Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN


“ANALISIS PROGRAM-PROGRAM CSR PT. INDONESIA PONDASI RAYA”

NAMA : YOHANA MARLEANA CEUNFIN


NIM : 1610020005
KELAS :VA
DOSEN WALI : IBU SARINAH J.M RAFAEL

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat dan berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Akuntansi
Sosial dan Lingkungan ini dengan baik dan tepat waktu.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


mendukung dan membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Tanpa dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak makalah ini tidak bisa terselesaikan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi orang lain.

Kupang, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Profil PT Indonesia Pondasi Raya 3
BAB II. KAJIAN TEORI 4
2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) 4
2.2 Sejarah Corporate Social Responsibility (CSR) 4
2.3 Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR) 5
2.4 Prinsip-Prinsip yang Harus Dipegang dalam Melaksanakan CSR 6

BAB III. PEMBAHASAN 7


3.1 Program-program CSR PT Indonesia Pondasi Raya 7
3.1 Analisis Program-program CSR PT Indonesia Pondasi Raya 10
BAB III. PENUTUP 12
3.1 Kesimpulan 12
3.1 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya perkembangan sektor dunia usaha sebagai akibat liberalisasi
ekonomi, berbagai kalangan swasta, organisasi masyarakat, dan dunia pendidikan
berupaya merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha
dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan.

Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dikatakan sebagai tanggung


jawab moral terhadap stakeholdernya yaitu pemegang saham, karyawan, media,
pemerintah, konsumen terutama adalah masyarakat atau komunitas yang ada di
sekitar perusahaan itu tumbuh. Dengan diadakannya Corporate Social Responsibility
dengan masyarakat sekitar, diharapkan tidak adanya kecemburuan sosial yang dapat
menyulut menjadi konflik. Perusahaan juga harus menyadari bahwa mereka
beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Perusahaan semakin
mengerti pentingnya kegiatan Corporate Social Responsibility karena feedback dan
manfaat yang didapatkan oleh perusahaan. Dan saat ini bukan lagi feedback profit
saja yang diharapkan oleh perusahaan tetapi juga dampak dalam jangka panjang.
Memang terlihat perusahaan mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk kegiatan
Corporate Social Responsibility tersebut tetapi itu sebanding dengan apa yang
didapatkan nya, bukan saat itu juga tetapi akan didapat perusahaan dalam jangka
panjang. Corporate Social Responsibility tidak hanya untuk meningkatkan laba tetapi
juga berperan dalam memperkuat brand di mata masyarakat dan yang akan membuat
perusahaan eksis lebih lama. Perusahaan yang mana memiliki produk tergolong
resiko tinggi biasanya yang melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility
secara terus – menerus.
Dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility perusahaan memiliki beberapa
inisiatif yang dapat dipilih untuk menjadi fokus dalam kegiatan Corporate Social
Responsibility. Di Indonesia sendiri sudah banyak inisiatif Corporate Social
Responsibility yang diterapkan.

1
Contohnya pada PT Indonesia Pondasi Raya ( Indopora ) mulai dari Tanggungjawab
terhadap lingkungan, tanggungjawab terhadap ketenagakerjaan, kesehatan dan
keselamatan kerja, tanggungjawab terhadap sosial kemasyarakatan dan
tanggungjawab terhadap pelanggan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa sajakah tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility
(CSR) yang dijalankan oleh PT Indonesia Pondasi Raya ( Indopora ) ?
1.2.2 Bagaimanakah analisis program Corporate Social Responsibility (CSR) pada
PT Indonesia Pondasi Raya ( Indopora ) ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui tanggung jawab sosial atau Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dijalankan oleh PT Indonesia Pondasi Raya
1.3.2 Untuk mengetahui analisi program Corporate Social Responsibility (CSR)
pada PT Indonesia Pondasi Raya

2
1.4 Profil PT Indonesia Pondasi Raya
Selanjutnya mengenai Profil dari PT. Indonesia Pondasi Raya, penulis hanya
memberikan secara singkat tentang pendirian perusahaan, Dibawah ini merupakan
penjelasan dari Profilnya tersebut.
PT Indonesia Pondasi Raya (Indopora) didirikan pada tahun 1977 oleh Ir. Yang
Suryahimsa. Sejak awal berdirinya, Indopora memfokuskan kegiatan usahanya pada
pembuatan pondasi, dinding penahan tanah, dan perbaikan tanah. Melalui lini bisnis
utamanya, Indopora menghadirkan layanan pembangunan pondasi
bangunanbangunan maupun infrastruktur mulai dari rumah, rumah ibadah, rumah
sakit, gedung tinggi, jalan, jembatan, bendungan, bandara, underpass dan lain-lain.

Hingga saat ini, Indopora memiliki lebih dari 1.000 karyawan, satu anak usaha di
bidang beton pracetak, serta portofolio peralatan yang komprehensif untuk pekerjaan
konstruksi Pondasi, dinding penahan tanah, perbaikan tanah, pengujian tiang, dan
jenis pekerjaan lainnya. Mengenai CSRnya sendiri, Indopora telah merealisasikan
tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) secara
terpadu pada seluruh kegiatan usaha. Penerapan CSR diharapkan dapat
meningkatkan aspek pemenuhan kewajiban pada seluruh pemangku kepentingan
yang berkaitan dengan operasional Perseroan. Corporate Social Responsibility yang
diterapkan pada PT Indonesia Pondasi Raya ( Indopora ) adalah mulai dari
Tanggungjawab terhadap lingkungan, tanggungjawab terhadap ketenagakerjaan,
kesehatan dan keselamatan kerja, tanggungjawab terhadap sosial kemasyarakatan
dan tanggungjawab terhadap pelanggan.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)


Corporate Social Responsibility (CSR) ialah sebuah pendekatan dimana perusahaan
mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka dan dalam
interaksi mereka dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kemitraan dan
kesukarelaan (Nuryana, 2005).
Menurut Zadek, Fostator, Rapnas, CSR adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
strategi bersaing jagka panjang yang berorientasi pada avokasi pendampingan &
kebijakan publik.

CSR merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan
sesuai dengan isi pasal 74 Undang-undang Perseroan Terbatas yang baru. Undang-
undang ini disyahkan dalam sidang paripurna DPR.
Dalam pasal 74 ayat 1 diatur mengenai kewajiban Tanggungjawab sosial dan
lingkungan bagi perseroan yang menangani bidang atau berkaitan dengan SDA, ayat
2 mengenai perhitungan biaya dan asas kepatutan serta kewajaran, ayat 3 mengenai
sanksi, dan ayat 4 mengenai aturan lanjutan. Ketiga, Undang-Undang No.25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyebutkan bahwa “Setiap penanam
modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”.
Namun UU ini baru mampu menjangkau investor asing dan belum mengatur secara
tegas perihal CSR bagi perusahaan nasional.

Jika ditarik pada berbagai pengertian di atas maka CSR merupakan komitmen
perusahaan terhadap kepentingan pada stakeholders dalam arti luas dari sekedar
kepentingan perusahaan belaka. Dengan kata lain, meskipun secara moral adalah
baik bahwa perusahaan maupun penanam modal  mengejar keuntungan, bukan
berarti perusahaan ataupun penanam modal   dibenarkan mencapai keuntungan
dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan pihak lain yang terkait.
2.2 Sejarah Corporate Social Responsibility (CSR)
Istilah CSR pertama kali menyeruak dalam tulisan Social Responsibility of the
Businessman tahun 1953. Konsep yang digagas Howard Rothmann Browen ini
menjawab keresahan dunia bisnis. Belakangan CSR segera diadopsi, karena bisa jadi
penawar kesan buruk perusahaan yang terlanjur dalam pikiran masyarakat dan lebih
dari itu pengusaha di cap sebagai pemburu uang yang tidak peduli pada dampak
kemiskinan dan kerusakan lingkungan. Kendati sederhana, istilah CSR amat
marketable melalu CSR pengusaha tidak perlu diganggu perasaan bersalah.

CSR merupakan tanggung jawab aktivitas sosial kemasyarakatan yang tidak


berorientasi profit.
John Elkington dalam buku ”Triple Bottom Line” dengan 3P tipe yaitu:
1.       Profit  Mendukung laba perusahaan
2.       People  Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
3.       Planet  meningkatkan kualitas lingkungan
Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan
semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals with Forks: The Triple
Bottom Line in 21st Century Business (1998) karya John Elkington.
Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni economic
growth, environmental protection, dan social equity yang digagas the World
Commission on Environment and Development (WCED) dalam Brundtland Report
(1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P (profit, planet, dan
people). Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka
(profit), tetapi memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan
kesejahteraan masyarakat (people).

2.3 Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR)


Landasan hukum yang menyangkut CSR terdapat dalam:
UU. 40 tahun 2007 yang berisi peraturan mengenai diwajibkannya melakukan CSR.
Direksi yang bertanggung jawab bila ada permasalahan hukum yang menyangkut
perusahaan & CSR.
Penjelasan pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang
melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan
hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan
budaya masyarakat setempat.

2.4 Prinsip-Prinsip yang Harus Dipegang dalam Melaksanakan CSR


Prinsip pertama adalah kesinambungan atau sustainability. Ini bukan berarti
perusahaan akan terus-menerus memberikan bantuan kepada masyarakat. Tetapi,
program yang dirancang harus memiliki dampak yang berkelanjutan. CSR berbeda
dengan donasi bencana alam yang bersifat tidak terduga dan tidak dapat di prediksi.
Itu menjadi aktivitas kedermawanan dan bagus.
Prinsip kedua, CSR merupakan program jangka panjang. Perusahaan mesti
menyadari bahwa sebuah bisnis bisa tumbuh karena dukungan atmosfer sosial dari
lingkungan di sekitarnya. Karena itu, CSR yang dilakukan adalah wujud
pemeliharaan relasi yang baik dengan masyarakat. Ia bukanlah aktivitas sesaat untuk
mendongkrak popularitas atau mengejar profit.
Perinsip ketiga, CSR akan berdampak positif kepada masyarakat, baik secara
ekonomi, lingkungan, maupun sosial. Perusahaan yang melakukan CSR mesti peduli
dan mempertimbangkan sampai kedampaknya.
Prinsip keempat, dana yang diambil untuk CSR tidak dimasukkan ke dalam cost
structure perusahaan sebagaimana budjet untuk marketing yang pada akhirnya akan
ditransformasikan ke harga jual produk. “CSR yang benar tidak membebani
konsumen.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan
oleh PT Indonesia Pondasi Raya ( Indopora )
Dalam pembahasan ini, sebelum penulis menganalisis tentang program – program
CSR yang dijalankan atau dilaksanakan oleh PT Indonesia Pondasi Raya ( Indopora )
maka ada baiknya penulis menyajikan sedikit tentang Visi dan Misi serta Program –
Program CSR yang dilaksanakan sebelum nantinya penulis menganalisisnya.
1. Visi PT Indonesia Pondasi Raya
Menjadi pemimpin di industri konstruksi pondasi di Indonesia serta menjadi
perusahaan yang dapat diandalkan dan terpercaya.
2. Misi PT Indonesia Pondasi Raya
Memberi layanan yang berkualitas, tepat waktu, dan dengan harga yang
kompetitif.
3. Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility yang
dijalankan oleh PT Indonesia Pondasi Raya
Indopora telah merealisasikan tanggung jawab sosial perusahaan atau
corporate social responsibility (CSR) secara terpadu pada seluruh kegiatan
usaha. Penerapan CSR diharapkan dapat meningkatkan aspek pemenuhan
kewajiban pada seluruh pemangku kepentingan yang berkaitan dengan
operasional Perseroan.

1) Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan Hidup


Perseroan senantiasa mendukung upaya pemerintah dalam
mendorong aktivitas bisnis yang memperhatikan pengelolaan dan
pemantauan terhadap lingkungan hidup, sebagaimana diatur dalam
Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86 Tahun
2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. Terkait hal ini,
Indopora telah memperoleh pengesahan atas dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) untuk kegiatan pergudangan dan
perkantoran yang berlokasi di Jl. Pegangsaan Dua KM 4,5,
Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta
Utara. Dokumen tersebut terus diperbaharui oleh Perseroan secara
berkala setiap 6 bulan.
Selain itu, Indopora juga memperhatikan lingkungan hidup dan
komunitas sosial di lingkungan pelaksanaan proyek dengan menjaga
kelestarian lingkungan sesuai pedoman Dokumen Analisis Dampak
Lingkungan (AMDAL), melakukan dialog dengan masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan usaha yang mempengaruhi lingkungan dan
masyarakat sekitar, serta menjaga aktivitas kegiatan operasional
Perseroan pada lingkungan hidup, termasuk pengolahan limbah yang
dihasilkan dan tidak mencemari lingkungan sekitar.
Indopora telah menyediakan saluran pengaduan terkait masalah
lingkungan yang mungkin ditimbulkan dari aktivitas operasional
yang dapat ditujukan kepada Project Manager terkait atau Sekretaris
Perusahaan. Namun, selama tahun 2017, Perseroan tidak menerima
pengaduan terkait pencemaran lingkungan.
2) Tanggung Jawab Terhadap Ketenagakerjaan, Kesehatan, dan
Keselamatan Kerja
Pengelolaan SDM dilakukan secara adil dan bertanggung jawab
tanpa membedakan ras, suku, agama dan jenis kelamin. Salah satu
aspek penting yang diperhatikan dalam pengelolaan SDM adalah
kesehatan dan keselamatan kerja. Perseroan menerapkan sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) melalui
penyediaan sarana dan prasarana kesehatan dan keselamatan kerja
yang memadai, baik di lingkungan kantor maupun di lokasi proyek.
Hal ini diharapkan dapat senantiasa meminimalkan tingkat
kecelakaan kerja di wilayah operasional Perseroan.
3) Tanggung Jawab Terhadap Sosial Kemasyarakatan
Perseroan secara aktif melaksanakan program CSR terhadap
masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk program pemberian
sumbangan, baik dana maupun material yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
4) Tanggung Jawab Terhadap Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan prioritas utama Perseroan. Oleh
karena itu, kualitas produk dan layanan yang diberikan kepada
pelanggan senantiasa dijaga. Perseroan menggunakan material yang
aman, menjaga kualitas konstruksi, serta memperhatikan aspek
kesehatan dan keselamatan pelanggan. Dalam mengupayakan hal
tersebut, Perseroan menetapkan Project Manager sebagai pihak yang
bertugas menerima dan menindaklanjuti keluhan pelanggan.

Nah, jadi melalui program – program diatas ada banyak kegiatan yang dilakukan
oleh Indopora selain yang disebutkan yaitu melalui keberadaan di tengah masyarakat
berperan serta dalam kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan
membantu pembangunan rumah ibadah Wisma Sangha Theravada, merenovasi
rumah ibadah (Masjid Kejaksaan) yang terletak di sebelah proyek yang sedang
dikerjakan di Galery East Surabaya. Pada bulan Desember 2015, Perseroan juga
memberi bantuan kepada Yayasan Tabungan Surga untuk anak yatim piatu & dhuafa
pada acara Maulid Nabi Muhammad. Pada tahun 2016, Perseroan memberikan
bantuan dan support kepada yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE), yaitu yayasan
yang melakukan kegiatan pelayanan medis, bakti sosial pengobatan gratis di berbagai
tempat seperti di daerah bencana atau di daerah-daerah perkampungan kumuh dan
kegiatan yang dilakukan di Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan. Pada tahun
2017, Perseroan memberikan bantuan dan support kepada Tirta Sari Manggolo untuk
perbaikan sumur air bersih Desa Sarimulyo, Kec. Kemusu, Kab. Boyolali,
pembangunan masjid Ar Roja, bantuan kepada Yayasan Bhakti Luhur. Pada lampiran
dibagian belakan akan diberitahukan berapa besar dana atau biaya yang dikeluarkan
oleh PT Indopora dalam melaksanakan program – programnya.
3.2 Analisis program Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT Indonesia
Pondasi Raya ( Indopora )

Menurut penulis, tanggung jawab sosial perusahaan atau program – program


Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan atau dilaksanakan oleh PT
Indonesia Pondasi Rayaa ( Indopora ) sudah sangat baik dan penulis rasa sudah
sesuai dengan misi yang dijalankan oleh PT Indopora yaitu Memberi layanan yang
berkualitas, tepat waktu, dan dengan harga yang kompetitif.

Dengan adanya Tanggungjawab sosial perusahaan, menurut penulis dapat


memberikan manfaat yang baik bagi Lingkungan sekitar, karena disini Perusahaan
berupaya mewujudkan nilai tambah tak hanya bagi pemberi kerja, tetapi juga kepada
masyarakat di sekitar proyek – proyek yang di kerjakannya. Jadi, dengan adanya
program CSR ini bermanfaat dalam membantu meringankan beban hidup masyarakat
dan mungkin lebih terasa manfaatnya untuk masyarakat yang kurang mampu serta
juga untuk para karyawan sendiri, yang telah penulis jelaskan pada profil perusahaan
yaitu Indopora sendiri memiliki lebih dari 1.000 karyawan, nah jadi dengan adanya
program CSR ini karyawan dapat merasa aman dalam bekerja karena perusahaan
telah melakukan cara – cara atau langkah – langkah untuk mengurangi risiko
kecelakaan. Nah, Sebagai perwujudan komitmen perusahaan dalam membangun
kualitas kehidupan yang lebih baik bersama para pemangku kepentingan dimanapun
perusahaan beroperasi, Indopora telah merealisasikan tanggung jawab sosial
perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) secara terpadu pada seluruh
kegiatan usaha yaitu di mulai dari Tanggungjawab terhadap lingkungan,
tanggungjawab terhadap ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja,
tanggungjawab terhadap sosial kemasyarakatan dan tanggungjawab terhadap
pelanggan.

Nah, yang pertama Tanggungjawab terhadap lingkungan dimana Indopora telah


menyediakan saluran pengaduan terkait masalah lingkungan yang mungkin
ditimbulkan dari aktivitas operasional. Menurut penulis hal tersebut sangat bagus
karena dengan adanya saluran pengaduan tersebut maka Indopora dapat menerima
masukan atas pengaduan tersebut dan bisa mencari jalan keluar atas masalah
lingkungan tersebut, contohnya seperti Pencemaran lingkungan dan lain-lain.
Yang kedua berkaitan dengan tanggungjawab terhadap ketenagakerjaan, kesehatan
dan keselamatan kerja, Indopora menerapkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja (SMK3) melalui penyediaan sarana dan prasarana kesehatan dan
keselamatan kerja yang memadai, baik di lingkungan kantor maupun di lokasi proyek
jadi meurut penulis hal tersebut sangat baik karena menyediakan sarana maupun
prasarana keselamatan kerja baik untuk para karyawannya maupun lingkungan
sekitar. Yang ketiga tanggungjawab terhadap sosial kemasyarakatan, Indopora secara
aktif melaksanakan program CSR terhadap masyarakat yang diwujudkan dalam
bentuk program pemberian sumbangan, baik dana maupun material yang dibutuhkan
oleh masyarakat, seperti memberikan sumbagan kepada Yayasan Bhakti Luhur,
Yayasan Doctor Share dibidang kesehatan, Bantuan Qurban Kelurahan Pegangsaan,
Partisipasi pembangunan pos penjagaan Kelapa Gading, Bantuan Keagamaan
pembangunan masjid dan kegiatan kerohanian, Partisipasi kegiatan Palang Merah
Indonesia serta Program CSR untuk perbaikan air bersih Tirta Sari Manggolo, Desa
Sarimulyo. Indopora sendiri memberikan bantuan tersebut dengan Biaya yang
berbeda-beda dan menurut penulis hal tersebut sangat baik karena Indopora sendiri
bisa bertanggungjawab terhadap sosial dengan memberikan sumbangan yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Dan yang keempat adalah tanggungjawab terhadap
pelanggan dengan menetapkan Project Manager sebagai pihak yang bertugas
menerima dan menindaklanjuti keluhan pelanggan. Jadi hal tersebut sangat baik
karena jika ada pelanggan yang mengeluh dengan produk tersebut dapat
diberitahukan kepada Project Manager untuk selanjutnya ditindaklanjuti, karena
disini pelanggan merupakan Raja jadi harus dilayani dengan baik.
Jadi, berdasarkan analisis diatas maka Tanggungjawab perusahaan terhadap
kepentingan publik dapat diwujudkan melalui pelaksanaan program-program CSR
yang berkelanjutan dan menyentuh langsung aspek-aspek kehidupan masyarakat.
Dengan demikian realisasi program-program CSR merupakan sumbangan
perusahaan secara tidak langsung terhadap penguatan modal sosial secara
keseluruhan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
PT Indopora merupakan perseroan yang kegiatan usahanya berfokus pada pembuatan
pondasi, dinding penahan tanah, dan perbaikan tanah. Melalui lini bisnis utamanya,
Indopora menghadirkan layanan pembangunan pondasi bangunanbangunan maupun
infrastruktur mulai dari rumah, rumah ibadah, rumah sakit, gedung tinggi, jalan,
jembatan, bendungan, bandara, underpass dan lain-lain. PT Indopora sendiri telah
melaksanakan CSRnya melalui program – program yang dijalankan dan tetap
berfokus pada Tanggungjawab terhadap lingkungan, tanggungjawab terhadap
ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, tanggungjawab terhadap sosial
kemasyarakatan dan tanggungjawab terhadap pelanggan.
PT Indopora memandang Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai suatu
kewajiban sehingga dapat diartikan bahwa cara pandang PT Indopora terhadap
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebagai upaya untuk memenuhi
kewajiban (compliance).

4.2 Saran
Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indopora sebaiknya tidak
hanya tercantum dalam suatu misi  dan komitmen Indopora saja, akan tetapi perlu
didukung oleh suatu standar atau prosedur khusus mengenai  Corporate Social
Responsibility (CSR). Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya spesifikasi dan
pembuktian bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) memang perlu mendapat
suatu perhatian.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.indopora.com/sustainability/csr-activities
http://www.indopora.com/files/download/2f35a72619cdf1a

Anda mungkin juga menyukai