perjanjian baku apakah kehendak untuk
membuat perjanjian itu masih ada/tidak ada. Sebenarnya dengan
telah ditanda tanganinya perjanjian baku tersebut kata sepakat telah
tercapai.
Apabila perjanjian baku yang tidak memenuhi unsur subjektif
(mengandung penyalahgunaan keadaan) maka perjanjian tersebut
dapat dimintakan pembatalan pihak yang merasa dirugikan.
Faktor faktor yang dapat memberikan indikasi dengan
adanya penyalahgunaan keadaan / kekuasaan ekonomi adalah :
1.adanya syarat syarat yang diperjanjikan yang sebenarnya tidak
masuk akal / tidak patut
/ bertentangan dengan perikemanusiaan.
2. nampak / ternyata pihak kreditur adalah pihak tertekan.
3. apabila terhadap keadaan dimana bagi debitur tidak ada pilihan
lain kecuali membuat perjanjian tersebut dengan syarat syarat
yang termuat dalam perjanjian yang memberatkan.
4. ternyata nilai hak dan kewajiban bertimbal balik kedua belah
pihak tidak seimbang.
Ex. Pasa 1813 BW.
Hakimiberikan kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan perjanjian
jangan sampai pelaksaan itu melanggar kepatutan / keadilan. Ini
berarti hakim berkuasa untuk menyimpangi dari hasil perjanjian
menurut hurufnya. Manakala pelaksanaan menurut huruf itu akan
bertentangan dengan etika baik.
Kalau ayat 1 pasal 1338 dapat dipandang sebagai suatu syarat /
tuntutan kepastian hukum, maka ayat ke 3 harus dipandang sebagai
suatu tuntutan keadilan.
Perikatan adalah suatu hubungan hukum dalam lapangan harta
kekayaan antara 2 orang atau lebih yang satu berhak dan satu
berkewajiban.................

KONTRAK / PERJANJIAN HAPUS KARENA


Hapusnya kontrak :
1.
Para pihak telah menetukan dalam perjanjian yang mereka
buat.
Contoh : ditentukan dalam masa waktu tertentu
2.
UU telah menetapkan batas waktu berlakunya suatu perjanjian.
Contoh : pasal 1520 BW
Menentukan bahwa apabila dibuat perjanjian jual beli dengan
hak
membeli kembali perjanjian jual beli dengan membeli kembali
tidak boleh
dibuat untuk waktu lebih dari 5 tahun.
3.
Para pihak yang terlibat dalam perjanjian / UU dapat
menentukan
dengan terjadinya suatu peristiwa maka perjanjian akan
berakhir.
Contoh : pasal 1603 BW
Menentukan bahwa perjanjian kerja akan berakhir dengan
meninggalnya
butuh yang bersangkutan.
4.
Dikeluarkannya pernyataan menghentikan perjanjian yang
dapat
dilakukan oleh kedua belah pihak / salah satu pihak.
Contoh : pasal 1813 BW
Tentang perjanjian pemberian kuasa yang dapat berakhir dengan
ditariknya kembali kuasanya oleh pemberi kuasa dari yang diberi
kuasa.
Kuasa mutlak adalah kuasa tidak akan berakhir dengan sebab
apapun
juga.
5.
Adanya putusan hakim
6.
Hapusnya perjanjian karena putusan hakim dapat terjadi jika
salah satu
pihak / kedua2 nya meminta kepada hakim untuk
menghapuskan
perjanjian yang telah mereka buat.
Contoh : karena salah satu pihak melakukan ingkar janji.
7. Tujuan perjanjian telah tercapai.

Anda mungkin juga menyukai