Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKSTERNALISASI KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL ORGANISASI


PROYEK

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Manajemen Proyek

Dosen Pengampu : Aris Suharyadi, M.Pd

Disusun oleh :

1. Eka Bintang Nur Cahya 18101241043


2. Rizqi Rahmanadi 18101241045
3. Hari Fajar Julian 18101241057
4. Septiana Khosrini 18101241058
5. Nikma Anim Azakki 18101244021

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimbahkan rahmat dan inayahnya
sehingga kami dapat dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Tanggung Jawab
Sosial Organisasi Proyek”.

Makalah ini telah kami buat dan disusun dengan maksimal oleh anggota kelompok
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Proyek Bapak Aris Suharyadi, M.Pd. yang
telah membimbing kami sehingga dapat mengerjakan tugas makalah ini dengan baik.

Terlepas dari itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik
dari segi penulisan maupun isi dan tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Semoga makalah ini memberi manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Yogyakarta, 8 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................................6
A. Esternalisasi Kegiatan Proyek.................................................................................................6
B. Tanggung Jawab Sosial Organisasi Proyek.............................................................................7
C. Pentingnya Tanggung Jawab Sosial........................................................................................8
D. Implementasi Tanggung Jawab Sosial...................................................................................10
E. Bentuk Tanggung Jawab Sosial.............................................................................................12
BAB III...........................................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proyek adalah kumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal
dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek pada umumnya bersifat lintas fungsi
organisasi/perusahaan sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari
berbagai profesi dan organisasi/perusahaan. Setiap proyek adalah unik, bahkan tidak
ada dua proyek yang persis sama. Tanggung jawab sosial muncul dan berkembang
sejalan dengan adanya interelasi antara pihak organisasi proyek/perusahaan dan
masyarakat, yang sangat ditentukan dari berbagai dampak yang timbul dari
perkembangan dan peradaban masyarakat. Semakin tinggi tingkat peradaban suatu
masyarakat, terutama akibat perkembangan ilmu pengetahuan sehingga meningkatkan
rasa kesadaran dan perhatian terhadap lingkungan yang memunculkan tuntutan
tanggung jawab organisasi/perusahaan. Hal ini terjadi karena, peningkatan
pengetahuan masyarakat berpengaruh terhadap peningkatan masa depan dan
sustainabilitas pembangunan. Wibisono, (2007: 7) mengungkapkan tanggung jawab
sosial organisasi proyek/perusahaan (corporate social responsibility) merupakan
komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan
kostribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun
masyarakat luas, bersama dengan peningkatan taraf pekerja beserta keluarganya.
Stoner (1989: 65) mengatakan bahwa dulu organisasi perusahaan sudah merasa
cukup dengan hanya mengejar keuntungan bagi pemegang saham perusahaan
(organisasi perusahaan), sementara akibat dari tindakan organisasi terhadap
lingkungan luar (eksternalnya) kurang diperhatikan dan condong diabaikan. Kondisi
ini semakin diperkuat dengan berkembangnya filsafat ekonomi terutama organisasi-
organisasi perusahaan di negara-negara yang berfaham liberalis kapitalis yang
menyatakan bahwa “dengan modal sekecil-kecilnya berusaha diperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya.” Oleh sebab itu, berangkat dari filsafat ekonomi tersebut,
menjadikan perusahaan enggan untuk menerapkan tanggung jawab perusahaan bagi
tenaga kerja maupun lingkungannya.
Firmansyah, (2018: 314) mengungkapkan pentingnya tanggung jawab sosial
organisasi proyek/perusahaan (corporate social responsibility) berhubungan erat
dengan pembangunan berkelanjutan dimana suatu organisasi proyek/perusahaan
4
dalam melaksanakan aktivitasnya harus berdasarkan keputusan tidak semata
berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan,
melainkan juga harus menimbang dalam dampak sosial dan lingkungan yang timbul
dari keputusan yang diambil, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Penjelasan diatas dapat dilihat satu aspek yang dalam pelaksanaan tanggung-jawab
sosial organisasi proyek/perusahaan (corporate social responsibility) yaitu komitmen
berkelanjutan dalam mensejahterakan masyarakat khususnya sekitar daerah industri
yang setiap hari baik secara langsung maupun tidak langsung terkena dampak dari
aktifitas organisasi proyek/organisasi proyek/perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan eksternalisasi kegiatan proyek
2. Apa pengertian tanggung jawab sosial perusahaan/organisasi proyek ?
3. Mengapa tanggung jawab sosial penting dilaksanakan ?
4. Bagaimana implementasi tanggung jawab sosial dalam organisasi proyek ?
5. Bagaimana bentuk program tanggung jawab sosial organisasi proyek ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian eksternalisasi kegiatan proyek.
2. Untuk mengetahui pengertian tanggung jawab sosial perusahaan/organisasi proyek.
3. Untuk mengetahui mengapa tanggung jawab sosial penting dilaksanakan.
4. Untuk mengetahui bagaimana implementasi tanggung jawab sosial dalam
organisasi proyek.
5. Untuk mengetahui bagaimana bentuk program tanggung jawab sosial organisasi
proyek.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Esternalisasi Kegiatan Proyek


Menurut Khusaini (2006: 7) eksternalitas adalah dampak tindakan seseorang atau
suatu pihak terhadap kesejahteraan atau kondisi orang/ pihak lain. Sedangkan Menurut
Guritno Mankoesoebroto (1997 : 43), Eksternalitas timbul karena tindakan konsumsi
atau produksi dari satu pihak mempunyai pengaruh terhadap pihak yang lain dan tidak
ada kompensasi yang dibayar oleh pihak yang menyebabkan atau kompensasi yang
diterima oleh pihak yang terkena dampak tersebut. Eksternalitas timbul ketika beberapa
kegiatan dari produsen dan konsumen memiliki pengaruh yang tidak diharapkan
(tidak langsung) terhadap produsen danatau konsumen lain. Eksternalitas bisa positif
atau negatif. Eksternalitas positif terjadi saat kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok memberikan manfaat pada individu atau kelompok lainnya.
Adapun eksternalitas negatif terjadi saat kegiatan oleh individu atau kelompok
menghasilkan dampak yang membahayakan bagi orang lain. Pada dasarnya eksternalitas
timbul karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti prinsip-prinsip berwawasan
lingkungan. Dalam pandangan ekonomi, eksternalitas timbul karena salah satu atau lebih
dari prinsip-prinsip alokasi sumber daya yang efisien tidak terpenuhi.

B. Tanggung Jawab Sosial Organisasi Proyek


Ernawan, (2014: 3) menyebutkan pemikiran yang mendasari CSR (corporate social
responsibility) yang sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa organisasi
proyek/perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal
(artinya kepada shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain
yang berkepentingan (stakeholders), namun lebih dari kewajiban-kewajiban di atas,
karena organisasi proyek/perusahaan tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan pihak lain.
Tanggung jawab Sosial organisasi proyek/perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan keseimbangan antara masyarakat, lingkungan dan
laba yang dalam artianya kepedulian organisasi proyek/perusahaan yang menyisihkan
sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan
lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat
dan professional.

6
Echdar (2019: 105) menyatakan secara umum, Corporate Social
Responsibility merupakan peningkatan kualitas kehidupan mempunyai arti adanya
kemampuan manusia sebagai individu anggota komunitas untuk dapat menanggapi
keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup
termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memelihara, atau dengan kata lain
merupakan cara organisasi proyek/perusahaan mengatur proses usaha untuk
memproduksi dampak positif pada suatu komunitas, atau merupakan suatu proses yang
penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan dan keuntungan kegiatan bisnis
dari stakeholders baik secara internal (pekerja, shareholders, dan penanaman modal)
maupun eksternal (kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota komunitas,
kelompok komunitas sipil dan perusahaan lain). Sedangkan menurut Gumilar (2017:
236) CSR merupakan kegiatan dalam bentuk memberi bantuan kepada masyarakat yang
membutuhkan dan sekaligus bagian dari kegiatan kegiatan bisnis pula. Maka tidak heran
apabila kegiatan CSR sering dikaitkan dengan kegiatan kehumasan dan community
development( comdev ). Namun sebagai kegiatan bisnis, dewasa ini mulai muncul
konsep baru yang mengkaitkan CSR dengan bisnis sendiri. Artinya CSR bisa berjalan
sejalan dengan kegiatan usaha. Di satu sisi ia membagi bagikan kesejahteraan,
membangun komunitas, membuat kominitasnya lebih mandiri dan sehat, dan di sisi lain
mereka menjadi pasar bagi perusahaan. ( Napitupulu, 2011: 2 )
Jadi, tanggung jawab organisasi proyek/perusahaan secara sosial tidak hanya
terbatas pada konsep pemberian honor saja, tapi konsepnya sangat luas dan tidak bersifat
statis dan pasif dan statis, hanya dikeluarkan dari organisasi proyek/perusahaan akan
tetapi hak dan kewajiban yang dimiliki bersama antara stakeholders. Konsep Corporate
Social Responsibility melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga,
sumber daya komunitas, juga komunitas lokal (setempat). Kemitraan ini tidaklah bersifat
pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial
antara stakeholders. Konsep kedermawanan organisasi proyek/perusahaan (corporate
philantrophy) dalam tanggung jawab sosial tidaklah lagi memadai karena konsep
tersebut tidaklah melibatkan kemitraan tanggung jawab organisasi proyek/perusahaan
secara sosial dengan stakeholders lainnya.
Tanggung jawab sosial organisasi proyek/perusahaan pada dasarnya juga terkait
dengan budaya organisasi proyek/perusahaan (coporate culture) yang ada dipengaruhi
oleh etika organisasi proyek/perusahaan yang bersangkutan. Budaya organisasi

7
proyek/perusahaan terbentuk dari para individu sebagai anggota organisasi
proyek/perusahaan yang bersangkutan dan biasanya dibentuk oleh sistem dalam
organisasi proyek/perusahaan. Sistem organisasi proyek/perusahaan khususnya alur
dominasi para pemimpin memegang peranan penting dalam pembentukan budaya
organisasi proyek/perusahaan, pemimpin organisasi proyek/perusahaan dengan motivasi
yang kuat dalam etikanya yang mengarah pada kemanusiaan akan dapat memberikan
nuansa budaya organisasi proyek/perusahaan secara keseluruhan.

C. Pentingnya Tanggung Jawab Sosial


Organisasi proyek/perusahaan akan merasa kesulitan jika masih menggunakan
paradigma lama, yaitu mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa mempedulikan
kondisi masyarakat sekitar, karena ini akan memicu kecemburuan sosial dari masyarakat
sekitar. Padahal organisasi proyek/perusahaan dapat menggali potensi masyarakat lokal
untuk dijadikan modal sosial organisasi proyek/perusahaan untuk maju dan berkembang.
Ditambah lagi bila terjadi protes dari LSM-LSM dan biasanya akan menjadikan suatu
organisasi proyek/perusahaan mendapat cap negatif. Disinilah keberlanjutan dalam
bidang ekonomi, lingkungan dan sosial dapat dilakukan oleh organisasi
proyek/perusahaan sebagai suatu bentuk tanggung jawab sosial organisasi
proyek/perusahaan.
Menurut Budianta (1997: 5) apabila organisasi proyek/perusahaan menjalankan
tanggung jawab sosial sehingga ada beberapa manfaat atau keuntungan yang dapat
dipetik. sebagai berikut:
1. Pertama, kepentingan jangka panjang. Bila perusahaan peka terhadap
kebutuhan masyarakat, dan berupaya untuk memenuhinya dalam jangka
panjang, ia akan menghasilkan sebuah masyarakat yang lebih menguntungkan
bagi perusahaan. Sebuah masyarakat yang mempunyai fasilitas pendidikan yang
baik, akan menghasilkan lulusan-lulusan yang baik untuk direkrut ke dalam
perusahaan.
2. Kedua, citra sosial (image). Berkaitan dengan keuntungan ekonomis jangka
panjang, maka dapat pula disebutkan keuntungan yang lain. Perusahaan dengan
tanggung jawab sosial yang tinggi juga akan mempunyai citra yang tinggi di
pandangan masyarakat. Tenaga-tenaga yang terbaik dengan bangga akan

8
bekerja bagi perusahaan yang bersangkutan. Dengan senang hari, masyarakat
akan bersedia menjadi langganan atau rekanan.
3. Ketiga, kelangsungan hidup. Sebuah perusahaan yang mempunyai citra yang
baik di mata masyarakat akan dihargai oleh masyarakat. Penghargaan ini amat
besar pengaruhnya bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sebab pada
hakikatnya, sebuah perusahaan akan dapat berjalan apabila ia memenuhi dan
menjawab kebutuhan masyarakat. Sekali masyarakat memutuskan bahwa ia
tidak membutuhkan perusahaan itu, maka perusahaan itupun tak akan dapat
hidup apalagi berkembang.
4. Keempat, Menghindari regulasi. Apabila perusahaan telah memenuhi tanggung
jawab sosialnya dengan baik, maka pemerintah tentu tidak akan perlu
memaksakan peraturan apaapa mengenai ini. Itu berarti perusahaan akan dapat
mempertahankan kebebasan dan otonomi di dalam mengambil keputusan.
Semakin tanggung jawab sosial terpenuhi semakin terjamin otonominya
perusahaan. Sebaliknya semakin tanggung jawab sosial dihindari, semakin
banyak peraturan yang membatasi.
5. Kelima, mencegah lebih baik daripada mengobati. Bila bisnis enggan untuk itu
memecahkan masalah-masalah sosial sekarang, maka masalah-masalah sosial
yang tak terpecahkan itu pada suatu ketika akan meledak dalam proporsi yang
akan merugikan bisnis secara fatal. Misalnya, masalah kesejahteraan sosial
dengan mudah akan berakumulasi dan menghasilkan ledakan sosial yang
merugikan semua pihak, termasuk atau khususnya dunia bisnis. Sungguh amat
wajar, bila kekuatan sosial yang besar harus dibarengi oleh tanggung jawab
sosial dan lingkungan yang besar pula. Nadapdap (2015: 127)
D. Implementasi Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan CSR menggunakan
pertahapan implementasi CSR sebagai berikut (Wibisono, 2007: 121):
1. Tahap Perencanaan, tahap ini terdiri dari 3 langkah utama yaitu Awareness
Building, CSR Assesment, dan CSR Manual Building. Awareness building
merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran perusahaan mengenai
arti penting CSR dan komitmen manajemen, upaya ini dapat dilakukan melalui
seminar, lokakarya, dan lain-lain. CSR assesment merupakan upaya untuk
memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu

9
mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk
membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara
efektif. Pada tahap membangun CSR manual, dilakukan melalui bencmarking,
menggali dari referensi atau meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar
perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu memberikan kejelasan dan
keseragaman pola pikir dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna
tercapainya pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efisien.
2. Tahap Pelaksanaan, terdapat beberapa poin yang harus diperhatikan seperti
konsisten dari waktu ke waktu untuk dilakukan untuk membangun sistem
informasi, baik untuk mekanisme perencanaan. Pada tahap ini terdapat
pengorganisasian sumber daya, penyusunan untuk menempatkan orang sesuai
dengan jenis tugas, pengarahan, pengawasan, pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan rencana, serta penilaian untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.
Tahap implementasi terdiri dari 3 langkah utama yaitu sosialisasi, pelaksanaan
dan internalisasi.
3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi, tahap ini perlu dilakukan secara mengukur
sejauh mana efektivitas penerapan CSR sehingga membantu perusahaan untuk
memetakan kembali kondisi dan situasi serta capaian perusahaan dalam
implementasi CSR sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang
perlu berdasarkan rekomendasi.
4. Tahap Pelaporan, Pelaporan perlu dilakukan untuk membangun sistem
informasi, baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun
keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

Implementasi tanggung jawab, berarti merencanakan implementasi pelaksanaan


tanggung jawab dilapangan. Terdapat berbagai pendekatan yang dapat dijadikan pijakan
dalam mengimplementasiakan praktik tanggung jawab sosial, antara lain: sentralisasi,
desentralisasi dan kombinasi. Implementasi tanggung jawab sosial juga dapat
dilaksanakan secara self managing, maupun outsourching. Upaya yang dilakukan
organisasi proyek/perusahaan dalam rangka menjamin ketercapaian tujuan tanggung
jawab sosial dulakukan dengan berbagai strategi. Berbagai strategi yang dilakukan
organisasi proyek/perusahaan sudah pasti harus memperhatikan dan memperhitungkan
visi, misi, objek dan kebutuhan riil stakeholder. Berbagai strategi antara lain:

10
1. Program dengan sentralisasi, Program sentralistik, berarti program aplikasi
tanggung jawab sosial terpusat diperusahaan. Perusahaan yang merencanakan,
menentukan jenis program, merumuskan strategi perusahaan dan sekaligus
sebagai yang melaksanakan program yang telah direncanakan. Program
sentralistik dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak lain, seperti :
event organizer, LSM, pemerintah setempat, institusi pendidikan dan lainya
selama memiliki visi, misi, tujuan yang sama dan dibawah koordinasi
perusahaan.
2. Program dengan desentralisasi, Program desentralisasi, perusahaan berperan
sebagai pendukung kegiatan (supporting media). Di sini, perencanaan, strategi,
tujuan dan target termasuk pelaksanaan ditentukan oleh pihak lain selaku mitra.
Perusahaan berposisi sebagai supporting, baik dana, sponsorsip maupun
material.

Manajement implementasi tanggung jawab sosial organisasi proyek/perusahaan juga


dapat dilakukan dengan pola charity, social activity, dan community development.
Implementasi tanggung jawab berbasis charity philantropy berarti kegiatan tanggung
jawab sosial bersifat karitatif, jangka pendek insidensial. Strategi berupa social activity,
merupakan strategi pelaksanaan tanggung jawab sosial dengan bantuan jasa untuk
meringankan masyarakat. Strategi community development, mendudukan stakeholder
dalam paradigma common interest. prinsip simbiosis mutualisme sebagai pijakan
pelaksanaan social responsibility. Stakeholder dilibatkan pada pola hubungan recources
based partnership, dimana mitra diberi kesempatan menjadi bagian dari stakeholder.
Strategi implementasi dengan pola outsourching, berarti pelaksanaan tanggung jawab
sosial diserahkan pada pihak ketiga, sehingga organisasi proyek/perusahaan tidak terlibat
langsung dalam pelaksanaan dilapangan. Terdapat pola model outsourching yaitu :
bermitra dengan pihak lain dan bergabung dan mendukung kegiatan bersama baik
berjangka pendek maupun berjangka panjang.

E. Bentuk Tanggung Jawab Sosial


Organisasi proyek/perusahaan umumnya melaksanakan program CSR untuk
ditujukan kepada lima kelompok utama yaitu konsumen, karyawan, investor, pemasok
dan komunitas lokal tempat mereka menjalankan usahanya. Ada beberapa organisasi
proyek/perusahaan yang memilih program-program yang berfokus pada pendidikan,

11
perekonomian masyarakat sekitar, juga lingkungan hidup di sekitar organisasi
proyek/perusahaan tersebut berada, itu pula tergantung pada organisasi
proyek/perusahaan bergerak pada bidang tertentu pastinya akan menyesuaikan bentuk
program dengan bidang yang digarapnya. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-
macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu,
pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas
masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya
masyarakat yang berada di sekitar organisasi proyek/perusahaan tersebut berada.
Berbagai bentuk kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan
aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) menurut Nor Hadi (2011: 126) yaitu:
1. Tanggung jawab sosial organisasi proyek/perusahaan (Corporate Social
Responsibility), didudukan sebagai investasi sosial organisasi
proyek/perusahaan.
2. Tanggung jawab sosial organisasi proyek/perusahaan (Corporate Social
Responsibility), didudukan sebagai strategi bisnis organisasi
proyek/perusahaan.
3. Tanggung jawab sosial organisasi proyek/perusahaan (Corporate Social
Responsibility), didudukan sebagai upaya untuk memperoleh licence to
operate organisasi proyek/perusahaan dari masyarakat.
4. Tanggung jawab sosial organisasi proyek/perusahaan (Corporate Social
Responsibility), didudukan sebagai bagian dari risk management.

Implementasi program CSR berupa aktivitas sosial dapat mempunyai dampak


langsung (direct effect) dan dampak tidak langsung (indirect effect) sehingga praktik
CSR dapat dikategorikan sebagai aktivitas yang dilaksanakan bersama masyarakat serta
manfaatnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat dan sebagai aktivitas yang
pelaksanaannya tidak bersama-sama masyarakat tetapi manfaatnya dapat langsung
dirasakan oleh masyarakat. Kegiatan yang mempunyai direct effect bersifat current
expendicture (pengeluaran) dan bersifat karitatif (philanthropic). Kegiatannya
berdasarkan motif sosial murni seperti memberikan bantuan bagi bencana alam,
pendidikan, olahraga, kesehatan, sarana umum dan tempat ibadah, sembako dan bentuk
bantuan lainnya. Kegiatan-kegiatan sejenis itu kemanfaatannya memang dapat langsung

12
mengena dan dinikmati langsung oleh masyarakat. Namun, umumnya proposi CSR
dengan kemanfaatan direct effect jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang bersifat
indirect effect.

Bentuk kegiatan CSR yang mempunyai kemanfaatan indirect effect adalah penyajian
laporan tahunan yang mana kegiatan CSR ini tidak mengena langsung terhadap
masyarakat atau stakeholder. Bentuk kegiatan yang seperti ini bersifat capital
expenditure (belanja modal) dan didasarkan pada kepentingan organisasi
proyek/perusahaan yang terbungkus dalam tanggung jawab sosial. Kegiatan CSR yang
mempunyai manfaat indirect effect adalah seperti: menjaga lingkungan dengan investasi
instalasi maupun prosedur untuk mengurangi emisi debu, pencemaran udara dan air, daur
ulang limbah, manajemen lingkungan dan lain sebagainya. Organisasi proyek/perusahaan
biasanya cenderung melakukan CSR terhadap masyarakat dan lingkungan lebih
didasarkan pada kaidah trade cost and benefit (Nor Hadi, 2011: 166). Hal itu
dikarenakan pengeluaran untuk CSR yang bersifat direct effect di samping secara
kuantitas bersifat terbatas tapi juga karena kegiatannya yang terlalu bersifat kedermaan
sehingga kurang memiliki multiplier effect secara luas.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Pada dasarnya eksternalitas timbul karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti
prinsip-prinsip berwawasan lingkungan. Dalam pandangan ekonomi, eksternalitas
timbul karena salah satu atau lebih dari prinsip-prinsip alokasi sumber daya yang
efisien tidak terpenuhi.
b. Tanggung jawab sosial organisasi proyek/perusahaan pada dasarnya juga terkait
dengan budaya organisasi proyek/perusahaan, budaya organisasi proyek/perusahaan
terbentuk dari para individu sebagai anggota organisasi proyek/perusahaan yang
bersangkutan dan biasanya dibentuk oleh sistem dalam organisasi proyek/perusahaan.
c. Manfaat melaksanakan tanggung jawab sosial ada empat, yaitu : kepentingan jangka
panjang, citra sosial (image), kelangsungan hidup, Menghindari regulasi, mencegah
lebih baik daripada mengobati. Itulah mengapa pentingnya bagi perusahaan
melaksanakan tanggung jawab sosial karena akan memberikan manfaat bagi
perusahaan itu sendiri.
d. Implementasi tanggung jawab sosial juga dapat dilaksanakan secara self managing,
maupun outsourching. Upaya yang dilakukan perusahaan dalam rangka menjamin
ketercapaian tujuan tanggung jawab sosial dulakukan dengan berbagai strategi.
Berbagai strategi yang dilakukan perusahaan sudah pasti harus memperhatikan dan
memperhitungkan visi, misi, objek dan kebutuhan riil stakeholder.
e. Implementasi program CSR berupa aktivitas sosial dapat mempunyai dampak
langsung (direct effect) dan dampak tidak langsung (indirect effect) sehingga praktik
CSR dapat dikategorikan sebagai aktivitas yang dilaksanakan bersama masyarakat
serta manfaatnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat dan sebagai aktivitas
yang pelaksanaannya tidak bersama-sama masyarakat tetapi manfaatnya dapat
langsung dirasakan oleh masyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA
Budianta, Eka. (1997) Eksekutif Bijak Lingkungan. Jakarta: Puspa Swara dan Dana Mitra
Lingkungan.

Echdar, Saban. Maryadi. (2019). Business Ethics And Entrepreneurship: Etika Bisnis Dan
Kewirausahaan.Yogyakarta: Deepublish.

Firmansyah, M. Anang, Mahardhika Budi W. (2018) Pengantar Manajemen. Yogyakarta:


Deepublish.

Gumilar, Sandi. Hadiyanto A. Rachim. Lenny Meilanny. (2017). Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan ( Csr ) Studi Efektifitas Program Pt. Pertamina Sehati (Sehat Ibu Dan
Anak Tercinta). Jurnal Penelitian & PKM Juli 2017 Vol 4, No: 2 Hal: 129 – 389

Guritno Mangkoesoebroto. (1997). Ekonomi Publik. Yogyakarta : BPFE

Khusaini, Mohammad, (2006). Ekonomi Publik : Desentralisasi Fiskal dan Pembangunan


Daerah. BPFE Unibraw, Malang.

Wibisono, Yusuf. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing.

Stoner, James A.F; Freeman. F. (1989) Personal Management, 6 edition, New Jersey :


Prentice-Hall,inc.

Nadapdap, Binoto. Sylvana M. D. Hutabarat. (2015) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan:


Antara Kewajiban Dan Kesukarelaan. Jurnal Yuridis Vol.2 No. 1 Juni 2015 : 111-134
Universitas Kristen Indonesia. Fakultas Hukum.

Napitupulu F.H, Y.P.Atmaja. (2011). Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung
Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg Per-Siklus. Jurnal
Dinamis,Volume.II, No.8,

Nor Hadi. (2011). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.

15
16

Anda mungkin juga menyukai