Anda di halaman 1dari 13

HUKUM BISNIS

SENGKETA INTERNATIONAL INDONESIA-SINGAPURA


TENTANG HAKI MEREK LOTTO

ZUHADI AWIS
(131010282)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2015/2016

Latar Belakang
World Trade Organizations (WTO) memiliki sistem untuk
menyelesaikan sengketa diantara anggotanya yang dalam
banyak hal terbukti unik dan berhasil dan juga sistem ini
terdapat dalam kesepakatan WTO mengenai Penyelesaian
Sengketa/WTO Dispute Settlement Understanding (DSU).
Menurut Pasal 3.7 DSU, sasaran dan tujuan utama sistem
penyelesaian sengketa WTO adalah menjamin penyelesaian
yang positif bagi suatu sengketa dan sistem ini sangat
cenderung menyelesaikan sengketa melalui konsultasi dari
pada proses pengadilan. Dasar hukum bagi forum atau badan
penyelesaian sengketa yang akan menangani sengketa
adalah kesepakatan para pihak. Kesepakatan inilah hukum.
Kesepakatan tersebut diletakkan baik pada waktu kontrak
ditandatangani atau setelah sengketa timbul.

FUNGSI DAN TUJUAN WTO


(1)

mendukung pelaksanaan, pengaturan, dan penyelenggaraan persetujuan


yang telah dicapai untuk memujudkan sasaran perjanjian tersebut.

(2)

sebagai forum perundingan bagi negara-negara anggota mengenai


perjanjian-perjanjian yang telah dicapai beserta lampiran-lampirannya,
termasuk keputusan-keputusan yang ditentukan kemudian dalam
Perundingan Tingkat Menteri.

(3)

mengatur pelaksanaan
perdagangan.

(4)

mengatur mekanisme peninjauan kebijakan di bidang perdagangan, dan

(5)

menciptakan kerangka penentuan kebijakan ekonomi global berkerja sama


dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank),
serta badan-badan yang berafiliasi.

ketentuan

mengenai

penyelesaian

sengketa

Persetujuan-persetujuan yang ada dalam


kerangka WTO bertujuan untuk menciptakan
sistem perdagangan dunia yang mengatur
masalah-masalah perdagangan agar lebih
bersaing secara terbuka, fair dan sehat.

Dalam kasus ini Sengketa merk antara Newk Plus Four Far

East (PTE) Ltd yang dimana adalah pemakai pertama


merek LOTTO untuk barang-barang seperti pakaian jadi,
kemeja, baju kaos, jaket, celana panjang, rok span, tas,
koper, dompet, ikat pinggang, sepatu, sepatu olah raga,
baju olah raga, kaos kaki olah raga, raket, bola jaring (net),
sandal, selop, dan topi, dengan Hadi Darsono seorang
pengusaha dari Indonesia yang produk handuk dan sapu
tangannya yang juga menggunakan nama LOTTO
sebagai merek. Merasa dirugikan akibat kesamaan merek
perusahaan LOTTO Singapura pun membawa masalah
persengketaan ini ke Pengadilan Negeri.

Di dalam kasus LOTTO ini, LOTTO Singapura memiliki


bukti. Memiliki nomor pendaftaran merek dari Direktorat Paten
dan Hak Cipta Departemen Kehakiman dengan pendaftaran No.
137430, yang diajukan kepada Pengadilan negeri dan
menyelesaikannya. Terdapat kelalaian yang dilakukan oleh
Direktorat Paten dan Hak Cipta Departemen Kehakiman dengan
memberikan nomor pendaftaran juga kepada LOTTO Indonesia.
Setelah pengajuan perkara LOTTO Singapura ditolak oleh
pengadilan negeri jakarta pusat dengan alasan bukti kasus tersebut
tidak kuat, akhirnya LOTTO Singapura mengajukan permohonan
kasus kepada MA, Tetapi juga tidak di tanggapi dan sengketa ini
dilanjutkan ke WTO. Dan menuntut LOTTO milik Hadi Darsono
( Tergugat I ), mereka juga menuntut Direktorat Paten dan Hak
Cipta Departemen Kehakiman bagian merek ( Tergugat II ) karena
telah lalai memberikan nomor pendaftaran merek kepada
perusahaan yang namanya sama tetapi berbeda usaha barangnya
setelah perusahaan pertama mendaftarkan mereknya kepada
Direktorat Paten dan Hak Cipta Departemen Kehakiman.

Terdaftarnya suatu merek dagang pada Direktorat


Paten dan Hak Cipta Departemen Kehakiman
dapat dibatalkan oleh Hakim bilamana merek ini
mempunyai persamaan baik dalam tulisan ucapan
kata, maupun suara dengan merek dagang yang
lain yang sudah terlebih dulu dipakai dan
didaftarkan, walaupun kedua barang tersebut
tergolong tidak sejenis terutama bila hal tersebut
berkaitan dengan merek dagang yang sudah
terkenal didunia internasional.

Dalam kasus ini Tim Panel konsisten pada


putusannya yang isinya sebagai berikut:
Suatu pendaftaran merek dapat dibatalkan karena
mempunyai persamaan dalam keseluruhan dengan
suatu merek yang terdahulu dipakai atau
didaftarkan, walaupun untuk barang yang tidak
sejenis, terutama jika menyangkut merek dagang
terkenal. Pengadilan tidak seharusnya melindungi
itikad buruk Tergugat I. Tindakan Tergugat I, tidak
saja melanggar hak Penggugat tetapi juga
melanggar ketertiban umum di bidang perdagangan
serta kepentingan khalayak ramai.

Setelah memeriksa perkara ini Tim Panel dalam


putusannya berpendirian bahwa Pengadilan
mengesampingkan kenyataan bahwa Penggugat
adalah pemakai pertama dari merek LOTTO di
Indonesia. Ini merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan perlindungan hukum menurut UU
Merek No. 21 tahun 1961. Sementara itu, Tergugat I
tidak dapat mengajukan bukti-bukti yang sah dengan
tidak dapat membuktikan keaslian bukti-bukti yang
diajukannya. Sehingga putusannya harus dibatalkan
selanjutnya, Tim Panel akan mengadili sendiri
perkara ini.

Yang intinya sebagai berikut :


Newk

Plus Four Far East Ltd, Singapore telah mendaftarkan merek LOTTO di
Direktorat Paten & Merek Departemen Kehakiman RI tanggal 29/6/1976 dan 4-31985.
Merek LOTTO secara umum telah terkenal di kalangan masyarakat sebagai
merek dagang dari luar negeri. Merek tersebut mempunyai ciri umum untuk
melengkapi seseorang yang berpakaian biasa atau berkaitan olah raga beserta
perlengkapannya.
Merek LOTTO, yang didaftarkan Tergugat I adalah jenis barang handuk dan
saputangan, pada 6 Oktober 1984.
Tim Panel berpendapat, walaupun barang yang didaftarkan Tergugat I berbeda
dengan yang didaftarkan Penggugat, tetapi jenis barang yang didaftarkan Tergugat
I tergolong perlengkapan berpakaian seseorang. Dengan mendaftarkan dua barang
yang termasuk dalam kelompok barang sejenis kelengkapan berpakaian seseorang
dengan merek yang sama, dengan kelompok barang yang telah didaftarkan lebih
dahulu, Tim Panel menyimpulkan Tergugat I ingin dengan mudah mendapatkan
keuntungan dengan cara menumpang keterkenalan satu merek yang telah ada dan
beredar di masyarakat. Hal ini berarti Tergugat I dalam prilaku perdagangannya
yaitu menggunakan merek perniagaan yang telah ada merupakan perbuatan yang
bersifat tidak jujur, tidak patut atau tidak mempunyai itikad baik.

Dengan pertimbangan tersebut di atas, akhirnya Mahkamah Agung


memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut:
Mengadili Sendiri :
Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
Menyatakan Penggugat sebagai pemakai pertama di Indonesia atas
merek dagang LOTTO dan oleh karena itu, mempunyai hak
tunggal/khusus untuk memakai merek tersebut di Indonesia.
Menyatakan bahwa merek LOTTO milik Tergugat I yaitu yang
didaftarkan pada Tergugat II dengan nomor registrasi 87824 adalah
sama dengan merek Penggugat baik dalam tulisan, ucapan kata,
maupun suara, dan oleh karena itu dapat membingungkan, meragukan
serta memperdaya khalayak ramai tentang asal-usul dan kualitas
barang.
Menyatakan pendaftaran merek dengan registrasi 187824 dalam daftar
umum atas nama Tergugat I batal, dengan segala akibat hukumnya.
Memerintahkan Tergugat II untuk mentaati putusan ini dengan
membatalkan pendaftaran merek dengan nomor registrasi 197824
dalam daftar umum.

KESIMPULAN

Jadi terdapat kekeliruan dari Direktorat Paten dan Hak Cipta Departemen
Kehakiman bagian merek karena telah memberikan nomor registrasi kepada Hadi
Darsdono untuk menggunakan merek LOTTO yang sebenarnya telah terdaftar di
Indonesia pada tahun tanggal 29/6/1976 dan 4-3-1985. Menurut data yang kami
dapatkan, hal ini dikarenakan oleh Direktorat Paten dan Hak Cipta Departmen
Kehakiman kurang teliti dalam mengecek akan merek LOTTO tersebut.
Gugatan yang diajukan oleh Singapura kepada WTO mendapatkan keputusan
yang terbaik untuk Singapura, karena dalam kasus ini Singapura memberikan bukti
bukti yang jelas kepada WTO dengan menunjukkan surat surat , dan bukti
pembayaran yang telah Ia dapatkan dari Direktorat Paten dan Hak Cipta
Departemen Kehakiman bagian merek pada tahun 1976 dan 1985. Sementara Hadi
Darsono didapati mempunyai maksud yang tidak baik, dengan mendaftarkan
LOTTO kepada Direktorat Paten dan Hak Cipta Departemen Kehakiman bagian
merek, Hadi Darsono ingin dengan mudah mendapatkan keuntungan dengan cara
menumpang keterkenalan satu merek yang telah ada dan beredar di masyarakat.
Hal ini berarti Hadi Darsono selaku Tergugat 1 dalam prilaku perdagangannya
yaitu menggunakan merek perniagaan yang telah ada merupakan perbuatan yang
bersifat tidak jujur, tidak patut atau tidak mempunyai itikad baik.

SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai