Anda di halaman 1dari 9

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI PEGADAIAN TAROGONG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah CSR dan Community
Development Mengenai Pemahaman CSR Berdasarkan Jenis dan Aktifitasnya.

Disusun Oleh :

Aditya Ichsan N – 24071120011

Dimas Kurniawan Prasetya – 24071120113

Muhammad Ikhwan Ma'arif - 24071120073

Nafatilla Shelfa Rachmayanti - 24071120161

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMASI

UNIVERSITAS GARUT

KONSENTRASI PUBLIC RELATION

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis semakin akrab dengan tanggungjawab sosial perusahaan terhadap


lingkungannya baik lingkungan hidup maupun lingkungan sosialnya. Hal tersebut
terutama dikaitkan dengan kerusakan lingkungan hidup maupun lingkungan sosial akibat
aktivitas bisnis. Di Indonesia masih banyak penduduk miskin yang perlu dientaskan,
anak-anak yang membutuhkan bantuan pendidikan gratis, serta begitu banyak elemen
komunitas yang perlu diberdayakan. Di samping itu juga eksistensi lingkungan hidup
banyak yang sudah berada di ambang batas toleransi.1

Pegadaian dijadikan tumpuan untuk memperoleh dana dengan cepat, karena


Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank di Indonesia yang secara
resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan berupa pembiayaan dalam bentuk
penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar
hukum gadai. Pegadaian tidak pernah lepas dari masalah kredit. Besarnya jumlah kredit
yang diberikan akan sangat mempengaruhi dalam menentukan keuntungan dalam suatu
pegadaian.2

Gadai termasuk kepada penggolongan hak kebendaan yang bersifat memberikan


jaminan yang mana selalu tertuju kepada orang lain yang dalam hal ini yaitu terhadap
benda bergerak. Gadai ini merupakan suatu perjanjian yang memerlukan adanya suatu
perbuatan yaitu penyerahan kepemilikan terhadap barang yang digadaikan, atau jaminan
terhadap suatu barang. Penyerahan ini dilakukan oleh debitur ataupun orang ketiga yang
atas nama debitur kepada kreditur atau penerima jaminan atau gadai.3

Terlembaganya Pegadaian dijadikan tumpuan untuk memperoleh dana dengan cepat


dan aman. Hal ini dikarenakan prosedur pengajuan memperoleh dana di pegadaian
dengan syarat yang sederhana, relative cepat dan mudah. Sebelumnya Pegadaian
merupakan Perusahaan Jawatan, yang misi sosialnya merupakan satu– satunya acuan
1
Nur Hidayati Setyani, Implementasi Kebijakan “Corporate Social Responsibility” pada PT. Bank Muamalat
Indonesia Kota Semarang, Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2012, hlm
2
Y. Sri Susilo dan Sigit Triabadi dan A Totok Budi Santoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Cet ke-1,
(Jakarta: PT. Salemba Empat, 2000), hlm. 1
3
Kasmir, Management Perbankan, Cet ke-2, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 71.
yang digunakan oleh manajernya dalam mengelola pegadaian. Sejak statusnya diubah
menjadi Perusahaan Umum, keadan tersebut tidak sepenuhnya dapat dipertahankan lagi.
Disamping berusaha memberikan pelayanan umum berupa penyedian dana atas dasar
hukum gadai, manaejemen perum pegadaian juga berusaha agar berusaha agar
pengelolaan usaha ini sedapat mungkin tidak mengalami kerugian. Selanjutnya, definisi
pegadaian berdasar pendapat Y.Sri Susilo adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang
mempunyai piutang atas suatu barang yang bergerak.

Tanggungjawab Sosial Perusahaan semakin tinggi seiring banyak konsumen yang


mengandalkan Pegadaian. Hal itu yang kemudian (CSR) kini semakin diterima kalangan
pengusaha, sebagai suatu kewajiban yang harus dijalankan, beriringan dengan langkah-
langkah mencapai profit. Para pengusaha menyadari bahwa perusahaan tidaklah sekedar
entitas ekonomi semata, tetapi juga institusi sosial, yang berada dalam suatu lingkungan
sosial, dan membawa serta tanggungjawab sosial yang tinggi. 4 Tidak hanya
mementingkan masalah bisnis, akan tetapi masalah sosial dilingkungan sekitar pegadaian
tersebut salah satunya adalah dipegadaian Tarogong. Pegadaian Tarogong adalah salah
satu perusahaan pegadaian yang mempunyai program Corporate Social Responsibility
(CSR) untuk menjalankan sistem penyelenggaraannya. CSR dapat dimaknai sebagai nilai
dan standar yang dilakukan berkaitan dengan beroperasinya korporat, dimana CSR
diartikan sebagai komitmen dunia usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara
legal dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
komunitas local dan masyarakat secara lebih luas. CSR juga berhubungan erat dengan
―pengembaanwngan berkelanjutan kdimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan
dalam melaksanakan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya
keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Pegadaian Tarogong menerapkan program CSR yang dapat berwujud seperti


rekruitmen tenaga kerja dan mempekerjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR
dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan, terutama
sekali dengan adanya persaingan kerja diantara para lulusan. Akan terjadi peningkatan
kemungkinan untuk ditanyakan kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat
perusahaan merekrut tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan

4
Istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku
Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John Elkington.
lingkungan. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) pada awalnya merupakan
kegiatan suka rela dan bukan paksaan. Tetapi, kini kegiatan CSR merupakan salah satu
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat.

Seperti yang sudah diatur oleh pemerintah bahwa PT Pegadaian merupakan BUMN di
Indonesia yang menjalankan kegiatan CSR melalui Peraturan Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara Nomor Per-03/MBU/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 yaitu
melaksanakna tugas dan tanggung jawab sosial perusahaan berupa Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan (PKBL). Program CSR dalam PT Pegadaian meliputi program
kemitraan yang mana meliputi pemberian modal usaha dan program bina lingkungan
yang mana meliputi bantuan pada korban bencana alam, bantuan Pendidikan, perbaikan
pembangunan rumah dan lainnya.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pelaksanaan Corporate Social Responsibility di Pegadaian Tarogong?

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan penelitian ini, yaitu
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Corporate Social Responsibility di
Pegadaian Tarogong.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Mengenai Corporate Social Responsibility

Corporation atau korporasi, sebagaimana sudah dipakai dalam bahasa Indonesia,


langsung dimengerti sebagai perusahaan, khususnya perusahaan besar tetapi pengertian
dari perusahaan ini lebih luas, yaitu badan hukum ―korporasi‖ berasal dari bahasa latin
(corpus/ corpora: badan) dan sebetulnya berarti badan hukum. Responsibility (tanggung
jawab) yaitu terdiri dari dua suku kata yaitu response (tanggapan) dan ability
(kemampuan), sehingga pada dasarnya tanggung jawab menunjukkan kemampuan yang
dimiliki seseorang atau sebuah organisasi perusahaan untuk memberikan tanggapan
terhadap berbagai hal yang dimintakan tanggapannya kepada orang atau perusahaan
tersebut terhadap pihak lain.5

Tanggung jawab merupakan suatu prinsip yang dinamis yang berhubungan dengan
keseluruhan perilaku manusia dalam hubungannya dengan masyarakat maupun istitusi.
Suatu tanggung jawab bahkan mempunyai kekuatan dinamis untuk mempertahankan
kualitas keseimbangan dalam masyarakat, sehingga menjadikan kesinambuangan antara
yang satu dengan yang lainnya. Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social
responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah
memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Isu tanggung
jawab sosial (social corporate responsibility) adalah suatu topik yang berkenaan dengan
etika bisnis. Disini terdapat tanggung jawab moral perusahaan baik terhadap karyawan
perusahaan dan masyarakat disekitar Perusahaan.6

CSR secara umum merupakan kontribusi menyeluruh dari dunia usaha terhadap
pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, social, dan
lingkungan dari kegiatannya. Substansi CSR adalah dalam rangka kemampuan
perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan, komunitas dan stakeholder yang terkait
dengannya baik local, nasional maupun global. Oleh karena itu perusahaan memiliki
tugas moral untuk berlaku jujur, mematuhi hukum, menjunjung integritas, dan tidak

5
Budi Gautama Siregar, Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)..., hlm. 141.
6
Nur Hidayah Setyani, Implementasi Kebijakan ―Corporate Social Responsibility‖ pada PT. Bank Muamalah
Indonesia Kota Semarang, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2012), hlm 22.
korup. CSR menekankan bahwa perusahaan mesti mengembangkan praktek bisnis yang
etis dan sustainable secara ekonomi, social, dan lingkungan.7

2. Hubungan CSR Dengan PT. Pegadaian Tarogong

PT. Pegadaian merupakan salah satu perusahaan BUMN yang menjalankan program
PKBL (Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan). Program ini sebagai salah satu
program yang melaksanakan tugas dan tanggung jawab sosial perusahaan. Seperti yang
sudah diatur oleh pemerintah bahwa PT Pegadaian merupakan BUMN di Indonesia yang
menjalankan kegiatan CSR melalui Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor Per-03/MBU/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 yaitu melaksanakna tugas dan
tanggung jawab sosial perusahaan berupa Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL). Program CSR dalam PT. Pegadaian Tarogong meliiputi program kemitraan yang
mana meliputi pemberian modal usaha dan program bina lingkungan yang mana meliputi
bantuan pada korban bencana alam, bantuan Pendidikan, perbaikan pembangunan rumah
dan lainnya.

PT. Pegadaian Tarogong menciptakan beberapa bentuk program CSR, yaitu untuk
pembangunan sarana ibadah, sarana Pendidikan, panti jompo, anak yatim. Kebutuhan
masyarakat seperti air bersih (salah satu sumur bor terbesar itu dari pegadaian) dan baru
ini membuka 3 titik baru sumur bor untuk masyarakat dan sarana air bersih. Dalam hal
ini, pelaksanaannya menggunakan anggaran dana khusus. Untuk anggaran dana khusus
berupa uang denda yang di arahkan untuk melakukan CSR (ke dana sosial).

Program ini juga dilaksanakan tergantung dari bentuk programnya. Terkadang jika
ada program dari pusat melaksanakan program Jum’at berkah, santunan. Ada juga
pengajuan permohonan dari masyarakat seperti mengajukan proposal pembangunan
masjid. Kegaiatan CSR di pegadaian ini bukan berfokus hanya di 1 cabang saja. Untuk
program yang paling diunggulkan adalah pembangunan sarana ibadah dan hal ini juga
tergangung masyarakat yang mengajukan seperti renovasi masjid atau pesantren yang
nantinya akan ada dana anggaran dari pegadaian yang menambahkan, kemudian jika ada
panti jompo yang rumahnya kurang layak huni itu juga nantinya akan diberikan bantuan
secara langsung.

7
Elvino Ardianto dan Dindin M. Machfudz, Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR, Jakarta, PT. Gramedia, 2011,
hlm. 35.
BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan

Secara umum CSR merupakan peningkatan kualitas kehidupan yang sangat


bermanfaat yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Hal ini berkaitan dengan tanggung
jawab sosial, kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup masyarakt. Melalui
program inilah agar perusahaan tidak berfokus semata mata untuk memperoleh
keuntungna atau laba setinggi tingginya melainkan bisa memprioritaskan tujuannya juga
pada aspek sosial dan lingkungannya. Banyak tindakan yang dapat dilakukan perusahaan
melalui program CSR ini, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak
tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk
desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial, khususnya masyarakat disekitar perusahaan
tersebut.

Tidak hanya memberikan nilai positif bagi masyarakat sekitar melainkan menjaga
citra baik perusahaan. Citra baik merupakan salah satu asset strategis bagi sebuah
perusahaan karena terkait dengan penilaian ekstensi perusahaan di lingkungan masyarakat
luas. Citra perusahaan tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan dibentuk melalui
serangkaian aktivitas dalam suatu proses komunikasi dengan strategi yang tepat dan
cermat. Citra positif perusahan merupakan dasar bagi terbentukna kepercayaan,
penghormatan, perasaan yang positif dan penilaian keseluruhan dari masyarakatnya
terhadap perusahaan yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA
Nur Hidayati Setyani, Implementasi Kebijakan “Corporate Social Responsibility”
pada PT. Bank Muamalat Indonesia Kota Semarang, Semarang: IAIN Walisongo Semarang,
2012, hlm
Y. Sri Susilo dan Sigit Triabadi dan A Totok Budi Santoso, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, Cet ke-1, (Jakarta: PT. Salemba Empat, 2000), hlm. 1
Kasmir, Management Perbankan, Cet ke-2, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2004),
hlm. 71.
Istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin populer terutama
setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century
Business (1998), karya John Elkington.
Budi Gautama Siregar, Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)..., hlm. 141.
Nur Hidayah Setyani, Implementasi Kebijakan ―Corporate Social Responsibility‖
pada PT. Bank Muamalah Indonesia Kota Semarang, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang,
2012), hlm 22.
Elvino Ardianto dan Dindin M. Machfudz, Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR,
Jakarta, PT. Gramedia, 2011, hlm. 35.

Anda mungkin juga menyukai