Anda di halaman 1dari 3

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DOUBLE ENTRY DAN TRIPLE ENTRY

SISTEM PENCATATAN
Telah diketahui bahwa akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengkuran, pencatatan,
dan pelaporan transaksi ekonomi dari suatu organisasi.

Pada organisasi Pemda, laporan keuangan yang dikehendaki diatur oleh Peraturan Pemerintah
Nomor 105 tahun 2000 serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 tahun 2002 Pasal
81 ayat 1 dan lampiran XXIX butir 11. Peraturan tersebut diperbaharui dengan PP Nomor 24
tahun 2005 menegnai Standar Akuntansi Pemerintah, PP Nomor 58 tahun 2005 mengenai
pengelolaan keuangan daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006.
Laporan keuangan tersebut adalah:
a. Laporan realisasi anggran
b. Laporan neraca
c. Laporan arus kas
d. Catatan atas laporan keuangan

Karena akuntansi pemerintah/keuangan daerah merupakan salah satu jenis akuntansi, maka
dalam akuntansi keuangan daerah juga terdapat proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan transaksi-transaksi ekonomi yang terjadi di Pemda.

Terdapat beberapa macam system pencatatan yang dapat digunakan yaitu system pencatatan
single entry, double entry, dan triple entry. Pembukuan hanya menggunakan ketiga system
pencatatan tersebut. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa pembukuan merupakan bagian dari
akunransi.

1
1. SINGLE ENTRY
Sering juga disebut dengan tata buku tunggal atau tata buku. Dalam system ini, pencatatan
transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat
bertambahnya kas akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat
berkurangnya kas akan dicatat pada sisi pengeluaran.

Berdasarkan Pemendagri Nomor 13 tahun 2006, system pencatatan single entry dilakukan
oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik di level surat ketetapan pajak
daerah maupun satuan kerja pengelola keuangan daerah. System ini hanya sebagai alat
kontrolsistem akuntansi yang sebenarnya yang dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan
SKPD dan oleh bendahara umum daerah.

Adapun kelebihan dari pencatatan single entry adalah sederhana dan mudah dipahami.
Namun, system ini memiliki kelemahan, antara lain dalam menemukan kesalahan
pembukuan yang terjadi, dan sulit dikontrol.

2. DOUBLE ENTRY
Sering juga disebut sebagai system tata buku berpasangan. Menurut system ini, pada
dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali. Pencatatan dengan system ini
disebut dengan istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut, sisi debit berada disebelah
kiri sedangkan sisi kredit berada di sebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga
keseimbangan persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi merupakan alat
bantu untuk memahami system pencatatan ini. Persamaan dasar akuntansi tersebut
berbentuk sebagai berikut:

AKTIVA + BElANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN

Transaksi yang berakibat bertambahnya aktiva akan dicatat pada sisi debit sedangkan yang
berakibat kurangnya aktiva akan dicatat pada sisi kredit. Hal yang sama untuk mencatat
belanja.

Hal yang sama dilakukan untuk utang, ekuitas dana, dan pendapatan. Apabila suatu
transaksi mengakibatkan bertambahnya utang, maka pencatatan akan dilakukan pada sisi

2
kredit, sedangkan jikan mengakibatkan berkurangnya utang, maka pencatatan di sisi debit.
Hal serupa ini dilakukan untuk ekuitas dana dan pendapatan.

3. TRIPLE ENTRY
System pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan menggunakan
system pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada buku anggaran. Jadi
sementara system pencatatan double entry dijalankan, PPK SKPD maupun bagian
keuangan atau SKPKD juga mencatat transaksi tersebut pada buku anggaran, sehingga
pencatatan tersebut akan berefek pada sisa anggaran.

Anda mungkin juga menyukai