ETIKA MANAJERIAL
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
UNIVERSITAS UDAYANA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul
“Tanggung Jawab Soial dan Etika Manajerial” dengan baik, meskipun masih banyak
kekurangan di dalamnya. Selama proses penulisan paper ini, kami memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam penulisan paper
ini. Untuk itu dari hati yang paling dalam kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan paper ini.
Semoga paper sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu Tanggung Jawab Sosial
1.3.2 Untuk mengetahui apa itu Etika Manajerial
1.3.3 Untuk Mengetahui Manajemen Hijau
1.3.4 Agar Mengetahui bagaimana cara mendorong perilaku etis
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Pemurnian Kepentingan Sendiri
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena
pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena tindakan
tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Teori Investasi
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang
dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
4. Mempertahankan otonomi
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur
tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam pengambilan
keputusan manajemen.
Keuntungan dan Kerugian Tanggung Jawab Sosial
1. Keuntungan dari Tanggung Jawab Sosial dalam Bisnis
Ada beberapa keuntungan ketika perusahaan memilih untuk bertanggung jawab
secara sosial, seperti:
1. Memberi perusahaan keunggulan kompetitif
Sebagian besar pelanggan saat ini setuju bahwa social responsibility adalah
kriteria utama ketika memilih perusahaan untuk berbelanja atau berbisnis. Menjadi
perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial juga merupakan pesan yang dapat
Anda gunakan dalam posisi merek dan pemasaran Anda.
2. Menarik kandidat yang kuat dan meningkatkan retensi
Keberhasilan perusahaan Anda sangat dipengaruhi oleh orang-orang yang
bekerja untuk Anda. Jika Anda secara konsisten memberikan budaya social
responsibility bagi karyawan Anda, dan Anda memiliki reputasi untuk
melakukannya, Anda dapat menarik dan mempertahankan talenta terbaik ke
organisasi Anda.
3. Membuat bisnis Anda menarik bagi investor
Investor umumnya percaya bahwa komitmen terhadap perubahan sosial adalah
cara yang bagus untuk memposisikan perusahaan untuk kesuksesan jangka panjang.
Meskipun harus ada tindakan penyeimbang antara fokus pada profitabilitas
organisasi dan inisiatif sosial, melakukannya dengan sukses dapat menciptakan
peluang terbaik bagi perusahaan.
4. Meningkatkan budaya bisnis
3
Karyawan Anda cenderung lebih termotivasi dan memiliki komitmen yang
lebih besar terhadap organisasi jika mereka melihat inisiatif sosial ada.
Menyediakan waktu bagi karyawan untuk mendukung inisiatif sosial mereka
sendiri juga dapat membangun kebanggaan, loyalitas, dan motivasi di antara
anggota tim Anda. Ini, pada gilirannya, membuat semua orang lebih terlibat dan
produktif.
5. Meningkatkan loyalitas dan advokasi pelanggan
Konsumen tertarik pada perusahaan yang memiliki reputasi sebagai warga
korporat yang baik. Selain itu, advokasi pelanggan adalah kunci untuk menarik
pelanggan baru. Saat pelanggan setia Anda berbicara dengan orang yang mereka
kenal tentang produk Anda dan membagikan ulasan positif, mereka akan
mendorong lebih banyak bisnis ke arah Anda.
6. Meningkatkan reputasi perusahaan
Jika organisasi Anda terus berpartisipasi dalam inisiatif sosial, itu memberi
kesan kepada pelanggan, investor, dan dunia secara keseluruhan bahwa organisasi
Anda layak secara finansial. Ini, pada gilirannya dapat menarik investor dan
investor baru.
7. Meningkatkan profitabilitas dan nilai dalam bisnis
Dalam banyak kasus, perusahaan menemukan bahwa ketika mereka
memperkenalkan metode yang lebih hemat energi dan mulai mendaur ulang,
mereka benar-benar memotong biaya operasional dan menguntungkan lingkungan.
Social responsibility juga meningkatkan transparansi dengan analis investasi,
pemegang saham dan anggota masyarakat, yang pada gilirannya meningkatkan
reputasi perusahaan dan meningkatkan nilai keseluruhan.
2. Kerugian dari Tanggung Jawab Sosial pada Bisnis
Sementara tanggung jawab sosial perusahaan umumnya menguntungkan bagi
organisasi, ada beberapa kelemahan. Berikut adalah kerugian utama yang perlu
dipertimbangkan:
1. Memerlukan uang untuk mengimplementasikannya
Sementara organisasi besar mampu mengalokasikan anggaran untuk pelaporan
social responsibility pada perusahaan, ini dapat membebani secara finansial
organisasi yang lebih kecil. Sementara perusahaan kecil dapat menggunakan
media sosial untuk berbagi kebijakan atau inisiatif social responsibility dengan
pelanggan dan anggota komunitas, pemantauan saluran ini membutuhkan waktu
4
dan sumber daya. Ini mungkin mengharuskan perusahaan untuk mempekerjakan
karyawan tambahan untuk mengelola proses secara efektif, yang dapat menjadi
tantangan bagi usaha kecil.
2. Dampak profitabilitas
Perusahaan memiliki kewajiban fidusia kepada pemegang sahamnya dan
inisiatif tanggung jawab sosial yang mahal dapat berdampak langsung pada hal ini.
Konflik ini dapat menjadi tantangan bagi manajer, yang mungkin merasa harus
memilih antara keputusan atau inisiatif yang bertanggung jawab secara sosial dan
berfokus pada profitabilitas perusahaan.
3. Greenwashing
Dalam beberapa kasus, inisiatif tanggung jawab sosial telah digunakan sebagai
cara untuk meningkatkan citra perusahaan meskipun tidak ada perubahan nyata
yang dilakukan. Untuk alasan ini, penting untuk mempertimbangkan inisiatif social
responsibility apa yang akan Anda ambil dan mengevaluasi dampaknya terhadap
organisasi.
1. Pemberian amal dan upaya sukareka: Perusahaan memberikan waktu istirahat kepada
karyawan untuk menjadi sukarelawan setiap tahun dan juga menyumbangkan sebagian
pendapatan ke organisasi amal.
2. Perubahan kebijakan perusahaan dalam upaya meningkatkan atau memberi manfaat
bagi lingkungan: Perusahaan mengadakan acara penanaman pohon, meminimalkan
limbah kertas, beralih ke lampu hemat energi, menyiapkan tempat sampah daur ulang,
dan mengizinkan pekerjaan jarak jauh untuk mengurangi dampak negatif lalu lintas
komuter.
3. Meningkatkan kebijakan tenaga kerja dan merangkul perdagangan yang adil: Merek
berusaha untuk meningkatkan kondisi kerja dan kesejahteraan karyawan. Mereka
memberi orang tua periode cuti berbayar yang signifikan, waktu liburan tanpa batas,
pencahayaan yang lebih alami, tempat duduk yang lembut, dan tanaman untuk
meningkatkan energi dan moral.
5
2.2 Etika Manajerial
Definisi Etika Manajerial
Etika manajerial adalah suatu kode etik perilaku seoarang manajer atau pengusaha
berdasarkan nilai –nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku
dalam menjalankan kegiatan lembaga. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika
manajerial adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan seoarang manajer, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, lembaga, sumber daya dan juga masyarakat.
Etika manajer dalam lembaga memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu lembaga yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value – creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Selain
etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran perilaku personal
berdasarkan agama atau filosofi.
Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah tidak adanya standar yang berlaku bagi
seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku bisnis. Sedangkan norma dan nilai- nilai budaya
berbeda-beda untuk setiap negara dan bahkan antara daerah geografis dan kelompok-kelompok
etnis dalam suatu negara. Selain faktor-faktor situiasional seperti pekerjaan itu sendiri,
supervise dan budaya organisasi, perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh tahap
perkembangan moral dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Sama seperti hirarki kebutuhan
Maslow, perkembangan moral terbentuk dari keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai-
nilai universal.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari
dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang professional.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:
1. Pengendalian diri.
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility).
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar.
6
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati.
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan.
Manfaat Etika Manajerial
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial lembaga
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Guna menghindari sifat KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang dapat
merusak tatanan moral
7. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adalah benar
8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan
golongan pengusaha lemah
9. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati
bersama
10. Menumbuh kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
dimiliki.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Etika Manajerial
1. Leadership
Kepemimpinan yang beretika menggabungkan antara pengambilan keputusan yang
beretika dan perilaku yang beretika. Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah
membuat keputusan yang beretika dan berperilaku yang beretika pula. Ada beberapa hal yang
harus dilakukang oleh seorang pemimpin yang beretika yaitu:
• Mereka berperilaku sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuannya dan
organisasi.
• Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga secara pribadi, dia merasa bangga akan
perilakunya.
7
• Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan yang
diambilnya dan dirinya sendiri.
• Mereka berperilaku dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etika sepanjang
waktu, bukan hanya bila dia merasa nyaman untuk melakukannya.
• Seorang pemimpin etika, menurut Blanchard dan peale, memiliki ketangguhan
untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya.
• Mereka berperilaku secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting.
Dengan kata lain dia tetap menjaga perspektif
2. Strategi dan performasi
Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam menghadapi
tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai tujuan perusahaa
terutama dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika.
Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang
ingin dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi
perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan seluruh kebijakan-kebijakan
perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang jujur.
3. Karakter individu
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak individu
dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut. Perilaku para individu ini
tentu akan sangat mempengaruhi pada tindakan-tindakan mereka ditempat kerja atau dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakter individu
Faktor –faktor tersebut yangpertama adalah pengaruh budaya, pengaruh budaya ini adalah
pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam keluarganya. Faktor yang kedua, perilaku ini akan
dipengaruhi oleh lingkunganya yang diciptakan di tempat kerjanya. Faktor yang ketiga adalah
berhubungan dengan lingkungan luar tempat dia hidup berupa kondisi politik dan hukum, serta
pengaruh–pengaruh perubahan ekonomi. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan status
individu tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut yang terwujud dari tingkah
lakunya.
4. Budaya perusahaan
Menurut Mangkunegara, (2005:113), budaya organisasi adalah seperangkat asumsi
atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang
dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi
eksternal dan integrasi internal. Budaya organisasi juga berkaitan dengan
8
bagaimana karyawan memahami karakteristik budaya suatu organisasi, dan tidak terkait
dengan apakah karyawan menyukai karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah suatu
sikap deskriptif, bukan seperti kepuasan kerja yang lebih bersifat evaluatif.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Didalam sebuah organisasi, memahami etika dan tanggung jawab sangat erat
kaitannya dengan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau lembaga.
Semakin besar organisasi, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat terhadap
organisasi tersebut. Banyak lembaga organisasi yang menggunakan segala cara untuk
memenangkan persaingan. Oleh karena itu, diharapkan dalam organisasi tersebut
memiliki manajerial yang tidak hanya mengerti, namun juga memahami konsep etika
dan tanggung jawab sosial secara luas.
Etika manajerial adalah suatu kode etik perilaku seoarang manajer atau
pengusaha berdasarkan nilai–nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan
pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan lembaga. Secara sederhana yang
dimaksud dengan etika manajerial adalah cara -cara untuk melakukan kegiatan
seoarang manajer, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
lembaga, sumber daya dan juga masyarakat.
Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah tidak adanya standar yang
berlaku bagi seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku bisnis. Sedangkan norma dan
nilai- nilai budaya berbeda-beda untuk setiap negara dan bahkan antara daerah
geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam suatu negara.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan
termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap
yang professional.
3.2 Saran
Paper ini kami susun dari beberapa referensi dalam pencarian materi, data dan
analisis pokok bahasannya. Oleh karena itu, setidaknya paper ini dapat menjadi
gambaran awal mengenai “Tanggung Jawab Sosial Dan Etika Manajerial”. Kami
tentunya menyadari bawasannya paper diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Harapannya semoga paper ini dapat menjadi referensi dan
bermaanfaat bagi pembaca
14
DAFTAR PUSTAKA
Chapter/Bab 5 - Robbin and Coulter (2012), Management, Upper Saddle River, 11th
Editions, New Jersey, Prentice Hall
Bhasin, H. (2020, Juli 5). Management. Retrieved from Marketing91:
https://www.marketing91.com/environmental-management/#Importance-of-
environmental-management
15