Nomor 19/Merek/2004/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Lawan:
DALAM PROVISI
25. Bahwa berdasarkan bukti-bukti penggunaan merek terkenal GOODYEAR
secara tanpa hak oleh Tergugat (vide bukti P-36 sampai dengan bukti P-
43) dan sesuai ketentuan Pasal 78 UU Merek No. 15 Tahun 2001, maka
untuk mencegah kerugian yang lebih besar lagi akibat tindakan Tergugat,
penggugat mohon dengan hormat kepada majelis hakim untuk
memerintahkan Tergugat segera menghentikan produksi, promosi,
peredaran dan atau perdagangan, serta menarik kembali dari pasaran
seluruh produk/barang ban-ban kendaraan yang menggunakan merek
GOODYEAR;
26. Bahwa agar Tergugat melaksanakan putusan provisi ini dengan sebaik-
baiknya, maka Penggugat mohon agar Tergugat dihukum untuk
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp 1.000.000,- (Satu juta
rupiah) setiap hari keterlambatan apabila Tergugat lalai atau sengaja
tidak melaksanakan putusan provisi ini terhitung sejak putusan provisi ini
berkekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde);
Berdasarkan alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan hukum di atas,
penggugat dengan hormat mohon kepada majelis hakim yang memeriksa
perkara ini agar berkenan memberikan keputusan sebagai berikut:
DALAM PROVISI
1. Memerintahkan Tergugat untuk segera menghentikan produksi, promosi,
peredaran dan/atau perdagangan serta menarik kembali dari pasaran
seluruh produk/barang ban luar dan ban dalam sepeda serta ban-ban
kendaraan lainnya yang menggunakan merek GOODYEAR. Selanjutnya
bukti penghentian produksi, promosi, peredaran dan atau perdagangan
dan penarikan seluruh produk ban luar dan ban dalam sepeda serta ban-
ban kendaraan lainnya dengan merek Goodyear diberikan kepada
Penggugat melalui Pengadilan;
2. Bahwa agar Tergugat melaksanakan putusan provisi ini dengan sebaik-
baiknya, maka penggugat mohon agar Tergugat dihukum untuk
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu juta
rupiah) setiap hari keterlambatan apabila Tergugat lalai atau sengaja
tidak melaksanakan putusan provisi ini terhitung sejak putusan provisi ini
diputuskan oleh Pengadilan Niaga Jakarta;
DALAM EKSEPSI
1. Eksepsi mengenai Kompetensi Absolut
Gugatan yang diajukan Penggugat seakan-akan merupakan gugatan
tentang pelanggaran merek murni dan tidak pernah sekalipun
menjelaskan adanya sengketa perdata tentang hak dan kewajiban para
pihak sebagaimana diatur dalam perjanjianl kesepakatan antara pihak.
Sebenarnya gugatan ini bermuara pada permasalahan perdata
(contractual dispute). Hak dan kewajiban para pihak pun diatur dalam
perjanjian tertanggal 7 Desember 1990 yang jelas-jelas menyatakan pada
halaman 6 sebagai berikut :
Butir 2
Failing such and (an) amicable settlement, any and all disputes arising
out of, or in connections with this agreement or its performance shall be
settled by arbitration to be held in Jakarta under the rules of the Badan
Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI) and shall be conducted in the English
language."
Terjemahan bahasa Indonesia
Tidak satupun pihak dalam perjanjian ini yang berhak untuk mengajukan
atau menjalankan satu upaya hukum pada satu badan peradilan tentang
masalah apapun yang menjadi sengketa, sampai pada saat masalah
tersebut telah diajukan dan diputus sebagaimana telah diatur sebelum ini
dst dst.
Disini jelas bahwa Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
TIDAK BERWENANG MENGADILI PERKARA INI dan sesuai pasal 1338
KUHPerdata, maka isi perjanjian undang-undang bagi Penggugat dan
Tergugat, sehingga seharusnya perkara ini diajukan ke BANI sebagai
sarana yang berwenang sebagaimana pula diatur dalam Undang-Undang
Arbitrasi No. 30 tahun 1999 khususnya pasal 3 dan pasal 11 ayat 1 dan
ayat 2.
I. DALAM KONPENSI:
A. DALAM PROVISI:
Menimbang, bahwa penggugat dalam gugatannya mengajukan tuntutan
provisi yaitu untuk memerintahkan Tergugat menghentikan produksi, promosi,
peredaran dan atau perdagangan dan penarikan seluruh produk "ban luar dan
ban dalam sepeda serta ban-ban kendaraan lainnya" dengan merek Goodyear
diberikan kepada Penggugat melalui Pengadilan, serta menghukum Tergugat
untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah) setiap hari keterlambatan apabila Tergugat lalai melaksanakan putusan
provisi ;
Menimbang, bahwa dari bukti-bukti yang diajukan Penggugat tentang
kepemilikan terhadap merek Goodyear dan juga bukti adanya produk barang
ban luar dan ban dalam sepeda yang diproduksi Tergugat dengan memakai
merek Goodyear, tidak serta merta dapat membuktikan adanya pelanggaran
merek yang dilakukan Tergugat, sebab sebaliknya Tergugat juga mengajukan
bukti-bukti untuk membuktikan dalil bantahannya, dari hal tersebut juga dengan
mempertimbangkan kemungkinan kerugian yang dapat timbul bagi Tergugat
apabila kemudian Penggugat tidak Idapat membuktikan dalilnya, majelis
berpendapat bahwa kurang cukup alasan untuk mengabulkan tuntutan provisi
ini, karenanya gugatan provisi dinyatakan ditolak untuk seluruhnya;
B. DALAM EKSEPSI
Menimbang, bahwa mengenai eksepsi khususnya mengenai kewenangan
absolut sebagaimana telah dipertimbangkan dan diputus dalam putusan sela
tertanggal 7 Juni 2004, eksepsi dinyatakan tidak beralasan hukum dan
dinyatakan tidak dapat diterima;
MENGADILI
I. DALAM KONPENSI
A. DALAM PROVISI :
- Menolak provisi Penggugat untuk seluruhnya;
B. DALAM EKSEPSI
- Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya ;
C. DALAM POKOK PERKARA.
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian.
2. Menyatakan Penggugat adalah pemilik, pemakai dan
pendaftar pertama merek dagang Goodyear di Indonesia;
3. Menyatakan merek Goodyear Penggugat adalah merek
terkenal ;
4. Menolak gugatan selebihnya ;
5. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara ini
sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);
ttd. ttd.
ttd.
PANITERA PENGGANTI,
ttd.
JUMALI. SH.