ZUHADI AWIS
(131010282)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2015/2016
Latar Belakang
World Trade Organizations (WTO) memiliki sistem untuk
menyelesaikan sengketa diantara anggotanya yang dalam
banyak hal terbukti unik dan berhasil dan juga sistem ini
terdapat dalam kesepakatan WTO mengenai Penyelesaian
Sengketa/WTO Dispute Settlement Understanding (DSU).
Menurut Pasal 3.7 DSU, sasaran dan tujuan utama sistem
penyelesaian sengketa WTO adalah menjamin penyelesaian
yang positif bagi suatu sengketa dan sistem ini sangat
cenderung menyelesaikan sengketa melalui konsultasi dari
pada proses pengadilan. Dasar hukum bagi forum atau badan
penyelesaian sengketa yang akan menangani sengketa
adalah kesepakatan para pihak. Kesepakatan inilah hukum.
Kesepakatan tersebut diletakkan baik pada waktu kontrak
ditandatangani atau setelah sengketa timbul.
(2)
(3)
mengatur pelaksanaan
perdagangan.
(4)
(5)
ketentuan
mengenai
penyelesaian
sengketa
Dalam kasus ini Sengketa merk antara Newk Plus Four Far
Plus Four Far East Ltd, Singapore telah mendaftarkan merek LOTTO di
Direktorat Paten & Merek Departemen Kehakiman RI tanggal 29/6/1976 dan 4-31985.
Merek LOTTO secara umum telah terkenal di kalangan masyarakat sebagai
merek dagang dari luar negeri. Merek tersebut mempunyai ciri umum untuk
melengkapi seseorang yang berpakaian biasa atau berkaitan olah raga beserta
perlengkapannya.
Merek LOTTO, yang didaftarkan Tergugat I adalah jenis barang handuk dan
saputangan, pada 6 Oktober 1984.
Tim Panel berpendapat, walaupun barang yang didaftarkan Tergugat I berbeda
dengan yang didaftarkan Penggugat, tetapi jenis barang yang didaftarkan Tergugat
I tergolong perlengkapan berpakaian seseorang. Dengan mendaftarkan dua barang
yang termasuk dalam kelompok barang sejenis kelengkapan berpakaian seseorang
dengan merek yang sama, dengan kelompok barang yang telah didaftarkan lebih
dahulu, Tim Panel menyimpulkan Tergugat I ingin dengan mudah mendapatkan
keuntungan dengan cara menumpang keterkenalan satu merek yang telah ada dan
beredar di masyarakat. Hal ini berarti Tergugat I dalam prilaku perdagangannya
yaitu menggunakan merek perniagaan yang telah ada merupakan perbuatan yang
bersifat tidak jujur, tidak patut atau tidak mempunyai itikad baik.
KESIMPULAN
Jadi terdapat kekeliruan dari Direktorat Paten dan Hak Cipta Departemen
Kehakiman bagian merek karena telah memberikan nomor registrasi kepada Hadi
Darsdono untuk menggunakan merek LOTTO yang sebenarnya telah terdaftar di
Indonesia pada tahun tanggal 29/6/1976 dan 4-3-1985. Menurut data yang kami
dapatkan, hal ini dikarenakan oleh Direktorat Paten dan Hak Cipta Departmen
Kehakiman kurang teliti dalam mengecek akan merek LOTTO tersebut.
Gugatan yang diajukan oleh Singapura kepada WTO mendapatkan keputusan
yang terbaik untuk Singapura, karena dalam kasus ini Singapura memberikan bukti
bukti yang jelas kepada WTO dengan menunjukkan surat surat , dan bukti
pembayaran yang telah Ia dapatkan dari Direktorat Paten dan Hak Cipta
Departemen Kehakiman bagian merek pada tahun 1976 dan 1985. Sementara Hadi
Darsono didapati mempunyai maksud yang tidak baik, dengan mendaftarkan
LOTTO kepada Direktorat Paten dan Hak Cipta Departemen Kehakiman bagian
merek, Hadi Darsono ingin dengan mudah mendapatkan keuntungan dengan cara
menumpang keterkenalan satu merek yang telah ada dan beredar di masyarakat.
Hal ini berarti Hadi Darsono selaku Tergugat 1 dalam prilaku perdagangannya
yaitu menggunakan merek perniagaan yang telah ada merupakan perbuatan yang
bersifat tidak jujur, tidak patut atau tidak mempunyai itikad baik.
SEKIAN
TERIMAKASIH