Dalam rangka percepatan pelaksanaan Vaksinasi, menjaga keamanan, mutu dan khasiat
Vaksin, Menteri dapat melakukan distribusi Vaksin COVID-19 ke:
a. daerah kabupaten/kota;
Menteri dalam melakukan distribusi Vaksin COVID-19 berkoordinasi dengan dinas
kesehatan daerah provinsi dan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota. Dalam hal
distribusi Vaksin COVID-19 sampai ke daerah kabupaten/kota Pemerintah Daerah
kabupaten/kota bertanggung jawab untuk mendistribusikan Vaksin COVID-19 ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan pos pelayanan Vaksinasi COVID-19 di
wilayahnya.
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan pos pelayanan Vaksinasi COVID-19.
Pelaksanaan pendistribusian Vaksin COVID-19 dapat dilakukan melalui penugasan
PT Bio Farma (Persero) atau penunjukan langsung badan usaha oleh Menteri sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan Vaksin
COVID-19.
PT Bio Farma (Persero) dalam pendistribusian Vaksin COVID-19 dapat bekerja sama
dengan pihak ketiga. PT Bio Farma (Persero) atau badan usaha dalam melakukan
distribusi Vaksin COVID-19 ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan pos pelayanan
Vaksinasi COVID-19 berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan
daerah provinsi, dan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota(1).
b. Menambah jumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang melaksanakan
pelayanan vaksinasi COVID-19.
1) Pos pelayanan vaksinasi dalam ruangan (indoor) seperti vaksinasi COVID-19 yang
diselenggarakan kementerian/lembaga/badan usaha/instansi, bandara/ stasiun/terminal,
gedung-gedung, tempat keramaian (pasar, pusat perbelanjaan), stadion, dan tempat
ibadah.
2) Pos pelayanan vaksinasi COVID-19 di luar ruangan (outdoor) seperti pos pelayanan
vaksinasi yang dilaksanakan di lapangan, drive thru (layanan tanpa turun), pelaksanaan
vaksinasi mobile dengan memanfaatkan mobil puskesmas keliling atau pelayanan
kesehatan bergerak lainnya.
d. Mobilisasi sasaran dengan dikoordinasi oleh fasilitas pelayanan kesehatan, dinas kesehatan
atau kementerian/lembaga/badan usaha/instansi dan dapat melibatkan masyarakat.
Dalam pelaksanaan vaksinasi program, dinas kesehatan kabupaten/kota dan Puskesmas dapat
membuka pos pelayanan vaksinasi COVID-19 dengan mekanisme sebagai berikut:
2) Permohonan harus disertai dengan data sasaran yang akan divaksin sesuai dengan tahapan
penerima vaksin untuk kemudian dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi Covid melalui aplikasi Smart Checking.
5) Pelaksanaan vaksinasi dapat dilakukan setelah semua data sasaran tersebut diinput dalam
Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 melalui aplikasi Smart Checking oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota.
7) Penyediaan vaksin dan logistik vaksinasi yang dibutuhkan (ADS, Alcohol swab dan safety
box) dilakukan melalui koordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
8) Jumlah tim vaksinasi adalah minimal sejumlah 3 tim. Tim vaksinasi yang dilibatkan dapat
berasal dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah misalnya Puskesmas, RS Pemerintah,
RS TNI, RS POLRI atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta. SDM non kesehatan juga
dibutuhkan sebagai koordinator lapangan, tenaga pengamanan, tenaga administrasi, serta
petugas pengawas untuk mengatur alur layanan.
9) Sebelum pelaksanaan kegiatan vaksinasi, untuk dapat dilakukan sosialisasi dan pemberian
edukasi bagi sasaran kegiatan vaksinasi.
11) Pelaksanaan pelayanan vaksinasi harus menerapkan protokol kesehatan dan memenuhi
standar pelayanan vaksinasi COVID-19.
12) Masing-masing pos pelayanan vaksinasi ini harus memiliki user id dan harus melakukan
pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Satu Data COVID-19.
13) Sebagai upaya antisipasi terjadinya KIPI, perlu disiapkan ambulans atau mobil
puskesmas keliling atau ruangan khusus (ICU mini) beserta kit anafilaktik yang memadai.
Minimal 1 orang dokter ahli disiapkan untuk memantau proses observasi dan melakukan
penanganan pertama terhadap KIPI.
a. alokasi anggaran untuk pengadaan Vaksin COVID-19 dan pelaksanaan Vaksinasi COVID-
19; dan
a. fasilitasi diplomasi internasional dalam rangka mendapatkan akses Vaksin COVID-19 dan
dukungan penganggaran untuk kerjasama multilateral; dan
b. pemberian persetujuan pemasukan jalur khusus bahan baku atau produk yang diperlukan
untuk pengembangan dan penggunaan Vaksin COVID-19;
c. pemberian persetujuan impor atas bahan baku atau produk Vaksin COVID-19;
d. penerbitan sertifikat cara pembuatan obat yang baik bagi sarana produksi vaksin dan
sertifikat cara distribusi obat yang baik bagi sarana distribusi vaksin;
e. pemberian persetujuan penggunaan pada masa darurat (emergency use authorization) atau
penerbitan Nomor Izin Edar (NIE) Vaksin COVID-19;
g. pengawalan mutu dan keamanan produk serta integritas sepanjang rantai suplai Vaksin
COVID19 hingga penggunaan di masyarakat; dan h. dukungan lainnya yang diperlukan.