Pendahuluan
1. Latar Belakang
Mempunyai persamaan merek dagang dengan perusahaan lain menyebabkan
permasalahan di masa depan, lalu jika pemilik mendaftarkan merek dagangnya
perusahaan tersebut dianggap memiliki itikad tidak baik yaitu meniru atau menjiplak
merek dagang sebelumnya, permasalahan ini sudah diatur dalam Undang-undang No.
15 tahun 2001 tentang hak atas merek perusahaan yang terdaftar.
Kejadian ini dialami oleh perusahaan GoTo yang bermula pada tanggal 17 Mei
2021 yaitu PT Tokopedia dan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek menjadi
satu kesatuan atau merger, setelah permulaan besar ini perusahaan teknologi terbesar
di Indonesia dipegang oleh GoTo Group. Sesudah perusahaan ini melakukan merger
muncul permasalahan yang dikarenakan GoTo melanggar hak atas nama merek ini.
Permasalahan ini membuktikan bahwa persamaan merek dagang akan
menimbulkan sengketa hukum yang rumit bahwa GoTo digugat oleh GOTO milik PT
Terbit Financial Technology yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual (DJKI) Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham)
sejak 10 Maret 2020 hingga 10 tahun ke depan.
B. Kajian Teori
1. Merger Perusahaan
2. Undang – Undang Merek
3. Dirjen Kekayaan Intelektual KEMENKUMHAM
C. Pembahasan
1. Sangkut paut pasal 100 ayat 2 atau pasal 102 UU RI No. 20 tahun 2006 dengan kasus
GoTo
Permasalahan persamaan merek dagang menjadi lebih rumit saat munculnya gugatan
oleh PT Terbit Financial Technology ke Polda Metro Jaya dengan register nomor
LP/B/5083/X/2021/SPKT/POLDA METRO JAYA tertanggal 13 Oktober 2021
dengan dugaan pelanggaran pidana di pasal 100 ayat 2 yang berbunyi “Setiap Orang
yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada
pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa
sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp2 miliar.” Atau pasal 102 UU
RI No.20 tahun 2006 tentang merek dan indikasi geografis dimana gugatan ini
diterima pada 2 November 2021.
Keempat, menyatakan para tergugat telah melakukan pelanggaran hak atas merek
“GOTO” milik penggugat yang terdaftar dengan Nomor: IDM000858218 pada
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI
Kelima, menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng membayar ganti rugi
materiil sebesar Rp 1,8 triliun kepada penggugat.
Keenam, menghukum para tergugat secara tanggung renteng membayar ganti rugi
immateriil sebesar Rp 250 miliar kepada Penggugat.
Kedelapan, menghukum para tergugat secara tanggung renteng membayar uang paksa
(dwangsom) sebesar Rp 1 miliar kepada penggugat untuk setiap hari keterlambatan
melaksanakan putusan atas perkara ini.
Kesebelas, menghukum Turut Tergugat untuk tunduk dan patuh pada putusan ini.
Keduabelas, menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu (Uit voerbaar
bij voorraad) walaupun ada bantahan (Verzet) maupun kasasi.
Direktur Merek dan Indikasi Geografis Kurniaman pada Kamis 1 April 2022
mengungkapkan “Diterimanya merek GoTo milik Gojek dan Tokopedia untuk jenis
barang dan/atau jasa yang tidak sejenis dari merek Goto milik PT Terbit Financial
Technology,” Walaupun seperti ini GoTo group tidak bisa menguasai merek GoTo
sepenuhnya karena tidak semua jenis barang/jasa diberikan ke perusahaan ini.
DJKI pun cukup kompeten karena pada awalnya sudah menolak beberapa
permohonan merek yang sama karena mempunyai persamaan dengan PT Terbit
Financial Technology.
6. Tanggapan
Dalam kasus ini kami pro terhadap GoTo milik Gojek dan Tokopedia karena sudah
terbukti bahwa perusahaan ini sudah terdaftar di Dirjen Kekayaan Intelektual dengan
kelas yang sama tetapi jenis yang berbeda lantas berhak menggunaan merek GoTo.