Anda di halaman 1dari 3

SISTEM PENCATATAN

Akuntansisi adlaha proses pengidentifikasian, pengukuran, penctatan dan pelaporan transaksi eknomi
dari suaru organisasi. Pengertian pengidentifikasian adlaah pengidentifikasian transaksi eknomi, agar
dapat membedakatan mana transaksi yang bersifat eknomi mana dan mana yang tidak. Pada dasarnya
transaksi ekonomi adlah aktivitas yang berhubungan dengan uang. Proses selanjutnya adalah dengan
pengukuran transaksi ekonmi yaitu dengan menggunakan stauan uang. Jadi, semua transaksi di d lama
akuntansi harus dinyatakan dlaam satuan uang. Proses berikutnya adlaah pencatatm transaksi ekonomi,
yaitu pengolahan data transaksi ekonomi tersebut melalui penambagan dan atau penguranganvatas
sumber data yang ada. Pelaporan transaksi eknomi akan menghasilkan laproan keuangn yang merupkan
hasil akhir dari proses akuntansi. Pada organisasi binis profit-oriental laporan tersebut akan terdiri atas
neraca, alporan laba rugi dan laporan arus kas. Pada organisasi pemerintah daerah, alporan keuangan
yang dikehedakki diatur oleh peraturna pemerintah nomor 105 tahun 2000 serta pasal 80 ayat (1)
kepmendagru nmor 29 tahun 2009 dan lampiran XXIX butir (11). Peraturan tersebut diperbarui dengan
peraturan pemerintah nmor 24 tahun 2005 menganai standar akuntansi pemetintahan, peratuhan
pemerintah nomor 58 tahun 2005 mengenai pengeloolaan keuangan daerah dan permendagru nomor
13 tahun 2006 tentang pedoman pengellaan keuangan daerah jo permendagri nomor 59 tahun 2007
tentang perubahan atas permendagri nomor 13 tahun 2006. Laporan keuangan tesbeut adlaah sebagai
berikut.

1. Laporan realisasi anggaran


2. Laporan neraca
3. Laporan arus kas
4. Catatan ata laporan keuangan

Setelah berlakunya peraturan peemrintah nomor 71 tahun 2010 tentang SAP, laporan keuangan yang
harus disajikan oleh pemerintah daerah selambat-lambatnya tahun anggaran 2004 adlaha sebagai
berikut.

1. Pelaproan pelaksanaan anggaran(budgetary reports)


a. Laporan realisasi anggaran(LRA)
b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih (SAL)
2. Pelaporan finansial (financial reports)
a. Neraca
b. Laporan operasional (LO)
c. Laporan perubahan ekutias
d. Laporan arus kas
3. Catatan atas laporan keuangan

Karena akuntansi pemerintah/keuangan daerah merupakan salah satu jenis akuntansi, maka di dalam
akuntansi daerah juga terdpatan prooses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatn dan pelaporan
transaksi-transaksi ekonomi yang terjadi di pemerintah daerah. Sebelum era reformasi keuangan
daerah, pengertian pencatatn dalam akutnansi keuangan daerah selama inia dlaah pembukuan. Padahal
menurut akutnansi pengertian demikian tidaklah tepat. Hal ini disebabkan karena akuntasni
menggunakan sistem pencatatan. Ada beberapa sistempencatatan yang dpaat digunakan yaitu sistem
pencatatan single entry double entry, dan triple enry. Pembukuan hanya menggunakan sistem single
entry saha, sedangkan akutnasi dpaat menggunakan ketiga sistem pencatatan tersebut. Dengan
demikian, dpata dikatakan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.

Single entry

Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku tunggal atau tata buku saja.
Dalma sistem ini, pencatatn transaksi ekonomi dilakukan mencatatnya satu kali. Transaksi yang
berakibat bertambahnya kas kan dicatat pada sisi pemerimaan dan transaksi yang berakibat
berkurangkan kas akan dicatat pada sisi pengeluaran.

Melalui sistem pencatatan ini transaksi ekonomi berupa diterimanya SKP Daerah (surat ketetapan pajak
daerah) sebesar Rp. 1.350.000 oleh bendaharan penerimaan suatu satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) akan dicatat pada sisi penerimaan sebesar jumlah tersebut. Dal ini tampak pada pencatatan
tanggal 9/10/2010 dibawah. Pada, transaksi kedua, bendahara pengeluaran membayar kuitansi untuk
suatu mata anggaran pengeluaran (MAK) berupa belanja pakian dinas dan atributnya sebesar Rp.
1.050.000 transaksi dicatat pada sisi pengelurana sebesar jumlah tersbeut. Hal ini dapat dilihat pada
pendataan tangal 17/10/2010 dibawah. Dari ekdua transaksi tersebut didapat jumlah saldo bulan
oktober 2010 sebesar Rp 300.000 yaitu penerimaan Rp 1.350.000 dikurangi pengeluaran Rp. 10.050.000.
jadi, dlama sistem ini kita hanya melakukan satu kali pencatatan saja.

Jadi, dlaam sistem diatas kita hanya melalukan satu kali pencatatn saja. Pencatatn semacam itu disebut
dengan pembukuan. Sistem tata buku tersebut merupakan sebagian kecil dari akuntansi. Berdasarkan
permendagri nomor 13 tahun 2006, sistem pancatatn single entry ini dilakukan oleh bendahara
penerimaan dan bendahara pengeluaran baik dilevel SKPD maupun SKPKD. Sistem ini hanya sebagai alat
kontrol sistem akuntansi yang sebenanarnya dilakukan oleh penjabat pengelola keuangan SKPD
(PPKSKPD) dan oleh bendahara umum daerah (BUD).

Sistem pencatatan single entry atau tata buku ini memiliki beberapa kelebihan yaitu sederhana dan
mudah dipahami. Namun, sistem ini memiliki kelemahan, anatar lain yaitu kurang bagus untuk
pelaporan (kurang memudahkan penyusunan laporan), sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan
yang terjadi, dan sulit di kontrol. Oleh karen aitu, dalam akuntansi terhadap sistem pencatatan yang
lebih baik dan dapat mengatasi kelemahan di atas. Sistem ini disebut dengan sistem pencatatan
doubleentry. Sistem pencatatan double entry inilah yang sering disebut dengan akuntansi.

Double entry

Sistem pencatatan double entry sering disebut juga dengan sistem tata buku berpsangan. Menurut
permendagri nomor 13 tahun 2006, yang melaksanakan sistem akuntansi ini adlaha PPK SKPD pada level
SKPD dan BUD pada level SKPKD. Menurt sistem ini, pada dasarnya suatu transksi ekonomi akan dicatat
dua kali. Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan isitlah menurnal. Dlama pencatatn tersebut ada
sisi debit dan kredit. Sisi debit ada disebelah kiri sedangkan sisi kredit ada di sebelah kanan. Dlama
melakukan pencatatn tersebut, setiap pencatatn harus menjaga keseimbangan

Anda mungkin juga menyukai