Anda di halaman 1dari 4

Hak Kekayaan Intelektual

Kelas (B)
KELOMPOK 1,2,3
Ahmad Al Hafizh (2020020100003)
Annisa Malasari Nauli (20200210100057)
Taras Attatur. R (2018200126)
Rivaldo (2019200203)
Felicia Shafa Riestyadilaga (20200210100087)
Fahriyan Albira (20200210100054)
Fitria Alam Handayani (20200210100088)
Emiradj Kumara (20200210100020)
Muh. Miftahudin (20200210100043)
Mahadewi Sekarwangi (20200210100096)
Muh. Rifa Triputra (20200210100061)
Muh. Hendrawan. R (20200210100042)
Maulida Syah. A (20200210100097)
Salsabella Arda. D (20200210100111)
Thasya Qonita. S (20200210100137)

ANALISIS KASUS DALAM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


(Studi Putusan Nomor: 29/Pdt.Sus-Merek/2023/PN.Niaga.Jkt.Pst.)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merek merupakan bagian penting dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang
melibatkan identifikasi dan perlindungan terhadap produk atau jasa dari suatu perusahaan.
Di Indonesia, Merek memiliki peran strategis dalam menciptakan identitas, membedakan
produk atau jasa dari pesaing, dan memberikan kepastian hukum terhadap pemiliknya.
Dalam konteks Hak Kekayaan Intelektual, merek merupakan aset yang dapat dilindungi
hukum untuk mencegah penggunaan yang tidak sah oleh pihak lain. Perlindungan merek
bertujuan untuk mendorong inovasi, memotivasi investasi, dan melindungi kepentingan
konsumen serta dapat menimbulkan kepercayaan pada konsumen. Identifikasi dan
perlindungan merek melibatkan pendaftaran pada lembaga yang berwenang, seperti
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual di Indonesia.
Pemilik merek yang telah terdaftar memiliki Hak Eksklusif untuk menggunakan merek
tersebut dalam kaitannya dengan produk atau jasa yang terdaftar. Dasar hukum
perlindungan merek di Indonesia terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016
tentang Merek dan Indikasi Geografis, dalam Undang-Undang ini di jelaskan pengertian
merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka-angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan pergadangan barang atau jasa. Dalam Undang-undang ini juga tertuang hal-hal
seperti mengatur registrasi merek, hak dan kewajiban pemilik merek, serta sanksi hukum
terhadap pelanggaran merek.

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pembahasan
1. Kasus posisi
a. Identitas Terdakwa

b. Kronologi Kasus

c. Pertimbangan Hukum

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan kepersidangan oleh Penuntut Umum


didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:
 Menimbang, bahwa dalam dalil gugatannya Penggugat pada pokoknya
menyatakan bahwa Penggugat adalah Pemilik merek terkenal Bahwa
merek Terkenal milik Penggugat tersebut mempunyai Persamaan pada
keseluruhannya dengan merek dagang milik Tergugat yang
didadftarkan oleh Tergugat sebagaimana Daftar No. IDM000842429,
Tanggal Pendaftaran 06 April 2021, di kelas 15 sehingga Penggugat
menuntut pendaftaran merek tergugat harus dibatalkan karena tergugat
mendaftarkan merek tersebut dengan itikad tidak baik (pasal 21 ayat 3
undang-undang merek dan indikasi geografis)
 Menimbang, bahwa Penggugat mendasarkan gugatannya pada
ketentuan-ketentuan dalam UU Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek
dan Indikasi Geografis, yaitu:
- Pasal 76 Ayat (1) jo (2) UU Merek dan Indikasi Geografis
- Pasal 77 Ayat (1) UU Merek dan Indikasi Geografis,
- Pasal 21 Ayat (3) UU Merek dan Indikasi Geografis
 Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan pokok perkara
Majelis Hakim akan mempertimbangkan syarat formal diajukannya
gugatan pembatalan merek aquo sebagaimana ketentuan pasal 76 ayat
(2) UU Nomor 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis
yang menentukan bahwa : “Pemilik Merek yang tidak terdaftar dapat
mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah
mengajukan Permohonan kepada Menteri.”
 Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-1, terbukti bahwa Penggugat
telah mendaftarkan merek kepada Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual, KEMENTERIAN HUKUM dan HAM REPUBLIK
INDONESIA, dibawah nomor DID2023015589 tertanggal 22 Februari
2023, di kelas 15, dengan jenis barang sebagai berikut: Alat-alat
musik; banjo; biola; capo; cello; gitar; gitar; gitar akustik; gitar bas;
gitar listrik; kecapi [alat music]; mandolin; papan tempat dudukan efek
gitar / bass; pedal gitar; pick gitar; sandaran tangan gitar; senar gitar;
tali gitar; tas untuk alat musik gitar elektrik, gitar akustik, bass, cajon;
dan ukulele
 Menimbang, bahwa dengan demikian oleh karena Tergugat telah
mengakui dan membenarkan seluruh dalil-dalil Penggugat antara lain
bahwa Tergugat terinspirasi untuk mendaftarkan merek SEGOVIA
karena merek tersebut telah terkenal didunia untuk jenis barang gitar
berbagai type, bahwa karena merek SEGOVIA adalah merek terkenal
untuk jenis barang Gitar dan belum ada pihak yang mendaftarkan di
Indonesia maka Tergugat mengajukan permohonan pendaftaran merek
untuk pertama kali pada tanggal 11 September 2019, melalui
Konsultan HKI terdaftar di Indonesia, sehingga Tergugat
membenarkan seluruh dalil-dalil Gugatan Penggugat, dalam hal ini
tentang merek SEGOVIA sebagai MEREK TERKENAL,
PERSAMAAN PADA KESELURUHANNYA antara merek milik
Penggugat dengan merek milik Tergugat dan adanya ITIKAD TIDAK
BAIK dari Tergugat pada saat mengajukan permohonan pendaftaran
merek SEGOVIA, dengan demikian sesuai ketentuan pasal 164 HIR jo
Pasal 1866 KUH Perdata jo. Pasal 174-176 HIR jo 1923 KUH Perdata
pengakuan Tergugat tersebut merupakan bukti yang sempurna dalam
perkara ini sehingga diperkuat dengan seluruh bukti-bukti P-1 sampai
dengan P-19 yang diajukan oleh Penggugat, maka Majelis
berkesimpulan bahwa Penggugat telah berhasil membuktikan dalil-
dalil gugatannya;
 Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan hukum diatas
maka Gugatan Penggugat dikabulkan seluruhnya;
 Menimbang, bahwa oleh karena Gugatan Penggugat dikabulkan
seluruhnya maka Tergugat dihukum membayar biaya perkara yang
besarnya sebagaimana ditentukan dalam amar Putusan;

Anda mungkin juga menyukai