Adapun manfaat CSR bagi masyarakat menurut Clark (dalam Mardikanto, 2014:134) adalah:
a. Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja, dan pelatihan.
b. Pendanaan investasi komunitas dalam pengembangan infrastruktur.
c. Keahlian komersial (keahlian berlaba).
Terkait dengan hal ini, pengalaman menunjukan bahwa kehadiran perusahaan melalui
kegiatan CSR cukup banyak memberikan kontribusi kepada pemerintah, menurut Mardikanto
(2014:135) manfaat tersebut adalah:
a. Dukungan pembiayaan
b. Dukungan sarana dan prasarana
c. Dukungan keahlian
2.3 Tahapan CSR
Corporate social responsibility merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara
legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari
karyawan dan keluarganya, komuniti lokal dan masyarakal secara lebih luas. Wibisono (2007:12)
menjelaskan perusahaan yang telah berhasil dalam pelaksanaan CSR menggunakan tahapan sebagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan. Merencanakan apa saja yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam
pelaksanaan CSR tersebut.
b. Tahap Implementasi. Melaksanakan apa yang sudah direncanakan dengan sebaik mungkin.
c. Tahap Evaluasi, menilai apakah pelaksanaan CSR yang telah diimpelemntasikan sesuai dengan
yang seharusnya.
d. Tahap Pelaporan, memberikan laporan secara transparan tentang pelaksanaan CSR kepada pihak
stakeholders
Filantropi
Filantropi merupakan bagian dari ajaran keagamaan dan tradisi atau budaya yang berkaitan
dengan kedermawanan.Tidak jarang bahwa gerakan filantropi di Indonesia yang kolektif dan
terorganisasi sejak tiga dekade lalu itu merupakan perkembangan dari praktik kedermawanan
bermotif agama. Dengan dukungan lembaga-lembaga Islam misalnya, yang direpresentasikan
oleh organisasi filantropi dan lembaga swadaya masyarakat, kegiatan kedermawanan
memasuki sebuah arena yang meniscayakan modernisasi dan profesionalisme kerja sosial
(Latief 2013). Budaya Berderma merepresentasikan solidaritas, ketaatan beragama, kohesi
sosial,hingga altruisme. Berderma juga, merupakan cara untuk menciptakan relasi patron-
klien,interaksi resiprositas atau timbal-balik, dan mengekspresikan kebanggaan, kekuatan,
dan dominasi. Di balik tafsir yang sangat luasterhadap makna berderma dalam masyarakat,
tradisi kedermawanan yang bersandar pada faktor keagamaan masih merupakan isu utama di
kalangan kaum muslim di berbagai belahan dunia (Latief 2013). Bagian dari ajaran agama
tersebut dapat berupa : zakat, infaq, sedekah, kolekte, persepuhan, punia, darma dll.
Masyarakat juga mempunyai tradisi berderma yang sering dilakukandiantaranya jimpitan,
parelek, patungan , buah sulungan dll.
Tujuan:
1. Menjadi wahana komunikasi dan konsultasi para pelaku filantropi dalam
menghadapai dan mencari solusi terhadap masalah-masalah sosialkemanusiaan dan
lingkungan di Indonesia.
2. Menjadi wahana komunikasi dan konsultasi para pelaku filantropi dalam menghadapi
dan mencari solusi terhadap masalah-masalah sosialkemanusiaan dan lingkungan di
Indonesia.
3. Menumbuh kembangkan sifat, semangat dan etik filantropi/kedermawanan sosial di
berbagai kalangan dan lapisan masyarakat Indonesia melalui berbagai media dan
sarana.
4. Meningkatkan profesionalitas, akuntabilitas dan transparansi organisasi nirlaba/pelaku
filantropi.
5. Menumbuhkan rasa saling percaya, solidaritas dan kerja sama yagn sehat dan
membangun diantara para pelaku dan lembaga filantropi di Indonesia.
6. Menjadi mitra yang dipercaya oleh pemerintah dan sektor usaha dalam menjalankan
pembangunan sosial-kemanusiaan dan lingkungan di tanah air.
Prinsip-Prinsip Filantropi yang Dikembangkan
1. Filantropi memberikan akses kepada warga masyarakat yang memerlukan
sumberdaya agar mereka dapat meningkatkan kemandirian mereka dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Setiap pelaku filantropi menghargai keberagaman yang hidup dalam masyarakat :
budaya, agama dan keyakinan, suku bangsa, cara pandang, dan lain-lain.
3. Keadilan gender. Filantropi yang dilaksanakan memperhatikan kebutuhan dan
kecenderungan gender yang berbeda dan menempatkannya dalam perspektif
kesetaraan.
4. Universal dan non-partisan. Filantropi tidak membeda-bedakan latar belakang
penerima maupun pemberi dan dijaga agar tidak menjadi alat politik untuk
kepentingan kelompok atau aliran tertentu.
5. Kepentingan bangsa ditempatkat di atas kepentingan individu dan kelompok
Visi Filantropi Indonesia :
- Terciptanya solidaritas sejati berdasarkan kemanusiaan untuk mewujudkan
keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan.
Misi Filantropi Indonesia:
- Meningkatkan jumlah dan mutu filantropi di Indonesia sebagai sarana untuk
memperkuat peran masyarakat sipil di Tanah Air dalam pembangunan sosial,
kemanusiaan dan lingkungan melalui penguatan infrastruktur kelembagaan dan
pengembangan ruang gerak filantropi dan sektor nirlaba.
DAFTAR PUSTAKA
Rachmanto, didit harry, dkk. 2013. Analisis Program Corporate Social Responsibility Pt.
Pertamina Ep Region Jawa Dalam Bidang Kesehatan Dan Lingkungan (Studi Kualitatif
Penyuluhan Kesehatan Dan Lingkungan Di Sma I Krangkeng, Indramayu. Jurnal Ilmu
Komunikasi. Diakses melalui Universityhttps://openlibrary.telkomuniversity.ac.id