Anda di halaman 1dari 61

PUTUSAN

Nomor 19/Merek/2004/PN.Niaga.Jkt.Pst.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN


KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang


memeriksa dan mengadili perkara Merek pada tingkat pertama telah
menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
- THE GOODYEAR TIRE & RUBBER COMPANY, suatu perseroan yang
didirikan berdasarkan Undang-Undang Negara Bagian Ohio, Amerika
Serikat, berkedudukan di 1144 East Market Street, Akron, Ohio, 44316-
0001-USA, dalam hal ini memberi kuasa dan memilih domisili hukum
yang tetap dialamat kuasa hukumnya, LUBIS, SANTOSA & MAULANA,
Patent & Law Offices, beralamat di Mayapada Tower (d/h Wisma Bank
Dharmala) Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 28, Jakarta 12920,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 31 Januari 2004, selanjutnya
disebut sebagai -PENGGUGAT;

Lawan:

- PT. BANTENG PRA T AMA RUBBER, beralamat di Jalan Pangeran


Jayakarta No. 68 Blok C. 9-10, Jakarta Pusat, dalam hal ini diwakili oleh
kuasanya : Edward NH. Abraham, Juris Doctor, David Abraham, BSL.,
Sundja!i, SH. dan Siwi Sarwoprastiti, SH., Advokat dan Pengacara pad a
Law Office Edward NH. Abraham, Juris Doctor, David Abraham, BSL.
And Associates, beralamat di Prince Building Lt. 10, JI. Jend. Sudirman
Kav. 3-4 Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 26 April
2004, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;
Pengadilan Niaga tersebut ;
Telah membaca surat-surat perkara ini ;
Telah mendengar kedua belah pihak yang berperkara ;
Telah membaca dan meneliti surat-surat bukti yang diajukan oleh para
pihak ;
Telah mendengar keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh para pihak ;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimbang, bahwa penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 19


April 2004 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat pad a tanggal 19 April 2004 dibawah register Nomor :
19/MEREK/2004/PN.NIAGA.JKT.PST. yang mengemukakan hal-hal sebagai
berikut :
A. PENGGUGAT ADALAH PEMILlK, PEMAKAI DAN PENDAFTAR
PERTAMA MEREK GOODYEAR DI INDONESIA
1. Bahwa penggugat adalah pemilik dan pendaftar pertama merek dagang
GOODYEAR yang telah mendaftarkan merek tersebut di Indonesia
dengan nomor-nomor pendaftaran sebagai berikut :
a). GOODYEAR & Logo kaki bersayap, Daftar Nomor 362916, tanggal
12 September 1996 yang merupakan perpanjangan dari Daftar
Nomor 208.075 tanggal 12 September 1986 untuk kelas barang
12, yang meliputi jenis-jenis barang :
Kendaraan-kendaraan, bermotor maupun tidak; alat-alat
untuk bergerak di darat, udara, atau air, bermotor maupun
tidak.
b). GOODYEAR, Daftar No. 400074, tanggal 1 Agustus 1997
merupakan perpanjangan dari Daftar Nomor 222.341 tanggal 1
Agustus 1987 untuk kelas barang 12, meliputi jenis-jenis barang :
Ban-ban dan ban-ban mesin untuk kendaraan-kendaraan,
kendaraan-kendaraan bermotor maupun tidak, alat-alat
untuk bergerak di darat, udara atau air, bermotor maupun
tidak.
c). GOODYEAR, Daftar Nomor 400075, tanggal 1 Agustus 1997
merupakan perpanjangan dari Daftar No. 222.341 tanggal 1
Agustus 1987 untuk kelas barang 12, meliputi jenis-jenis barang :
Ban-ban dan ban-ban mesin untuk kendaraan-kendaraan.
d). GOODYEAR GT 880 & Logo, Daftar Nomor 364196, tanggal 11
September 1995 untuk kelas barang 12, meliputi jenis-jenis barang
:
Ban-ban untuk kendaraan-kendaraan.
e). GOODYEAR & Logo, Daftar Nomor 380148, tanggal 29 April 1996
untuk kelas barang 12, meliputi jenis-jenis barang :
Ban-ban, ban-ban dalam, ban-ban luar, alat-alat untuk
memperbaiki ban-ban dan ban-ban dalam, tali-tali
penggerak mesin, pelek-pelek roda, roda-roda, peredam-
peredam kejutan dan rem-rem; kendaraan-kendaraan
bermotor maupun tidak, alat-alat untuk bergerak di darat,
udara atau air, bermotor maupun tidak.
f). GOODYEAR GT 770 & Logo, Daftar Nomor 359606 untuk kelas
barang 12, meliputi jenis-jenis barang : Ban-ban untuk kendaraan-
kendaraan.
g). GOODYEAR & Logo kaki bersayap, Daftar No. 380178, tanggal 29
Januari 1996 untuk kelas barang 17;
(vide bukti P-1 sampai dengan bukti P-7)
2. Bahwa sebagai pemilik yang sah dan pendaftar pertama atas merek
dagang GOODYEAR di Indonesia, Penggugat mempunyai hak eksklusif
untuk menggunakan merek tersebut di Indonesia atau memberi izin pihak
lain untuk menggunakan merek-merek terse but di Indonesia (vide Pasal
3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001);
B. GOODYEAR ADALAH MEREK DAGANG DAN JUGA NAMA
PERUSAHAAN PENGGUGAT
3. Bahwa perusahaan Penggugat telah berdiri sejak tahun 1898 (Iebih dari
100 tahun lamanya) dan pada mulanya bergerak di bidang industri
pengolahan karet dengan produk utamanya ban-ban kendaraan (bukti P-
8);
4. Bahwa perusahaan Penggugat sejak berdiri sampai dengan saat ini,
penggugat telah melakukan investasi di bidang produksi, penelitian &
pengembangan serta pemasaran ban-ban kendaraan dengan biaya
cukup besar di berbagai negara termasuk di Indonesia sehingga
perusahaan Penggugat berkembang secara pes at dan telah menjadi
perusahaan ban terbesar di dunia;
5. Sebagai p.erusahaan ban terbesar di dunia tidak dapat dipungkiri
Penggugat telah dikenal oleh masyarakat dunia. Terlebih merek
GOODYEAR yang digunakan Penggugat sekaligus juga merupakan
nama perusahaannya yaitu THE GOODYEAR TIRE & RUBBER
COMPANY;
6. Bahwa berdasarkan yurisprudensi tetap Mahkamah Agung R.I, suatu
merek yang juga sekaligus merupakan nama perusahaan patut mendapat
perlindungan hukum (vide Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I Nomor
2854K/Sip/1981 untuk kasus merek YAMAHA; Nomor 2757K/Pdt/1993
untuk kasus merek CHANEL; Nomor 1489K/Pdt/1991 dan Nomor
357K/PdU1992 keduanya untuk kasus merek SONY);
Dalam kasus merek YAMAHA, Mahkamah Agung R.I. berpendapat
bahwa pemakaian merek YAMAHA menimbulkan kesan berasal dari
perusahaan dengan nama YAMAHA. Oleh karenanya penggunaan nama
perniagaan oleh orang yang tidak berhak dapat menimbulkan kekeliruan
pada khalayak ramai dan tindakan tersebut bertentangan dengan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961.
Dalam kasus merek CHANEL Nomor 2757 K/PdU1993, Mahkamah
Agung RI mempertimbangkan bahwa putusan Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat tidak bertentangan dengan hukum dan/atau Undang-Undang yang
salah satu amar putusannya menyatakan PenggugaUTermohon Kasasi,
CHANEL S.A sebagai pemakai pertama di Indonesia dari nama dagang
serta merek dagang CHANEL dan karenanya mempunyai hak
tunggal/khusus untuk memakai nama dagang dan merek dagang
CHANEL di Indonesia.
Dalam kasus merek SONY, Nomor 1489K/PdU1991, Mahkamah Agung
R.I. menyatakan bahwa Putusan Judex Facti sudah tepat yang
menyatakan Sony Kabushiki Kaisha (badan hukum Jepang) sebagai
pemakai pertama di Indonesia dari nama dagang dan merek dagang
SONY, dan karenanya mempunyai hak tunggal/khusus untuk memakai
nama dagang dan merek dagang tersebut di Indonesia;
Demikian pula dalam kasus merek SONY Nomor 357 K/Pdt/1992,
Mahkamah Agung R.I membatalkan pendaftaran merek SONY, Daftar
Nomor 157.866 yang didaftarkan oleh Tisna Budihardja karena
mempunyai persamaan dengan nama dagang serta merek SONY
Pemohon, SONY KABUSHIKI KAISHA;

C. MEREK GOODYEAR PENGGUGAT MERUPAKAN MEREK TERKENAL


DAN HARUS DILINDUNGI
7. Bahwa selain telah didaftarkan di Indonesia, merek GOODYEAR
penggugat juga telah digunakan dan dipromosikan secara terus menerus
di wilayah Indonesia setidak-tidaknya sejak tahun 1917 sampai dengan
sekarang melalui perusahaan afiliasinya yaitu PT Goodyear Indonesia
Tbk yang semula bernama The Goodyear Tire & Rubber Company
Limited (bukti P-9), dan pad a tahun 1977 berubah nama menjadi PT
Goodyear Indonesia (bukti P-10) sehingga merek GOODYEAR
Penggugat dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan promosi yang secara gencar dilakukan Penggugat
tidak hanya melalui media cetak, misal: surat kabar dan majalah, tetapi
juga melalui media elektronika yaitu televisi dan radio (bukti P-11 dan
bukti P-12);
8. Bahwa selain digunakan dan didaftar di Indonesia, merek GOODYEAR
Penggugat juga telah digunakan dan didaftar di berbagai negara.
Untuk lebih jelasnya, Penggugat sampaikan sebagian bukti pendaftaran
merek GOODYEAR khususnya untuk kelas barang 12, di 20 (dua puluh)
negara yaitu :

No Negara Nomor Pendaftaran Keterangan


01 Australia A 19910 dan 862933 Bukti P-11 a dan
P-11B
02 Mesir 48699 Bukti P-12
03 Kamboja 17858 Bukti P-13
04 China 381390 Bukti P-14
05 Singapura T86/05053G Bukti P-15
06 Malaysia M/54563 Bukti P-16
07 Philipina R-2226 Bukti P-17
08 Thailand Kor78677 Bukti P-18
09 Laos 3624 Bukti P-19
10 Taiwan 14962 Bukti P-20
11 Korea Selatan 162759 Bukti P-21
12 Amerika Serikat 56,752 dan 507,923 Bukti P-22a dan
P-22b
13 Community Trade CTM1011410 Bukti P-23
mark (*)
14 Vietnam 6183 Bukti P-24
15 Jerman 2901226 Bukti P-25
16 Jepana 2069143 Bukti-P-26
17 Brasil 003414515 Bukti P-27
18 Hungaria 144055 Bukti P-28
19 Finlandia 69868 and 227372 Bukti P-29a dan
P-29b
20 Maroko 51.112 Bukti P-30

*) Pendaftaran Merek Goodyear di Masyarakat Eropah (European


Community) yang meliputi lebih dari 10 (sepuluh) negara di Eropah.
(bukti P-13 sampai dengan bukti P-32).

9. Bahwa dengan adanya bukti-bukti penggunaan merek GOODYEAR di


Indonesia sejak tahun 1975 dan adanya pendaftaran merek dagang
GOODYEAR serta promosi secara gencar yang dilakukan Penggugat di
media cetak dan media elektronika baik di Indonesia dan di negara-
negara lain, sudah sepatutnya merek GOODYEAR milik Penggugat
dikategorikan sebagai merek terkenal (vide Penjelasan Pasal 6 ayat 1 b
Undang-Undang Merek No. 15 Tahun 2001);
Penjelasan Pasal 6 ayat (1b) Undang-Undang Merek No. 15 Tahun 2001
menguraikan kriteria tentang merek terkenal yaitu :
a. pengetahuan umum masyarakat tentang suatu merek di bidang
usaha yang bersangkutan;
b. reputasi suatu merek yang diperoleh karena promosi secara
gencar dan besar-besaran yang dilakukan pemiliknya;
c. bukti pendaftaran merek di berbagai negara;
10. Mohon perhatian majelis hakim yang terhormat bahwa Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek yang secara efektif telah berlaku
sejak tanggal 1 Agustus 2001 secara tegas memberikan perlindungan
hukum kepada pemilik merek terkenal (vide Pasal 6 ayat (1 b) jo Pasal 4
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek jo Keputusan
Presiden Nomor 15 Tahun 1997 jo Pasal6 big Konvensi Paris);
Pasal 6 ayat 1b Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 mengatur
tentang :
Permohonan harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila Merek
tersebut mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik pihak
lain untuk barang dan/atau jasa sejenis.
Pasal4 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 mengatur tentang Merek
tidak dapat didaftar atas dasar Permohonan yang diajukan oleh
Pemohon yang beritikad tidak baik.
Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1997 tentang Perubahan
Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1979 mengatur tentang
Pengesahan Konvensi Paris Untuk Perlindungan Kekayaan Industri
(Paris Convention for The Protection of Industrial Property) dan Konvensi
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (Convention Establishing
The World Intellectual Property Organization).
Pasal 6 bis Konvensi Paris mengatur tentang :
The countries of the Union undertake, ex officio if their legislation
so permits, or at the request of an interested party, to refuse or to
cancel the registration, and to prohibit the use, of a trademark
which constitutes a reproduction, an imitation, or a translation,
liable to create confusion, of a mark considered by the competent
authority of the country of registration or use to be well known in
that country as being already the mark of a person entitled to the
benefits of this Convention and used for identical or similar goods
These provisions shall also apply when the essential part of the
mark constitutes a reproduction of any such well-known mark or an
imitation liable to create confusion therewith.
Yang dalam terjemahan bahasa Indonesianya :
Negara-negara Uni melakukan, ex officio jika perundang-undangan
mereka mengizinkan demikian, atau atas permintaan suatu pihak yang
berkepentingan, untuk menolak atau membatalkan pendaftaran tersebut,
dan melarang penggunaan atas suatu merek dagang yang merupakan
suatu pembuatan ulang, suatu tiruan atau suatu terjemahan, yang dapat
menyesatkan, atau suatu merek yang dianggap oleh pihak berwenang
negara pendaftaran atau menggunakan untuk menjadi terkenal dalam
negara itu sebagaimana merek seseorang yang berhak atas manfaat
konvensi ini dan digunakan untuk barang yang sama dan serupa.
Ketentuan-ketentuan ini juga berlaku ketika bagian penting dari merek
tersebut merupakan satu pembuatan ulang merek terkenal tersebut atau
suatu tiruan yang dapat menyesatkan.
11. Bahwa dengan keikutsertaan Indonesia menandatangani perjanjian-
perjanjian dan konvensi-konvensi internasional di bidang Hak Kekayaan
Intelektual, diantaranya Konvensi Paris, Persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO yang
mencakup Perjanjian Aspek-Aspek Dagang di bidang Hak Kekayaan
Intelektual (Trade Related Aspects of IPR and Counterfeiting
goods/Persetujuan TRIPS) melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1994, maka sebagai peserta dari perjanjian dan konvensi internasional
tersebut, Indonesia berkewajiban secara timbal balik memberikan
perlindungan hukum terhadap merek terkenal;
12. Mohon perhatian majelis hakim, berkenaan dengan merek terkenal
diperoleh fakta bahwa Mahkamah Agung R.I. dalam beberapa putusan
juga telah memberikan perlindungan hukum terhadap merek terkenal
(vide Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 1486/K/1991 tanggal 25
November 1995, Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 2659K/,Pdtl1994
dalam perkara merek NISSIN).
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1486K/1991,
menyatakan bahwa pengertian merek terkenal adalah apabila suatu
merek telah beredar keluar dari batas-batas regional sampai kepada
balas-barBs transnasional Demikian pula dalam perkara merek NISSIN,
Nomor 2659K/Pdt/1994, Mahkamah Agung Republik Indonesia
berpendapat merek NISSIN milik NISSIN SHOKUHIN KABUSHIKI
KAISHA, Jepang (Pemohon Kasasi/Penggugat) merupakan merek
terkenal berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bahwa Pemohon
Kasasi/Penggugat telah menggunakan merek NISSIN sejak lama (1958)
dan pendaftaran merek NISSIN oleh Penggugat di berbagai negara;
Selain itu, Pengadilan, Niaga Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat dalam beberapa putusannya yang didasarkan pada Undang-
Undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 juga telah memberikan
perlindungan hukum terhadap merek terkenal (vide Putusan Nomor
07/Merek/2001/PN.Niaga.Jkt.Pst dalam perkara merek BERGER;
Putusan Nomor: 09/Merek/2001/PN.Niaga.Jkt.Pst dalam perkara merek
MORGAN);
Dalam perkara merek BERGER, majelis hakim Pengadilan Niaga Jakarta
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menyatakan merek
BERGER, BERGER MASTER dan BERGER + Logo milik Penggugat
merupakan merek terkenal berdasarkan bukti-bukti pendaftaran merek
BERGER, BERGER MASTER dan BERGER + Logo di Indonesia dan di
beberapa negara serta promosi yang telah dilakukan Penggugat di
Indonesia dan di pasaran internasional sehingga merek BERGER,
BERGER MASTER dan BERGER + Logo milik Penggugat menjadi merek
terkenal;
Dalam perkara merek MORGAN, majelis hakim Pengadilan Niaga Jakarta
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memberikan putusan dengan
menyatakan merek MORGAN penggugat sebagai merek terkenal
berdasarkan pada Penjelasan Pasal 6 ayat 1b Undang-Undang Merek
Nomor 15 Tahun 2001 yaitu :
- pengetahuan urn urn rnasyarakat tentang suatu rnerek di bidang
usaha yang bersangkutan;
- reputasi suatu merek yang diperoleh dengan prornosi yang gencar
dan besar-besaran;
- Investasi di berbagai negara;
- bukti pendaftaran merek di berbagai negara;
13. Bahwa keterkenalan rnerek GOODYEAR rnilik Penggugat juga dibuktikan
dengan terpilihnya merek GOODYEAR sebagai SUPER BRAND di
Indonesia oleh Superbrand Organization berdasarkan goodwill, reputasi
serta loyalitas konsurnen (bukti P-33);
Berdasarkan hal-hal tersebut di alas, rnaka suatu hal yang tidak dapat dipungkiri
(notoir feit) bahwa rnerek GOODYEAR rnilik Penggugat telah dernikian terkenal
di Indonesia dan di seluruh dunia.

D. TERGUGAT TELAH MELAKUKAN PELANGGARAN MEREK


GOODYEAR MILIK PENGGUGAT SEJAK TAHUN 1994
14. Bahwa diketahui oleh Penggugat, Tergugat telah rnenggunakan dan
rnernasarkan rnerek dagang GOODYEAR di wilayah Indonesia dari tahun
1994 sampai dengan sekarang, yaitu dengan rnenggunakan rnerek
"Luckystones Goodyear" (bukti P-34), bahkan telah rnengekspor produk-
produk "ban luar sepeda" dengan mutu/kwalitas yang berbeda dengan
menggunakan nierek "Luckystones Goodyear" pada tahun 1999, tahun
2001 dan tahun 2002 ke beberapa negara diantaranya Australia, Brasil,
Jerman, Hungaria, Taiwan dan Argentina (bukti P-35, bukti P-36, bukti P-
37, bukti P-38, bukti P-39 dai1 bukti P-40);
15. Bahwa tindakan Tergugat tersebut di atas jelas dilandasi itikad buruk
karena sepatutnya Tergugat mengetahui bahwa Penggugat adalah
pemilik yang sah atas merek terkenal Goodyear khususnya untuk produk-
produk ban-ban kendaraan termasuk ban dalam dan ban luar sepeda;
16. Bahwa selain telah memproduksi ban dalam dan ban luar sepeda dengan
menggunakan merek Goodyear, Tergugat juga telah memproduksi dan
memasarkan produk ban dalam Mobil dan truk (bukti P-41);
17. Tindakan Tergugat tersebut di atas sangat jelas bertujuan untuk
memperoleh keuntungan yang besardengan menggunakan dan
mengambil manfaat keterkenalan merek GOODYEAR Penggugat.
Apabila Tergugat beritikad baik, menurut hukum sepatutnya Tergugat
tidak menggunakan merek GOODYEAR Penggugat dan hanya
menggunakan merek "Luckystone" yang merupakan mereknya sendiri
(bukti P-42);
Terlebih dari itu, tindakan Tergugat di atas sangat merugikan Penggugat
sebagai pemilik merek terkenal GOODYEAR yang selama ini menjaga
mutu/kwalitas produk-produknya dengan merek GOODYEAR dan telah
mengeluarkan biaya yang besar dalam upaya membangun,
memperkenalkan dan mempromosikan merek GOODYEAR di pasaran
internasional termasuk di Indonesia.
18. Bahwa tindakan Tergugat jelas merupakan tindakan yang bertentangan
dengan hukum dan merupakan tindakan pelanggaran merek
GOODYEAR penggugat (vide Pasal 76 Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001 tentang Merek);
Pasal 76 ayat (1) menyatakan :
Pemilik Merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak
Jain yang secara tanpa hak menggunakan merek yang
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseJuruhannya
untuk barang atau jasa yang sejenis berupa :
a) gugatan ganti rugi, dan/atau
b) penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan
penggunaan Merek tersebut.

E. PENGGUGAT MENGALAMI KERUGIAN MATERIIL DAN IMMATERIIL

19. Dan akibat dari tindakan Tergugat menggunakan merek terkenal


GOODYEAR tanpa ijin dan tanpa hak dari penggugat, Penggugat
mengalami kerugian materiil dan immaterial yang dapat diperkirakan
sebesar Rp. 285.323.743.000,- (dua ratus delapan puluh lima milyar tiga
ratus dua puluh tiga juta tujuh ratus empat puluh tiga ribu rupiah), dengan
perincian-perincian sebagai berikut:
19.1. Kerugian materiil sebesar Rp. 157.823.743.000 -(seratus lima
puluh tujuh milyar delapan ratus dua puluh tiga juta tujuh ratus
empat puluh tiga ribu rupiah) yaitu kerugian yang diderita
Penggugat akibat penggunaan merek GOODYEAR oleh Tergugat
untuk ban-ban kendaraan tanpa ijin dan tanpa hak dari penggugat
dan keuntungan yang seharusnya diperoleh Penggugat akibat
pemakaian merek Goodyear Penggugat sejak tahun 1994 sampai
dengan gugatan ni diajukan;
Oleh karena itu, berdasarkan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001 tentang Merek, dalam gugatan ini Penggugat meminta
Pengadilan Niaga Jakarta menghukum Tergugat untuk membayar
ganti rugi berdasarkan:
1. Estimasi total penjualan produk ban-ban kendaraan dengan
merek Goodyear oleh Tergugat dari tahun 1994 sampai dengan
tahun 1997 sebesar Rp. 110.000.000.000 (seratus sepuluh
milyar rupiah) dengan perincian:
a. Penjualan produk ban dengan merek Goodyear oleh
Tergugat pada tahun 1994 sebesar Rp. 20.000.000.000,-
(Dua puluh milyar rupiah);
b. Penjualan produk ban dengan merek Goodyear oleh
Tergugat pada tahun 1995 sebesar Rp. 25.000.000.000,-
(Dua puluh lima milyar rupiah);
c. Penjualan produk ban dengan merek Goodyear oleh
Tergugat pada tahun 1996 sebesar Rp 30.000.000.000,-
(tiga puluh milyar rupiah);
d. Penjualan produk ban dengan merek Goodyear oleh
Tergugat pada tahun 1997 sebesar Rp. 35.000.000.000,-
(tiga puluh lima milyar rupiah);
Estimasi keuntungan yang diperoleh Tergugat dari hasil
penjualan produk ban dengan merek Goodyear oleh Tergugat
dari tahun 1994 sampai dengan tahun 1997 yang merupakan
kerugian bagi Penggugat (profit loss), sebesar 20% x Rp
110.000.000.000 (seratus sepuluh milyar rupiah) sebesar Rp
22.000.000.000,- (dua puluh dua milyar rupiah);
2. Estimasi total penjualan produk ban dengan merek Goodyear
oleh Tergugat dan tahun 1998 sampai dengan tahun 2000
sebesar Rp.136.000.000.000,- (seratus tiga puluh en am milyar
rupiah) dengan perincian:
a. Penjualan produk ban dengan merek Goodyear oleh
Tergugat pada tahun 1998 sebesar Rp. 43.000.000.000,
(empat puluh tiga milyar rupiah);
b. Penjualan produk ban dengan merek Goodyear oleh
Tergugat pada tahun 1999 sebesar Rp. 45.000.000.000
(empat puluh lima milyar rupiah);
c. Penjualan produk ban dengan merek Goodyear oleh
Tergugat pada tahun 2000 sebesar Rp. 48.000.000.000,-
(empat puluh delapan milyar rupiah);
Estimasi akumulasi keuntungan yang diperoleh Tergugat
yang merupakan kerugian bagi Penggugat (profit loss) dari
penjualan produk ban dengan merek Goodyear oleh
Tergugat pada tahun 1998, 1999 dan tahun 2000 sebesar
20 % dari Rp 136.000.000.000,- (seratus tiga puluh enam
milyar rupiah) sebesar Rp. 27.200.000.000 (dua puluh tujuh
milyar dua ratus juta rupiah).
3. Estimasi keuntungan bersih yang diperoleh Tergugat pada
tahun 2001 (8% dari keuntungan yang diperoleh Tergugat pada
tahun sebelumnya yaitu tahun 2000) sebesar Rp.
10.368.000.000,- (sepuluh milyar tiga ratus enam puluh
delapan juta rupiah) dengan perincian :
- Estimasi keuntungan Tergugat pada tahun 2000 sebesar
20% X Rp. 48.000.000.000,- (empat puluh delapan milyar
rupiah) = Rp.9.600.000.000,- (sembiIan milyar enam ratus
juta rupiah);
- Estimasi keuntungan bersih yang diperoleh Tergugat pada
tahun 2001 sebesar Rp. 9.600.000.000,- (sembilan milyar
enam ratus juta rupiah) + [8%x Rp. 9.600.000.000,-
(sembilan milyar enam ratus juta rupiah) =
Rp.10.368.000.000,- (sepuluh milyar tiga ratus enam puluh
delapan juta rupiah).
4. Dengan demikian estimasi keuntungan bersih yang diperoleh
Tergugat pada tahun 2002 (8% dari keuntungan yang diperoleh
Tergugat pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2001) sebesar
Rp. 11.197.440.000,- (sebelas milyar seratus sembilan puluh
tujuh juta empat ratus empat puluh ribu rupiah) dengan
perincian :
- Estimasi keuntungan bersih yang diperoleh Tergugat pad a
tahun 2001 sebesar Rp.10.368.000.000,- (sepuluh milyar
tiga ratus enam puluh delapan juta rupiah) + [8% x
Rp.10.368.000.000,- (sepuluh milyar tiga ratus enam puluh
delapan juta rupiah)] = Rp.11.197.440.000,- (sebelas milyar
seratus sembilan puluh tujuh juta empat ratus empat puluh
ribu rupiah).
5. Estimasi keuntungan bersih yang diperoleh Tergugat pada
tahun 2003 (8% dari keuntungan yang diperoleh Tergugat pada
tahun sebelumnya yaitu tahun 2002) sebesar Rp.
12.093.235.200,- (dua belas milyar sembilan puluh tiga juta dua
ratus tiga puluh lima ribu dua ratus rupiah) dengan perincian :
- Estimasi keuntungan bersih yang diperoleh Tergugat pada
tahun 2002 sebesar Rp. 11.197.440.000,- (sebelas milyar
seratus sembilan puluh tujuh juta empat ratus empat puluh
ribu rupiah) + [8%x Rp 11.197.440.000,- (sebelas milyar
seratus sembilan puluh tujuh juta empat ratus empat puluh
ribu rupiah)] = Rp. 12.093.235.200,- (dua belas milyar
sembilan puluh tiga juta dua ratus tiga puluh lima ribu dua
ratus rupiah).
6. 20% dari nilai ekspor produk ban dengan merek Goodyear
oleh Tergugat pada tahun 2001 adalah 20% X US$
5,000.000 (lima juta dolar Amerika Serikat) berjumlah US$
1,000.000 (satu juta dolar Amerika serikat) atau sekitar Rp.
10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) dengan kurs 1
US$ = Rp 10.000,- (Sepuluh ribu rupiah), dibuktikan,
berdasarkan surat Mr. Halim tanggal 2 Juli 2001 kepada Mr.
Martins, Direktur Utama PT Goodyear Indonesia saat itu;
i. bunga yang patut menurut Undang-Undang yaitu
sebesar 6% setiap tahun, yang diperhitungkan dari
keuntungan yang seharusnya diperoleh Penggugat
sejak tahun 1994 sampai dengan tahun 2003
sebesar Rp. 5.571.520.512,- (lima milyar lima ratus
tujuh puluh satu juta lima ratus dua puluh ribu lima
ratus dua belas rupiah);
ii. biaya konsultasi hukum dan penanganan perkara ini
yang diperkirakan sebesar US$ 147,358 (seratus
empat puluh tujuh Ribu tiga ratus lima puluh delapan
dolar Amerika Serikat) atau setara dengan Rp.
1.252.543.000,- (satu milyar dua ratus lima puluh dua
juta lima ratus empat puluh tiga ribu rupiah);
iii. biaya advertising di media cetak untuk pemulihan
nama baik Goodyear sebesar US$ 10,000.000
(Sepuluh juta dolar Amerika Serikat) atau setara
dengan Rp. 85.000.000.000,- (delapan puluh lima
milyar rupiah) yang didasarkan pada kurs saat ini;
19.2. Kerugian immateriil sebesar Rp. 127.500.000.000,- (Seratus dua puluh
tujuh milyar lima ratus juta rupiah) berupa :
i. berkurangnya goodwill dan terganggunya reputasi Penggugat
akibat penggunaan merek GOODYEAR oleh Tergugat pada
produk ban dengan kwalitas rendah, khususnya yang diperkirakan
sebesar Rp. 85.000.000.000,- (delapan puluh lima milyar rupiah),
setara dengan US$ 10,000.000 (sepuluh juta dolar Amerika
Serikat);
ii. kerugian moral akibat penyalahgunaan hak milik intelektual
Goodyear oleh Tergugat sebesar US$ 5,000.000 (Lima juta dolar
Amerika Serikat) atau setara dengan Rp. 42.500.000.000,- (empat
puluh milyar lima ratus juta rupiah);
Mohon perhatian majelis hakim, sangat beralasan bagi penggugat
menuntut ganti kerugian material dan immaterial karena Tergugat secara
sengaja telah melakukan pelanggaran merek GOODYEAR milik
Penggugat yang sudah terkenal di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

F. TUNTUTAN GANTI RUGI JUGA DIATUR DALAM PASAL 45


PERJANJIAN TRIPS
20. Selain itu, sangat patut dan beralasan apabila majelis hakim yang
memeriksa, mengadili dan memutus perkara aquo memerintahkan
Tergugat membayar ganti kerugian materill dan immaterial kepada
Penggugat sesuai perincian di atas mengingat Pasal 45 Perjanjian TRIPS
mengatur tentang kerugian (damages), dengan memberikan kewenangan
kepada badan pengadilan untuk memerintahkan pelanggar hak kekayaan
intelektual membayar ganti kerugian kepada pemegang hak kekayaan
intelektual.
Ketentuan Pasal 45 Perjanjian TRIPs wajib dilaksanakan oleh semua
peserta termasuk Indonesia.
Pasal 45 Perjanjian TRIPS menyatakan:
Article 45: DAMAGES
1. The judicial authorities shall have the authority to order the infringer to
pay the right holder damages adequate to compensate for the injury
the right holder has suffered because of an infringement of that
person's intellectual properly right by an infringer who knowingly, or
with reasonable grounds to know, engaged in infringing activity;
2. The judicial authorities shall also have the authority to order the
infringer to pay the right holder expenses, which may include
appropriate attorneys fees In appropriate cases, members may
authorize the judicial authorities to order recovery of profits and/or
payment of pre-established damages even where the infringer did not
knowingly, or with reasonable grounds to know, engage in infringing
activity:
Dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Pasal 45 : KERUGIAN
1. Pihak berwenang pengadilan memiliki wewenang untuk
memerintahkan pelanggar untuk membayar kepada pemegang hak,
ganti kerugian yang cukup untuk menutupi kerugian yang telah dialami
pemegang hak akibat pelanggaran yang dilakukan terhadap hak milik
intelektual orang tersebut oleh seorang pelanggar yang secara
sengaja atau sepatutnya mengetahuinya, telah melakukan kegiatan
pelanggaran;
2. Pihak berwenang pengadilan juga memiliki wewenang untuk
memerintahkan pelanggar untuk membayar biaya-biaya kepada
pemegang hak, yang juga dapat termasuk ongkos pengacara yang
sesuai. Dalam kasus-kasus tertentu, para anggota dapat
memerintahkan pihak berwenang pengadilan untuk memerintahkan
dipulihkannya keuntungan dan/atau pembayaran terhadap kerugian
yang telah ditentukan sebelumnya sekalipun pelanggar tidak secara
sengaja atau sepatutnya mengetahuinya, telah melakukan kegiatan
pelanggaran;
Berdasarkan ketentuan Pasal 45 Perjanjian TRIPs di atas jo Pasal 76
Undang-Undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 dan karena penggugat
telah membangun merek Goodyear yang sekaligus merupakan nama
perusahaan Goodyear selama : 100 (seratus) tahun, maka sudah
selayaknya majelis hakim yang terhormat mengabulkan tuntutan ganti
kerugian materiil dan immateriil yang diajukan Penggugat.

G. MOHON SITA JAMINAN DAN PROVISI


21. Bahwa untuk menjamin ganti kerugian yang akan dibayarkan Tergugat
kepada penggugat dan menghindari Tergugat mengalihkan,
memindahkan atau mengasingkan barang-barang miliknya kepada pihak
lain, baik yang berupa barang-barang bergerak maupun yang tidak
bergerak, yaitu :
a. sebidang tanah berikut bangunan kantor dan peralatan kantor yang
terletak di Jalan Pangeran Jayakarta No. 68, Blok C 9-10, Jakarta
Utara;
b. sebidang tanah berikut bangunan pabrik yang terletak di Jalan
Pahlawan KM 1,5 Citeureup-Cibinong, Bogor, maka Penggugat
mohon dengan hormat kepada Ketua Majelis Hakim yang memeriksa
dan mengadili perkara ini untuk meletakkan sita jaminan terhadap
barang-barang bergerak dan barang-barang tidak bergerak milik
Tergugat tersebut di atas;
Bahwa mengenai barang bergerak maupun tidak bergerak milik Tergugat
yang jenis dan jumlah serta letaknya akan diuraikan tersendiri dalam
Permohonan Sita Jaminan.
22. Bahwa agar Tergugat melaksanakan putusan ini dengan sebaik-baiknya,
maka penggugat mohon agar Tergugat dihukum untuk membayar uang
paksa (dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap hari
keterlambatan apabila Tergugat lalai atau sengaja tidak melaksanakan
putusan ini terhitung sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap (in kracht
van gewijde);
23. Bahwa oleh karena bukti-bukti yang diajukan penggugat merupakan
bukti-bukti yang sah menurut hukum, maka Penggugat mohon kepada
majelis hakim yang terhormat untuk memerintahkan Tergugat
memusnahkan seluruh cetakan (mold) dan perlengkapan-perlengkapan
lainnya yang digunakan Tergugat sebagai sarana untuk melakukan
pelanggaran merek Goodyear;
24. Bahwa karena gugatan yang diajukan penggugat ini didukung oleh bukti-
bukti otentik dan bukti yang sah menurut hukum (vide bukti P-1 sampai
dengan P-42) , maka Penggugat mohon agar putusan dalam perkara ini
dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada perlawanan, banding
atau kasasi (uitvoerbaar bij vorraad),

DALAM PROVISI
25. Bahwa berdasarkan bukti-bukti penggunaan merek terkenal GOODYEAR
secara tanpa hak oleh Tergugat (vide bukti P-36 sampai dengan bukti P-
43) dan sesuai ketentuan Pasal 78 UU Merek No. 15 Tahun 2001, maka
untuk mencegah kerugian yang lebih besar lagi akibat tindakan Tergugat,
penggugat mohon dengan hormat kepada majelis hakim untuk
memerintahkan Tergugat segera menghentikan produksi, promosi,
peredaran dan atau perdagangan, serta menarik kembali dari pasaran
seluruh produk/barang ban-ban kendaraan yang menggunakan merek
GOODYEAR;
26. Bahwa agar Tergugat melaksanakan putusan provisi ini dengan sebaik-
baiknya, maka Penggugat mohon agar Tergugat dihukum untuk
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp 1.000.000,- (Satu juta
rupiah) setiap hari keterlambatan apabila Tergugat lalai atau sengaja
tidak melaksanakan putusan provisi ini terhitung sejak putusan provisi ini
berkekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde);
Berdasarkan alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan hukum di atas,
penggugat dengan hormat mohon kepada majelis hakim yang memeriksa
perkara ini agar berkenan memberikan keputusan sebagai berikut:

DALAM PROVISI
1. Memerintahkan Tergugat untuk segera menghentikan produksi, promosi,
peredaran dan/atau perdagangan serta menarik kembali dari pasaran
seluruh produk/barang ban luar dan ban dalam sepeda serta ban-ban
kendaraan lainnya yang menggunakan merek GOODYEAR. Selanjutnya
bukti penghentian produksi, promosi, peredaran dan atau perdagangan
dan penarikan seluruh produk ban luar dan ban dalam sepeda serta ban-
ban kendaraan lainnya dengan merek Goodyear diberikan kepada
Penggugat melalui Pengadilan;
2. Bahwa agar Tergugat melaksanakan putusan provisi ini dengan sebaik-
baiknya, maka penggugat mohon agar Tergugat dihukum untuk
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu juta
rupiah) setiap hari keterlambatan apabila Tergugat lalai atau sengaja
tidak melaksanakan putusan provisi ini terhitung sejak putusan provisi ini
diputuskan oleh Pengadilan Niaga Jakarta;

DALAM POKOK PERKARA :


1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan penggugat adalah pemilik, pemakai dan pendaftar pertama
merek dagang GOODYEAR di Indonesia;
3. Menyatakan merek GOODYEAR penggugat adalah merek terkenal;
4. Menyatakan tindakan Tergugat menggunakan merek GOODYEAR
merupakan pelanggaran terhadap merek dagang GOODYEAR milik
Penggugat;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti kerugian materiil dan
immateriil atas pelanggaran merek GOODYEAR sebesar Rp.
285.323.743.000,- (dua ratus delapan puluh lima milyar tiga ratus dua
puluh tiga juta tujuh ratus empat puluh tiga ribu rupiah) kepada
Penggugat;
6. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas harta benda milik
Tergugat yang dilakukan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat;
7. Menguatkan putusan provisi atau menyatakan sah putusan provisi yaitu
memerintahkan Tergugat untuk segera menghentikan produksi, promosi,
peredaran dan atau perdagangan serta menarik kembali dari pasaran
seluruh produk/barang ban luar dan ban dalam sepeda serta ban-ban
kendaraan lainnya yang menggunakan merek GOODYEAR;
8. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp. 1.000.000,- (Satu juta rupiah) setiap hari keterlambatan apabila
Tergugat lalai atau sengaja tidak melaksanakan putusan ini terhitung
sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap;
9. Menghukum Tergugat untuk memusnahkan seluruh cetakan (mold) dan
perlengkapan-perlengkapan lainnya yang digunakan Tergugat untuk
membuat tulisan timbul merek Goodyear;
10. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada
perlawanan, banding atau kasasi (uitvoerbaar bij vorraad);
11. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh ongkos perkara;
Apabila Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berpendapat
lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan untuk
itu kuasa kedua belah pihak hadir dan Majelis telah mengusahakan
mendamaikan akan tetapi tidak berhasil, lalu pemeriksaan perkara ini dilanjutkan
dengan membacakan Surat Gugatan tersebut ;
Menimbang, bahwa atas gugatan tersebut Tergugat mengajukan jawaban
dan eksepsi juga mengajukan gugatan rekonpensi, sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI
1. Eksepsi mengenai Kompetensi Absolut
Gugatan yang diajukan Penggugat seakan-akan merupakan gugatan
tentang pelanggaran merek murni dan tidak pernah sekalipun
menjelaskan adanya sengketa perdata tentang hak dan kewajiban para
pihak sebagaimana diatur dalam perjanjianl kesepakatan antara pihak.
Sebenarnya gugatan ini bermuara pada permasalahan perdata
(contractual dispute). Hak dan kewajiban para pihak pun diatur dalam
perjanjian tertanggal 7 Desember 1990 yang jelas-jelas menyatakan pada
halaman 6 sebagai berikut :
Butir 2
Failing such and (an) amicable settlement, any and all disputes arising
out of, or in connections with this agreement or its performance shall be
settled by arbitration to be held in Jakarta under the rules of the Badan
Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI) and shall be conducted in the English
language."
Terjemahan bahasa Indonesia

Apabila satu penyelesaian musyawarah gagal dicapai antara para pihak,


maka semua sengketa yang terjadi sebagai akibat dari atau karena
perjanjian ini atau pelaksanaannya akan diselesaikan dengan cara
Badan, Arbitrase Nasionallndonesia (BANI) dengan menggunakan
bahasa Inggrls.
Butir 5
"neither party shall be entitled to commence or maintain C any action in a
court of law upon any mater in dispute until i such matter shall have been
submitted and determined as here in before provided dst dst"

Terjemahan bahasa Indonesia

Tidak satupun pihak dalam perjanjian ini yang berhak untuk mengajukan
atau menjalankan satu upaya hukum pada satu badan peradilan tentang
masalah apapun yang menjadi sengketa, sampai pada saat masalah
tersebut telah diajukan dan diputus sebagaimana telah diatur sebelum ini
dst dst.
Disini jelas bahwa Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
TIDAK BERWENANG MENGADILI PERKARA INI dan sesuai pasal 1338
KUHPerdata, maka isi perjanjian undang-undang bagi Penggugat dan
Tergugat, sehingga seharusnya perkara ini diajukan ke BANI sebagai
sarana yang berwenang sebagaimana pula diatur dalam Undang-Undang
Arbitrasi No. 30 tahun 1999 khususnya pasal 3 dan pasal 11 ayat 1 dan
ayat 2.

Karenanya Tergugat mohon kepada Majelis Hakim yang mengadili


perkara ini agar menyatakan gugatan ini ditolak dalam suatu putusan
sela.
Apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berpendapat jain,
maka Tergugat menyampaikan eksepsi selanjutnya sebagai berikut :

2. Eksepsi mengenai pihak tidak lengkap.


Dalam gugatan ini Penggugat hanya mencantumkan Tergugat sebagai
pihak, sedangkan awal permasalahan ini terjadi akibat dari perjanjian
antara PT. Good Year Indonesia Tbk '(GYI) dengan Tergugat
sebagaimana tertera pada Perjanjian Nomor 1 tanggal 8 April 1981 dibuat
dihadapan Notaris Esther Daniar Iskandar, SH, Perjanjian Nomor 8
tanggal 16 Nopember 1981 juga dibuat dihadapan Notaris Esther Daniar
Iskandar, SH, Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984 dan
Perjanjian Sementara Tambahan tangal 16 April 1984 yang kemudian
diambil alih oleh penggugat dengan perjanjian tanggal 7 Desember 1990
(dibawah tangan) dengan ikut disetujui oleh GYI tapi kemudian sewaktu
perjanjian tersebut diserahkan kepada Tergugat, tanda tangan GYI sudah
dicoret secara sepihak tanpa pemberitahuan atau persetujuan dari
Tergugat sudah jelas disini seharusnya GYI dilibatkan dalam perkara ini
dan menjadi pihak, karena tidaklah mungkin menguak seluruh kejadian
perkara ini tanpa melibatkan PT. Goodyear Indonesia Tbk.
Dalam perjanjian Nomor 1 tanggal 8 April 1981 yang dibuat dihadapan
Notaris Esther Daniar Iskandar, SH. dalam preambul halaman 3 jelas
tercantum bahwa PT. Goodyear Indonesia pada waktu mendapat
persetujuan dari penggugat dalam memberikan hak atas merek Goodyear
kepada Tergugat, sehingga jelas bahwa permasalahan ini adalah satu
permasalahan antara Penggugat Tergugat dan PT. Goodyear Indonesia
Tbk. (perjanjian ini adalah mengenai ban dalam sepeda). Hal yang sama
juga secara eksplisit telah tercantum dalam perjanjian Nomor 8 tanggal
16 Nopember 1981 dibuat dihadapan Notaris Esther Daniar Iskandar, SH.
dalam preambule halaman 3 (Perjanjian ini adalah mengenai ban dalam
motor dan scooter). Karenanya Tergugat mohon kepada Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar menyatakan gugatan ini
ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
3. Eksepsi mengenai gugatan kabur (Obscuur Libel)
Sekali lagi Tergugat menegaskan bahwa gugatan Penggugat dibuat dan
diajukan seakan-akan dalam sengketa ini hanya terjadi pelanggaran
merek tanpa adanya asal mula sengketa perdata antara penggugat yang
diwakili oleh PT. Goodyear Indonesia Tbk dengan Tergugat. Sehingga
gugatan ini tidak lengkap dan kabur karena pihak yang membaca tidak
akan bisa mengerti permasalahan sebenarnya yang terjadi sebagai akibat
dari perjanjian-perjanjian sebelumnya yaitu perjanjian Nomor 1 tanggal 8
April 1981 dibuat dihadapan Notaris Esther Daniar Iskandar, SH,
Perjanjian Nomor 8 tanggal 16 Nopember 1981 dibuat dihadapan Notaris
Esther Daniar Iskandar, SH,
Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984 dan Perjanjian Sementara
Tambahan 16 April 1984 yang kemudian diambil alih oleh Penggugat
dengan perjanjian tanggal 7 Desember 1990 (dibawah tangan) dengan
ikut disetujui oleh GYI tapi kemudian sewaktu perjanjian tersebut
diserahkan kepada Tergugat, tanda tangan GYI sudah dicoret secara
sepihak tanpa pemberitahuan atau persetujuan dati Tergugat (mohon
dicatat bahwa Tergugat menandatangani perjanjian ini di Bogor pada
tanggal 26 Oktober 1990 dan bukan pada tanggal 7 Desember 1990
sebagaimana tercantum pada awal perjanjian).
Karenanya Tergugat mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini agar menyatakan gugatan ini ditolak atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
Namun demikian apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini berpendapat lain, maka Tergugat menyampaikan Pokok
Perkara sebagai berikut :

DALAM POKOK PERKARA


1. Bahwa Tergugat mohon agar apa yang telah terurai dalam Eksepsi diatas
kata demi kata dianggap telah diulangi dan tercantum dalam Pokok
Perkara disini serta menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Jawaban
Tergugat dalam Pokok Perkara.
2. Bahwa Tergugat menyangkal dan membantah secara tegas dan keras
semua dalil Penggugat kecuali dalil-dalil tersebut telah diakui oleh
Tergugat secara tegas dan terinci.
3. Bahwa Tergugat membantah dan menyangkal semua pernyataan
Penggugat yang menyebut Tergugat telah melakukan pelanggaran merek
dan atau memproduksi ban dengan merek Goodyear secara ilegal.
4. Bahwa Tergugat mengakui dalil-dalil penggugat sebagajmana tersebut
dalam gugatan penggugat yang menyatakan hal-hal sebagai berikut :
a. Penggugat adalah pemilik, pemakai, dan pendaftar pertama merek
Goodyear di Indonesia;
b. Goodyear adalah merek dagang dan juga nama perusahaan
Penggugat;
c. Merek Goodyear Penggugat merupakan merek terkenal dan harus
dilindungi.
5. Bahwa mohon dicatat Tergugat tidak pernah menyatakan, mengklaim
atau berdalih bahwa Tergugat adalah pemilik merek Goodyear, Tergugat
hanya berdalih bahwa Tergugat adalah penerima hak dari PT. Goodyear
Indonesia Tbk. Dengan persetujuan dari Penggugat sebagaimana telah
tercantum dalam Perjanjian Nomor 1 tanggal 8 April 1981 yang dibuat
dihadapan Notaris Esther Oaniar Iskandar, SH dimana dalam preambule
halaman 3 jelas tercantum bahwa PT. Goodyear Indonesia Tbk. pada
waktu itu mendapat persetujuan dari Penggugat dalam memberikan hak
atas merek Goodyear kepada Tergugat untuk memproduksi ban dalam
sepeda.
Hal yang sarna juga secara eksplisit telah tercantum dalam perjanjian
nomor 8 tanggal16 Nopember 1981 dibuat diharapkan Notaris Esther
Daniar Iskandar, SH. dalam preambule halaman 3 yang memberikan hak
kepada Tergugat untuk memproduksi ban dalam motor dan scooter.
Mohon dicatat disini bahwa mengingat perjanjian "licensing agreement"
ini adalah dengan persetujuan dari Penggugat sehingga doktrin Ultra
Veris tidak bisa diterapkan disini.
Mohon dicatat bahwa PT. Goodyear Indonesia Tbk. menyerahkan hak
kepada Tergugat untuk menggunakan merek Goodyear berdasarkan hak
yang diperolehnya dari Penggugat disamping adanya persetujuan dari
Penggugat atas pengalihan hak atas penggunaan merek Goodyear
tersebut.
Sehingga PT. Goodyear Indonesia tidak melampaui wewenangnya dalam
memberikan hak kepada Tergugat.
6. Bahwa Tergugat telah ditunjuk sebagai distributor Goodyear sejak 1952
dan pada tahun 1977, telah diminta oleh PT.Goodyear Indonesia Tbk.
untuk memproduksi ban dalam dengan merek Goodyear dengan
pembayaran ongkos kerja, yang oleh Tergugat pada saat itu dilakukan
pada produksi ban lain, karena Tergugat belum mempunyai fasilitas
pabrik pembuatan ban (out sourcing). (Bukti T. 1).
7. Bahwa pada tahun 1981 PT. Goodyear Indonesia Tbk. memutuskan
untuk menghentikan produksi ban dalam sepeda, sepeda motor dan
scooter. Karenanya kemudian PT. Goodyear Indonesia Tbk. menawarkan
kepada Tergugat untuk mengambil alih mesin-mesin dan sebagian besar
karyawan PT. Goodyear Indonesia Tbk. mengingat pad a saat itu
pemerintah melarang adanya PHK secara massal.
Hal ini kemudian secara prinsip disetujui oleh Tergugat, dengan syarat
bahwa Tergugat diberi hak untuk menggunakan merek Goodyear
KHUSUS UNTUK MEMPRODUKSI BAN DALAM SEPEDA (baca pasal 2
Perjanjian nomor 1 tanggal 8 April 1981 yang dibuat dihadapan Notaris
Esther Daniar Iskandar, SH). (Bukti T.2) ;
Hal yang sama kemudian terjadi dengan ban dalam sepeda motor dan
scooter yang kemudian kesepakatan tersebut dituangkan dalam
perjanjian No.8 tanggal 16 Nopember 1981 yang dibuat dihadapan
Notaris Esther Daniar Iskandar, SH. (Bukti T. 3).
8. Bahwa karena PT. Goodyear Indonesia Tbk. berniat menghentikan
produksi atas ban luar sepeda dengan merek Goodyear, maka sekali lagi
PT. Goodyear Indonesia Tbk. Menawarkan kepada Tergugat untuk
mengambil alih mesin-mesin yang digunakan untuk membuat ban luar
sepeda tersebut dengan harga yang telah disepakati bersama dan syarat
yang sama dengan perjanjian terdahulu yaitu TANPA BATAS WAKTU.
Namun sambil menunggu persetujuan "tertulis" dari Penggugat maka
dibuat serta ditanda tangani Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984
beserta amandemennya tertanggal 16 April 1984. Dalam perjanjian ini,
tertulis seakan-akan batas waktu untuk Tergugat bisa menggunakan
merek Goodyear untuk produksi ban luar sepeda hanya sampai 30 Juni I
1986 (Bukti T. 4 dan T. 5).
Perlu dicatat disini bahwa persetujuan tertulis tersebut yang dijanjikan
oleh PT. Goodyear Indonesia Tbk tidak pernah teralisir, sebaliknya
semua kewajiban Tergugat tentang harga beli mesin-mesin yang masih
disepakati telah dibayar lunas.
Sehingga harus disimpulkan bahwa perjanjian-perjanjian penggunaan
merek Goodyear ini BUKAN MERUPAKAN PEMBERIAN GRATIS
PENGGUGAT KEPADA TERGUGAT melainkan MERUPAKAN
KEWAJIBAN PT. GOODYEAR INDONESIA KEPADA TERGUGAT
SEBAGAI IMBAL PRESTASI ATAS PEMBELIAN MESIN-MESIN MILIK
PT. GOODYEAR INDONESIA TBK. OLEH TERGUGAT.

MOHON PULA PERHATIAN MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT


BAHWA GUGATAN PENGGUGAT MENYEBUT PERBUATAN
"ILLEGAL" TERGUGAT SEJAK TAHUN 1994 (Butir D Gugatan
Penggugat) BERARTI BAHWA PENGGUGAT SECARA EKSPLISIT
MENGAKUI KEBERADAAN KEABSAHAN PERJANJIAN TERSEBUT
DIATAS.
Berdasarkan Surat dari Sucena & Varia dari Portugal tertanggal 17
Nopember 1987 yang ditujukan kepada Goodyear Indonesia tentang
permintaan ban sepeda dan motor. PT. Goodyear menjawabnya dengan
Surat tertanggal 26 Nopember 1987 yang menyatakan bahwa PT.
Goodyear Indonesia sudah tidak lagi memproduksi ban sepeda dan
motor dan Surat tersebut telah diteruskan kepada Tergugat. Ini
merupakan pengakuan secara tersirat bahwa Tergugat adalah produsen
ban dengan merek Goodyear.
9. Bahwa selama Tergugat memproduksi ban dalam sepeda dan scooter
merek Goodyear, serta ban luar sepeda merek Goodyear, dengan
terlebih dahulu memperoleh hak untuk hal itu, pihak pemilik merek
Goodyear selalu melakukan pemeriksaan mutu hasil produksi Tergugat
dan selalu memuji hasil produksi Tergugat tersebut, sehingga tidak benar
bahwa produksi Tergugat bermutu/kwalitas berbeda dengan milik
Penggugat. (Iihat Surat PT. Goodyear Indonesia tanggal 7 Juni 1991
sebagai jawaban atas Surat Tergugat tanggal 22 Februari 1991 ).
10. Bahwa kemudian pad a tahun 1990, tepatnya pada tanggal 7 Desember
1990 Tergugat diajak dibujuk dan digiring untuk menandatangani satu
perjanjian lagi dalam bahasa Inggris (dibawah tangan), yang isinya tidak
dikuasai secara penuh oleh Tergugat. (Bukti T.6).
Inti perjanjian ini adalah membatalkan semua perjanjian sebelumnya
antara pihak Tergugat dengan PT. Goodyear Indonesia Tbk. dan atau
Penggugat dan membatasi masa berlaku menjadi sampai 31 Maret 1993.
Perjanjian ini jelas menguntungkan Penggugat dan sangat berat sebelah.
Hal ini telah diprotes oleh Tergugat, namun oleh pihak PT. Goodyear
Indonesia Tbk. dikatakan bahwa masa berlaku ini hanya merupakan
formalitas dan akan diperpanjang pada saat habis masa berlakunya
perjanjian tersebut.
Setelah perjanjian ini ditandatangani oleh Tergugat dan PT. Goodyear
Indonesia Tbk, maka kemudian dikirim ke kantor pusat Penggugat di
Akron, Ohio, Amerika Serikat. Setelah kembalinya dari kantor pusat
Penggugat temyata bahwa tanggal perjanjian tersebut diubah tanggal 7
Desember 1990, tanda tangan PT. Goodyear Indonesia Tbk. telah dicoret
secara sepihak, kemudian pada halaman terakhir ditambahkan annex A
yang merupakan negara-negara kemana Tergugat dapat mengekspor
produknya (mohon dicatat bahwa penggugat mengizinkan dan
mengetahui produk Tergugat diekspor keseluruh dunia tanpa batasan
apapun).
11. Bahwa ternyata selama berlangsungnya perjanjian tanggal 7 Desember
1990 ini dan sampai habis masa berlakunya, Tergugat telah berulang kali
mengajukan prates dan meminta perpanjangan seperti yang dijanjikan
tersebut bisa segera direalisasikan, namun hal terse but tidak kunjung
datang. Karena mengingat perjanjian ini dibuat serta ditandatangani
berdasarkan kebohongan, maka perjanjian tidak sah dan harus
dinyatakan batal sebagaimana dimaksud dalam pasal 1320 dan 1321
KUHPerdata.
12. Bahwa dengan batalnya perjanjian tanggal 7 Desember 1990 dimaksud,
maka otomatis semua perjanjian yang ditandatangani sebelumnya masih
berlaku, yaitu Perjanjian No.1 tanggal 8 April 1981 dibuat dihadapan
Notaris Esther Daniar Iskandar, SH, Perjanjian No.8 tanggal16 Nopember
1981 juga dibuat dihadapan Notaris Esther Daniar Iskandar, SH.
Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984 dan Perjanjian Sementara
Tambahan tanggal16 April 1984.
13. Bahwa, karenanya pasal 76 UU No. 15 tahun 2001 TIDAK BERLAKU
DISINI Sudah jelas bahwa Tergugat memproduksi ban-ban merek
Goodyear bukan tanpa hak melainkan berdasarkan perjanjian-perjanjian
yang masih sah berlaku sesuai hukum. Tergugat TIDAK PERNAH DAN
TIDAK AKAN MEMPRODUKSI BAN DENGAN MEREK APAPUN TANPA
HAK hal ini bisa dibuktikan dengan adanya permintaan dari federal Motor
(produsen motor Honda) untuk memesan ban luar untuk sepeda motor
Honda melalui suratnya tanggal 23 Januari 1989. Atas permintaan ini,
Tergugat kemudian meminta izin kepada PT. Goodyear Indonesia
dengan suratnya tertanggal 10 Februari 1989. Permohonan izin untuk hal
ini akhirnya ditolak oleh Penggugat sebagaimana ternyata dari surat PT.
Goodyear Indonesia tanggal16 Maret 1989.
Disini jelas terlihat apabila Tergugat beritikad tidak baik, maka jelas
Tergugat akan langsung menerima permintaan pesanan ban luar motor
dari federal Motor dimaksud. Namun kenyataannya Tergugat telah
menolak permintaan PT. Federal Motor dimaksud. Jadi sudah terbukti
secara sah bahwa Terauaat memounvai itikad baik dan karenanva harus
dilindunai oleh hukum.
14. Bahwa secara overbodig perlu disampaikan bahwa PT. Goodyear
Indonesia masih menagih royalty kepada Tergugat dan Tergugat masih
membayar royalty atas penggunaan merek dagang Goodyear tersebut
kepada PT. Goodyear Indonesia setidak-tidaknya sampai tanggal 27
Februari 2001. Sehingga dapat disimpulkan, bagaimana mung kin bisa
dikatakan bahwa Tergugat melakukan pelanggaran yang bertentangan
dengan hukum.
Lihat surat PT. Goodyear Indonesia No. 004/I/CRD/1996 tentang
penagihan Royalty untuk bulan September sampai Desember 1996
sebesar Rp. 9.680.000 (sembilan juta enam ratus delapan puluh ribu
rupiah). Dan lihat tagihan royalty dari PT. Goodyear Indonesia sampai
tanggal27 Februari 2001.
15. Bahwa dalam gugatan penggugat khususnya pada permintaan ganti rugi
materiil dan immateriil tercantum data penjualan ban oleh Tergugat.
Mohon dicatat bahwa data tersebut semua diperoleh dari hasil laporan
Tergugat kepada Penggugat yang dijadikan dasar perhitungan
pembayaran royalty. Apakah ini yang disebut pihak yang menggunakan
merek dengan tanpa hak ? Bukannya pembayaran pembayaran royalty
merupakan cara mendapatkan hak atas sebuah merek ? Bukankah
apabila Tergugat memproduksi ban secara illegal maka data produksi
tidak akan diberitahukan kepada Penggugat ?
Terbukti disini bahwa gugatan Penggugat adalah mengada-ada saja dan
sarna sekali tanpa dasar.
PENGGUGAT MOHON AKTA ATAS TUDUHAN BAHWA TERGUGAT
MEMPRODUKSI BAN SECARA ILLEGAL.
TENTANG PERMINTMN GANTI RUG I MATERllL DAN IMATERllL.
16. Bahwa dalam butir 19 gugatan Penggugat tentang ganti rugi sekali lagi
tercantum "dan akibat dari tindakan Tergugat menggunakan merek
terkenal Goodyear tanoa izin tanpa hak dari Penggugat dst."
Hal ini adalah pernyataan yang tidak benar. Izin dari Penggugat telah
diperoleh oleh Tergugat dengan perjanjian No.1 tanggal 8 April 1981
dibuat dihadapan Notaris Esther Daniar Iskandar, SH, Perjanjian No.8
tanggal 16 Nopember 1981, juga dibuat dihadapan Notaris Esther Daniar
Iskandar, SH, Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984 dan
Perjanjian Sementara Tambahan tanggal 16 April 1984. Dengan telah
ditandatanganinya perjanjian-perjanjian tersebut, maka jelas menurut
hukum TERGUGAT TELAH MENERIMA "HAK" UNTUK
MENGGUNAKAN MEREK GOODYEAR KHUSUS UNTUK PRODUK-
PRODUK YANG DISEBUTKAN DALAM PERJANJIAN DIMAKSUD.
17. Bahwa mengingat sudah terbukti bahwa semua tindakan Tergugat dalam
memproduksi dengan merek Goodyear, adalah denaan seizin dan bukan
tanoa hak dan karenanya tuntutan ganti rugi haruslah ditolak, sehingga
jelas bahwa semua perincian tentang ganti rugi hanyalah mengada-ada
saja dan tidak berdasar dan karenanya harus ditolak.
18. Bahwa apa yang telah diuraikan Dalam Eksepsi dan Dalam Pokok
Perkara, maka Majelis Hakim yang terhormat harus menyatakan
Tergugat sebagai pemegang hak atas merek ban Goodyear khususnya
untuk produk ban dalam sepeda, ban dalam sepeda motor dan ban
scooter dan ban luar sepeda dan berhak menjualnya kepada siapa saja
termasuk ekspor keseluruh dunia.
TENTANG TUNTUTAN GANTI RUG I BERDASARKAN PASAL 45
TRIPS.
19. Bahwa disini sekali lagi masalah ganti rugi (damages) adalah "
berdasarkan infringement (pelanggaran) dan pihak yang harus membayar
ganti rugi adalah infriqer (pelanggar).
Infriger adalah jelas pihak yang menggunakan merek tanpa hak dan
persetujuan dari pemilik merek dimaksud karenanya sekali lagi pasal 45
Perjanjian TRIPS juga tidak bisa diterapkan disini karena unsur
infringement (pelanggaran) tidak terbukti dan karenanya harus ditolak.
TENTANG PERMOHONAN PROVISI DAN SITA JAMINAN
PENGGUGAT.
20. Bahwa mengingat perbuatan yang dituduhkan Penggugat terhadap
Tergugat yaitu penggunaan merek Goodyear secara illegal tidak terbukti,
maka dengan sendirinya semua permohonan atas provisi maupun sita
jaminan adalah tidak berdasar dan karenanya harus ditolak.
TENTANG PEMUSNAHAN SEMUA SARANA PRODUKSI MILIK
TERGUGAT.
21. Bahwa permohonan Penggugat agar Tergugat memusnahkan cetakan
(mold) dan Perlengkapan produksi lainnya yang digunakan oleh Tergugat
sebagai sarana produksinya harus ditolak 'karena sekali lagi tidak terbukti
bahwa Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dan
karenanya melanggar hak milik Tergugat.
TENT ANG PUTUSAN SERT A MERTA
22. Bahwa sekali lagi tidak terbukti bahwa Tergugat melakukan perbuatan
melawan hukum, dan karenanya permohonan ini harus ditolak
DALAM REKONPENSI:
23. Bahwa Tergugat mohon mengajukan gugatan balik/rekonpensi terhadap
Penggugat dan untuk selanjutnya Tergugat mohon disebut juga
Penggugat Rekonpensi sedangkan Penggugat mohon disebut juga
Tergugat Rekonpensi.
24. Bahwa TergugaUPenggugat Rekonpensi mohon agar apa yang telah
terurai diatas dalam eksepsi dan pokok perkara mohon dianggap telah
diuraikan disini kata demi kata.
25. Bahwa mengingat semua tindakan PT. Goodyear Indonesia adalah atas
persetujuan terlebih dahulu dari PenggugaU Tergugat Rekonpensi, maka
harus dianggap bahwa PT. Goodyear Indonesia sebagai wakil dan
perpanjangan tangan dari PenggugaUTergugat Rekonpensi (semua
royalty dibayar kepada PT Goodyear Indonesia) dan karenanya semua
ganti rugi dan atau isi putusan ini harus dinyatakan mengikat secara
tanggung renteng terhadap PenggugaUTergugat Rekonpensi dan PT.
Goodyear Indonesia yang seharusnya ikut menjadi pihak atau setidak-
tidaknya menyertakan diri sebagai pihak.
26. Bahwa mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat untuk menyatakan
perjanjian tertanggal 7 Oesember 1990 batal demi hukum mengingat
bahwa perjanjian tersebut melanggar pasal 1320 dan 1321 KUHPerdata,
hal tersebut antara lain dapat dibuktikan bahwa perjanjian tersebut telah
dicoret oleh Penggugat/Tergugat Rekonpensi setelah perjanjian tersebut
dikirim ke Pengguga/Tergugat Rekonpensi, yang berarti Perjanjian terse
but tidak disetujui.
Maka sebagai akibatnya Perjanjian No.1 tanggal 8 April 1981 dibuat
dihadapan Notaris Esther Oaniar Iskandar, SH, Perjanjian No.8 tanggal
16 Nopember 1981, juga dibuat dihadapan Notaris Esther Oaniar
Iskandar, SH, Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984 dan
Perjanjian Sementara Tambahan tanggal16 April 1984 tetap berlaku.
27. Bahwa mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat menyata- kan
perjanjian No.1 tanggal 8 April 1981 dibuat dihadapan Notaris Esther
Oaniar Iskandar, SH, Perjanjian No.8 tanggal16 Nopember 1981, juga
dibuat dihadapan Notaris Esther Oaniar Iskandar, SH, Perjanjian
Sementara tanggal 30 Maret 1984 dan Perjanjian Sementara Tambahan
tanggal 16 April 1984 adalah sah menurut hukum serta mengikat para
pihak.
Perlu ditegaskan perjanjian No. 1 tanggal 8 April 1981 adalah perjanjian
tanpa batas waktu.
28. Mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat untuk menyata- kan
TergugatlPenggugat dalam Rekonpensi sebagai pihak yang berhak atas
merek Goodyear khususnya untuk produk ban dalam sepeda, ban dalam
sepeda motor, ban scooter dan ban luar sepeda.
29. Bahwa PenggugatITergugat dalam Rekonpensi telah memberi- tahukan
kepada pelanggan-pelanggan TergugatlPenggugat Rekonpensi bahwa
TergugatlPenggugat Rekonpensi membuat dan memproduksi ban
Goodyear secara illegal. Hal ini jelas merupakan perbuatan melawan
hukum oleh peng- gugatITergugat Rekonpensi yang telah merugikan
Tergugatl Penggugat Rekonpensi dan sesuai pasal 1365 KUHPerdata,
maka PenggugatITergugat Rekonpensi harus mengganti semua kerugian
yang diderita oleh TergugatlPenggugat Rekonpensi baik materiil maupun
immaterial.
Materiil adalah kerugian atas pembayaran pembayaran yang dihentikan
oleh para pelanggan karena barang produksi T ergugatlPenggugat
Rekonpensi telah ditahan oleh pihak berwajib di negara-negara asing,
sedangkan kerugian immateriil adalah atas kerugian nama baik
TergugatlPenggugat Rekon- pensi dimata para pelanggannya yang
mengingat Tergugatl Penggugat Rekonpensi adalah pengusaha besar
dan terkenal, maka wajar apabila ganti rugi immateriil ditetapkan sebesar
Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyard Rupiah) ;
30. Bahwa PenggugatITergugat Rekonpensi harus dihukum untuk mengganti
kerugian materiil kepada TergugatlPenggugat Rekonpesi sebesar Rp.
193.500.000.000 (seratus sembilan puluh tiga milyar lima ratus juta
rupiah) yang terdiri dari :
- Biaya perkara ini yang diperkirakan hingga tahap Mahkamah
Agung-RI sebesar Rp. 1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta
rupiah) ;
- Kehilangan keuntungan ekspor TergugatlPenggugat Rekonpensi
akibat kehilangan kepercayaan para pelanggan dengan perincian
setiap tahun sebesar (meng- gunakan estimasi
Penggugat/Tergugat Rekonpensi sendiri) yaitu sebesar Rp.
9.600.000.000,- (sembilan milyar enam ratus juta rupiah) untuk
tahun 2000, dimana diperkirakan keuntungan ini akan lenyap
sebagai akibat perbuatan Penggugat/Tergugat Rekonpensi Dan
dibutuhkan waktu tidak kurang dari 20 tahun untuk mengembalikan
kepercayaan para pelanggannya, sehingga total kerugian materiil
adalah sebesar Rp. 192.200.000.000,- (seratus sembilan puluh
dua milyar dua ratus juta rupiah).
31. Bahwa Penggugat/Tergugat Rekonpensi harus dihukum untuk mengganti
kerugian immateriil kepada TergugatlPenggugat Rekonpensi sebesar Rp.
100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) atas rusaknya nama baik dan
kepercayaan pelanggan TergugatlPenggugat Rekonpensi di seluruh
dunia yang telah dibina selama lebih dari 50 tahun lamanya, yang kalau
diestimasi besarnya wajarlah apabila goodwill Tergugatl Penggugat
Rekonpensi dinilai sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) setiap
tahunnya, sehingga seluruhnya berjumlah Rp. 100.000.000.000,- (seratus
milyar rupiah).
32. Bahwa untuk mencegah Penggugat/Tergugat Rekonpensi mengulangi
perbuatannya, maka haruslah Penggugat/Tergugat Rekonpensi dan PT.
Goodyear Indonesia dihukum membayar denda secara tanggung renteng
untuk setiap kali mencemarkan nama baik TergugatlPenggugat
Rekonpensi sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyard Rupiah) ;
33. Bahwa untuk menghindari gugatan ini menjadi illusoir, maka mohon
diletakkan sita jaminan atas asset milik Penggugat, baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak dan dinyatakan sah dan berharga. Demikian
pula dengan asset milik PT. Goodyear Indonesia yaitu baik asset
bergerak maupun yang tidak bergerak.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas, maka Tergugat/Penggugat
Rekonpensi mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini agar sudi kiranya memberikan putusan sebagai berikut :
DALAM EKSPESI
- Mengabulkan seluruh Eksepsi TergugaUPenggugat dalam Rekonpensi.
DALAM KONPENSI
- Menolak seluruh gugatan Penggugat termasuk provisi
DALAM REKONPENSI
1. Menyatakan Penggugat/Tergugat Rekonpensi dan PT. Good- year
Indonesia telah melakukan perbuatan melawan hukum ;
2. Menyatakan perjanjian tanggal 7 Desember 1990 batal demi hukum;
3. Menyatakan Perjanjian No.1 tanggal 8 April 1981 dibuat dihadapan
Notaris Esther Daniar Iskandar, SH, Perjanjian No.8 tanggal 16
Nopember 1981, juga dibuat dihadapan Notaris Esther Daniar Iskandar,
SH, Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984 dan Perjanjian
Sementara Tambahan tanggal 16 April 1984 adalah sah menurut hukum
serta mengikat para pihak;
4. Menyatakan TergugaUPenggugat Rekonpensi sebagai pemegang hak
atas merek ban Goodyear khususnya untuk produk ban dalam sepeda,
ban dalam sepeda motor dan ban scooter dan ban luar sepeda dan
berhak menjualnya kepada siapa saja termasuk ekspor ke seluruh dunia ;
5. Menghukum Penggugat/Tergugat Rekonpensi untuk mengganti kerugian
materiil kepada TergugaUPenggugat Rekonpensi sebesar Rp.
193.500.000.000,- (seratus sembilan puluh tiga milyar lima ratus juta
rupiah);
6. MenghukUni PenggugaUTergugat Rekonpensi untuk mengganti kerugian
immateriil kepada TergugaUPenggugat Rekonpensi sebesar Rp.
100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah).
7. Menyatakan sita jaminan sah dan berharga atas asset milik Penggugat,
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI
- Menghukum Penggugat/Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya
perkara ini.
Menimbang, bahwa atas jawaban dan gugatan rekonpensi Tergugat,
Penggugat mengajukan replik serta mengajukan eksepsi sebagai berikut :
I. REPLIK DALAM KONPENSI
A. DALAM EKSEPSI
1. PENGADILAN NIAGA BERWENANG MENGADILI PERKARA A QUO
BERDASARKAN PASAL 76 UNDANG-UNDANG MEREK NOMOR 15
TAHUN 2001
1.1 Bahwa Penggugat menolak dengan tegas dalil Tergugat dalam Eksepsi
mengenai Kompetensi Absolut yang menyatakan Pengadilan Niaga tidak
berwenang mengadili perkara a quo dengan alasan adanya sengketa
perdata tentang hak dan kewajiban para pihak sebagaimana diatur dalam
Perjanjian tertanggal 7 Desember 1990;
1.2 Gugatan penggugat adalah murni gugatan pelanggaran merek
berdasarkan ketentuan Pasal 76 Undang-Undang Merek Nomor 15
Tahun 2001 yaitu gugatan terhadap pelanggaran merek Goodyear yang
dilakukan Tergugat setelah Perjanjian yang dibuat dan ditanda-tangani
Penggugat dan Tergugat pad a tanggal 7 Desember 1990 (Perjanjian
1990) berakhir pada tanggal 31 Maret 1993;
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah kutipan Pasal 76 Undang-Undang
Merek Nomor 15 Tahun 2001 ini:
Ayat 1: Pemilik Merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap
pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan merek yang
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk
barang atau jasa yang sejenis berupa :
a). gugatan ganti rugi, dan/atau
b). penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan
penggunaan Merek tersebut.
Ayat 2: Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada
Pengadilan Niaga.
1.3 Sebagai pemilik merek terdaftar Goodyear di Indonesia untuk produk
ban-ban kendaraan yang termasuk dalam kelas barang 12, Penggugat
berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada Tergugat yang telah
menggunakan merek Goodyear untuk produk ban dalam dan ban luar
sepeda serta ban-ban kendaraan lainnya tanpa seijin dan tanpa hak dari
Penggugat;
1.4 Bahwa Penggugat merasa perlu untuk menjelaskan secara ringkas
kepada majelis hakim yang terhormat mengenai Perjanjian 1990 agar
tidak terkecoh dengan dalil Tergugat yang berupaya meyakinkan majelis
hakim seolah-olah Tergugat masih mempunyai hak untuk menggunakan
merek Goodyear pada produk ban dalam dan ban luar sepeda atau ban-
ban kendaraan lainnya;
1.5 Bahwa sesungguhnya Perjanjian yang dibuat dan ditanda- tangani
penggugat dan Tergugat pada tanggal7 Desember 1990 (Perjanjian
1990) telah berakhir pada tanggal 31 Maret 1993 (bukti P-43). Hal ini
secara tegas diatur dalam Pasal 8 Perjanjian 1990, yang kutipannya
adalah sebagai berikut :
This agreement shall become effective on the date recited in the
initial paragraph on this instrument and shall terminate in its
entirely on March 31, 1993, unless terminated earlier in
accordance with Article IX below.
Yang dalam terjemahan Bahasa Indonesia berbunyi:
Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal yang disebut pada bagian
awal Dokumen ini dan berakhir secara keseluruhan pada tanggal
31 Maret 1993, kecuali diakhiri lebih dini sesuai PasallX di bawah
ini.
Perjanjian 1990 mengatur tentang pemberian ijin oleh Penggugat secara
tidak eksklusif dan bebas royalti kepada Tergugat untuk menggunakan
merek Goodyear pada produk ban dalam dan ban luar sepeda yang
dibuat dan diproduksi Tergugat;
1.6 engan berakhirnya Perjanjian 1990 pad a tanggal 31 Maret 1993, maka
seluruh ketentuan dalam Perjanjian tersebut termasuk ketentuan yang
dikutip Tergugat pada halaman 6 butir 2 dan butir 5 Perjanjian, tidak
mengikat Penggugat dan Tergugat, dan dengan perkataan lain, Tergugat
tidak mempunyai hak lagi untuk menggunakan merek Goodyear milik
Penggugat pada produk ban dalam dan ban luar sepeda di Indonesia;
1.7 Dngan demikian dalil Tergugat yang menyatakan Pengadilan Niaga tidak
berwenang mengadili perkara a quo dengan merujuk kepada Perjanjian
1990 haruslah ditolak karena tidak relevan dengan perkara a quo;
Denga pertimbangan-pertimbangan di atas, penggugat mohon dengan hormat
kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo agar
berkenan memberikan Putusan Sela dengan menyatakan menolak Eksepsi
mengenai Kompetensi Absolut yang diajukan Tergugat;
2. PIHAK DALAM GUGATAN A QUO SUDAH LENGKAP
2.1. penggugat menolak secara tegas dalil Tergugat yang menyatakan
gugatan a quo berkaitan dengan perjanjian- perjanjian berikut ini:
a) Perjanjian Nomor 1 tanggal 8 April Tahun 1981 dibuat
dihadapan Notaris Esther Oaniar Iskandar SH ("Perjanjian
Nomor 1") antara PT Goodyear Indonesia Tbk ("PT GYI")
dengan Tergugat ;
b) Perjanjian Nomor 8 tanggal 16 Nopember tahun 1981 dibuat
dihadapan Notaris Esther Oaniar Iskandar SH ("Perjanjian
Nomor 8"), antara PT Goodyear Indonesia Tbk ("PT GYI")
dengan Tergugat;
c) Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984 yang dibuat
oleh dan antara PT Goodyear Indonesia ("PT GYI") dengan
Tergugat ;
d) Perjanjian Sementara Tambahan tanggal16 April 1984 yang
dibuat oleh dan antara PT Goodyear Indonesia ("PT GYI")
dengan Tergugat;
2.2 Kembali Penggugat tegaskan bahwa gugatan a quo adalah
gugatan pelanggaran merek Goodyear yang dilakukan Putusan
Tergugat dan tidak ada kaitannya dengan Perjanjian Nomor 1,
Perjanjian Nomor 8, Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984
dan Perjanjian Sementara Tambahan tanggal 16 April 1984.
Secara hukum, keempat perjanjian itu telah berakhir sejak
Penggugat dan Tergugat menandatangani Perjanjian pada tanggal
7 Desember 1990 (vide bukti P-43);
Pasal XI : Perjanjian 1990 secara tegas mengatur tentang :
This agreement supersedes any previous agreements between
GOODYEAR or PT Goodyear Indonesia and BANTENG relating to
the use of the Trademark in connection with the Products,
including any oral or implied agreements. This agreement
expresses the complete understanding of the parlies hereto
relevant to BANTENG'S use of the Trademark and may not be
changed in any way except by a written instrument of both parlies.
Yang dalam terjemahan Bahasa Indonesia :
Perjanjian ini meniadakan semua perjanjian yang dibuat
sebelumnya antara GOODYEAR atau PT. Goodyear Indonesia
dengan BANTENG sehubungan dengan pemakaian merek dagang
berkaitan dengan produk, termasuk perjanjian lisan atau yang
tersirat. Dokumen ini menyatakan pemahaman menyeluruh para
pihak yang membuat perjanjian ini yang berhubungan dengan
pemakaian merek dagang oleh BANTENG dan bagaimanapun
juga tidak boleh diubah, kecuali dengan dokumen terlulis kedua
belah pihak.
2.3 Berdasarkan ketentuan di atas, maka seluruh perjanjian yang
pernah dibuat antara Penggugat atau PT GYI dengan Tergugat
termasuk Perjanjian Nomor 1, Perjanjian Nomor 8, Perjanjian
Sementara tanggal 30 Maret 1984 dan Perjanjian Sementara
Tambahan tanggal 16 April 1984 tidak berlaku lagi sejak
berlakunya Perjanjian 1990. Dengan demikian tidak tepat apabila
PT. GYI. Dilibatkan sebagai pihak dalam perkara a quo, karena
gugatan a quo diajukan Penggugat berdasarkan pelanggaran
merek Goodyear yang dilakukan Tergugat setelah Perjanjian 1990
berakhir pada tanggal 31 Maret 1993, dan bukan gugatan
mengenai perjanjian-perjanjian yang pernah dibuat oleh PT GYI
dan Tergugat;
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka dalil Tergugat
yang menyatakan gugatan a quo kurang pihak haruslah ditolak
atau dikesampingkan karena tidak relevan dengan perkara a quo.
3. GUGATAN PENGGUGATJELAS DAN TIDAK KABUR
3.1 Bahwa dalil Tergugat yang menyatakan gugatan Penggugat kabur
(obscuur libel) dengan kembali mendasarkan Perjanjian Nomor 1,
Perjanjian Nomor 8, Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984
dan Perjanjian Sementara Tambahan tanggal 16 April 1984
haruslah ditolak, karena perjanjian-perjanjian itu telah berakhir
sejak penggugat dan Tergugat membuat dan menandatangani
Perjanjian 1990;
3.2 Dengan berakhirnya Perjanjian 1990 pada tanggal 31 Maret 1993,
maka Tergugat tidak mempunyai hak lagi untuk menggunakan
merek Goodyear khususnya pada produk ban dalam dan ban luar
sepeda serta ban-ban kendaraan lainnya di Indonesia;
3.3 Namun kenyataan yang harus dihadapi Penggugat, Tergugat
masih tetap menggunakan merek Goodyear untuk produk ban
dalam dan ban luar sepeda setelah berakhirnya Perjanjian 1990
pada tanggal 31 Maret 1993. Berdasarkan fakta tersebut
Penggugat mengajukan gugatan a quo yaitu gugatan pelanggaran
merek Goodyear yang dilakukan Tergugat setelah Perjanjian 1990
antara Penggugat dengan Tergugat berakhir pada tanggal 31
Maret 1993.
Sebagai pemilik merek terdaftar Goodyear untuk produk ban-ban
kendaraan di Indonesia, Penggugat mempunyai hak untuk
mengajukan gugatan ganti rugi kepada Tergugat terhadap
pelanggaran merek Goodyear yang dilakukan Tergugat
berdasarkan Pasal 76 Undang-Undang Merek Nomor 15 Tahun
2001 setelah berakhirnya Perjanjian ; pemberian ijin penggunaan
merek Goodyear untuk produk .ban dalam dan ban luar sepeda
kepada Tergugat pada tanggal 31 Maret 1993;
Berdasarkan fakta-fakta hukum di alas membuktikan, gugatan Penggugat
jelas dan tidak kabur, sehingga selayaknya dalil Tergugat haruslah ditolak
atau dikesampingkan.
B. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa Penggugat tetap pada dalil-dalil gugatan semula dan
menolak seluruh dalil yang dikemukakan Tergugat, kecuali yang
secara tegas diakui kebenarannya oleh Penggugat;
2. Penggugat Mohon Akta alas pengakuan Tergugat pada halaman 6
nomor 4 dalam Surat Jawaban Tergugat yang menyatakan bahwa:
a. penggugat adalah pemilik, pemakai dan pendaftar pertama
merek Goodyear di Indonesia;
b. Goodyear adalah merek dagang dan juga nama perusahaan
penggugat;
c. Merek Goodyear Penggugat merupakan merek terkenal dan
harus dilindungi;
3. Dengan adanya pengakuan Tergugat tersebut di alas, maka
selayaknya majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
mengabulkan seluruh gugatan Penggugat, karena berdasarkan bukti-
bukti yang ada pada Penggugat, setelah berakhirnya Perjanjian tanggal
31 Maret 1993 Tergugat masih tetap menggunakan merek Goodyear
tanpa seijin dan tanpa hak dari Penggugat sebagai pemilik merek
terdaftar dan sekaligus pemilik merek terkenal Goodyear;
4. Bahwa apabila dicermati, hampir keseluruhan dalil-dalil Tergugat
dalam pokok perkara nom or 5 dan nomor 7 merupakan pengulangan dari
dalil Tergugat dalam Eksepsi yaitu mendasarkan pada Perjanjian Nomor
1, Perjanjian Nomor 8, Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984 dan
Perjanjian Sementara Tambahan tanggal16 April 1984;
5. Terhadap dalil Tergugat nomor 5 dan nomor 7 yang menyatakan
bahwa Tergugat masih mempunyai hak atas merek Goodyear untuk "ban
dalam sepeda" berdasarkan Perjanjian Nomor 1, dan "ban dalam sepeda
motor dan scooter" berdasarkan Perjanjian Nomor 8, kembali Penggugat
tegaskan bahwa kedua Perjanjian tersebut secara hukum telah berakhir
dengan adanya Perjanjian1990, dan selanjutnya Perjanjian 1990 telah
berakhir pada tanggal 31 Maret 1993; Dengan berakhirnya Perjanjian
Nomor 1 dan Perjanjian Nomor 8 serta Perjanjian 1990, maka secara
hukum Tergugat tidak mempunyai hak lagi untuk menggunakan merek
Goodyear untuk produk "ban dalam dan ban luar sepeda, ban dalam
sepeda motor dan scooter" serta ban-ban kendaraan lainnya. Dengan
demikian dalil-dalil Tergugat yang mendasarkan pada Perjanjian Nomor
1, Perjanjian Nomor 8 dan Perjanjian 1990 untuk tetap dapat dinyatakan
mempunyai hak atas merek Goodyear haruslah ditolak;
6. Demikian pula dalil Tergugat nomor 6 dan nomor 8 harus- lah
dikesampingkan karena sejak berlakunya Perjanjian 1990, perjanjian-
perjanjian yang pernah dibuat oleh Penggugat atau PT GYI dengan
Tergugat secara hukum menjadi tidak berlaku lagi tanpa perlu minta
pembatalan kepada pengadilan. Hal ini secara tegas diatur dalam Pasal
XI Perjanjian 1990 yang menyatakan:
This agreement supersedes any previous agreements between
GOODYEAR or PT Goodyear Indonesip and BANTENG relating to
the use of the Trademark in connection with the Products,
including any oral or implied agreements. This agreement
expresses the complete understanding of the parties hereto
relevant to BANTENG'S use of the Trademark and may not be
changed in any way except by a written instrument of both parties.
Yang dalam terjemahan Bahasa Indonesia:
Perjanjian ini meniadakan semua perjanjian yang dibuat
sebelumnya antara GOODYEAR atau PT Goodyear Indonesia.
Indonesia dengan BANTENG sehubungan dengan pemakaian
merek dagang ber- kaitan dengan produk, term as uk perjanjian
lisan atau yang tersirat. Dokumen ini menyatakan pemahaman
menyeluruh para pihak yang membuat perjanjian ini yang
berhubungan dengan pemakaian merek dagang oleh BANTENG
dan bagaimanapun juga tidak boleh diubah, kecuali dengan
dokumen tertulis kedua belah pihak.
7. Bahwa benar dalil Tergugat nomor 9 yang menyatakan pihak
pemilik merek Goodyear selalu melakukan pemeriksaan mutu hasil
produksi Tergugat untuk ban dalam dan ban luar sepeda dengan
merek Goodyear selama Perjanjian 1990 berlangsung, karena hal
ini secara diatur dalam Pasal 5 alinea 2 Perjanjian 1990,
Pasal 5 alinea 2 Perjanjian 1990 secara tegas mengatur kewajiban
Tergugat untuk mengizinkan wakil Penggugat memeriksa produk
yang memakai merek Goodyear dan apabila diminta oleh
Penggugat atau wakilnya yang berwenang, menyerahkan contoh
produk yang memakai merek Goodyear untuk diperiksa oleh
Penggugat atau wakilnya.
Bahwa dengan demikian Tergugat telah keliru memahami dalil
Penggugat nomor 14 halaman 8 dalam surat gugatan, karena
secara jelas dinyatakan produksi ban Luckystone Goodyear ~ana
diekspor Terauaat ke negara-negara lain yang mempunyai
mutu/kwalitas yang berbeda dengan produk ban Goodyear
Penggugat. Hal ini dibuktikan dengan adanya komplain/keluhan
dari kolega Penggugat di luar negeri mengenai mutu/kwalitas
produk ban Tergugat yang menggunakan Merek Luckystone
Goodyear.
8. penggugat juga menolak dalil Tergugat nomor 10 yang tidak
mengakui keberadaan Perjanjian 1990 dengan alasan-alasan yang
tidak berdasarkan ketentuan hukum dan tidak dukung oleh fakta
hukum yang sebenamya. Padahal secara tegas Perjanjian itu
dilakukan antara Penggugat sebagai pemilik merek terkenal
Goodyear dengan Tergugat.
Mohon perhatian majelis hakim yang terhormat, Perjanjian
1990 dibuat berdasarkan kesepakatan Penggugat dan
Tergugat. Hal-hal yang tercantum dalam Perjanjian 1990
telah disepakati penggugat dan Tergugat. Hal ini dibuktikan
dengan ditandatanganinya Perjanjian 1990 oleh Penggugat
dan Tergugat yang berakibat seluruh ketentuan dalam
Perjanjian 1990 berlaku dan mengikat Penggugat dan
Tergugat sejak tanggal 7 Desember 1990 sampai dengan
tanggal 31 Maret 1993;
9. Selain hal di atas, apabila dicermati, dalil Tergugat saling
bertentangan satu dengan yang lain.
Dalam Eksepsi mengenai Kompetensi Absolut pada nomor 1
halaman 2 surat Jawaban Tergugat, Tergugat. mengakui
eksistensi Perjanjian 1990 dengan merujuk kepada salah satu
ketentuan dalam Perjanjian 1990.
Namun dalil Tergugat nomor 10, nomor 11 dan nomor 12 dalam
pokok perkara tidak mengakui keberadaan Perjanjian 1990 dan
hanya mengakui keberadaan Perjanjian Nomor 1 dan Perjanjian
Nomor 8, Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984 dan
Perjanjian Sementara Tambahan tanggal16 April 1984 yang
keempat perjanjian itu dibuat oleh T ergugat dan PT GYI. Dengan
adanya dalil yang saling bertentangan, maka sudah selayaknya
dalil-dalil itu ditolak seluruhnya;
10. Apabila benar Tergugat tidak sepakaUtidak setuju dengan
beberapa klausul dalam Perjanjian 1990, seharusnya Tergugat
tidak menandatangani Perjanjian 1990. Namun fakta hukum yang
ada, Tergugat menandatangani Perjanjian 1990. Hal ini
membuktikan Tergugat telah sepakat dan setuju untuk tunduk
pada seluruh ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian 1990;
Pasal 1320 KUH Perdata secara tegas mengatur syarat sahnya
suatu Perjanjian yaitu:
a. kesepakatan para pihak yang membuat perjanjian;
b. kecakapan para pihak yang membuat perjanjian;
c. suatu hal tertentu;
d. suatu sebab yang halal.
Oleh karena seluruh syarat sahnya Perjanjian telah terpenuhi,
maka Perjanjian 1990 mengikat dan berlaku sebagai Undang-
Undang terhadap penggugat dengan Tergugat. Hal ini sesuai
Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan :
Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak secara sah
berlaku dan mengikat sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuat perjanjian tersebut.
Dengan demikian dalil Tergugat nomor 11 dan nomor 12 haruslah
ditolak karena hanya merupakan rekayasa Tergugat dan tidak
didukung oleh bukti-bukti yang secara hukum dapat
dipertanggungjawabkan.
11. penggugat selanjutnya menolak dalil Tergugat nomor 13 halaman
10 yang menyatakan bahwa tindakan Tergugat memproduksi ban-
ban merek Goodyear adalah berdasar- kan perjanjian-perjanjian
yang masih sah berlaku.
In casu yang dimaksud adalah Perjanjian Nomor 1 dan Perjanjian
Nomor 8, Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984 dan
Perjanjian Sementara Tambahan tanggal 16 April 1984, maka dalil
ini harus ditolak karena sejak berlakunya Perjanjian 1990 pad a
tanggal 7 Oesember 1990 yang telah berakhir pada tanggal 31
Maret 1993 maka seluruh perjanjian yang pernah dibuat oleh
Penggugat atau PT GYI dengan Tergugat, termasuk juga
Perjanjian Nomor 1 dan Perjanjian Nomor 8, Perjanjian Sementara
tanggal 30 Maret 1984 dan Perjanjian Sementara Tambahan
tanggal 16 April 1984 secara hukum tidak berlaku lagi;
penggugat juga menolak dalil Tergugat yang berupaya
meyakinkan majelis hakim bahwa Tergugat beritikad baik 360 4
Himpunan karena telah meminta ijin kepada PT GYI berkaitan
dengan adanya permintaan Federal Motor untuk memesan ban
luar sepeda motor, karena dalil tersebut tidak ada relevansinya
dengan perkara a quo.
12. Demikian pula dengan dalil Tergugat nomor 14 dan nomor 15 pada
halaman 11 mengenai royalti yang menurut penggugat, PT
Goodyear Indonesia masih menagih royalti kepada Tergugat
sampai dengan tanggal27 Februari 2001.
Dalil ini jelas harus dikesampingkan karena merupakan upaya
Tergugat untuk mengecohkan majelis hakim seolah-olah Tergugat
masih mempunyai hak untuk menggunakan merek Goodyear.
Menanggapi dalil ini, Penggugat tegaskan bahwa pembayaran
yang dilakukan Tergugat kepada PT GYI bukanlah pembayaran
royalti, melainkan selisih haraa peniualan ban dalam dari Terauaat
kepada PT GYI vana diiual kembali dari PT GYI kepada Tergugat
untuk di pasarka/didistribusikan.
Untuk itu, Penggugat mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat
untuk mengesampingkan dalil Tergugat yang menyebutkan
adanya royalti yang dibayarkan oleh Tergugat, seakan-akan
Penggugat telah memberikan ijin kepada Tergugat untuk
menggunakan merek "Goodyear", hal mana adalah tidak benar
sama sekali :
13. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Pasalll dari Per- janjian
1990 telah jelas mengatur tidak adanya pembayaran royalti (bebas
royalti) oleh Tergugat kepada Penggugat:
Goodyear hereby allows Banteng in accordance with
the terms and condition hereinafter set forth a non-
exclusive, non-assignable, royalty free riaht to use the
Trademark on and in connection with the manufacturing
and marketing of the Products
Terjemahan bahasa Indonesianya adalah sebagai berikut:
Goodyear dengan ini memberi izin kepada Banteng sesuai dengan
ketentuan dan syarat yang tercantum di bawah ini, hak yang tidak
eksklusif, yang tidak dapat dialihkan, bebas royalti untuk
menggunakan merek pada dan sehubungan dengan pembuatan
dan pemasaran produk.
Dengan demikian dalil Tergugat nomor 12 dan nomor 13 juga harus
ditolak karena hanya merupakan rekayasa Tergugat dan tidak didasarkan
pad a fakta hukum yang sebenarnya;

TENTANG PERMINTAAN GANTI RUGI MATERIIL DAN IMMATERIIL


14. Penggugat menolak dalil Tergugat nomor 16, nomor 17 dan nomor
18 yang tetap berpendapat bahwa Tergugat masih mempunyai hak
atas merek Goodyear berdasarkan Perjanjian Nomor 1 dan
Perjanjian Nomor 8, Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984
dan Perjanjian Sementara Tambahan tanggal16 April 1984;
15. Mohon perhatian majelis hakim, setelah berakhirnya Perjanjian
1990 pad a tanggal 31 Maret 1993, Penggugat telah beberapa kali
mengingatkan dan menegur Tergugat bahwa Perjanjian 1990
antara penggugat dengan Tergugat telah berakhir dan meminta
Tergugat untuk tidak menggunakan merek Goodyear lagi (bukti P-
44 dan P-45);
Namun Tergugat dengan itikad buruk tetap menggunakan merek
Goodyear, bahkan mengekspor produk ban yang menggunakan
merek Goodyear ke negara-negara lain. Berdasarkan fakta
tersebut, maka Penggugat sebagai pemilik merek terdaftar dan
sekaligus pemilik merek terkenal Goodyear berhak mengajukan
gugatan ganti rugi (materiil dan immaterial) kepada Tergugat
berdasarkan Pasal 76 Undang-Undang Merek Nomor 15 Tahun
2001. Dengan demikian sudah sepatutnya tuntutan ganti rugi
materiil dan immaterial yang diajukan Penggugat dikabulkan.
TENTANG TUNTUTAN GANTI RUGI BERDASARKAN PASAL 45 TRIPS
16. Bahwa oleh karena Tergugat terbukti melakukan pelanggaran
merek Goodyear, maka selayaknya tuntutan ganti rugi Penggugat
berdasarkan Pasal 45 TRIPS dikabulkan oleh majelis hakim dan
dalil Tergugat nomor 19 yang menyatakan bahwa Pasal 45
Perjanjian TRIPs tidak dapat diterapkan haruslah dikesampingkan.
Penggugat tetap berpendapat bahwa Pasal 45 Perjanjian TRIPS
dapat diterapkan dalam perkara ini karena telah terbukti, Tergugat
telah menggunakan merek Goodyear untuk produk ban dalam dan
ban luar sepeda secara tanpa hak atau tanpa seijin dari
Penggugat. Perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat yang
dibuat pada tanggal 7 Desember 1990 berkenaan dengan
pemberian ijin penggunaan merek Goodyear telah berakhir pada
tanggal 31 Maret 1993. Sehingga sudah sangat jelas dengan
berakhirnya Perjanjian 1990, Tergugat tidak berhak lagi untuk
menggunakan merek Goodyear. Untuk itu, mohon majelis hakim
yang terhormat menolak dalil Tergugat nomor 19;
TENTANG PERMOHONAN PROVISI DAN SITA JAMINAN
17. Oemikian juga dalil Tergugat yang menanggapi permohon- an
provisi dan sita jaminan Penggugat dengan tetap berpendapat
bahwa Tergugat tidak menggunakan merek Goodyear secara
illegal juga harus ditolak, karena telah terbukti Tergugat tidak
mempunyai hak untuk menggunakan merek Goodyear sejak
berakhirnya Perjanjian 1990 pada tanggal31 Maret 1993;
TENTANG PEMUSNAHAN SEMUA SARANA PRODUKSI MILIK TERGUGAT.
18. Selanjutnya dalil Tergugat nomor 21 yang menolak permohonan
penggugat agar Tergugat memusnahkan cetakan (mold) dan
perlengkapan produksi lainnya yang digunakan Tergugat juga
harus dikesampingkan. Dengan berakhirnya Perjanjian 1990 pada
tanggal 31 Maret 1993, maka Tergugat tidak mempunyai hak lagi
atas merek Goodyear, maka sepatutnya permohonan Penggugat
dikabulkan;
TENTANG PUTUSAN SERTA MERTA
19. Mohon perhatian majelis hakim, Penggugat sarna sekali tidak
pernah mendalilkan Tergugat telah melakukan perbuatan melawan
hukum sebagaimana diuraikan Tergugat dalam nomor 21 dan
nomor 22. Secara jelas Penggugat mengajukan gugatan a quo
berdasarkan pelanggaran merek Goodyear yang dilakukan
Tergugat berdasarkan . Pasal 76 Undang-Undang Merek Nomor
15 Tahun 2001. Dengan demikian dalil Tergugat nomor 21 dan
nomor 22 harus dikesampingkan dan sepatutnya majelis hakim
mengabulkan permohonan putusan serta merta Penggugat.
II. JAWABAN DALAM REKONPENSI
A. DALAM EKSEPSI
1. DALAM EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT
PENGADILAN NIAGA PADA PENGADILAN NEGERI JAKARTA
PUSAT TIDAK BERWENANG MEMERIKSA, MENGADILI DAN
MEMUTUS GUGATAN BALIK PENGGUGAT REKONPENSI
1.1 Bahwa Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
tidak berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus
gugatan rekonpensi penggugat Rekonpensi karena gugatan balik
penggugat Rekonpensi didasarkan pada perbuatan melawan
hukum yang jelas-jelas merupakan kewenangan Pengadilan
Negeri (vide dalil Penggugat Rekonpensi nomor 29 halaman 15) ;
1.2 In casu Penggugat Rekonpensi ingin mengajukan gugatan kepada
Tergugat Rekonpensi berdasarkan perbuatan melawan hukum,
maka gugatan tersebut harus diajukan melalui Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat sesuai domisili hukum Tergugat Rekonpensi dan
bukan melalui Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat (vide Pasal118 ayat 3 HIR).
Berdasarkan alasan hukum di atas, maka Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sepatutnya menyatakan tidak
berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus gugatan balik dari
Penggugat Rekonpensi.
2. EKSEPSI MENGENAI GUGATAN REKONPENSI PENGGUGAT
REKONPENSI KABUR DAN TIDAK JELAS (OBSCUUR LIBEL)
2.1 Bahwa Tergugat Rekonpensi tetap berpendapat bahwa
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak
punya kewenangan untuk memeriksa dan mengadili dan memutus
gugatan Penggugat Rekonpensi karena gugatan rekonpensi
diajukan Penggugat Rekonpensi berdasarkan perbuatan melawan
hukum (vide dalil Penggugat Rekonpensi nomor 29 halaman 15);
2.2 Bahwa ternyata Penggugat Rekonpensi dalam dalilnya nomor 26
halaman 14, juga menuntut pembatalan Perjanjian tertanggal 7
Desember 1990 dalam gugatan rekopensi;
2.3 Bahwa terhadap tindakan Penggugat Rekonpensi yang
mencampuradukkan gugatan pembatalan perjanjian (vide dalit
Penggugat Rekonpensi nomor 26 halaman 14) dengan gugatan
perbuatan melawan hukum (vide dalil Penggugat Rekonpensi,
nomor 29 halaman 15) sehingga selayaknya gugatan dinyatakan
tidak dapat diterima.
Hal ini sejalan dengan Putusan Mahkamah Agung R.l tanggal 21
Agustus 1974, No. 565K/Sip/1973 yang mengatur tentang kalau
obyek gugatan tidak jelas, maka gugatan tidak dapat diterima;
3. GUGATAN REKONPENSI PENGGUGAT REKONPENSI KURANG
PIHAK.
Bahwa dalil penggugat Rekonpensi nomor 25 halaman 14 yang menuntut
agar isi putusan dan semua ganti rugi juga mengikat PT Goodyear
Indonesia, tanpa melibatkan PT Goodyear sebagai pihak Tergugat
mengakibatkan gugatan menjadi kurang pihak. Oleh karenanya, sudah
selayaknya gugatan rekonpensi dari Penggugat Rekonpensi dinyatakan
tidak dapat diterima.
B. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa Tergugat Rekonpensi mohon agar apa yang telah Tergugat
Rekonpensi uraikan dalam Eksepsi di atas dimasukkan pula
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pokok perkara ini;
2. Bahwa Tergugat Rekonpensi menolak seluruh dalil Penggugat
Rekonpensi dalam gugatan rekonpensi kecuali yang secara tegas
diakui oleh Tergugat Rekonpensi;
3. Bahwa tidak benar dalil Penggugat Rekonpensi nomor 25 halaman
14 yang menyatakan bahwa seolah-olah Penggugat Rekonpensi
telah membayar royalti kepada PT GYI. Perlu Tergugat
Rekonpensi tegaskan kembali sebagaimana telah disebutkan
Tergugat Rekonpensil Penggugat Konpensi pada nomor 1.5
halaman 3 dalam eksepsi), bahwa Perjanjian 1990 yang telah
berakhir sejak tanggal 31 Maret 1993 antara Tergugat Rekonpensi
adalah Perjanjian bebas royalti. Hal ini diatur dalam Pasal 11
Perjanjian 1990 yaitu:
Goodyear hereby allows Banteng in accordance with the terms and
condition hereinafter set forth a non- exclusive, non-assignable,
royalty free right to use the Trademark on and in connection with
the manufacturing and marketing of the Products
Terjemahan Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
Goodyear dengan ini memberi izin kepada Banteng sesuai dengan
ketentuan dan syarat yang tercantum di bawah ini, hak yang tidak
eksklusif, yang tidak dapat dialihkan, bebas royalti untuk
menggunakan merek pada dan sehubungan dengan pembuatan
dan pemasaran produk.
4. Bahwa Tergugat Rekonpensi menolak dalil Penggugat Rekonpensi
nomor 26 yang menyatakan Perjanjian 1990 batal demi hukum
dengan alasan telah melanggar Pasal 1320 an Pasal1321
KUHPerdata.
Dalil Tergugat tersebut sarna sekali tidak benar, karena Perjanjian
1990 dibuat berdasarkan kesepakatan dari penggugat Rekonpensi
dan Tergugat Rekonpensi. Hal ini terbukti Perjanjian 1990
ditandatangani Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi,
yang artinya kedua belah pihak telah setuju dengan seluruh
ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian 1990. Dengan
demikian tidak terbukti dalil Penggugat Rekonpensi nomor 26.
5. Dalil Penggugat Rekonpensi dalam nomor 26 dan nomor 27 yang
tetap bersikukuh berpendapat bahwa Perjanjian Nomor 1 dan
Perjanjian Nomor 8, Perjanjian Sementara tanggal 30 Maret 1984
dan Perjanjian Sementara Tambahan tanggal 16 April 1984 masih
tetap berlaku haruslah ditolak, karena secara hukum perjanjian-
perjanjian itu telah berakhir sejak berlakunya Perjanjian 1990. Hal
ini secara tegas diatur dalam Pasal XI Perjanjian 1990.
Pasal XI Perjanjian 1990 secara tegas mengatur tentang :
This agreement supersedes any previous agreements
between GOODYEAR or PT Goodyear Indonesia and
BANTENG relating to the use of the Trademark in
connection with the Products, including any oral or implied
agreements. This agreement expresses the complete
understanding of the parties hereto relevant to BANTENG'S
use of the Trademark and may not be changed in any way
except by a written instrument of both parties.
Yang dalam terjemahan Bahasa Indonesia:
Perjanjian ini meniadakan semua perjanjian yang dibuat
sebelumnya antara GOODYEAR atau PT Goodyear
Indonesia dengan BANTENG sehubungan dengan
pemakaian merek dagang berkaitan dengan produk,
termasuk perjanjian lisan atau yang tersirat. Dokumen ini
menyatakan pemahaman menyeluruh para pihak yang
membuat perjanjian ini yang berhubungan dengan
pemakaian merek dagang oleh BANTENG dan
bagaimanapun juga tidak boleh diubah, kecuali dengan
dokumen tertulis kedua belah pihak.
6. Bahwa Tergugat Rekonpensi menolak dalil Penggugat Rekonpensi
nomor 27 halaman 15 yang menyatakan Perjanjian Nomor 1 dan
Perjanjian Nomor 8 adalah Perjanjian tanpa batas waktu.
Bahwa sesungguhnya Perjanjian Nomor 1 dan Perjanjian Nomor 8
dapat diakhiri dengan syarat-syarat dan ketentuan tertentu serta
sesuai dengan lisensi Tergugat Rekonpensi (vide Pasal 2
Perjanjian Nomor 1 dan Perjanjian Nomor 8). Dalam Perjanjian
Nomor 1 dan Perjanjian Nomor 8 juga diatur tentang cara
pengakhiran perjanjian yang salah satunya adalah dalam hal
lisensi Penggugat Rekonpensi telah berakhir dan tidak
diperpanjang (vide Pasal 7 Perjanjian Nomor 1 dan Perjanjian
Nomor 8). Dengan demikian tidak benar apabila Penggugat
Rekonpensi mendalilkan Perjanjian Nomor 1 dan Perjanjian Nomor
8 dibuat tanpa batas waktu.
7. Bahwa Tergugat Rekonpensi juga menolak dalil Penggugat
Rekonpensi nomor 29 halaman 15 yang menyatakan Tergugat
Rekonpensi telah melakukan perbuatan melawan hukum.
Dalil ini tidak tepat diajukan sebagai dasar gugatan Penggugat
Rekonpensi, karena Pengadilan Niaga tidak mempunyai
kewenangan mengadili perkara berdasarkan perbuatan melawan
hukum. Gugatan Penggugat Rekonpensi berdasarkan perbuatan
melawan hukum harus diajukan melalui Pengadilan Negeri
sesuai domisili hukum Tergugat Rekonpensi (vide eksepsi
kompetensi absolut Tergugat Rekonpensi) ;
8. Dalil penggugat Rekonpensi yang menyatakan Tergugat
Rekonpensi telah melakukan perbuatan melawan hukum karena
memberitahukan pelanggan Penggugat Rekonpensi bahwa
Penggugat Rekonpensi membuat dan memproduksi ban Goodyear
secara illegal haruslah ditolak. Dalil ini jelas tidak berdasar atas
hukum karena dengan berakhirnya Perjanjian 1990 pad a tanggal
31 Maret 1993, Penggugat Rekonpensi tidak mempunyai hak lagi
memproduksi atau mengekspor produk ban dengan merek
Goodyear ke negara-negara lain. Tindakan Tergugat dengan
masih tetap menggunakan bahkan mengekspor produk ban
dengan menggunakan merek Goodyear penggugat jelas-jelas
merupakan pelanggaran merek dan dapat dikatakan illegal (vide
Pasal 76 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001);
Berdasarkan fakta hukum di atas, sangat beralasan apabila
Tergugat Rekonpensi memberitahukan kepada para pelanggan
Penggugat Rekonpensi bahwa Penggugat Rekonpensi tidak
mempunyai hak menggunakan merek Goodyear. Hal ini semata-
mata bertujuan untuk mencegah bertambahnya kerugian bagi
Tergugat Rekonpensi dan para pelanggan Penggugat Rekonpensi.
9. Demikian pula dalil Penggugat Rekonpensi nomor 29, nomor 30
dan nom or 31 yang menyatakan Tergugat Rekonpensi harus
mengganti kerugian materiil dan immaterial kepada Penggugat
Rekonpensi dengan alasan Tergugat Rekonpensi telah melakukan
perbuatan melawan hukum berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata,
juga harus ditolak, karena tidak berdasarkan pad a fakta hukum
yang sebenarnya dan ketentuan hukum yang berlaku.
Ketentuan Pasal1365 KUH Perdata menyatakan:
Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian
kepada seseorang lain, mewajibkan orang yang karena
salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut ;
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka pengertian perbuatan
melawan hukum haruslah memenuhi unsur-unsur :
a) perbuatan itu terbukti melawan hukum;
b) ada kerugian yang ditimbulkan;
c) ada hubungan sebab-akibat antara perbuatan melawan
hukum dengan kerugian yang dituntut Penggugat
Rekonpensi.
Bahwa ketiga unsur perbuatan melawan hukum tersebut di atas
haruslah dibuktikan secara kumulatif oleh Penggugat Rekonpensi.
10. Pemberitahuan kepada para pelanggan oleh Tergugat Rekonpensi
adalah berdasarkan hak Tergugat Rekonpensi atas merek
Goodyear yang dilindungi Undang-Undang. Sebagai pemilik merek
terkenal Goodyear, Tergugat Rekonpensi berhak untuk melindungi
kepentingan hukumnya berkaitan dengan merek Goodyear,
termasuk memberitahukan kepada para pelanggan penggugat
Rekonpensi mengenai fakta hukum bahwa Penggugat Rekonpensi
tidak mempunyai hak lagi untuk memproduksi dan/atau
mengekspor produk ban dengan merek Goodyear ke negara-
negara lain.
Oleh karena tidak terbukti adanya perbuatan melawan hukum yang
dilakukan Tergugat Rekonpensi, maka tuntutan ganti kerugian
materiil dan immaterial yang diuraikan Penggugat Rekonpensi
pada nomor 29, nomor 30, nomor 31 dan nomor 32 haruslah
ditolak.
Justru sebaliknya Penggugat Rekonpensi yang telah melakukan
pelanggaran merek Goodyear, yaitu masih tetap memproduksi,
menjual bahkan mengekspor produk ban dengan menggunakan
merek Goodyear, meskipun Perjanjian antara Tergugat
Rekonpensi dengan Penggugat Rekonpensi telah berakhir pada
tanggal 31 Maret 1993.
11. Dengan tidak adanya hak Penggugat Rekonpensi atas merek
Goodyear, maka tidak alasan bagi Penggugat Rekonpensi untuk
mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum dan permohonan
sita jaminan atas asset milik Tergugat Rekonpensi. Untuk itu,
sudah selayaknya dalil Penggugat Rekonpensi nomor 33 ditolak.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka Penggugat Konpensil Tergugat
Rekonpensi mohon kepada majelis hakim yang terhormat agar berkenan
memberikan putusan:
DALAM KONPENSI
DALAM EKSEPSI
1. Menolak eksepsi Tergugat mengenai kompetensi absolut dan eksepsi
lainnya;
2. Menyatakan gugatan Penggugat dapat diterima
3. Menghukum Tergugat untuk membayar semua ongkos perkara dan biaya
perkara;
DALAM PROVISI
1. Memerintahkan Tergugat untuk segera menghentikan produksi, promosi,
peredaran dan/atau perdagangan serta menarik kembali dari pasaran
seluruh produk/barang ban luar dan ban dalam sepeda serta ban-ban luar
dan ban-ban dalam kendaraan lainnya yang menggunakan merek
GOODYEAR. Selanjutnya bukti penghentian produksi, promosi,
peredaran dan atau perdagangan dan penarikan seluruh produk ban luar
dan ban dalam sepeda serta ban-ban luar dan ban-ban dalam kendaraan
lainnya dengan merek Goodyear diberikan kepada Penggugat melalui
Pengadilan;
2. Bahwa agar Tergugat melaksanakan putusan provisi ini dengan sebaik-
baiknya, maka Penggugat mohon agar Tergugat dihukum untuk
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu juta
rupiah) setiap hari keterlambatan apabila Tergugat lalai atau sengaja
tidak melaksanakan putusan provisi ini terhitung sejak putusan provisi ini
diputuskan oleh Pengadilan Niaga Jakarta;
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Penggugat adalah pemilik, pemakai dan pendaftar pertama
merek dagang GOODYEAR di Indonesia;
3. Menyatakan merek GOODYEAR Penggugat adalah merek terkenal;
4. Menyatakan tindakan Tergugat menggunakan merek GOODYEAR
merupakan pelanggaran terhadap merek dagang GOODYEAR milik
penggugat;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti kerugian l11ateriil dan
immateriil atas pelanggaran merek GOODYEAR sebesar Rp.
285.323.743.000,- (dua ratus delapan puluh lima milyar tiga ratus dua
puluh tiga juta tujuh ratus empat puluh tiga ribu rupiah) kepada
Penggugat;
6. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas harta benda milik
Tergugat yang dilakukan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat;
7. Menguatkan putusan provisi atau menyatakan sah putusan provisi yaitu
memerintahkan Tergugat untuk segera menghentikan produksi, promosi,
peredaran dan atau perdagangan serta menarik kembali dari pasaran
seluruh produk/barang ban luar dan ban dalam sepeda serta ban-ban luar
dan ban-ban dalam kendaraan lainnya yang menggunakan merek
GOODYEAR;
8. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp. 1.000.000,- (Satu juta rupiah) setiap hari keterlambatan apabila
Tergugat lalai atau sengaja tidak melaksanakan putusan ini terhitung
sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap;
9. Menghukum Tergugat untuk memusnahkan seluruh cetakan (mold) dan
perlengkapan-perlengkapan lainnya yang digunakan Tergugat untuk
membuat tulisan timbul merek Goodyear;
10. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada
perlawanan, banding atau kasasi (uitvoerbaar bij vorraadj”);
11. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh ongkos perkara;
DALAM REKONPENSI
DALAM EKSEPSI
1. Menerima eksepsi Tergugat Rekonpensi;
2. Menyatakan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
tidak berwenang memeriksa, Pengadilan dan memutus gugatan balik
penggugat Rekonpensi;
3. Menyatakan gugatan Penggugat Rekonpensi tidak dapat diterima;
DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan rekonpensi Penggugat Rekonpensi seluruhnya;
2. Menghukum penggugat Rekonpensi untuk membayar seluruh ongkos
perkara;
Apabila Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa karena baik eksepsi yang diajukan oleh Tergugat dan
maupun Tergugat Rekonpensi antara lain mengenai kompetensi absolut, maka
Majelis Hakim telah memutus dengan Putusan Sela tertanggal 7 Juni 2004 yang
amarnya berbunyi sebagai berikut :
M E N GAD I L I :
I. DALAM KONPENSI
Sebelum memutus pokok perkara :
1. Menolak eksepsi kewenangan absolut Tergugat ;
2. Menyatakan Pengadilan Niaga pad a Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini ;
3. Memerintahkan kedua belah pihak yang berperkara untuk
melanjutkan pemeriksaan perkara ini ;
4. Menangguhkan keputusan tentang ongkos perkara sampai
putusan akhir ;
II. DALAM REKONPENSI
Sebelum menjatuhkan pokok perkara :
1. Menyatakan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini ;
2. Menghukum Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi untuk
membayar biaya perkara ini yang sampai hari ini berjumlah nihil;
Menimbang, bahwa penggugat untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya
telah mengajukan bukti-bukti berupa toto copy surat-surat yang dilegalisir dan
diberi meterai cukup, sebagai berikut :
1. Sertifikat Merek Dagang GOODYEAR & Logo kaki bersayap, daftar
Nomor 362.916 tanggal12 September 1996 untuk kelas barang 12
(sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-1 a;
2. Sertifikat Merek Dagang GOODYEAR & Logo kaki bersayap, daftar
Nomor 208.075 tanggal12 September 1986 untuk kelas barang 12
(sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-1 b;
3. Sertifikat Merek Dagang GOODYEAR, daftar Nomor 400.074 tanggal 1
Agustus 1997 untuk kelas barang 12 (sesuai dengan aslinya), diberi
tanda P-2a ;
4. Sertifikat Merek Dagang GOODYEAR & Logo kaki bersayap, daftar
Nomor 222.341 tanggal 1 Agustus 1987 untuk kelas barang 12 (sesuai
dengan aslinya), diberi tanda P-2b ;
5. Sertifikat Merek Dagang GOODYEAR, daftar Nomor 400.075 tanggal1
Agustus 1997 untuk kelas barang 12 (sesuai dengan aslinya), diberi
tanda P-3 ;
6. Sertifikat Merek Dagang GOODYEAR GT 880 & Logo, daftar Nomor
364.196 tanggal12 September 1996 untuk kelas barang 12 (sesuai
dengan aslinya), diberi tanda P-4 ;
7. Sertifikat Merek Dagang GOODYEAR & Logo, daftar Nomor 380.148
tanggal 29 April 1996 untuk kelas barang 12 (sesuai dengan aslinya),
diberi tanda P-5 ;
8. Sertifikat Merek Dagang GOODYEAR GT 770 & Logo, daftar Nomor
359.606 tanggal11 September 1995 untuk kelas barang 12 (sesuai
dengan aslinya), diberi tanda P-6 ;
9. Sertifikat Merek Dagang GOODYEAR & Logo kaki bersayap, daftar
Nomor 380.178 tanggal 29 Januari 1996 untuk kelas barang 12 (sesuai
dengan aslinya), diberi tanda P-7 ;
10. Akta Pend irian perusahaan Penggugat (Article of Incorporation) pada
tanggal 23 Agustus 1898 beserta terjemahan tersumpah dalam Bahasa
Indonesia (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-8;
11. Bukti Pendirian perusahaan afiliasi penggugat di Indonesia pada tahun
1917 (tidak ada aslinya), diberi tanda P-9 ;
12. Bukti perubahan nama perusahaan afiliasi Penggugat dan The Goodyear
Tire & Rubber Company Limited menjadi PT. Goodyear Indonesia pada
tanggal 31 Oktober tahun 1977 (tidak ada aslinya), diberi tanda P-10 ;
13. Promosi ban merek Goodyear di Indonesia pada : Majalah Mobil Motor,
edisi 19 tanggal 10 Januari 1999 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-
11.a. 2 ;
14. Promosi ban merek Goodyear di Indonesia pada : Sentra Servis
Goodyear, tahun 2000, (tidak ada aslinya), diberi tanda P-11.a.2.
15. Promosi ban merek Goodyear di Indonesia pada : Iklan Merek Goodyear
di his kota tahun 2002 (tidak ada aslinya), diberi tanda P-11.a. 3;
16. Promosi ban merek Goodyear di Indonesia pada : Tabloid Otomotif,
Nomor 7 tanggal 24 Juni 2002 (tidak ada aslinya), diberi tanda P-11.a. 4 ;
17. Promosi ban merek Goodyear di Indonesia pada : Surat Kabar Harian
Analisa, tanggal 8 Pebruari 2003 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-
11. a. 5 ;
18. Katalog merek Goodyear seri G362 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda
P-11. b.
19. Promosi ban merek Goodyear di Srilanka pada : Surat Kabar Daily News
tanggal 17 September 1998 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-11.c.
1;
20. Promosi ban merek Goodyear di Srilanka pada : Surat Kabar The Sunday
Leader tanggal 27 September 1998 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda
P-11.c 2 ;
21. Promosi ban merek Goodyear di Malaysia pada : Majalah The Tyreman
Vol. 29 Ni. 1 bulan Pebruari 1998 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-
11.d. 1.
22. Promosi ban merek Goodyear di Malaysia pada : Surat Kabar Berita
Harian, tanggal 16 Oktober 1999 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-
11.d. 2 ;
23. Promosi ban merek Goodyear di Malaysia pada : Surat Kabar The Star
tanggal 22 Oktober 1999 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-11.d. 3 ;
24. Promosi ban merek Goodyear di Malaysia pada : Majalah Asian Auto,
Volume 27 Nomor 7 tahun 1999 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-
11.d. 4 ;
25. Promosi ban merek Goodyear di Malaysia pada : Surat Kabar New Straits
Times tanggal 26 Juni 2002 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-11.d.
5;
26. Promosi ban merek Goodyear di Malaysia pada : Katalog "Goodyear
Gold Star Servitekar" (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P- 11.d. 6 ;
27. Promosi ban merek Goodyear di Malaysia pad a : Majalah Drive, Volume
9 September! Oktober 2002 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-11.d.
7;
28. Promosi ban merek Goodyear di Malaysia pada : Harian Metro (sesuai
dengan aslinya), 30 Mei 2002 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-
11.d.8 ;
29. Promosi Ban merek Goodyear di Thailand, pada papan reklame di jalan
(tidak ada aslinya), diberi tanda P-11 e. 1. ;
30. Promosi Ban merek Goodyear di Thailand, promosi di bis (tidak ada
aslinya), diberi tanda P- 11 e.2. ;
31. Promosi Ban merek Goodyear di Thailand, Surat Kabar berbahasa
Thailand (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-11e.3.;
32. Promosi Ban merek Goodyear di Philipina, pada Surat Kabar Sport
tanggal 22 Agustus 2001 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-11 f.;
33. Promosi Ban merek Goodyear di Vietnam, pada papan reklame yang
ditempatkan di atas took Distributor (tidak ada aslinya), diberi tanda P-
11g. 1. ;
34. Promosi Ban merek Goodyear di Vietnam, pada papan reklame (tidak
ada aslinya), diberi tanda P-11 g. 2 ;
35. Promosi Ban merek Goodyear di Vietnam, pada papan reklame (tidak
ada aslinya), diberi tanda P-11 g. 3 ;
36. Promosi Ban merek Goodyear di Laos, pada papan reklame diatas toko
dealer Penggugat (tidak ada aslinya), diberi tanda P-11h;
37. Promosi Ban merek Goodyear di Kamboja tahun 2003, (sesuai dengan
asJinya), diberi tanda P- 11 i ;
38. Promosi Ban merek Goodyear di Amerika Serikat dalam surat kabar
PenyaJur ban Tire Business tanggaJ 23 Juni 2003, (sesuai dengan
aslinya), diberi tanda P-11 j ;
39. Promosi merek Goodyear dalam bentuk katalog "Official Promotional
Merchandise" tahun 1997 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-11 k ;
40. Promosi Ban merek Goodyear di Jerman pada : Majalah Auto Touring,
Mei 5/95 (sesuai dengan asJinya), diberi tanda P-11.1.1;
41. Promosi Ban merek Goodyear di Jerman pada Majalah Auto Touring,
Maret 3/2000, (sesuai dengan asJinya), diberi tanda P-11 L. 2;
42. Promosi merek Goodyear dalam bentuk katalog "Official Apparel & Gifts"
tahun 1998, (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-11 m ;
43. Promosi ban merek Goodyear di Hungaria pada : Majalah Auto21 Motor,
tahun 2000, (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-11 n. 1 ;
44. Promosi ban merek Goodyear di Hungaria pada : Majalah 4 x 4 Magazin
tahun 2001 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-11n. 2 ;
45. Brosur merek Goodyear "Today's Forecast Call for " (sesuai dengan
aslinya), diberi tanda P-11 o ;
46. Promosi merek Goodyear di Itali dalam bentuk kalender meja 2002, diberi
tanda P-11 p ;
47. Cuplikan promosi merek Goodyear di media elektronika di Eropa yang
dikompilasi dalam bentuk VCD, diberi tanda P-12a ;
48. Cuplikan promosi merek Goodyear di media elektronika di Eropa yang
dikompilasi dalam bentuk VCD, diberi tanda P-12b;
49. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor A 19910 untuk kelas barang 12 di Australia, disertai terjemahan
tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan aslinya), diberi tanda
P-13a ;
50. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor 862933 untuk kelas barang 12 di Australia, disertai terjemahan
tersumpah dalam Bahasa Indonesia, diberi tanda P-13b ;
51. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor 48699 kelas barang 12 di Mesir disertai terjemahan tersumpah
dalam Bahasa Indonesia, (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-14 ;
52. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor 17858 untuk kelas barang 12 di Kamboja disertai terjemahan
Bahasa Inggris dan terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia
(sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-15 ;
53. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf; Daftar
Nomor 381390 untuk kelas barang 12 di China, disertai terjemahan dalam
Bahasa Inggris dan terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia
(sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-16 ;
54. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor T86/05053G untuk kelas barang 12 di Singapura, disertai
terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan aslinya),
diberi tanda P-17 ;
55. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor M/54563 untuk kelas barang 12 di Malaysia, disertai terjemahan
tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan aslinya), diberi tanda
P-18 ;
56. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor R-2226 untuk kelas barang 12 di Philipina, disertai terjemahan
tersumpah dalam Bahasa Indonesia, diberi tanda P-19 ;
57. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor Kor78677 untuk kelas barang 12 di Thailand, disertai terjemahan
Bahasa Inggris dan terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia
(sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-20;
58. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor 3624 untuk kelas barang 1, 7, 12, 16, 17, 25 dan 28 di Laos,
disertai terjemahan Bahasa Inggris dan terjemahan tersumpah dalam
Bahasa Indonesia (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-21 ;
59. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor 00014962 untuk kelas barang 12 di Taiwan, disertai terjemahan
Bahasa Inggris dan terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia
(sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-22;
60. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor 0162759 untuk produk ban dalam dan ban luar kendaraan yang
termasuk dalam kelas barang 37 di Korea Selatan, disertai terjemahan
Bahasa Inggris dan terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia
(sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-23 ;
61. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor 56,752 untuk kelas barang 35 di Amerika Serikat (atau kelas
internasional 12), disertai terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia
(sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-24a ;
62. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor dan 507,923 untuk kelas barang 35 di Amerika Serikat (atau kelas
internasional 7, 12 dan 17) disertai terjemahan tersumpah dalam Bahasa
Indonesia (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-24 b ;
63. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor CTM 1011410 untuk kelas barang 1, 2, 7, '9, 12, 17, 25, 28 dan 37
melalui Community Trademark yang meliputi lebih dari 10 (sepuluh)
negara di Eropah, disertai terjemahan tersumpah dalam Bahasa
Indonesia (tidak ada aslinya), diberi tanda P-25 ;
64. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor 6183 untuk kelas barang 1, 7, 12, 17, 25 dan 28 di Vietnam,
disertai terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan
aslinya), diberi tanda P-26 ;
65. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor 2901226 untuk kelas barang 12 di Jerman disertai terjemahan
tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan aslinya), diberi tanda
P-27 ;
66. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor 2069143 untuk kelas barang 12 di Jepang, disertai terjemahan
Bahasa Inggris dan terjemahan Bahasa Indonesia (sesuai dengan
aslinya), diberi tanda P-28 ; 67. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear &
Logo Kaki Bersayaf, Daftar Nomor 003414515 untuk kelas
internasional12 di Brasil, disertai terjemahan Bahasa Inggris dan
terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia (tidak ada aslinya), diberi
tanda P-29 ;
68. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear, Daftar Nomor 144 055 untuk kelas
barang 12 di Hungaria, disertai terjemahan Bahasa Inggris dan
terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan aslinya),
diberi tanda P-30 ;
69. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor 3594 untuk kelas barang 1, 7, 8, 12, 17, 24 dan 25 di Finlandia,
disertai terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan
aslinya), diberi tanda P-31 a;
70. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear, Daftar Nomor 69868 untuk kelas
barang 1, 2, 7, 16, 17, 19 dan 25 di Finlandia, disertai terjemahan
tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan aslinya), diberi tanda
P-31 b;
71. Pendaftaran Merek Dagang Logo Kaki Bersayaf Goodyear, Daftar Nomor
227372 untuk kelas barang 8 dan 25 di Finlandia, disertai terjemahan
tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan aslinya), diberi tanda
P-31 c;
72. Pendaftaran Merek Dagang Goodyear & Logo Kaki Bersayaf, Daftar
Nomor 51112 untuk kelas barang 7, 12 dan 17 di Maroko, disertai
terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan aslinya),
diberi tanda P-32 ;
73. Sural Penghargaan Superbrand, yang menyatakan merek Goodyear sebagai
Superbrand di Indonesia pada tanggal 10 September 2003, disertai
terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia (tidak ada aslinya), diberi
tanda P-33a ;
74. Artikel berjudul "28 Merek Terima Penghargaan Superbrand" yang dimuat
dalam Koran Tempo hari Kamis tanggal 11 September 2003 (sesuai
dengan aslinya), diberi tanda P-33b ;
75. Bon pembelian ban dalam dan ban luar sepeda dengan merek Goodyear
Luckystone hasil produksi Tergugat di Indonesia tahun 1998 (sesuai
dengan aslinya), diberi tanda P-34 a ;
76. Foto-foto ban daJam sepeda dengan merek Goodyear Luckystone hasil
produksi Tergugat di Indonesia tahun 1998 (sesuai dengan aslinya),
diberi tanda P34 b ;
77. Foto-foto ban luar sepeda dengan merek Goodyear Luckystone hasil
produksi Tergugat di Indonesia tahun 1998 (sesuai dengan aslinya),
diberi tanda P-34 c ;
78. Bon pembelian produk ban Goodyear Luckystone di Toko AKAS, Jakarta
tahun 2002 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-34 d ;
79. Bukti penggunaan merek Goodyear dalam katalog Tergugat Goodyear
Lucky Stone, A High Quality Bicycle Tires & Tubes Catalog (asli), diberi
tanda P-34 e;
80. Penggunaan Merek Goodyear oleh Tergugat pada kalender meja tahun
2003 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-34 f;
81. Bon pembelian ban luar sepeda dengan merek Goodyear Luckystone di
Brasil tanggal 09 April 1998 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-35
a;
82. Foto-foto ban luar sepeda dengan merek Goodyear Luckystone yang
dijual di Brasil tahun 1998 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-35 b ;
83. Bon pembelian ban luar sepeda dengan merek Goodyear Luckystone di
Brasil tanggal 22 Juni 2001 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-35 c ;
84. Foto-foto ban luar sepeda dengan merek Goodyear Luckystone yang
dijual di Brasil tahun 2001 (sesuai dengan aslinya), diberitanda P-35 d ;
85. Surat dari Van Apul & Rekan selaku kuasa Tergugat kepada Daniel & CIA
selaku kuasa Penggugat di Brasil tertanggal 28 Juni 2001 berkenan
dengan penyitaan ban merek Goodyear yang diproduksi Tergugat di
Brasil (sesuai dengan aslinya),diberi tanda P-35 e ;
86. Perjanjian antara Isapa Importacao E. Comercio Ltd (Distributor Tergugat
di Brasil) dengan Penggugat dan Distributor Penggugat di Brasil
tanggal14 Nopember 2001, (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-35 f;
87. Surat tertanggal 08 Mei 2001 yang dibuat oleh Sprusons Solicitors, kuasa
hukum penggugat di Australia kepada Hamilton Cycle & Sports Depot
pty Limited, distributor Tergugat di Australia sehubungan dengan
promosi, penjualan ban sepeda dengan menggunakan merek Goodyear
Lucky Stone di Australia (sesuai dengan aslinya). diberi tanda P-36 ;
88. Perjanjian Penyelesaian (Settlement Agreement) antara Pick- Import
Finland Oy Ltd (yang diwakili kuasa hukumnya Tapio Kalliovaara tanggal
22 November 2002 di Finlandia, berkenaan dengan kesediaan Pick
Import Finland Oy Ltd untuk memusnahkan ban dalam dan ban luar
sepeda yang menggunakan merek Goodyear milik Penggugat yang dibeli
dari SP Trading CO. Ltd, distributor Tergugat di Korea Selatan (sesuai
dengan aslinya), diberi tanda P-37 a;
89. Faktur Dagang yang diterbitkan Tergugat tertanggal 09 Juli 2003,
ditujukan kepada Andreia Correia Miranda sehubungan dengan
pembelian produk ban dalam sepeda dengan merek
Goodyear/Luckystone di Portugal (tidak ada aslinya), P-37 b ;
90. Surat dari Kantor Bea Cukai Aviero di Portugal tanggal 27 Agustus 2003
sehubungan dengan permohonan penggugat kepada Kantor Bea Cukai
Aviero, Portugal untuk melakukan tindakan atas Tergugat yang
menggunakan merek Goodyear milik Penggugat (tidak ada aslinya),
diberi tanda P-37 c ;
91. Surat dari Dr. Laszlo Berczes, kuasa Penggugat di Hungaria tanggal 15
Juni 2001 kepada Bike Trade 97 Kft Importir dan distributor Tergugat di
Hungaria agar segera menghabiskan stok produk ban Goodyear
Luckystone dan tidak memesan ban Goodyear Luckystone dari Tergugat,
beserta terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia (tidak ada
aslinya), diberi tanda P-38 ;
92. Surat Pam Hsiang Trading Co. Ltd (distributor ban di Taiwan) kepada
Penggugat tanggal 22 Juni 2001 menanyakan apakah Tergugat
mempunyai hak untuk memproduksi dan menjual produk ban dalam dan
ban luar sepeda dengan menggunakan merek Goodyear, beserta
terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia (tida k ada aslinya),
diberi tanda P-39 a ;
93. Surat Penggugat kepada Pam Hsiang Trading Co.Ltd distributor ban
Taiwan tertanggal 22 Juni 2001 yang menyatakan secara tegas bahwa
Tergugat tidak mempunyai hak untuk memproduk- si ban dalam dan luar
sepeda dengan menggunakan merek Goodyear, beserta terjemahan
tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan aslinya), diberi tanda
P-39 b ;
94. Surat Pam Hsiang Trading Co. Ltd (distributor ban di Taiwan) kepada
Penggugat tanggal 28 Juni 2001, menanggapi surat Penggugat tanggal
22 Juni 2001 (vide bukti P-39b), beserta terjemahan tersumpah dalam
Bahasa Indonesia (tidak ada aslinya), diberi tanda P-39 c ;
95. Surat Penggugat kepada Pam Hsiang Trading Co.Ltd distributor ban
Taiwan tertanggal 02 Juli 2001 yang kembali menegaskan bahwa
Tergugat tidak mempunyai hak untuk memproduksi ban dalam dan ban
luar sepeda dengan menggunakan merek Goodyear, beserta terjemahan
tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan aslinya), diberi tanda
P-39 d ;
96. Surat tertanggal 07 Februarl 1996 beserta katalog ban merek Goodyear
Luckystone di Argentina (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-40 a
97. Korespondensi antara Penggugat dengan perusahaan penjual ban di
Argentina tanggal 07 Juni, 08 Juni dan 11 Juni 2001 berkenaan dengan
penawaran Tergugat mengekspor ban Goodyear ke Argentina (tidak ada
aslinya), diberi tanda P-40 b ;
98. Korespondensi antara penggugat dengan perusahaan di Argentina
tanggal 13 Juni dan 14 Juni 2001 berkenaan dengan penawaran
Tergugat mengekspor ban Goodyear ke Argentina (tidak ada aslinya),
diberi tanda P-40 c ;
99. Surat dari Nicolas, penyalur ban di Argentina kepada Penggugat
berkenaan dengan penawaran Tergugat atas ban dalam dan ban luar
sepeda dengan merek Goodyear (tidak ada aslinya), diberi tanda P-40 d ;
100. Produk ban dalam mobil hasi! produksi Tergugat yang menggunakan
merek Goodyear Luckystone di Damai Service Centre, Bogor, Indonesia,
tanggal 10 April 2003 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-41a ;
101. Bon pembelian produk ban dalam mobil hasi! produksi Tergugat yang
menggunakan merek Goodyear Luckystone di Damai Service Centre,
Bogor, Indonesia tanggal10 April 2003 (sesuai dengan aslinya) diberi
tanda P-41 b; J
102. Produk ban dalam sepeda hasil produksi Tergugat yang menggunakan
merek Goodyear Luckystone di Toko Aneka, Bogor, Indonesia tanggal12
Mei 2003 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-41 c ;
103. Bon pembelian produk ban dalam sepeda hasil produksi Tergugat yang
menggunakan merek Goodyear Luckystone di Toko Aneka, Bogor,
Indonesia, tanggal 12 Mei 2003, (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-
41 d ;
104. Produk ban luar sepeda hasil produksi Tergugat dengan merek Goodyear
Luckystone di Toko Sepeda Sumber Terang Cibinong, Bogor, Indonesia
tangga! 27 Mei 2003, (sesuai dengan aslinya), diberi tanda P-42 a;
105 Bon pembelian produk ban luar sepeda hasil produksi Tergugat dengan
merek Goodyear Luckystone di Toko Sepeda Sumber Terang, Cibinong,
Bogor, Indonesia, tanggal 27 Mei 2003 (sesuai dengan aslinya), diberi
tanda P-42 b ;
106. Perjanjian yang dlbuat dan ditanda tangani oleh Penggugat dan Tergugat
pad a tanggal 07 Desember 1990 (Perjanjian 1990) (sesuai dengan
aslinya), diberi tanda P-43 ;
107. Laporan Tahunan (Annual Report) Penggugat tahun 2003 beserta
terjemahan tersumpah dalam Bahasa Indonesia (sesuai dengan aslinya),
diberi tanda P-44 ;
108. Beberapa kutipan dari buku berjudul Building and Enforcing IP Value an
Internationals Guide for the Boardroom 2003 ;
- Halaman 43 -halaman 47 dengan Judul Akuntansi Kekayaan
Intelektual (Accounting for Intellectual Property) ;
- Halaman 48 -halaman 51 dengan Judul Penilaian atas Kekayaan
Intelektual (Valuation of Intellectual Property) ;
- Halaman 52 -halaman 56 dengan Judul Masalah-masalah yang
Timbul dalam Penilaian Berteknologi Tinggi (Issues Arising in the
Valuation of High Tech Companies);
- Halaman 57 -halaman 62 Menghindari Bahaya Transaksi :
Uji Tuntas Kekayaan Intelektual Bebasis Nilai (Avoiding
Transaction Peril: Value Based IP Due Diligence) bagian 4.3
sampai dengan bagian 6.2, diberi tanda -P-45 ;
109. Surat Pernyataan Tergugat tertanggal 04 September 2000 yang
menyatakan bahwa Tergugat memproduksi ban dengan merek
Goodyear Luckystone untuk wilayah seluruh dunia (tidak ada
aslinya), diberi tanda P-46 ;
Menimbang, bahwa disamping mengajukan bukti-bukti tertulis Penggugat
juga mengajukan 1 orang saksi dan 2 orang saksi ahli, yaitu:
1. Saksi KASDUM EFFENDI, dibawah sumpah menerangkan pada
pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa saksi pernah bekerja di PT. Banteng Pratama Rubber
sebagai operator sejak tanggal 10 Juni 1997 sampai dengan
tanggal 15 Mei 2004 ;
- Bahwa PT. Banteng Pratama Rubber memproduksi ban luar dan
ban dalam sepeda merek Goodyear;
- Bahwa ban yang diproduksi oleh PT. Banteng Pratama Rubber di
ekspor ke luar negeri ;
- Bahwa saksi bekerja terdiri dari 7 orang dalam 1 group, dan
bekerja selama 8 jam dalam satu sip;
- Bahwa dalam 1 group bisa mengepak ban sebanyak 2000 perhari ;
- Bahwa PT. Banteng Pratama Rubber juga memproduksi ban
dalam motor, tapi saya tidak ikut ngepak ban dalam motor;
- Bahwa ban dalam yang diproduksi oleh PT. Banteng adalah benar
jenis ini ada tulisan Goodyear dan Piston (barang bukti
diperlihatkan oleh Penggugat) ;
2. Saksi ahli ROY GANI, SE. dibawah sumpah menerangkan pada
pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa saksi ahli dalam bidang pemasaran ;
- Bahwa untuk pemasaran perlu promosi ;
- Bahwa untuk memperkenalkan merek perlu promosi ;
- Bahwa untuk merek terkenal diperlukan waktu panjang .rata-rata
berusia 40 sampai 60 tahun ;
- Bahwa merek Goodyear dikategorikan merek terkenal dan bisa
dinilai dengan uang, merek terkenal itu memberikan manfaat
finansial ;
- Bahwa akibat keterkenalan itu apabila ada perusahaan lain yang
menggunakan merek terse but bisa dinilai dengan uang, cara
penilaiannya adalah melihat biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk promosi dan pemasaran merek terse but ;
- Bahwa apabila ada perusahaan lain yang menggunakan merek
terkenal tersebut bisa dikenakan konpensasi ;
- Penggugat memperlihatkan bukti P-33 b artikel dalam Koran
Tempo tanggal 11 September 2003, berjudul "28 merek terima
penghargaan Superbrand". Superbrand adalah semacam lembaga
penilai berkedudukan di London, ia suka mengaudit merek-merek
terkenal ;
- Bahwa cara penilaian superbrand bisa dari berbagai criteria,
namun saya sendiri tidak terlibat didalamnya ;
3. Saksi ahli THOMAS HONGGO SECOKUSUMO, dibawah sumpah pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi ahli adalah ahli dalam bidang akuntansi keuangan;
- Bahwa dari sisi keuangan suatu merek dapat dinilai dari berbagai
sisi, misalnya barang yang tanpa merek harganya akan beda
dengan barang yang menggunakan merek, atau barang yang
menggunakan merek terkenal akan berbeda nilainya dengan
merek yang belum terkenal ;
- Bahwa dari sisi keuangan suatu merek dapat dinilai, ada berbagai
cara penilaian, barang tanpa merek dengan barang yang
menggunakan merek ada perbedaan harga ;
- Bahwa konpensasi 20% sebagaimana yang tertulis dalam Surat
Gugatan hal 9 sampai 12 dari total penjualan itu terlalu tinggi ;
- Bahwa hasil riset rata-rata laba operasi adalah sebesar 15%;
- Bahwa laba operasi tidak selalu 15% ;
Menimbang, bahwa Tergugat untuk menguatkan dalil-dalil sangkalannya
telah mengajukan bukti-bukti tertulis berupa toto copy surat-surat yang diberi
meterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya yang diberi tanda T. I
sampai dengan T. 48 yaitu, sebagai berikut :
1. Surat dari PT. Goodyear Indonesia kepada PT. Banteng Pratama Rubber
tanggal 5 Agustus 1977. tentang pemberian ijin untuk memproduksi ban
dalam sepeda dengan merek Goodyear Indonesia (sesuai dengan
aslinya), diberi tanda T-1 ;
2. Perjanjian antara PT. Goodyear Indonesia dengan PT. Banteng Pratama
Rubber, tentang pemberian ijin penggunaan merek Goodyear kepada PT.
Banteng Pratama Rubber untuk ban dalam sepeda, tanggal 8 April 1981
No.1 dibuat dihadapan Notaris Esther Daniar Iskandar, SH. (sesuai
dengan aslinya), diberi tanda T -2 ;
3. Perjanjian antara PT. Goodyear Indonesia dengan PT. Banteng Pratama
Rubber, tentang pemberian ijin penggunaan merek Goodyear kepada PT.
Banteng Pratama Rubber untuk ban dalam sepeda motor dan scooter
tanggal 16 Nopember 1981 No.8, dibuat dihadapan Notaris Esther Daniar
Iskandar, SH. (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -3 ;
4. Berita Acara Rapat Dewan Direksi PT. Goodyear Indonesia pada tanggal
9 April 1981 tentang perjanjian memproduksi Ban-ban oleh PT. Banteng
Pratama Rubber dengan merek Goodyear (tidak ada aslinya), diberi
tanda T -4 ;
5. Perjanjian sementara tanggal 30 Maret 1984, tentang Peminjaman
Peralatan milik PT. Goodyear Indonesia kepada PT. Banteng Pratama
Rubber (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -5 ;
6. Perjanjian sementara tambahan tanggal 16 April 1984 tentang
Peminjaman Peralatan dari PT. Goodyear Indonesia kepada PT. Banteng
Pratama Rubber (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -6 ;
7. Surat dari Sucena & Farid. L.DA. di Portugal kepada PT. Goodyear
Indonesia tanggal 17 Nopember 1987 No. 1210/87 tentang keinginan
untuk menjalin hubungan bisnis dengan PT. Goodyear Indonesia (sesuai
dengan aslinya), diberi tanda T -7 ;
8. Surat dari PT. Goodyear Indonesia tanggal 26 Nopember 1987 kepada
Sucena & Farid. L.DA. di Portugal tentang pemberitahuan bahwa PT.
Goodyear Indonesia tidak memproduksi lagi ban-ban sepeda dan sepeda
motor (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -8;
9. Surat dari PT. Federal Motor kepada PT. Banteng Pratama Rubber
tanggal 23 Januari 1989 tentang permintaan PT. Federal Motor untuk
mensuplai ban-ban produk PT. Banteng Pratama Rubber (sesuai dengan
aslinya), diberi tanda T -9 ;
10. Surat dari PT. Banteng Pratama Rubber kepada PT. Goodyear Indonesia
tanggal 10 Februari 1989 tentang ijin untuk memenuhi pesanan dari PT.
Federal Motor (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -10 ;
11. Surat dari PT. Goodyear Indonesia kepada PT. Banteng Pratama Rubber
tanggal 15 Pebruari 1989, tentang peringatan agar PT. Banteng Pratama
Rubber jangan melaksanakan langkah-langkah terhadap Sucenna &
Farid. L. DA di Portugal sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -11 ;
12. Surat dari PT. Goodyear Indonesia kepada PT. Banteng Pratama Rubber
tanggal 16 Maret 1989 tentang penolakan pesanan dari PT. Federal
Motor (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -12 ;
13. Surat dari PT. Banteng Pratama Rubber kepada PT. Goodyear Indonesia
tanggal 2 Oktober 1990 tentang usul PT. Banteng Pratama Rubber
mengenai penambahan Klausul-klausul perjanjian 7 Desember 1990,
pasallV dan pasal VIII mengenai perpanjangan jangka waktu (sesuai
dengan aslinya), diberi tanda T -13 ;
14. Surat dari PT. Banteng Pratama Pratama Rubber kepada PT. Goodyear
Indonesia tanggal 16 Oktober 1990 tentang perjanjian penggunaan merek
Goodyear (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -14 ;
15. Surat dari PT. Goodyear Indonesia kepada The Tire Goodyear Tire &
Rubber Company wilayah Asia tanggal 24 Oktober 1990 tentang usul PT.
Banteng Pratama Rubber tentang perjanjian-perjanjian diluar bulan Maret
1993 (tidak ada aslinya), diberi tanda T -15 ;
16. Perjanjian antara PT. Goodyear Indonesia PT. Banteng Pratama Rubber
pada tanggal 7 Desember 1990 tentang penggunaan merek (sesuai
dengan aslinya), diberi tanda T -16 ;
17. Surat dari The Goodyear Tire Rubber Company tanggal 17 Desember
1990 tentang perjanjian merek dagang antara PT. Banteng Pratama
Rubber dengan PT. Goodyear Indonesia (sesuai dengan aslinya), diberi
tanda T -17 ;
18. Surat dari PT. Banteng Pratama Rubber kepada PT. Goodyear Indonesia
tanggal 22 Pebruari 1991 tentang perjanjian merek dagang (sesuai
dengan aslinya), diberi tanda T -18 ;
19. Surat dari PT. Goodyear Indonesia kepada PT. Banteng Pratama Rubber
tanggal 7 Juni 1991 tentang perjanjian dari PT. Goodyear Indonesia
kepada PT. Banteng Pratama Rubber (sesuai dengan aslinya), diberi
tanda T -19 ;
20. Surat dari PT. Banteng Pratama Rubber kepada The Goodyear Tire &
Rubber Company wilayah Asia tanggal 3 Nopember 1993 tentang
perjanjian 7 Desember 1990 tidak sah (sesuai dengan aslinya), diberi
tanda T -20 ;
21. Surat dari Kantor Hukum Kartini Mulyadi & Rekan, kuasa hukum dari The
Goodyear Tire & Rubber Company kepada PT. Banteng Pratama Rubber
tanggal 21 Maret 1994 No. 317/KM/94 tentang perselisihan mengenai
perjanjian 7 Desember 1990 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -21 ;
22. Surat dari PT. Goodyear Indonesia kepada PT. Banteng Pratama Rubber
tanggal 5 Januari 1995 tentang pengembalian 3 cetakan, yang telah
dihilangkan logo Goodyear (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -22 ;
23. Surat dari PT. Banteng Pratama Rubber kepada PT. Goodyear Indonesia
No. 09/BP/Ka.Pal/IV/93 tentang cetakan yang telah dikembalikan pada
tanggal 5 Januari 1995 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -23 ;
24. Surat dari PT. Banteng Pratama Rubber kepada The Goodyear Tire &
Rubber Company tanggal 26 Maret 2002 No. 09/PD/GYD/XXl2002
tentang perjanjian 7 Desember 1990 tidak sah (sesuai dengan aslinya),
diberi tanda T -24 ;
25. Surat dari PT. Goodyear Indonesia tanggal 7 Januari 1997 No.
004/I/CRD/1996 perihal tagihan royalty (Copy dari Fax), diberi tanda T-
25;
26. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan
Oktober, Nopember, Desember 2000 dan Januari 2001 (sesuai dengan
aslinya), diberi tanda T -26 ;
27. Pengeluaran Royalti oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan
Pebruari dan Maret 2001 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -27 ;
28. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan April
2001 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -28 ;
29. Pengeluaran Royalti oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan Mei
dan Juni 2001 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T-29.
30. Pengeluaran Royalti oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan
Agustus 2001 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -30 ;
31. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan
September 2001 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -31 .
32. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan
Oktober 2001 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -32 ;
33. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan Juni
2001 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -33 ;
34. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan Juli
2001 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -34 ;
35. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan Juli
1998 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -35;
36. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan
Oktober 1998 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -36 ;
37. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan Juni
1994 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -37 ;
38. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan
Pebruari 1995 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -38;
39. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan
Pebruari 1999 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -39;
40. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan April
1996 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -40 ;
41. Pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng Pratama Rubber untuk bulan Mei
1997 (sesuai dengan aslinya), diberi tanda T -41 ;
Menimbang, bahwa disamping mengajukan bukti-bukti tertulis Tergugat
juga mengajukan 1 orang saksi, yaitu :
1. SURY ADI HENDARTO, tidak disumpah menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi bekerja di PT. Banteng Pratama Rubber sejak tanggal 9
April 1993 di bagian Keuangan ;
- Bahwa saksi ingat bukti T -38 pembayaran Royalty oleh PT. Banteng
Pratama Rubber kepada PT. Goodyear untuk bulan Pebruari 1995,
diberi tanda T -38 ;
- Bahwa saksi ingat bukti T -26 pembayaran Royalty oleh PT. Banteng
Pratama Rubber kepada PT. Goodyear untuk bulan Oktober,
Nopember, Desember 2000 dan Januari 2001 ;
- Bahwa saksi ingat pembayaran-pembayaran royalty karena itu tugas
rutin saksi ;
- Bahwa saksi ingat bukti T -27 pembayaran Royalty oleh PT. Banteng
Pratama Rubber kepada PT. Goodyear untuk bulan Pebruari, Maret
2001 ;
- Bahwa saksi ingat bukti T -28 pembayaran Royalty oleh PT. Banteng
Pratama Rubber kepada PT. Goodyear untuk bulan April 2001 ;
- Bahwa saksi ingat bukti T -29 pembayaran Royalty oleh PT. Banteng
Pratama Rubber kepada PT. Goodyear untuk bulan Mei 2001 ;
- Bahwa saksi ingat bukti T -30 pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng
Pratama Rubber kepada PT. Goodyear untuk bulan Agustus 2001 ;
- Bahwa saksi ingat bukti T -31 pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng
Pratama Rubber kepada PT. Goodyear untuk bulan September 2001,
semua saksi yang nulis ;
- Bahwa saksi ingat bukti T -32 pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng
Pratama Rubber kepada PT. Goodyear untuk bulan Oktober 2001,
semua saksi yang nulis ;
- Bahwa saksi ingat bukti T -33 pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng
Pratama Rubber kepada PT. Goodyear untuk bulan Juni 2001 ;
- Bahwa saksi ingat bukti T -34 pengeluaran Royalty oleh PT. Banteng
Pratama Rubber kepada PT. Goodyear untuk bulan Juli 2001 ;
Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah mengajukan
kesimpulannya masing-masing tertanggal19 Juli 2004 ;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini menunjuk
pada keadaan-keadaan yang tercantum dalam berita acara persidangan ini ;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA:

I. DALAM KONPENSI:
A. DALAM PROVISI:
Menimbang, bahwa penggugat dalam gugatannya mengajukan tuntutan
provisi yaitu untuk memerintahkan Tergugat menghentikan produksi, promosi,
peredaran dan atau perdagangan dan penarikan seluruh produk "ban luar dan
ban dalam sepeda serta ban-ban kendaraan lainnya" dengan merek Goodyear
diberikan kepada Penggugat melalui Pengadilan, serta menghukum Tergugat
untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah) setiap hari keterlambatan apabila Tergugat lalai melaksanakan putusan
provisi ;
Menimbang, bahwa dari bukti-bukti yang diajukan Penggugat tentang
kepemilikan terhadap merek Goodyear dan juga bukti adanya produk barang
ban luar dan ban dalam sepeda yang diproduksi Tergugat dengan memakai
merek Goodyear, tidak serta merta dapat membuktikan adanya pelanggaran
merek yang dilakukan Tergugat, sebab sebaliknya Tergugat juga mengajukan
bukti-bukti untuk membuktikan dalil bantahannya, dari hal tersebut juga dengan
mempertimbangkan kemungkinan kerugian yang dapat timbul bagi Tergugat
apabila kemudian Penggugat tidak Idapat membuktikan dalilnya, majelis
berpendapat bahwa kurang cukup alasan untuk mengabulkan tuntutan provisi
ini, karenanya gugatan provisi dinyatakan ditolak untuk seluruhnya;

B. DALAM EKSEPSI
Menimbang, bahwa mengenai eksepsi khususnya mengenai kewenangan
absolut sebagaimana telah dipertimbangkan dan diputus dalam putusan sela
tertanggal 7 Juni 2004, eksepsi dinyatakan tidak beralasan hukum dan
dinyatakan tidak dapat diterima;

C. DALAM POKOK PERKARA:


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugat penggugat adalah
sebagaimana disebutkan diatas, pada pokoknya menyatakan :
- bahwa Penggugat adalah pemilik, pemakai dan pendaftar pertama merek
GOODYEAR di Indonesia, dengan nomor-nomor pendaftaran sebagaimana
disebut dalam gugatan (tujuh pendaftaran merek), selain itu Penggugat juga
mendalilkan bahwa merek GOODYEAR sebagai merek dagang dan juga
nama perusahaan Penggugat serta merupakan merek terkenal patut
mendapat perlindungan;
- bahwa selain dalil diatas Penggugat juga mendalilkan bahwa Tergugat telah
melakukan pelanggaran merek dagang GOODYEAR milik Penggugat sejak
tahun 1994 dengan itikad buruk menggunakan produk "ban dalam dan ban
luar sepeda" dengan merek "Luckystone Goodyear" dengan mutu/kwalitas
yang berbeda, bahkan pad a tahun 1999, tahun 2001 dan 2002 mengekspor
ke beberapa negara antara lain: Australia, Brasil, Jerman, Hungaria, Taiwan
dan Argentina;
- bahwa selain memproduksi "ban dalam dan ban luar sepeda" dengan
menggunakan merek "Luckystone Goodyear", Tergugat juga memproduksi
dan memasarkan "ban dalam mobil dan truk", sepatutnya Tergugat tidak
menggunakan merek GOODYEAR dan hanya menggunakan merek
"Luckystone" yang merupakan mereknya sendiri, oleh karenanya Penggugat
merasa dirugikan serta menuntut ganti rugi karena telah mengeluarkan biaya
besar untuk membangun, memperkenalkan dan mempromosikan merek
Goodyear dipasaran Internasional maupun di Indonesia;
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat
membenarkan telah menggunakan merek "Luckystone Goodyear" untuk produk
barang "ban dalam dan ban luar sepeda" akan tetapi membantah penggunaan
merek tersebut dilakukan dengan itikad tidak baik, karena Tergugat
menggunakannya berdasarkan ijin dari Penggugat berdasarkan perjanjian
lisensi, ijin tersebut diberikan oleh Penggugat karena pada tahun 1981 PT.
Goodyear Indonesia Tbk., memutuskan untuk menghentikan produksi barang
"ban dalam sepeda, sepeda motor dan scooter", kemudian tahun 1984 juga
memutuskan menghentikan produksi barang "ban luar sepeda", untuk
menghindari pemutusan kerja secara massal, maka PT. Goodyear Indonesia
Tbk., menawarkan mesin-mesin dan mengambil alih karyawan sehingga dibuat
perjanjian berturut-turut sebagai berikut :
- Perjanjian antara Tergugat dengan PT. Goodyear Indonesia Tbk. dengan
persetujuan dari Penggugat, yaitu perjanjian Nomor 1 tanggal 8 April 1981,
dibuat dihadapan Notaris Esther Daniar Iskandar, SH., dalam perjanjian
tersebut Tergugat diberi hak untuk menggunakan Merek Goodyear khusus
memproduksi "ban dalam sepeda" tanpa batas waktu (bukti T.2);
- Perjanjian antara Tergugat dengan PT. Goodyear Indonesia Tbk. dengan
persetujuan dari Penggugat, yaitu perjanjian Nomor 8 tanggal 16 Nopember
1981, dibuat dihadapan Notaris Esther Daniar Iskandar, SH., dalam
perjanjian mana Tergugat diberi hak dengan tanpa batas waktu untuk
menggunakan merek "Goodyear" untuk memproduksi barang "ban dalam
sepeda motor dan scooter" (bukti T -3);
- Perjanjian Sementara antara Tergugat dengan PT. Goodyear Indonesia Tbk.,
sementara menunggu persetujuan tertulis dari Penggugat, yaitu perjanjian
tanggal 30 Maret 1984 yang kemudian diamandemen dengan perjanjian
tanggal 16 April 1984. dalam perjanjian mana Tergugat diberi hak tanpa
batas waktu menggunakan merek Goodyear untuk memproduksi barang
"ban luar sepeda";
- Bahwa kemudian timbul perjanjian tanggal 7 Desember 1990, yang isinya
membatalkan perjanjian-perjanjian tersebut diatas dan memberi izin kepada
Tergugat untuk menggunakan merek Goodyear hanya sampai tanggal 31
Maret 1993. Perjanjian tersebut dibuat serta ditandatangani berdasarkan
kebohongan, sehingga perjanjian tersebut tidak sah dan harus dinyatakan
batal (bukti P- 43 = bukti T -16) ;
Menimbang, bahwa selain dalil diatas Tergugat juga membantah
melakukan pelanggaran merek, karena tetap membayar royalti sesuai
permintaan PT. Goodyear Indonesia Tbk., hingga tahun2001;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan gugatannya Penggugat
dipersidangan mengajukan bukti-bukti surat diberi tanda P-1 a s/d P-46.
Menimbang, bahwa selain bukti surat Penggugat mengajukan satu orang
saksi bernama Kasdum Effendi dan 2 orang saksi ahli masing-masing Roy Gani,
SE. dan Thomas Honggo Secokusumo;
Menimbang, bahwa selanjutnya Tergugat dipersidangan mengajukan
bukti-bukti berupa fotocopy surat-surat yang diberi tanda T-1 s/d T -41 dan
mengajukan seorang saksi bernama Surayadi Hendarto;
Menimbang, bahwa karena diakui atau setidak-tidaknya tidak dibantah
oleh Tergugat oleh karenanya dinyatakan terbukti dan tidak perlu dibuktikan lagi
hal-hal sebagai berikut :
a. bahwa Penggugat adalah pemilik, pemakai dan pendaftar pertama merek
Goodyear di Indonesia;
Pengakuan Tergugat tersebut juga telah sesuai dengan bukti yang
diajukan oleh Penggugat berupa surat-surat pendaftaran merek
Goodyear di Indonesia untuk kelas barang 12, seperti bukti P-1 sId P-7;
b. bahwa Goodyear adalah merek dagang dan nama perusahaan
Penggugat;
Pengakuan Tergugat tersebut juga sesuai dengan bukti P-8 adalah Akta
Pendirian perusahaan (Article of Incorporation) tanggal 23 Agustus 1898
beserta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia;
c. bahwa merek Goodyear merupakan merek terkenal dan harus dilindungi;
Pengakuan ini bersesuaian dengan bukti-bukti Penggugat yaitu bukti
promosi melalui media cetak dan elektronik (Televisi) diberbagai negara, seperti
bukti P-11.a.1 sId P 11.p dan P-12 a dan P-12b. Selain itu merek Goodyear
untuk produk kelas barang 12 telah terdaftar di 20 (dua puluh) negara
sebagaimana bukti P-13 a sId P-32, dari promosi-promosi dan pendaftaran-
pendaftaran diberbagai negara tersebut dihubungkan dengan pendapat saksi
ahli Roy Gani, SE., yang diajukan penggugat antara lain menyatakan bahwa
merek Goodyear termasuk merek terkenal, dapat disimpulkan bahwa merek
Goodyear adalah merek terkenal;
Menimbang, bahwa dengan hal yang dinyatakan telah terbukti diatas,
maka petitum gugatan nomor 2 dan 3 dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa yang menjadi permasalahan pokok dalam perkara ini
adalah: apakah sejak tahun 1994 hingga sekarang Tergugat telah melakukan
pelanggaran merek dengan menggunakan merek Goodyear tanpa izin, yaitu
menggunakan merek "Luckystone Goodyear" untuk produk barang dan
memasarkan "ban dalam dan ban luar" sepeda, dan juga menggunakan merek
Goodyear untuk produk barang "ban dalam mobil dan truk";
Menimbang, bahwa sebagaimana pengakuan Tergugat dalam
jawabannya membenarkan sejak tahun 1977 telah memproduksi dan menjual
baik di dalam negeri maupun keluar negeri yaitu barang berupa "ban dalam dan
ban luar sepeda" dengan merek Luckystone Goodyear, ijin mana diperoleh
berdasarkan perjanjian-perjanjian sebagai berikut :
- Ijin tertanggal 5 Agustus 1977 untuk memproduksi "ban dalam sepeda" yang
diberikan oleh PT. Goodyear Indonesia Tbk., setelah terlebih dahulu
memperoleh persetujuan dari penggugat (bukti T-1);
- Perjanjian No.1 tanggal 8 April 1981, antara Tergugat dengan PT. Goodyear
Indonesia Tbk., setelah terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari
penggugat untuk memberi lisensi (sub lisence), dalam produksi "ban dalam
sepeda" (bukti T -2);
- Perjanjian No.8 tanggal 16 Nopember 1981, antara Tergugat dengan PT.
Goodyear Indonesia Tbk., setelah terlebih dahulu memperoleh persetujuan
dari Penggugat untuk memberi lisensi (sub lisence), untuk barang "ban
dalam sepeda motor dan scooter" (bukti T -3) ;
- Perjanjian sementara antara Tergugat dengan PT. Goodyear Indonesia Tbk,
sebagai pemegang lisensi, untuk barang "ban luar sepeda";
Menimbang, bahwa ban dalam dan ban luar sepeda yang diproduksi
Tergugat dipasarkan di dalam negeri (bukti P-34 a s/d 34 f, P-41 C, d dan bukti
P-42 a dan b), serta pemasaran diluar negeri seperti ke Brasil (bukti P-35 a sId f)
ke Australia (bukti P-36);
Menimbang, bahwa mengenai barang lain yang didalilkan Penggugat
seperti "ban dalam dan luar sepeda motor", "ban dalam mobil dan truk",
penggugat dalam posita dan maupun petitumnya tidak secara tegas
menyatakan bahwa barang-barang seperti diatas juga diproduksi Tergugat
dengan menggunakan merek Goodyear, seperti dalam petitum Dalam Provisi
dan maupun Dalam Pokok Perkara antara lain menyatakan" ban luar dan ban
dalam sepeda serla ban kendaraan lainnya dengan merek Goodyear" yang
secara tegas disebutkan adalah ban dalam dan ban luar sepeda sedangkan
untuk produk lain tidak disebut secara tegas hanya menyebutkan "serta ban
kendaraan lain", dari hal tersebut majelis berpendapat bahwa gugatan
Penggugat adalah atas barang produk ban dalam dan ban luar sepeda;
Menimbang, bahwa pemberian lisensi yang diperoleh Tergugat dari
penggugat sebagaimana bukti perjanjian (bukti T -2 dan T3) untuk ban dalam
sepeda, serta bukti perjanjian sementara (bukti T -5 dan T -6) untuk ban luar
sepeda, membuktikan bahwa sejak tahun 1981 Tergugat memperoleh lisensi
memproduksi ban dalam sepeda dengan merek Goodyear dan tahun 1984
memperoleh lisensi untuk memproduksi ban luar sepeda;
Menimbang, bahwa selanjutnya sesuai bukti P-43 = T -16, yaitu
perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat tertanggal 7 Desember 1990,
dalam perjanjian mana Penggugat memberi hak non ekslusif kepada Tergugat
menggunakan merek Goodyear (dengan kaki bersayap) sehubungan ban luar
dan ban dalam sepeda yang dibuat dan dijual oleh PT. BANTENG (Tergugat ),
digunakan di Indonesia atau di luar Indonesia setelah memberitahu Goodyear
(Penggugat ) secara tertulis terlebih dahulu, perjanjian ini berlaku sejak tanggal
7 Desember 1990 dan berakhir secara keseluruhan tanggal 31 Maret 1993; 398
Menimbang, bahwa hingga gugatan ini diajukan sebagaimana pengakuan
Tergugat dikuatkan dengan keterangan saksi Kasdum Efendi antara lain
menerangkan bahwa sampai dengan 15 Mei 2004 Tergugat masih tetap
memproduksi dan menjual ban luar dan ban dalam sepeda dengan merek
Goodyear;
Menimbang, bahwa Penggugat mendalilkan pelanggaran merek yang
dilakukan oleh Tergugat adalah sejak tahun 1994, yang berarti pelanggaran
merek terjadi setelah berakhirnya perjanjian tanggal 7 Desember 1990 (bukti P-
43 = T -16) berakhir pada tanggal 31 Maret 1993, dengan demikian perbuatan
Tergugat menggunakan merek Goodyear untuk produk barang "ban luar dan
ban dalam sepeda" sejak tahun 1977, dilanjutkan tahun 1981 dan 1984 serta
dengan perjanjian tanggal 7 Oesember 1990 yang berakhir tanggal 31 Maret
1993 tidak dimasalahkan oleh penggugat sehingga tidak menjadi masalah;
Menimbang, bahwa karena permasalahan pokok gugatan adalah
pelanggaran penggunaan merek Goodyear milik Penggugat yang dilakukan oleh
Tergugat, dengan demikian permasalahan adalah antara pemilik dan pengguna
merek, oleh karenanya gugatan ini sudah jelas sehingga dalil eksepsi Tergugat
mengenai kurang pihak dan gugatan kabur tidak beralasan dan dinyatakan tidak
dapat diterima;
Menimbang, bahwa selanjutnya yang perlu dipertimbangkan adalah:
apakah perbuatan Tergugat yang masih memakai merek Goodyear sejak tahun
1994 hingga gugatan ini diajukan merupakan pelanggaran merek atau tidak ;
Menimbang, bahwa untuk itu perlu dipertimbangkan perjanjian yang ada
sebelumnya khususnya perjanjian antara penggugat dengan Tergugat
tertanggal 7 Desember 1990 (bukti P-43 = T -16), dalam perjanjian mana
Tergugat diberi hak menggunakan merek Goodyear milik penggugat sejak
tanggal 7 Desember 199'0 dan berakhir tanggal 31 Maret 1993;
Menimbang, bahwa terhadap perjanjian diatas Tergugat telah beberapa
kali mengajukan surat keberatan kepada penggugat agar perjanjian ditinjau dan
perjanjian pemberian lisensi diperpanjang (bukti T -14 dan T -20), permintaan
Tergugat tersebut telah ditolak Penggugat dan belum ada kesepakatan diantara
Penggugat dan Tergugat, adanya perselisihan ini diakui oleh penggugat seperti
dalam surat yang ditujukan kepada Tergugat tertanggal 21 Maret 1994 (bukti T
-21) yang diperbuat oleh K. Mulyadi, SH., dari Kantor Kartini Muljadi, SH &
Rekan sebagai kuasa dari penggugat, mengakui adanya perselisihan mengenai
perjanjian tertanggal 7 Desember 1990, dan penggunaan merek Goodyear yang
berkelanjutan oleh Banteng. Selanjutnya sebagai kuasa sekaligus diberi
wewenang untuk mengusulkan atas nama Penggugat, bahwa suatu
perpanjangan waktu tambahan harus diberikan kepada Banteng (Tergugat)
untuk menggunakan merek dagang Goodyear sampai tanggal 30 September
1994;
Menimbang, bahwa adanya pengakuan masih adanya perselisihan serta
adanya usul perpanjangan dari Penggugat hingga tanggal 30 September 1994
yaitu 18 bulan diluar pemutusan yang diatur dalam perjanjian sedangkan
Tergugat secara tegas belum menyetujui usulan dimaksud dan masih terus
memakai merek Goodyear, dihubungkan dengan gugatan Penggugat yang
mendalilkan bahwa Tergugat melakukan pelanggaran merek sejak tahun 1994
bukan sejak berakhirnya perjanjian yaitu sejak tanggal 31 Maret 1993 yang
berarti pula penggunaan merek sejak tanggal 31 Maret 1993 hingga tahun 1994
setidak-tidaknya tanggal 21 Maret 1994 dianggap sah oleh Penggugat, maka
dari keadaan-keadaan tersebut membuktikan bahwa kedua belah pihak telah
menyimpangi isi perjanjian tertanggal 7 Desember 1990, oleh karenanya tentang
kapan berakhirnya perjanjian menjadi tidak jelas;
Menimbang, bahwa sesuai bukti T -25, adalah Surat fax dari PT.
Goodyear Indonesia kepada Tergugat, tertanggal 7 Januari 1997, perihal
tagihan Pembayaran Royalty, dalam surat mana Tergugat diminta untuk
membayar royalty untuk pembuatan ban dalam sepeda yang belum diselesaikan
pembayarannya, yaitu bulan September, Oktober, Nopember dan Desember
1996 sebesar Rp. 9.680.000,-, bukti T -26 adalah bukti pembayaran royalty oleh
Tergugat kepada PT. Goodyear Indonesia ditransfer ke rekening PT. Goodyear
Indonesia di Bank Standard Chartered JI. Sudirman Jakarta No. A/C 306000-
0181-1, untuk periode bulan Oktober s/d Desember 2000 dan Januari 2001,
sebesar Rp. 14.422.900,-, bukti T-27 adalah pembayaran Royalti untuk bulan
Pebruari dan Maret 2001, sebesar Rp. 7.573.400,-, bukti T -28 adalah bukti
pengeluaran dan pembayaran royalti untuk bulan April 2001, sebesar Rp.
4.278.800,- ; bukti T -29 adalah bukti pengeluaran dan pembayaran royalty
untuk bulan Mei dan Juni 2001 sebesar Rp. 5.180.350,-,bukti T -30 adalah bukti
pengeluaran royalty untuk bulan Agustus 2001 sebesar Rp. 3.522.600; bukti T
-31 adalah bukti pengeluaran royalti untuk bulan September 2001 sebesar Rp.
2.673.300,-, bukti T -32 adalah bukti pengeluaran royalty untuk bulan Oktober
2001 sebesar Rp. 4.777.550,-, kesemuanya ditransfer ke rekening PT.
Goodyear Indonesia di Standard Chartered Bank Cabang Jakarta, dengan
nomor A/C 306000 0181-1, bukti T -33 adalah pembayaran royalty, untuk bulan
Juni 2001, bukti T -34 adalah pembayaran royalty untuk bulan Juli 2001, bukti T
-35 untuk bulan Juni 1998, bukti T -36 untuk bulan Oktober 1998, T -37 bulan
Juni 1994, T -38 bulan Pebruari 1995, T -39 untuk bulan Pebruari 1999, T -40
untuk bulan April 1996, T -41 untuk Mei 1997 ;
Menimbang, bahwa adanya permintaan pembayaran royalty dan telah
dibayar oleh Tergugat serta telah diterima oleh PT. Goodyear Indonesia, yaitu
tahun 1996, tahun 2000 dan tahun 2001 merupakan pengakuan terhadap hak
Tergugat untuk dapat menggunakan merek Goodyear, sekalipun royalty tersebut
diminta dan diterima oleh PT. Goodyear Indonesia namun sebagai anak
perusahaan dan pemegang lisensi merek dagang Goodyear di Indonesia untuk
ban luar dan ban dalam sepeda (sebagaimana disebut dalam perjanjian tanggal
7 Desember 1990 bukti P-43), dan PT. Goodyear Indonesia memperoleh izin
dari penggugat untuk memberi lisensi kepada Tergugat seperti disebut dalam
bukti T-2 dan T -3, maka pembayaran royalty tersebut adalah sah sebagai
pembayaran lisensi pemakaian merek, dengan demikian pula penggunaan
merek Goodyear oleh Tergugat untuk barang ban luar dan ban dalam sepeda
sejak tahun 1994 hingga gugatan ini diajukan tidak dapat dinyatakan sebagai
pelanggaran merek, karenanya dinyatakan sah, sehingga petitum gugatan
nomor 4 tidak terbukti dan tidak beralasan menurut hukum maka dinyatakan
ditolak;
Menimbang, bahwa karena tindakan Tergugat menggunakan merek
Goodyear bukan merupakan pelanggaran merek dagang Goodyear penggugat,
maka gugatan selebihnya menjadi tidak relevan, maka dinyatakan ditolak;
Menimbang, bahwa dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas,
maka gugatan Penggugat dikabulkan untuk sebagian;
Menimbang, bahwa meskipun sebagian gugatan dikabulkan, namun
karena gugatan pokok yaitu mengenai pelanggaran merek dinyatakan ditolak,
oleh karenanya Penggugat dihukum untuk membayar biaya perkara yang timbul
dalam perkara ini;
Mengingat dan memperhatikan pasal 76 Undang-undang Nomor 15 tahun
2001 serta ketentuan hukum lain yang berhubungan dengan perkara ini ;

II. DALAM REKONPENSI.


Menimbang, bahwa karena eksepsi yang diajukan Tergugat Rekonpensi,
yaitu mengenai kewenangan absolut sebagaimanalah dipertimbangkan dalam
putusan sela tanggal 7 Juni 2004 Nomor: 19/Merek/2004/PN.Niaga.JKT.PST.
yang amarnya sebagai berikut :
- Menyatakan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak
berwenang mengadili perkara ini ;
- Menghukum Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi untuk membayar
biaya perkara ini ;
Mengingat dan memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang nomor
15 tahun 2001 serta ketentuan hukum lain yang bersangkutan dengan perkara
ini;

MENGADILI

I. DALAM KONPENSI
A. DALAM PROVISI :
- Menolak provisi Penggugat untuk seluruhnya;
B. DALAM EKSEPSI
- Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya ;
C. DALAM POKOK PERKARA.
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian.
2. Menyatakan Penggugat adalah pemilik, pemakai dan
pendaftar pertama merek dagang Goodyear di Indonesia;
3. Menyatakan merek Goodyear Penggugat adalah merek
terkenal ;
4. Menolak gugatan selebihnya ;
5. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara ini
sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);

II. DALAM REKONPENSI :


DALAM EKSEPSI:
1. Menerima Eksepsi kewenangan absolut Tergugat Rekonpensi;
2. Menyatakan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat tidak berwenang mengadili perkara ini ;
3. Menghukum Penggugat Rekonpensi membayar biaya perkara ini
sebesar : nihil;

Demikian diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim pada hari Senin,


tanggal 26 Juli 2004, oleh kami : BINSAR SIRE GAR, SH. MHum., sebagai
Hakim Ketua Majelis, AGUS SUBROTO, SH. MH.; dan MUL YANI, SH., masing-
masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan dalam persidangan
yang terbuka untuk umum pad a hari : Jum'at, tanggal 6 Agustus 2004 oleh
Hakim Ketua Majelis tersebut, didampingi oleh Hakim-hakim Anggota, dibantu
oleh JUMALI, SH., Panitera Pengganti dan dihadiri oleh kuasa penggugat dan
kuasa Tergugat ;

HAKIMANGGOTA HAKIM KETUA,

ttd. ttd.

AGUS SUBROTO. SH. MH. BINSAR SIREGAR. SH. M.Hum

ttd.

MUL YANI. SH.

PANITERA PENGGANTI,

ttd.

JUMALI. SH.

Anda mungkin juga menyukai