Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(COMMUNITY RELATIONS) LEWAT GERAKAN “CEGAH POLUSI


UDARA DENGAN BERSEPEDA”

Makalah

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Melengkapi Nilai Mata Kuliah
Public relations dan Manajemen CSR R.04

GLORIA ENGGELIN

193516516485

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Corporate Social Responsibility ............................................................... 3

2.2 Perencanaan Program “Cegah Polusi Udara dengan Bersepeda” ............ 4

2.3 Pengimplementasian Prinsip-Prinsip CSR ............................................... 6

2.4 Pengaplikasian Etika Lingkungan ............................................................ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9

3.2 Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tugas seorang public relations dalam perusahaan adalah
menjalankan manajemen Corporate Social Responsibility (CSR). Lewat pengadaan
program CSR, seorang public relations dapat mencapai targetnya dalam
memperkuat hubungan perusahaan dengan stakeholder dan meraih citra positif bagi
perusahaan. Pengadaan program CSR tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan,
tetapi juga bagi masyarakat dan pemerintah. Program CSR diharapkan dapat
memberdayakan masyarakat dan juga membantu pemerintah dalam menjalankan
misi-misi sosial. Program CSR juga erat kaitannya dengan lingkungan. Seperti yang
kita tahu, banyak perusahaan yang menggunakan sumber daya alam dalam
menghasilkan produknya. Sehingga, hal ini diatur dalam pasal 2 Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 bahwa setiap PT yang menjalankan kegiatan
usaha di bidang dan/atau yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam harus
mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Di masa pandemi ini, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk


menekan jumlah masyarakat yang beraktivitas di luar rumah. Hal ini pun
berdampak pada membaiknya udara di perkotaan besar seperti Jakarta karena
penggunaan kendaraan seperti sepeda motor dan mobil menjadi lebih berkurang.
Namun, tidak lama setelah itu polusi udara kembali menghinggapi langit Jakarta.
Kasus polusi udara di kota Jakarta ini bahkan sampai melewati ranah hukum, di
mana koalisi Ibu Kota menggugat pemerintah atas polusi udara di Jakarta. Mereka
menilai pemerintah lalai dalam memenuhi hak udara bersih bagi masyarakat. Udara
memang merupakan sumber daya alam yang dapat diperbahurui, namun jika tidak
dijaga dari polusi dan pencemaran lainnya maka udara dapat mendatangkan
berbagai penyakit seperti infeksi saluran pernapasan, asma, paru-paru basah
(pneumonia), dan bronchopneumonia.

1
Melihat fenomena tersebut, praktisi public relations perusahaan dapat ikut
berperan dalam mengatasi hal ini dengan melaksanakan program CSR. Program
CSR dapat dilakukan dalam bentuk community relations. Untuk kasus di atas tepat
rasanya jika perusahaan bisa berpatisipasi dengan komunitas sepeda dalam
mengusung gerakan “Cegah Polusi Udara dengan Bersepeda”. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, kondisi udara di Jakarta sempat membaik semenjak tidak
banyak masyarakat yang beraktivitas di luar rumah, yang mana otomatis
mengurangi penggunaan kendaraan seperti motor dan mobil. Jika pengurangan
penggunaan kendaraan bermotor ini diteruskan, maka udara di Kota Jakarta
mungkin dapat terus membaik dan masyarakat bisa menghirup udara yang lebih
bersih.

Dalam pelaksanaan program CSR, penting untuk memperhatikan prinsip-


prinsip CSR serta etika lingkungan. Maka dari itu, program CSR “Cegah Polusi
Udara dengan Bersepeda” akan memperhatikan kesesuaiannya dengan prinsip-
prinsip dan etika tersebut. Selanjutnya dalam makalah ini akan dijelaskan
bagaimana perencanaan public relations dalam melaksanakan program CSR ini
serta penjelasan lebih lanjut mengenai manajemen CSR dalam perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, berikut beberapa rumusan masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini:

1.2.1 Apa itu Corporate Social Responsibility (CSR)?


1.2.2 Bagaimana perencanaan PR dalam menjalankan manajemen CSR lewat
program “Cegah Polusi Udara dengan Bersepeda?
1.2.3 Bagaimana pengimplementasian prinsip-prinsip CSR lewat program
“Cegah Polusi Udara dengan Bersepeda”?
1.2.4 Bagaimana pengaplikasian etika lingkungan lewat program “Cegah Polusi
Udara dengan Bersepeda”?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Corporate Social Responsibility

World Business Council on Sustainable Development memberikan


definisinya mengenai apa itu Corporate Social Responsibility, yakni merupakan
komitmen dari sebuah bisnis/perusahaan untuk dapat berperilaku etis dan
berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya
meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan
masyarakat luas. Sedangkan definisi lain mengenai Corporate Social Responsibility
adalah tanggung jawab dari perusahaan untuk dapat menyesuaikan diri pada
kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, sosial, dan
lingkungan (Sultoni, 2020).

Melihat tujuan CSR ini yaitu untuk dapat menjaga hubungan baik dengan
stakeholders, komunitas lokal, dan masyarakat luas maka pengimplementasian
CSR sangat cocok untuk dilakukan oleh public relations. Mengingat salah satu
tujuan PR adalah untuk dapat membina hubungan harmonis antara organisasi
dengan publik internal dan eksternal. PR dan CSR haruslah berkorelasi untuk dapat
memberikan kontribusi pada kebutuhan serta fungsi organisasi/perusahaan.
Perusahaan bisa mendapatkan berbagai manfaat lewat pengadaan program CSR,
antara lain mendongkrak citra perusahaan, mengurangi resiko bisnis perusahaan,
melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha, membuka peluang pasar
yang lebih luas, memperbaiki hubungan dengan stakeholders serta pemerintah,
meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, serta peluang untuk
mendapatkan penghargaan.

Dalam implementasi manajemen CSR dikenal triple bottom line sebagai


konsep bisnis yang berkelanjutan, di mana ada tiga kriteria penilaian yang
digunakan untuk mengukur kesuksesan suatu perusahaan (:

3
1. Profit, yakni unsur terpenting dan merupakan tujuan utama dari setiap
kegiatan usaha/bisnis. Perusahaan harus tetap berorientasi untuk mencari
keuntungan ekonomi yang memungkinkannya untuk dapat terus beroperasi
dan berkembang.
2. People, yakni kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan manusia.
Masyarakat sekitar perusahaan merupakan salah satu stakeholder terpenting
bagi perusahaan, sehingga perusahaan harus senantiasa berkomitmen dalam
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
3. Planet, perusahaan dengan lingkungan memiliki hubungan kausal (sebab-
akibat), artinya jika perusahaan berkontribusi dalam merawat lingkungan
maka lingkungan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan.

Pelaksanaan program CSR harus dapat memberikan tiga dampak dari segi
ekonomi, sosial, serta lingkungan. Untuk dampak ekonomi, dampak positif yang
bisa perusahaan berikan kepada masyarakat antara lain adalah pemberian lapangan
pekerjaan, pemberdayaan UMKM, serta keberlanjutan secara finansial. Sedangkan
untuk dampak sosial dibagi menjadi empat kategori, yakni: Hak Asasi Manusia,
Tenaga Kerja, Masyarakat, dan Tanggung Jawab Atas Produk. Contoh program
CSR yang dapat memberikan dampak sosial adalah pengadaan program beasiswa
ataupun program pendidikan dan kesehatan. Terakhir dampak lingkungan,
perusahaan dapat mengadakan berbagai program CSR yang memberikan dampak
lanjutan terhadap lingkungan. Seperti program yang akan dibahas dalam makalah
ini yakni “Cegah Polusi Udara dengan Bersepeda” yang dapat memberikan dampak
positif bagi lingkungan dalam hal menjaga sumber daya alam udara.

2.2 Perencanaan Program “Cegah Polusi Udara dengan Bersepeda”

Proses CSR melewati enam tahapan yakni, asesmen, strategi, identifikasi


dan mendapatkan partner, implementasi, mengukur hasil dan membuat laporan,
serta evaluasi dan perbaikan. Untuk program CSR “Cegah Polusi Udara dengan
Bersepeda” tahapannya akan dijelaskan sebagai berikut:

4
1. Asesmen
Udara adalah hal yang esensial dalam kehidupan setiap makhluk hidup.
Namun sayangnya di perkotaan besar seperti Jakarta, besarnya penggunaan
kendaraan seperti sepeda motor dan mobil menjadi salah satu penyebab
udara menjadi tercemar dan berpolusi. Akibatnya, udara yang dihirup terasa
sesak dan tak segar lagi. Polusi udara di Kota Jakarta menjadi persoalan
serius, sehingga hal ini pun sampai dibawa ke ranah hukum. Koalisi Ibu
Kota mengguggat pemerintah atas buruknya polusi udara di Jakarta. Hal ini
pun mendorong public relations untuk dapat membuat program CSR yang
bisa membantu mengatasi masalah ini.
2. Strategi
Strategi yang dilakukan adalah bekerja sama dengan komunitas sepeda di
Jakarta dalam mengusung gerakan “Cegah Polusi Udara dengan
Bersepeda”. Gerakan tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat agar
dapat mengurangi penggunaan kendaraan seperti motor dan mobil yang
asap knalpotnya dapat memberikan dampak kurang baik bagi udara. Selain
itu, melalui program CSR ini juga akan diadakan acara penyuluhan bagi
masyarakat untuk memberikan informasi mengenai kondisi udara di Kota
Jakarta yang sudah tercemar serta hal-hal yang bisa dilakukan untuk
mengurangi polusi tersebut.
3. Identifikasi dan Mendapatkan Partner
Untuk komunitas sepeda yang dipilih sebagai partner untuk melaksanakan
program CSR ini adalah komunitas B2W (Bike to Work) Jakarta. Komunitas
ini sangat aware terhadap kualitas udara di kota Jakarta yang dinilai sudah
tidak sehat. Dalam pemberitaan di detikHealth, disampaikan oleh ketua
Komunitas B2W Poetoet Soedarjanto bahwa mereka berharap agar
masyarakat tidak hanya mengharapkan andil dari pemerintah, tetapi juga
ikut berkontribusi dalam menjaga kualitas udara Kota Jakarta dengan
mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi dan menggantinya
dengan menggunakan angkutan umum atau bersepeda.

5
4. Implementasi
Tahapan implementasi dari program CSR ini adalah: (1) Bersepeda bersama
komunitas B2W (Bike to Work) Jakarta; (2) Menyebarkan flyer yang berisi
informasi mengenai keadaan kualitas udara di Kota Jakarta dan hal-hal yang
bisa dilakukan untuk membantu mengurangi polusi udara; dan (3)
Mengadakan acara penyuluhan untuk masyarakat sekaligus memutar video
mengenai kondisi udara di kota Jakarta.
5. Mengukur hasil dan Membuat Laporan
Hasil yang diharapkan bisa didapatkan melalui program CSR ini antara lain:
masyarakat menjadi lebih aware terhadap polusi udara, peningkatan jumlah
pesepeda di Kota Jakarta, serta membaiknya kondisi udara di Kota Jakarta.
6. Evaluasi dan Perbaikan
Jika program yang dijalankan tidak mendapatkan hasil sesuai yang
diharapkan, maka akan dilakukan evaluasi serta perbaikan untuk
menemukan masalah apa yang membuat program tidak berjalan sebagaima
mestinya dan melakukan perbaikan untuk pengadaan program CSR ke
depannya guna mendapat hasil yang maksimal.

2.3 Pengimplementasian Prinsip-Prinsip CSR

Ada tiga prinsip Corporate Social Responsibilty (CSR) yaitu sustainability,


accountability, dan transparency (Crowther & Aras, 2008). Berikut akan dijelaskan
pengertian tentang ketiga prinsip tersebut dan bagaimana pengimplementasiannya
dalam program “Cegah Polusi Udara dengan Bersepeda”:

1. Sustainability (Keberlanjutan)
Yaitu prinsip CSR yang menekankan pada efek atau dampak masa depan
akibat tindakan perusahaan pada saat ini. Misalnya, penggunaan sumber
daya alam oleh suatu perusahaan pada masa kini haruslah diimbangi dengan
adanya perhatian serius melalui pemikiran yang sungguh akan dampaknya
terhadap generasi mendatang dan lingkungan di masa depan. Program CSR

6
“Cegah Polusi Udara dengan Bersepeda” bertujuan untuk mencegah
semakin tercemarnya udara di kota Jakarta yang mana saat ini kualitas
udaranya sudah terbilang buruk. Jika gerakan ini berhasil membuat banyak
masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan lebih memilih
untuk bersepeda atau berjalan kaki maka dampak udara bersih akan dapat
dirasakan jangka panjang.
2. Accountability (Pertanggungjawaban)
Prinsip CSR yang satu ini menggarisbawahi bahwa suatu
organisasi/perusahaan bertanggungjawab tidak hanya sebatas pada pemilik
semata, tetapi juga pada seluruh stakeholders baik internal maupun
eksternal. Dan setiap pengambilan keputusan harus dilakukan dengan
mempertimbangkan manfaat dan dampaknya terhadap eksternal dan
internal stakeholder. Seperti yang dijelaskan dalam triple bottomline
sebelumnya bahwa masyarakat sekitar perusahaan (people) merupakan
salah satu stakeholder terpenting bagi perusahaan. Lewat program CSR ini,
perusahaan bertanggungjawab pada masyarakat dalam hal menumbuhkan
awareness serta memberikan pengetahuan mengenai polusi udara di Kota
Jakarta dan apa saja hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi polusi
tersebut.
3. Transparency (Transparansi)
Yaitu prinsip CSR yang berarti bahwa apapun tindakan perusahaan yang
berdampak atau memiliki pengaruh terhadap lingkungan eksternal harus
dikomunikasikan secara detail dan terbuka pada stakeholder. Seperti yang
dijelaskan dalam tahapan implementasi bahwa ada tahapan mengukur hasil
dan membuat laporan, laporan ini nantinya akan disampaikan kepada pihak
stakeholder untuk dapat melihat dampak-dampak apa saja yang diberikan
perusahaan melalui program “Cegah Polusi Udara dengan Bersepeda” serta
kekurangan-kekurangan yang masih perlu diperbaiki.

7
2.4 Pengaplikasian Etika Lingkungan
Kerusakan alam disebabkan oleh dua hal yakni proses alam dan kegiatan
manusia. Dalam hal pencemaran udara, kegiatan manusia memegang andil paling
besar sebagai penyebabnya, yakni dikarenakan tingginya penggunaan kendaraan
bermotor pribadi serta aktivitas lainnya seperti membakar sampah. Etika
lingkungan berfokus pada bagaimana perilaku manusia yang seharusnya terhadap
lingkungan hidup. Menurut Keraf (2010) terdapat sembilan prinsip dalam etika
lingkungan yaitu: (1) Sikap hormat terhadap alam; (2) Sikap tanggung jawab; (3)
Solidaritas kosmis; (4) Kasih sayang dan kepedulian pada alam; (5) Tidak
merugikan; (6) Hidup sederhana dan selaras dengan alam; (7) Keadilan; (8)
Demokrasi; dan (9) Integrasi moral.

Pengadaan program CSR “Cegah Polusi Udara dengan Bersepeda”


dilatarbelakangi tujuan untuk menjaga sumber daya alam udara agar tidak terkikis.
Udara memang termasuk ke dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tapi
terkikis yang dimaksud di sini adalah udara sudah tidak sehat lagi untuk dihirup
karena di dalamnya terkandung banyak polutan yang dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit dan dampak negatif lainnya untuk makhluk hidup yang lain.
Melalui pemaparan tersebut, program ini bisa dikatakan telah menjalankan prinsip
penghormatan terhadap alam.

Prinsip yang kedua adalah sikap tanggung jawab. Seperti yang dijelaskan di
atas bahwa kegiatan manusia memegang andil paling besar dalam pencemaran
udara. Sikap tanggung jawab yang bisa dilakukan salah satunya adalah
melaksanakan gerakan “Cegah Polusi Udara dengan Bersepeda” ini. Pengurangan
penggunaan kendaran bermotor pribadi dapat membantu menekan gas karbon
monoksida yang merupakan salah satu polutan yang mencemari udara.

Prinsip berikutnya adalah solidaritas kosmis. Solidaritas kosmis adalah


prinsip yang mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan. Melalui
program CSR ini, prinsip tersebut sudah diberlakukan. Program CSR ini merupakan
upaya penyelamatan lingkungan dari udara kotor dan berpolusi.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelaksanaan manajemen CSR sangatlah penting bagi perusahaan. Selain
bertujuan untuk meraih citra dan menjaga hubungan dengan stakeholder, program
CSR juga dapat membantu menjaga serta melestarikan lingkungan. Khususnya
dengan program CSR yang dijelaskan dalam makalah ini yaitu gerakan “Cegah
Polusi Udara dengan Bersepeda” yang bertujuan untuk menjaga serta melestarikan
sumber daya alam udara. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam
penyusunan program CSR yakni, asesmen, strategi, identifikasi dan mendapatkan
partner, implementasi, mengukur hasil dan membuat laporan, serta evaluasi dan
perbaikan.

Dalam pelaksanaan program CSR ini juga diperhatikan kesesuaiannya


dengan prinsip-prinsip CSR dan etika lingkungan. Prinsip CSR yang dimaksud ada
tiga yaitu: sustainability (keberlanjutan), accountability (pertanggungjawaban), dan
transparency (transparansi). Dan sesuai yang dijelaskan di pembahasan bahwa
program ini sudah memenuhi ketiga prinsip tersebut. Selanjutnya ada etika
lingkungan yang terbagi ke dalam sembilan prinsip menurut Keraf (2010). Program
CSR ini pun terbukti sudah sesuai dengan beberapa prinsip tersebut yakni prinsip
penghormatan terhadap alam, sikap tanggung jawab, dan solidaritas kosmis.

3.2 Saran
Alangkah baiknya jika public relations perusahaan dalam menjalankan
manajemen CSR berfokus juga pada pengusungan program yang dapat memberikan
dampak baik bagi lingkungan. Khususnya public relations yang bekerja di
perusahaan yang berkaitan dengan SDA.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Achmad, dkk. (2015). Analisis Penerapan Corporate Social


Responsibility dalam Upaya Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus
Program Kemitraan Bank Jateng pada SPT Bubakan). Dalam Diponegoro
Journal of Social and Politicial of Science.

Faizah, U. (2020). Etika Lingkungan dan Aplikasinya dalam Pendidikan Menurut


Perspektif Aksiologi. Dalam Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 3 No. 1.

Rahayu, A. S. (2009). Corporate Social Responsibility (CSR) antara Ethics-


Perilaku Organisasi-Responsibility dan Penerapannya di Organisasi
Pemerintah. Dalam Jurnal Legislasi Indonesia Vol. 6 No. 2.

Sultoni, M. H. (2020). Corporate Social Responsibility (Kajian Korelasi Program


CSR terhadap Citra Perusahaan). Pamekasan: Duta Media Publishing.

Sumber Internet.

Allianz Indonesia. (2019). Ini 5 Jenis Penyakit yang Bisa Muncul Akibat Polusi
Udara, https://www.allianz.co.id/explore/ini-5-jenis-penyakit-yang-bisa-
muncul-akibat-polusi-udara.html, diakses pada tanggal 18 November 2021
pukul 14.32 WIB.

Wiyanti, Widya. (2019). Saran Komunitas Gowes Supaya Kualitas Jakarta


Membaik, https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4600469/saran-
komunitas-gowes-supaya-kualitas-udara-jakarta-membaik, diakses pada
tanggal 18 November 2021 pukul 15.48 WIB.

Alfarizi, M. K. (2021) Warga Menang Gugatan, Pemerintah Dinilai Lalai Urus


Polusi Udara Jakarta, https://tekno.tempo.co/read/1514837/warga-
menang-gugatan-pemerintah-dinilai-lalai-urus-polusi-udara-jakarta,
diakses pada tanggal 17 November 2021 pukul 19.23

10

Anda mungkin juga menyukai