DISUSUN OLEH:
1. Silvy Rachmawati 200301071
2. Nur Rossyta Ummami 200301076
3. Salsabila Arinda 200301102
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2021 / 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Dengan selesainya makalah yang memaparkan tentang Actuator Program Corporate
Social Responsibility, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, antara lain :
1. Bapak Suwarno, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
2. Ibu Maulidiyah Amalina Rizqi, S.E., M.S.M, selaku Kaprodi Manajemen.
3. Bapak Asep Saepuloh, SE,.MM selaku Dosen Mata Kuliah Corporate Social
Responsibility
4. Teman-teman, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga atas jerih payah dan sumbangsih pemikirannya diterima oleh Allah SWT,
Amin, dan penulis berharap, semoga makalah ini bagi pembaca dapat dijadikan sebagai
sumber bacaan yang berguna untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai Actuator
Program Corporate Social Responsibility Penulis menyadari, bahwa makalah ini banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan penulisan selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kelompok besar jenis – jenis program jenis program CSR sebagaimana dijelaskan
Kartini (2009 : 64), dikategorikan sebagai berikut:
Saidi dan Abidin (2004) menyatakan bahwa jenis kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan
sampai dengan 279 kegiatan aksi yang terangkum dalam program lebih besar sebagai berikut :
5
3. Kesehatan (16.4%)
4. Kedaruratan (emergency) (10.8%)
5. Lingkungan (5.4%)
6. Ekonomi produktif (3.6%)
7. Seni, olahraga, dan pariwisata dan perumahan (2.5%)
8. Hukum advokasi dan politik (0%)
Jenis – jenis program diatas akan menjadi lebih banyak lagi apabila sudah
diimplementasukan dimasyarakat :
6
nilai tambah kemandirian masyarakat yang berkelanjutan, actuator program memiliki
detail kegiatan, sebagai berikut :
a. Pembentukan KUB/BUMDES
b. Pemberdayaan Kelompok nelayan
c. Pengembangan industri kerupuk
d. Pengembangan budaya lele
e. Pengembangan produk turunan
f. Usaha baru laundry
g. Pendirian bengkel motor
h. Pengutan kapasitas dan akses karang taruna
3. Peningkatan Kualitas Kesehatan
Perusahaan juga harus terlibat aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat, actuator program ini memiliki detail kegiatan, sebagai berikut
a. Peningkatan kesehatan masyarakat rentan
b. Dukungan pada Posyandu Lansia dan Balita
c. Peningkatan pelayanan kesehatan
d. Sosialisasi dan penyuluhan DB
e. Sinergi peningkatan mutu layanan (PUSTU)
f. Pemberdayaan ibu-ibu posyandu
g. Peningkatan kader-kader PKK dalam bidang kesehatan
4. Peran Aktif Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
a. Pengutan sistem manajemen pengamanan lingkungan
b. Peningkatan kualitas forum komunikasi polisi dan masyarakat (FKPM)
c. Peningkatan kualitas perlindungan masyarakat (LINMAS)
d. Pembinaan masyarakat melalui olahraga
e. Perluasan jangkauan FKPM
7
Berikut beberapa contoh yang bisa diambil dai manfaat adanya CSR lingkungan hidup :
• Menerapkan program untuk mengurangi penggunaan konsumsi kertas perusahaan.
• Menggunakan system digitalisasi.
• Mengembangkan rencana perjalanan bisnis untuk mempromosikan transportasi yang tidak
berpolusi.
• Meninjau rantai pasokan bisnis yang bertanggung jawab atas 90% pencemaran lingkungan.
• Menggunakan produk ramah lingkungan yang dapat digunakan atau didaur ulang kembali
• Menetapkan rencana untuk mengurangi konsumsi energi dan memakain energi yang terbarukan
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Kondisi ketiga, adanya pengelolaan program yang baik. Pengelolaan program yang baik
hanya dapat terwujud bila terdapat kejelasan tujuan program, terdapat kesepakatan mengenai
strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan program dari para pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan CSR. Perwujudan program tersebut juga memerlukan dukungan terhadap program
8
yang tengah dijalankan dari pihak-pihak yang terlibat dan terdapat kejelasan mengenai durasi
waktu pelaksanaan program serta siapa yang bertanggung jawab untuk memelihara kontinuitas
pelaksanaan kegiatan bila program CSR berakhir