Disusun Oleh:
1. Fadli Maulana Izzudin (210301267)
2. Dinar Syabilania Putri (220301157)
3. Dwi Adisa Irma (220301170)
4. Ricky Prasetyo Anggara (220301171)
5. Rachel Octavia Qurrota Akyuni (220301182)
6. Nur Fatchiyah Imroani (220301184)
7. M. Wildan Febriansyah (220301188)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. Sehimgga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Corporate Social Responsibility.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu saya meminta
masukannya demi perbaikian pembuatan makalah kami di masa yang akan datang
dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-sebesarnya kepada pihak-pihak yang berkaitan, yaitu:
1. Dosen Pengampu Mata Corporate Sosial Responsibility Universitas
Muhammadiyah Gresik
2. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
Makalah ini
Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber bacaan yang berguna bagi
pembaca dan berguna untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Corporate
Social Responsibility khususnya tentang Implementasi Corporate Social
Responsibility.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Implementasi CSR juga menghadapi dinamika yang kompleks dalam konteks
perubahan peraturan dan berkembangnya norma-norma sosial. Oleh karena itu, latar belakang
penerapan CSR melibatkan analisis mendalam terhadap tantangan dan peluang yang dihadapi
perusahaan dalam mencapai tujuan keberlanjutannya. Dengan meningkatnya interkoneksi
global dan semakin kompleksnya tantangan sosial dan lingkungan, penerapan CSR tidak lagi
dianggap sebagai pilihan tambahan, namun lebih merupakan kebutuhan penting untuk
menjaga keberlanjutan perusahaan dan kontribusinya terhadap masyarakat secara lebih luas.
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Memahami dan menjelaskan pengimplementasian CSR
2. Menjelaskan dan memahami berbagai metode dalam pengimplementasian CSR
3. Menjelaskan dan memahami tahapan tahapan dalam penerapan CSR
1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini memberikan manfaat penting bagi mahasiswa. Makalah ini
memberikan pemahaman tentang pengimplementasian CSR, berbagai metode yang akan
digunakan dalam pengimplementasian CSR. Selain itu juga dapat memberikan pemahaman
tentang tahapan tahapan yang dilakukan dalam penerapan CSR. Dengan demikian, makalah
ini membantu mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman dalam pembelajaran maupun
pengimplementasian nantinya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut lane dalam (Akip, 2015) menyatakan implementasi sebagai konsep dapat
dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, implementation = F (Intention, Output, Outcome).
Sesuai definisi tersebut, implementasi merupakan fungsi yang terdiri dari maksud dan tujuan,
hasil sebagai produk dan hasil dari akibat. Kedua, implementasi merupakan persamaan fungsi
dan implementation = F (Policy, Formator, Implementor, Initiator, Time). Penekanan utama
kedua fungsi ini adalah kepada kebijakan itu sendiri, kemudian hasil yang dicapai dan
dilaksanakan oleh implementor dalam kurun waktu tertentu (Sabatier, 1986). Grindle (1980)
menjelaskan dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan
menyangkut tiga hal, yaitu:
5
bentuk CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pemenuhan tanggung jawab
sosial dan lingkungan hidup.
Implementasi CSR ini memberikan manfaat yang sebesarbesarnya baik bagi internal
maupun eksternal perusahaan, sehingga filosofi pemberian CSR itu sendiri tercapai. Menurut
Sutan Remy Sjahdeini, terkait dengan tujuan atau menfaat pelaksanaan CSR menyatakan,
bahwa pelaksanaan CSR telah meningkatkan reputasi perusahaan, reputasi yang baik itu
memudahkan perusahaan untuk dapat melakukan rekruitmen pegawai yang berkualitas dan
bereputasi baik, para pegawai lebih betah untuk bekerja di perusahaan yang melaksanakan
CSR sehingga perusahaan dapat mengurangi biaya yang timbul karena harus melakukan
rekruitmen baru dan melakukan pelatihan bagi pegawai-pegawai baru.
6
Pendekatan partisipatif dalam perencanaan program CSR memiliki karakteristik program,
yaitu:
1) Berbasis masyarakat
2) Berbasis sumberdaya dan potensi lokal
3) Berkelanjutan
4) Sejalan dengan program pemerintah darah setempat
5) Diarahkan pada pengembangan kapasitas dan kemandirian
Pelaksanaan program CSR memerlukan prosedur tertentu agar dapat terlaksanan
secara efektif dan terukur, serta mencapai sasaran. Untuk itu prosedur penyusunan program
secara umum dapat digambarkan dalam gambar berikut ini.
7
Ada beberapa metode yang umum digunakan dalam implementasi atau pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan. Berikut adalah beberapa metode
yang dapat dipertimbangkan:
8
2.3. Tahapan Penerapan Cosporate Social Responsibility
Terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam penerapan Corporate
Social Responsibility, di antaranya yaitu:
2.3 1 Perancangan Corporate Social Responsibility
CSR membutuhkan perumusan yang jelas, baik dalam segi materi, strategi,
sasaran, penelitian pemangku kepentingan, maupun anggaran yang dibutuhkan. Untuk itu,
diperlukan kajian yang mendalam dan berkelanjutan, khususnya dalam menentukan isi dan
sasaran agar memiliki daya dukung dalam pembangunan berkelanjutan dalam rangka
meningkatkan pemberdayaan pada para pemangku kepentingan. Kualitas perancangan
praktik tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR tergantung pada analisis perusahaan
terhadap lingkungan dan sosial. Perancangan csr menjadi penting karena dapat dijadikan arah
unuk melaksanakan pelaksanaan program CSR. Di samping itu, perencanaan juga
menentukan strategi yang lebih efektif dapat dilaksanakan.
Terdapat beberapa langkah dalam melakukan perancangan atau penerapan CSR, di
antaranya yaitu:
a. Awareness building, merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai
arti penting CSR dan komitmen manajemen dalam menjalankannya. Upaya yang dapat
dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok, dan lain-lain.
b. CSR assessement, merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan
melakukan identifikasi aspek-aspek mana saja yang perlu mendapatkan prioritas
perhatian serta langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang
kondusif bagi penerapan CSR secara efektif.
c. CSR manual building. Hasil dari assessement merupakan dasar untuk menyusun manual
atau pedoman implementasi CSR. Upaya yang dapat dilakukan adalah melalui
benchmarking, yaitu menggali dari referensi atau bagi perusahaan yang menginginkan
langkah instan. Penyusunan manual ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga
ahli independen dari luar perusahaan.
9
apa yang akan diselesaikan oleh perusahaan dalam keberpihakan terhadap para pemangku
kepentingan, dan kapan akan diselesaikan, serta mengukur secara akurat kegiatan yang akan
dilakukan.
10
3. Community Development
Melakukan program atau kegiatan untuk komunitas sekitar perusahaan atau
melakukan kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil kegiatan pokok perusahaan. Program
pengembangan masyarakat dapat dibedakan menjadi:
a. Community Relation
Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kegiatan - kegiatan yang
menyangkut pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kedapa
para pihak yang berkepentingan (stakeholder).CSR diarahkan pada kegiatan
kedermaan (charity), berjangka pendek, habis pakai, dan kegiatan sosial lain yang
bersifat insidental. Bantuan bencana alam, operasi bibir sumbing, operasi katarak,
khitanan massal, PMI, bantuan sembako dan sejenisnya, merupakan salah satu jenis
kegiatan ini.
b. Community Service
Merupakan strategi implementasi CSR yang menitik beratkan pada pelayanan
perusahaan untuk memenuhi kepentingan masyarakat atau kepentingan
umum.Strategi ini bercirikan untuk memberikan kebutuhan yang ada di masyarakat
dan pemecahan masalah dilakukan oleh masyarakat sendiri, sedangkan perusahaan
hanyalah sebagai fasilitator dari pemecahan masalah tersebut.
c. Community Empowering
Merupakan strategi pelaksanaan CSR perusahaan yang memberikan akses
lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya.Strategi ini
mendudukkan masyarakat sebagai mitra, dan memberikan penguatan.Program
kemitraan terhadap UKM sebagaimana anjuran pemerintah sebagaimana termuat
dalam UU. No. 40 Tahun 2007 merupakan satu bentuk strategi community
development.
11
belakang pelaksanaan CSR oleh El-Corps adalah konsep political theories. Sedikitnya ada
empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu:
1) Keterlibatan langsung
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan
sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.
2) Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model
ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan- perusahaan di
negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi
yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
3) Bermitra dengan pihak lain
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga
sosial/organisasi non-pemerintah (NGO/LSM), instansi pemerintah, universitas atau
media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan
sosialnya.
4) Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial
yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini
lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”.
Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-
perusahaan yang mendukungnya secarapro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan
lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama
(Saidi& Abidin2004:64- 65)
12
karena tidak adanya hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat di sekitarnya.
Permasalahan dalam Implementasi CSR, ada beberapa hal yang layak dicatat dalam hal ini
yaitu:
1. Perusahaan kurang memerhatikan kondisi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
Seperti kasus Freeport, Indo Rayon, dan sebagainya mencerminkan kekakuan
hubungan antara perusahaan dan lingkungannya, di mana masyarakat seolah justru
menjadi objek atau pelengkap penderita bagi perusahaan. Masyarakat pun merasa
dikesampingkan keberadaannya, sehingga muncul konflik yang kemudian
mengganggu proses operasional perusahaan
2. Perusahaan melakukan bisnis tanpa memerhatikan kerusakan lingkungan alam di
wilayah yang ditempatinya, padahal wilayah tersebut juga menjadi tempat
bergantungnya kehidupan masyarakat. Pencemaran yang terjadi di Teluk Buyat
adalah contoh dari pengabaian itu, yang mengakibatkan penderitaan masyarakat
karena harus tercemar limbah tailing
3. Perusahaan melakukan eksploitasi alam hingga merusaknya dan merugikan kehidupan
masyarakat yang luas, tanpa memperhitungkan ganti rugi masyarakat secara adil.
Kasus lumpur Lapindo adalah contoh konkret kejamnya perusahaan terhadap
masyarakat sekitar, dan bahkan hingga kini permasalahan belum teratasi secara tuntas
4. Perusahaan masih memandang sebelah mata pada pentingnya program CSR bagi
kelangsungan perusahaan, dan bahkan ada perusahaan yang menganggap CSR
sebagai kendala dalam upaya mereka meraih keuntungan yang maksimal
5. Perusahaan masih setengah hati dalam mengimplementasikan CSR, sehingga
masyarakat tidak dapat merasakan sepenuhnya manfaat program yang diberikan. Hal
ini terlihat pada sejumlah kasus di mana masyarakat hanya diperlakukan seperti objek,
dan perusahaanlah yang banyak menentukan kegiatan program, padahal dalam upaya
pemberdayaan dibutuhkan partisipasi yang baik dari masyarakat
6. Perusahaan mengimplementasikan CSR hanya untuk dalih pencitraan perusahaan.
Implementasi dengan model seperti ini pada umumnya kurang banyak manfaatnya
bagi masyarkat karena biasanya program-program yang dilakukan bersifat instan,
sehingga benefitnya tidak berkelanjutan bagi masyarakat
7. Permasalahan pada Program Kemitraan karena masih terdapat mitra binaan tidak atau
terlambat membayar kewajiban kepada perusahaan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kegiatan CSR sangat beragam, hal ini bergantung pada proses interaksi sosial,
bersifat sukarela didasarkan pada dorongan moral dan etika, biasanya melebihi dari hanya
sekedar kewajiban memenuhi peraturan perundang-undangan. Grindle (1980) menjelaskan
bahwa implementasi kebijakan menghubungkan antara tujuan kebijakan dan realisasinya
dengan hasil kegiatan pemerintah. Metode pengimplementasian meliputi Berbasis masyarakat
Berbasis sumberdaya dan potensi lokal, Berkelanjutan, Sejalan dengan program pemerintah
darah setempat dan Diarahkan pada pengembangan kapasitas dan kemandirian. Sedangkan
tahapan dalam pengimplementasin CSR ini meliputi perancangan tujuan, menetapkan tujuan,
target hingga strategi, kemudian pelaksanaan CSR dan masalah masalah yang terjadi selama
pengimplementasian itu berlangsung.
3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah yang membahas tentang Implementasi Corporate Social
Responsibility di atas, terdapat adanya saran yang ditunjukkan kepada pembaca, yaitu
diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai suatu referensi bagi pembaca agar dapat lebih
memahami tentang tentang Pengimplementasi Corporate Social Responsibility.
14
DAFTAR PUSTAKA
15