Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


Penulisan makalah ini digunakan sebagai salah satu tugas
Mata Kuliah Corporate Social Responsibility
Yang diampu oleh Dr. Eva Desembrianita, Dra., M.M

Disusun Oleh:
1. Fadli Maulana Izzudin (210301267)
2. Dinar Syabilania Putri (220301157)
3. Dwi Adisa Irma (220301170)
4. Ricky Prasetyo Anggara (220301171)
5. Rachel Octavia Qurrota Akyuni (220301182)
6. Nur Fatchiyah Imroani (220301184)
7. M. Wildan Febriansyah (220301188)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. Sehimgga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Corporate Social Responsibility.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu saya meminta
masukannya demi perbaikian pembuatan makalah kami di masa yang akan datang
dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-sebesarnya kepada pihak-pihak yang berkaitan, yaitu:
1. Dosen Pengampu Mata Corporate Sosial Responsibility Universitas
Muhammadiyah Gresik
2. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
Makalah ini
Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber bacaan yang berguna bagi
pembaca dan berguna untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Corporate
Social Responsibility khususnya tentang Implementasi Corporate Social
Responsibility.

Gresik, 25 November 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2
BAB I ........................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 3
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3. Tujuan ............................................................................................................... 4
1.4 Manfaat .............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 5
2.1. Implementasi Corporate Social Responsibility .............................................. 5
2.2. Metode Pengimplementasian Corporate Social Responsibility .................... 6
2.3. Tahapan Penerapan Cosporate Social Responsibility .................................... 6
PENUTUP ................................................................................................................. 14
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................... 14
3.2 SARAN ............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) telah menjadi bagian integral dari praktik
bisnis di seluruh dunia, mencerminkan transformasi paradigma perusahaan dari fokus
eksklusif pada profitabilitas menuju tanggung jawab sosial dan lingkungan. Latar belakang
penerapan CSR dapat ditelusuri dari berkembangnya teori bisnis yang lebih holistik, yang
mengakui peran perusahaan tidak hanya sebagai entitas ekonomi tetapi juga sebagai
pemangku kepentingan dalam masyarakat. Sadar akan dampak sosial dan lingkungan dari
aktivitas bisnis, organisasi modern semakin menyadari perlunya mengadopsi praktik bisnis
berkelanjutan. Meskipun konsep CSR telah berkembang seiring berjalannya waktu,
pemikiran mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat telah mencapai
puncaknya pada pemahaman bahwa keberlanjutan bisnis jangka panjang berkaitan erat
dengan dukungan berkelanjutan dari masyarakat.

Perubahan dinamika pasar global dan peningkatan kesadaran konsumen memperkuat


penerapan CSR sebagai strategi bisnis yang tidak hanya dapat meningkatkan citra perusahaan
tetapi juga menghasilkan nilai jangka panjang. Dalam konteks ini, perusahaan mulai
mengadopsi inisiatif sosial dan lingkungan sebagai bagian dari strategi mereka untuk
memenuhi harapan pemangku kepentingan dan membangun hubungan positif dengan
masyarakat. Meskipun CSR sering dikaitkan dengan organisasi besar, banyak bukti
menunjukkan bahwa perusahaan kecil dan menengah juga semakin menyadari pentingnya
menerapkan praktik CSR dalam konteks bisnis mereka sendiri.

Dalam mengupayakan keberlanjutan bisnis, perusahaan menyadari bahwa


melaksanakan CSR dapat menciptakan nilai tambah berupa reputasi yang kuat, diferensiasi
produk, dan akses yang lebih baik terhadap modal dan pasar. Dalam konteks ini, muncul tren
peningkatan pelaporan CSR yang transparan dan akuntabel sebagai respons terhadap tuntutan
pemangku kepentingan akan informasi lebih rinci mengenai dampak sosial dan lingkungan
dari kegiatan usaha. Meskipun banyak perusahaan yang mengadopsi CSR sebagai bagian dari
strategi bisnis mereka, tantangan masih ada dalam mengukur dampak sebenarnya dari
inisiatif CSR dan menemukan keseimbangan yang tepat antara profitabilitas dan tanggung
jawab sosial.

3
Implementasi CSR juga menghadapi dinamika yang kompleks dalam konteks
perubahan peraturan dan berkembangnya norma-norma sosial. Oleh karena itu, latar belakang
penerapan CSR melibatkan analisis mendalam terhadap tantangan dan peluang yang dihadapi
perusahaan dalam mencapai tujuan keberlanjutannya. Dengan meningkatnya interkoneksi
global dan semakin kompleksnya tantangan sosial dan lingkungan, penerapan CSR tidak lagi
dianggap sebagai pilihan tambahan, namun lebih merupakan kebutuhan penting untuk
menjaga keberlanjutan perusahaan dan kontribusinya terhadap masyarakat secara lebih luas.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengimplementasian atau pelaksanaan CSR?
2. Bagaimana metode pengimpelementasian atau pelaksanaan CSR?
3. Bagaimana tahapan tahapan dalam penerapan CSR?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Memahami dan menjelaskan pengimplementasian CSR
2. Menjelaskan dan memahami berbagai metode dalam pengimplementasian CSR
3. Menjelaskan dan memahami tahapan tahapan dalam penerapan CSR

1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini memberikan manfaat penting bagi mahasiswa. Makalah ini
memberikan pemahaman tentang pengimplementasian CSR, berbagai metode yang akan
digunakan dalam pengimplementasian CSR. Selain itu juga dapat memberikan pemahaman
tentang tahapan tahapan yang dilakukan dalam penerapan CSR. Dengan demikian, makalah
ini membantu mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran maupun
pengimplementasian nantinya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Implementasi Corporate Social Responsibility


Didalam prakteknya, penerapan CSR disesuaikan dengan kemampuan masing-
masing perusahaan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan CSR sangat
beragam. Hal ini bergantung pada proses interaksi sosial, bersifat sukarela didasarkan pada
dorongan moral dan etika, biasanya melebihi dari hanya sekedar kewajiban memenuhi
peraturan perundang-undangan. Grindle (1980) menjelaskan bahwa implementasi kebijakan
menghubungkan antara tujuan kebijakan dan realisasinya dengan hasil kegiatan pemerintah.
Hal ini sesuai dengan pandangan (Grindle, 1980) yang menjelaskan bahwa tugas
implementasi adalah membangun jaringan yang memungkinkan tujuan kenijakan publik
direalisasikan melalui aktivitas instansi pemerintah yang melibatkan berbagai pihak yang
berkepentingan (policy skateholders).

Menurut lane dalam (Akip, 2015) menyatakan implementasi sebagai konsep dapat
dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, implementation = F (Intention, Output, Outcome).
Sesuai definisi tersebut, implementasi merupakan fungsi yang terdiri dari maksud dan tujuan,
hasil sebagai produk dan hasil dari akibat. Kedua, implementasi merupakan persamaan fungsi
dan implementation = F (Policy, Formator, Implementor, Initiator, Time). Penekanan utama
kedua fungsi ini adalah kepada kebijakan itu sendiri, kemudian hasil yang dicapai dan
dilaksanakan oleh implementor dalam kurun waktu tertentu (Sabatier, 1986). Grindle (1980)
menjelaskan dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan
menyangkut tiga hal, yaitu:

1. Adanya tujuan atau sasaran kebijakan.


2. Adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan.
3. Adanya hasil kegiatan.
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat
mencapai tujuannya, tidak lebih dan tidak kurang, untuk mengimplementasikan kebijakan
publik ada dua pilihan langkah, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program
atau melalui formulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Untuk
menindaklanjuti pelaksanaan CSR maka perusahaan melakukan berbagai upaya dalam
pengelolaan lingkungan. Dengan menjadi bagian dari warga negara suatu bangsa (corporate
citizensip), maka perusahaan juga mempunyai kewajiban dalam pembangunan. Beberapa

5
bentuk CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pemenuhan tanggung jawab
sosial dan lingkungan hidup.

Implementasi CSR ini memberikan manfaat yang sebesarbesarnya baik bagi internal
maupun eksternal perusahaan, sehingga filosofi pemberian CSR itu sendiri tercapai. Menurut
Sutan Remy Sjahdeini, terkait dengan tujuan atau menfaat pelaksanaan CSR menyatakan,
bahwa pelaksanaan CSR telah meningkatkan reputasi perusahaan, reputasi yang baik itu
memudahkan perusahaan untuk dapat melakukan rekruitmen pegawai yang berkualitas dan
bereputasi baik, para pegawai lebih betah untuk bekerja di perusahaan yang melaksanakan
CSR sehingga perusahaan dapat mengurangi biaya yang timbul karena harus melakukan
rekruitmen baru dan melakukan pelatihan bagi pegawai-pegawai baru.

2.2. Metode Pengimplementasian Corporate Social Responsibility


Implementasi CSR pada dasarnya dilaksanakan berdasarkan beberapa alasan dan
tututan. Grindle, (1980) menjelaskan bahwa implementasi kebijakan menghubungkan antara
tujuan kebijakan dan realisasinya dengan hasil kegiatan pemerintah. Hal ini sesuai dengan
pandangan (Grindle, 1980) mengatakan bahwa tugas implementasi adalah membangun
jaringan yang memungkinkan tujuan kebijakan publik direalisasikan melalui aktivitas instansi
pemerintah yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan (policy stakeholders). Di
dalam prakteknya, penerapan CSR disesuaikan dengan kemampuan masing-masing
perusahaan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan CSR sangat beragam. Hal
ini bergantung pada proses interaksi sosial, bersifat sukarela didasarkan pada dorongan moral
dan etika, dan biasanya melebihi dari hanya sekedar kewajiban memenuhi peraturan
perundang-undangan. Pola perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program CSR
dilaksanakan secara partisipatif.
Melalui pendekatan partisipatif, maka kegiatan CSR sekaligus dapat menjadi sarana
pemberdayaan masyarakat, terbangunnya kepercayaan masyarakat, dan melibatkan banyak
pihak. Di samping itu, melalui pendekatan partisipatif masyarakat akan mempunyai rasa
memiliki yang tinggi terhadap program CSR tersebut, sehingga dapat menjamin efektivitas,
keberhasilan dan keberlanjutan program. Metode yang banyak digunakan dalam pendekatan
parisipatif antara lain adalah metode PRA (Participatory Rural Appraisal) yang dapat
digunakan pada saat need assessment untuk menjaring apa yang dibutuhkan masyarakat pada
saat perencanaan program dan monitoring evaluasi program. Pendekatan partisipatif dalam
implementasi program CSR dapat menghasilkan program yang efisien dan membumi.

6
Pendekatan partisipatif dalam perencanaan program CSR memiliki karakteristik program,
yaitu:
1) Berbasis masyarakat
2) Berbasis sumberdaya dan potensi lokal
3) Berkelanjutan
4) Sejalan dengan program pemerintah darah setempat
5) Diarahkan pada pengembangan kapasitas dan kemandirian
Pelaksanaan program CSR memerlukan prosedur tertentu agar dapat terlaksanan
secara efektif dan terukur, serta mencapai sasaran. Untuk itu prosedur penyusunan program
secara umum dapat digambarkan dalam gambar berikut ini.

7
Ada beberapa metode yang umum digunakan dalam implementasi atau pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan. Berikut adalah beberapa metode
yang dapat dipertimbangkan:

1. Kemitraan dengan Komunitas Lokal


Perusahaan dapat menjalin kemitraan dengan organisasi non-pemerintah
(NGO), lembaga amal, atau kelompok masyarakat setempat untuk melaksanakan
proyek-proyek CSR. Kemitraan ini memungkinkan perusahaan untuk berkolaborasi
dengan pihak-pihak yang memiliki keahlian dan pemahaman mendalam tentang
kebutuhan masyarakat setempat.
2. Program Pendidikan dan Pelatihan
Perusahaan dapat mengembangkan program-program pendidikan dan
pelatihan untuk masyarakat setempat. Misalnya, perusahaan dapat memberikan
pelatihan keterampilan kepada penduduk setempat untuk meningkatkan kesempatan
kerja atau memberikan beasiswa pendidikan kepada anak-anak yang kurang mampu.
3. Pengembangan Infrastruktur
Perusahaan dapat berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur yang
bermanfaat bagi masyarakat setempat. Ini bisa mencakup pembangunan jalan, air
bersih, sanitasi, atau fasilitas umum lainnya yang dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
4. Lingkungan dan Keberlanjutan
Perusahaan dapat mengadopsi praktik bisnis yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan. Hal ini dapat mencakup pengurangan emisi karbon, pengelolaan
limbah, penghematan energi, atau penggunaan sumber daya alam yang bertanggung
jawab.
5. Program Kesehatan dan Kesejahteraan
Perusahaan dapat menjalankan program- penyediaan fasilitas kesehatan,
program vaksinasi, akses ke air bersih, atau dukungan kesehatan lainnya.

Pilihan metode implementasi CSR akan tergantung pada tujuan perusahaan,


kebutuhan masyarakat setempat, dan aspek keberlanjutan yang ingin ditekankan. Penting bagi
perusahaan untuk terlibat dalam dialog dengan para pemangku kepentingan dan
mempertimbangkan dampak jangka panjang dari proyek CSR yang dilaksanakan.

8
2.3. Tahapan Penerapan Cosporate Social Responsibility
Terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam penerapan Corporate
Social Responsibility, di antaranya yaitu:
2.3 1 Perancangan Corporate Social Responsibility
CSR membutuhkan perumusan yang jelas, baik dalam segi materi, strategi,
sasaran, penelitian pemangku kepentingan, maupun anggaran yang dibutuhkan. Untuk itu,
diperlukan kajian yang mendalam dan berkelanjutan, khususnya dalam menentukan isi dan
sasaran agar memiliki daya dukung dalam pembangunan berkelanjutan dalam rangka
meningkatkan pemberdayaan pada para pemangku kepentingan. Kualitas perancangan
praktik tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR tergantung pada analisis perusahaan
terhadap lingkungan dan sosial. Perancangan csr menjadi penting karena dapat dijadikan arah
unuk melaksanakan pelaksanaan program CSR. Di samping itu, perencanaan juga
menentukan strategi yang lebih efektif dapat dilaksanakan.
Terdapat beberapa langkah dalam melakukan perancangan atau penerapan CSR, di
antaranya yaitu:
a. Awareness building, merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai
arti penting CSR dan komitmen manajemen dalam menjalankannya. Upaya yang dapat
dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok, dan lain-lain.
b. CSR assessement, merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan
melakukan identifikasi aspek-aspek mana saja yang perlu mendapatkan prioritas
perhatian serta langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang
kondusif bagi penerapan CSR secara efektif.
c. CSR manual building. Hasil dari assessement merupakan dasar untuk menyusun manual
atau pedoman implementasi CSR. Upaya yang dapat dilakukan adalah melalui
benchmarking, yaitu menggali dari referensi atau bagi perusahaan yang menginginkan
langkah instan. Penyusunan manual ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga
ahli independen dari luar perusahaan.

2.3 2 Menetapkan Tujuan


Tujuan merupakan kisaran hasil akhir yang dicapai oleh perusahaan, sebagaimana
yang ditentukan dalam rencana. Penentuan tujuan penting dalam banyak aktivitas meskipun
belum dilakukan, mengingat penentuan tujuan secara akurat dapat dijadikan sebagai bingkai
(frame) segala tindakan yang akan dilakukan, dan sekaligus dapat dijadikan standar
ketercapaian suatu aktivitas. Menetapkan tujuan dapat dilakukan dengan cara merumuskan

9
apa yang akan diselesaikan oleh perusahaan dalam keberpihakan terhadap para pemangku
kepentingan, dan kapan akan diselesaikan, serta mengukur secara akurat kegiatan yang akan
dilakukan.

2.3 3 Menetapkan Target


Target penting untuk ditetapkan, karena menjadi bagian dari pengawasan
pelaksanaan dan evaluasi secara melekat dari serentetean tindakan jangka waktu yang lebih
lama. Melalui penetapan target, para pelaksana tanggung jawab sosial akan memiliki patokan
dalam melaksanakan program bersangkutan. Kebijakan merupakan pedoman umum sebagai
acuan pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR. Kebijakan,
merupakan arah dasar yang diambil pimpinan dan menjadi warna orientasi satu program.
Yusuf Wibisono (2007 : 154) menyatakan bahwa berbagai bentuk kebijakan yang
dilakukan oleh perusahaan dalam memnjalankan aktivitas CSR adalah seperti:
a. Corporate Social Responsibility didudukkan sebagai investasi sosial perusahaan
b. Corporate Social Responsibility didudukkan sebagai strategi bisnis
c. Corporate Social Responsibility didudukkan sebagai upaya untuk memperoleh licence to
operate perusahaan dari masyarakat
d. Corporate Social Responsibility didudukkan sebagai bagian dari risk management.

2.3 4 Menetapkan Strategi


Menetapkan strategi implementasi CSR memiliki ketergantungan arah mana
kebijakan CSR harus dilakukan. Strategi di sini merupakan sarana untuk menjabarkan visi,
misi, dan kebijakan CSR yang akan dipraktikkan. Pada banyak kasus, CSR perusahaan
dilakukan dengan mengacu pada strategi, antara lain:
1. Public Relation
Strategi ini ditujukan untuk ketercapaian tujuan CSR dalam kerangka membangun
dan menanamkan persepsi masyarakat tentang perusahaan.
2. Strategi Defensif
Usaha dilakukan untuk menagkis atau mengubah anggapan negatif yang telah
tertanam pada diri komunitas terhadap perusahaan.Strategi ini umumnya digunakan setelah
komplain para pemangku kepentingan terjadi kepada perusahaan.

10
3. Community Development
Melakukan program atau kegiatan untuk komunitas sekitar perusahaan atau
melakukan kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil kegiatan pokok perusahaan. Program
pengembangan masyarakat dapat dibedakan menjadi:
a. Community Relation
Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kegiatan - kegiatan yang
menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kedapa
para pihak yang berkepentingan (stakeholder).CSR diarahkan pada kegiatan
kedermaan (charity), berjangka pendek, habis pakai, dan kegiatan sosial lain yang
bersifat insidental. Bantuan bencana alam, operasi bibir sumbing, operasi katarak,
khitanan massal, PMI, bantuan sembako dan sejenisnya, merupakan salah satu jenis
kegiatan ini.
b. Community Service
Merupakan strategi implementasi CSR yang menitik beratkan pada pelayanan
perusahaan untuk memenuhi kepentingan masyarakat atau kepentingan
umum.Strategi ini bercirikan untuk memberikan kebutuhan yang ada di masyarakat
dan pemecahan masalah dilakukan oleh masyarakat sendiri, sedangkan perusahaan
hanyalah sebagai fasilitator dari pemecahan masalah tersebut.
c. Community Empowering
Merupakan strategi pelaksanaan CSR perusahaan yang memberikan akses
lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya.Strategi ini
mendudukkan masyarakat sebagai mitra, dan memberikan penguatan.Program
kemitraan terhadap UKM sebagaimana anjuran pemerintah sebagaimana termuat
dalam UU. No. 40 Tahun 2007 merupakan satu bentuk strategi community
development.

2.3 5 Pelaksanaan Corporate Social Responsibility


Ditinjau dari empat konsep yang dikemukakan oleh Garriga & Mele, El-Corp
merupakan korporasi bisnis yang lahir dengan prinsip-prinsip agama Islam. Dalam ajarannya,
bisnis selain sebagai alat untuk mencari keuntungan juga dianggap sebagai cara untuk
menyejahterakan ummat. Dengan kata lain, dibalik keuntungan yang didapatkan oleh para
stakeholder perusahaan dari berdirinya suatu bisnis, terdapat hak atau kepentingan ummat
didalamnya. Dengan begitu, konsep CSR Garriga & Mele yang tepat untuk menjelaskan latar

11
belakang pelaksanaan CSR oleh El-Corps adalah konsep political theories. Sedikitnya ada
empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu:
1) Keterlibatan langsung
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan
sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.
2) Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model
ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan- perusahaan di
negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi
yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
3) Bermitra dengan pihak lain
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga
sosial/organisasi non-pemerintah (NGO/LSM), instansi pemerintah, universitas atau
media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan
sosialnya.
4) Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial
yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini
lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”.
Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-
perusahaan yang mendukungnya secarapro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan
lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama
(Saidi& Abidin2004:64- 65)

2.3 6 Masalah dalam pengimplementasian Corporate Social Responsibility


CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kepedulian yang selayaknya
dilakukan oleh perusahaan untuk masyarakat, agar mereka mendapat benefit dari keberadaan
perusahaan di wilayahnya, dan bukan merugi akibat kehilangan lahan serta sebagian ritual
kehidupannya. Di Indonesia CSR diatur dalam Pasal 74 UU No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dan Pasal 15, Pasal 17, dan Pasal 34 UU No. 25 tahun 2007 tentang
Penanaman. Terkait kewajiban CSR bagi perusahaan, Pasal 74 Ayat (1) UU PT No. 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Banyak hal yang menjadi persoalan dan tidak teratasi

12
karena tidak adanya hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat di sekitarnya.
Permasalahan dalam Implementasi CSR, ada beberapa hal yang layak dicatat dalam hal ini
yaitu:
1. Perusahaan kurang memerhatikan kondisi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
Seperti kasus Freeport, Indo Rayon, dan sebagainya mencerminkan kekakuan
hubungan antara perusahaan dan lingkungannya, di mana masyarakat seolah justru
menjadi objek atau pelengkap penderita bagi perusahaan. Masyarakat pun merasa
dikesampingkan keberadaannya, sehingga muncul konflik yang kemudian
mengganggu proses operasional perusahaan
2. Perusahaan melakukan bisnis tanpa memerhatikan kerusakan lingkungan alam di
wilayah yang ditempatinya, padahal wilayah tersebut juga menjadi tempat
bergantungnya kehidupan masyarakat. Pencemaran yang terjadi di Teluk Buyat
adalah contoh dari pengabaian itu, yang mengakibatkan penderitaan masyarakat
karena harus tercemar limbah tailing
3. Perusahaan melakukan eksploitasi alam hingga merusaknya dan merugikan kehidupan
masyarakat yang luas, tanpa memperhitungkan ganti rugi masyarakat secara adil.
Kasus lumpur Lapindo adalah contoh konkret kejamnya perusahaan terhadap
masyarakat sekitar, dan bahkan hingga kini permasalahan belum teratasi secara tuntas
4. Perusahaan masih memandang sebelah mata pada pentingnya program CSR bagi
kelangsungan perusahaan, dan bahkan ada perusahaan yang menganggap CSR
sebagai kendala dalam upaya mereka meraih keuntungan yang maksimal
5. Perusahaan masih setengah hati dalam mengimplementasikan CSR, sehingga
masyarakat tidak dapat merasakan sepenuhnya manfaat program yang diberikan. Hal
ini terlihat pada sejumlah kasus di mana masyarakat hanya diperlakukan seperti objek,
dan perusahaanlah yang banyak menentukan kegiatan program, padahal dalam upaya
pemberdayaan dibutuhkan partisipasi yang baik dari masyarakat
6. Perusahaan mengimplementasikan CSR hanya untuk dalih pencitraan perusahaan.
Implementasi dengan model seperti ini pada umumnya kurang banyak manfaatnya
bagi masyarkat karena biasanya program-program yang dilakukan bersifat instan,
sehingga benefitnya tidak berkelanjutan bagi masyarakat
7. Permasalahan pada Program Kemitraan karena masih terdapat mitra binaan tidak atau
terlambat membayar kewajiban kepada perusahaan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kegiatan CSR sangat beragam, hal ini bergantung pada proses interaksi sosial,
bersifat sukarela didasarkan pada dorongan moral dan etika, biasanya melebihi dari hanya
sekedar kewajiban memenuhi peraturan perundang-undangan. Grindle (1980) menjelaskan
bahwa implementasi kebijakan menghubungkan antara tujuan kebijakan dan realisasinya
dengan hasil kegiatan pemerintah. Metode pengimplementasian meliputi Berbasis masyarakat
Berbasis sumberdaya dan potensi lokal, Berkelanjutan, Sejalan dengan program pemerintah
darah setempat dan Diarahkan pada pengembangan kapasitas dan kemandirian. Sedangkan
tahapan dalam pengimplementasin CSR ini meliputi perancangan tujuan, menetapkan tujuan,
target hingga strategi, kemudian pelaksanaan CSR dan masalah masalah yang terjadi selama
pengimplementasian itu berlangsung.

3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah yang membahas tentang Implementasi Corporate Social
Responsibility di atas, terdapat adanya saran yang ditunjukkan kepada pembaca, yaitu
diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai suatu referensi bagi pembaca agar dapat lebih
memahami tentang tentang Pengimplementasi Corporate Social Responsibility.

14
DAFTAR PUSTAKA

Putra, I. P. 2017. Implementasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang


Empowerment PT. Pertamina RU-II Dumai . JOM FISIP , 3.
Kholis, Azizul. 2020. Coporate Social Responsibility Konsep dan Implementasi. Medan :
Economic & Bussiness Publishing.
Nur’Aqil, Ariiq Naufal dan Fatchur Rohman. 2022. Analisis Implementasi Corporate Social
Responsibility, Studi Pada Program TJSL PT. Angkasa Pura Ii (Persero) Periode
2021. Diakses pada 25 November 2023.
https://jdess.ub.ac.id/index.php/jdess/article/download/5/14/105.
Retnaningsih, Hartini. 2015. Permasalahan Corporate Social Responsibility Dalam Rangka
Pemberdayaan Masyarakat. Diakses pada 25 November 2023.
https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/512/408.

15

Anda mungkin juga menyukai