Anda di halaman 1dari 4

Anisa Kusuma Wardhani / 363255

Pertanyaan :
1. Sebutkan ruang lingkup HKI tersebut? Jelaskan secara singkat!
Ruang lingkup HKI adalah suatu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang
lingkup seperti: ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Dan dalam perkembangannya, ruang lingkup
hak cipta bertambah yaitu software atau program computer. Program komputer merupakan salah
satu ciptaan yang dilindungi berdasarkan ketentuan Pasal 40 ayat (1) huruf s Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (“UU Hak Cipta”). (Harnowo, S.H., MM., LL.M.,
MA., 2020)

2. Terkait Hak Cipta


a. Apakah yang dimaksud dengan hak cipta? Apa saja jenis (ruang lingkup) hak cipta tersebut?
Menurut Pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta: Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang
timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Seperti nomor 1, ruang lingkup hak cipta adalah ilmu pengetahuan, seni, sastra dan
yang terbaru adalah software.

b. Apakah syarat untuk memperoleh hak cipta?


Menurut informasi yang tertera di website DJKI, syarat untuk memperoleh hak cipta
adalah:
1. Surat Permohonan Pemindahan Hak
2. Surat Perjanjian
3. Bukti Pengalihan Hak
4. Fotocopy Surat Pencatatan Ciptaan
5. KTP
6. Surat Kuasa (Apabila Melalui Kuasa)
7. Akta Perusahaan (Apabila Pemegang Badan Hukum)
8. Dokumen Lainnya
Serta membayar biaya 200.000 rupiah per permohonan

c. Kapankah suatu hak cipa tersebut lahir?


Hak cipta lahir saat pendaftaran pencatatan ciptaan telah diverifikasi seluruh datanya dan
disetujui. Lalu aka nada sertifikat dan sertifikat tersebut bisa dicetak.

d. Berapa lamakah jangka waktu perlindungan hak cipta?


Menurut pasal 58 UU No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, masa berlaku hak cipta
adalah selama hidup pencipta dan 70 tahun lagi setelah pencipta meninggal, berlaku mulai 1
januari tahun berikutnya. Apabila pencipta meninggal bulan November 2018, maka 70 tahun
berlaku akan dimulai pada 1 Januari 2019.
e. Apakah perbedaan antara hak moral dan hak ekonomi dalam cipta?
Tertulis dalam pasal (4), hak eksklusif atau exclusive right terbagi menjadi dua esensi,
yaitu hak moral dan hak ekonomi.
Hak Moral
Berdasarkan pasal (5) ayat (1) hak moral merupakan hak yang melekat pada pencipta
atau pemegang hak cipta. Hak moral tidak dapat dialihkan kepada siapapun selama pencipta
masih hidup. Kecuali dialihkan apabila ada surat wasiat dan mengacu kepada undang-undang
setelah pencipta meninggal dunia. Cara kerja sederhana dari hak moral adalah ketika Anda
mencantumkan nama pencipta pada ciptaan yang Anda lampirkan tanpa mengambil keuntungan
ekonomi atau materil sedikitpun. Dalam pasal (1) ciptaan yang dimaksud adalah setiap hasil
karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan,
pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk
nyata.

Hak Ekonomi
Lain halnya dengan hak ekonomi. Menurut pasal (8), hak ekonomi adalah hak eksklusif
Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan. Apabila ada pihak lain
diluar Pemegang Hak Cipta yang ingin mendapatkan hak ekonomi dari ciptaan, maka Ia
diwajibkan mendapat izin dari Pemegang Hak Cipta. Contoh sederhananya adalah ketika Anda
menggunakan ciptaan atau potret seseorang untuk kepentingan promosi usaha, maka Anda harus
mendapatkan dari Pemegang Hak Cipta untuk bisa mendapatkan hak ekonomi. Hal tersebut
dikarenakan, Anda menggunakan ciptaan atau potret tersebut secara komersial untuk
mendapatkan keuntungan.

(Praman, S.H, 2020)

3. Terkait Merek
a. Apakah yang dimaksud dengan merek?
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek telah dicabut keberlakuannya
dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis
(“UU MIG”).
Dalam UU MIG terdapat rumusan tentang definisi merek sebagai berikut:[1]
 Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga)
dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk
membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam
kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
 Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang sejenis lainnya.
 Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
jasa sejenis lainnya.
(Amrikasari, 2019)

b. Apakah syarat untuk memoeroleh hak merek?


Permohonan pendaftaran dalam rangkap dua yang diketik dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan formulir permohonan yang telah disediakan yang memuat:

 tanggal, bulan dan tahun permohonan;


 nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon;
 nama lengkap dan alamat kuasa, apabila pemohon diajukan melalui kuasa;
 warna-warna apabila Merek yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan unsur-unsur
warna;
 nama negara dan tanggal permintaan pendaftaran Merek yang pertama kali dalam hal
permohonan diajukan dengan hak prioritas.

Surat permohonan pendaftaran Merek dilampiri dengan:

 fotokopi KTP, sedangkan bagi pemohon yang berasal dari luar negeri sesuai dengan
ketentuan undang-undang harus memilih tempat kedudukan di Indonesia, biasanya dipilih
pada alamat kuasa hukumnya;
 fotokopi akte pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh notaris apabila
permohonan diajukan atas nama badan hukum;
 fotokopi peraturan pemilikan bersama apabila permohonan diajukan atas nama lebih dari
satu orang (Merek kolektif);
 surat kuasa khusus apabila permohonan pendaftaran dikuasakan;
 tanda pembayaran biaya permohonan;
 10 helai etiket Merek (ukuran maksimal 9x9 cm, minimal 2x2 cm);
 surat pernyataan bahwa Merek yang dimintakan pendaftaran adalah miliknya.
(Administrator, 2019)

c. Kapankah suatu hak merek tersebut lahir?


Hak merek ini lahir sejak Tanggal Penerimaan, dan hanya merek yang sudah terdaftar
dan disetujui saja yang berhak atas perlindungan hukum.

d. Berapa lamakah jangka waktu perlindungan merek?


Menurut Pasal 28 UU No. 15 Tahun 2001 dinyatakan bahwa jangka waktu perlindungan
merek berakhir dalam 10 tahun dari tanggal penerimaan dan bisa diperpanjang sesuai dengan
syarat-syarat perpanjangan.
4. Perhatikan gambar berikut!
Gambar 1 Gambar 2
Apakah ada pelanggaran hukum merek yang dilakukan oleh pemilik Gambar 2
(merek belakangan) terhadap pemilik Gambar 1 (merek yang lebih dahulu)? Jika ada,
apa konsekuensi hukumnya? Jelaskan secara singkat!

Soal ini membahas tentang merek NY. SUHARTI dan SUHARTI. Keduanya merupakan
merek ayam goring yang cukup terkenal di Jogja. Pertama, saya akan membahas kenapa kedua
merek ini bisa mirip. Awalnya pemilik merek ayam goreng Ny. Suharti adalah suami istri.
Ayam goring ini berdiri dari tahun 1972, dan mulai membuka cabang tahun 1984. Sayangnya,
merek Ayam Goreng Ny. Suharti terdaftar atas nama suaminya, yang membuat sang istri harus
melepas diri dari merek tersebut. Walaupun begitu, yang memiliki resep adalah Bu Suharti, jadi
ia membuka restoran baru dan membuat merek dengan nama Ayam Goreng Suharti, tanpa NY.
Permasalahannya adalah, apakah ada pelanggaran hukum dari pemilik gambar 2 yaitu Ayam
Goreng Suharti, yang logonya adalah foto Bu Suharti, bukan gambar ayam.

Jawaban saya adalah tidak, kenapa?


Karena merek Ny. Suharti dan Suharti sama-sama memiliki dasar hukum yang resmi.
Apabila dilihat dari sisi Kekayaan Intelektual, harus ada pencatatan resmi yang membuatnya
legal, ternyata merek “Ayam Goreng Suharti” yang dimiliki oleh sang mantan istri lah yang lebih
dulu mendaftarkan diri ke DJKI pada tahun 1992 untuk Hak Cipta dan untuk Merek tahun 2001.

“NY. SUHARTI” sudah berdiri lebih lama tetapi baru mendaftarkan mereknya pada
tahun 2021. Sesuai dengan UU No 20 Tahun 2016 tentang Merek. Merek Ny. Suharti memiliki
kemungkinan tidak disetujui saat pertama mendaftar atas alasan memiliki nama yang mirip
dengan merek lain di kelas yang sama (ayam goring). Walaupun begitu, Ny. Suharti dapat
mengajukan lagi disertai dasar dokumen dan fakta sejarah dan bisa saja diloloskan tergantung
keputusan pemeriksa.

References
Administrator. (2019, Februari 22). Mengurus Hak Merek.
Amrikasari, R. (2019, Februari 19). Ini Perbedaan Merek Biasa, Merek Terkenal, dan Merek Termasyhur.
Harnowo, S.H., MM., LL.M., MA., T. (2020, Maret 12). Pemegang Hak Cipta Program Komputer dalam
Hubungan Kerja. Jakarta, DKI Jakarta.
Praman, S.H, B. A. (2020, September 10). Perbedaan Hak Moral dan Hak Ekonomi. Jakarta, DKI Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai