Cpk 4 ( Genap )
1. HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu
hukum atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya.
Pada intinya HaKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu
kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HaKI adalah karya-karya yang timbul
atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
a. Pemegang Hak Cipta adalah pencipta sebagai pemilik Hak Cipta, penerima
sebagai penerima Hak tersebut secara sah dari pencipta, atau pihak lain yang
menerima lebih lanjut dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah.
b. Maka yang dianggap sebagai pencipta ialah orang yang memimpin serta
mengawasi penyelesaian seuruh ciptaan itu, atau jika tidak ada orang itu, orang
yang menghimpunnya, dengan tidak mengurangi hak cipta masing-masing.
d. adalah pihak yang untuk dan dalam dinasnya ciptaan itu dikerjakan, kecuali ada
perjanjian lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pembuat
sebagai penciptanya apabila penggunaan ciptaan itu diperluas keluar hubungan
dinas.
4. Hak merek adalah hak eksklusif bagi pemilik merek terdaftar untuk menggunakan merek
tersebut dalam perdagangan barang dan / jasa, sesuai dengan kelas dan jenis barang/
jasa untuk mana merek tersebut terdaftar.
Dalam pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang merek dan
indikasi Geografis, dijelaskan bahwa merek yag dilindungi terdiri atas tanda berupa
gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk dua dimensi
dan / jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan
barang dan / jasa.
5. Hak merek adalah hak eksklusif bagi pemilik merek terdaftar untuk menggunakan merek
tersebut dalam perdagangan barang / jasa, sesuai dengan kelas dan jenis barang / jasa
tersebut utnuk mana merek tersebut terdaftar.
6. Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan / jasa dengan
karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa serta
pengawasannya yang akan diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum
secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan / jasa sejenis lainnya
7. Fungsi hak merek adalah untuk membedakan barang atau jasa yang produksi atau
dibuat perusahaan lain yang sejenis. Dengan demikian merek merupakan tanda
pengenal asal barang atau jasa yang bersangkutan dengan produsennya.
8. Pada saat ini, untuk permasalahan seputar merek tidak lagi mempergunakan “ Undang-
Undang nomor 14 tahun 1997 tentang perubahan atas undang-undang nomor 19
tahun 1992 tentang merek.” Aturan tersebut telah diganti dengan Undang-undang
nomor 20 tahun 2016 tentang merek dan indikasi geografis ( UU MIG ).
Soal Kasus :
1. Menurut saya dari pihak google dan facebook apabila ingin menambahkan metode baru
yang sudah ada sebaiknya melakukan survey terlebih dahulu dan memperjelas hak
ciptanya atau lebih baik membayar royalty untuk mengantisipasi agar pembuat metode
tersebut tidak merasa dirugikan satu sama lain. Dalam kasus ini google dan facebook
melanggar hak cipta yang sudah tercantum dalam undang-undang nomor 14 tahun
2001, apabila menurut ketentuan undang-undang di Indonesia maka melanggar
beberapa pasal seperti ;
Pasal 130
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang paten
dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16
dipidana penjara paling lama 4 tahun / denda paling banyak Rp 250.000.000.
Pasal 131
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang paten
sederhana dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 16 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan / denda paling
banyak Rp 250.000.000.
2. Menurut saya dalam kasus diatas sebaiknya perusahaan bajaj lebih teliti dan
professional terhadap produknya. Lebih baik mencari tahu atau survey terlebih dahulu
sebelum mematenkan produknya, mencari tahu apakah bisa menimbulkan kerugian
terhadap perusahaan maupun pihak lain. Dan menurut saya sikap dari Ditjen HAKI itu
benar karena sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No.14 tahun 2001
dalam pasal 1 ayat 1 ;