Anda di halaman 1dari 13

PARTISIPASI MASYARAKAT

DALAM PROGRAM KESEHATAN


(TUGAS TOPIK KE-6)

DISUSUN OLEH
SAMRINA (NIM : 21.13201.070)
SEMESTER VI
JURUSAN EPIDEMIOLOGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
anugrahnya, maka kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KESEHATAN” dengan baik.
Makalah ini di buat bertujuan agar dapat memahami dan mengembangkan materi yang
disajikan, kami sadar makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi maupun
penyusunannya, maka kami para penyusun secara terbuka menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun agar makalah selanjutnya menjadi lebih baik.
Dengan terselesaikanya makalah ini, kami berharap semoga bermanfaat bagi pembaca
dan rekan-rekan sekalian. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih juga kepada semua
pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembacanya. Terimakasih.

Jeneponto, Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
I. Kata Pengantar ....................................................................................................i
II. Daftar Isi ............................................................................................................ii
III. Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
IV. Bab II Tinjauan Pustaka.......................................................................................1

V. Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................14

VI Daftar Pustaka ........................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran

Pengertian, Tujuan dan Sasaran Kegiatan yang Berbasis Masyarakat

Community Based atau pendekatan yang Berbasis Masyarakat adalah upaya


pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk dapat mengenali, menalaah dan mengambil
inisiatif untuk memecahkan permasalahan yang ada secara mandiri.
Tujuan dari pendekatan yang berbasis masyarakat adalah meningkatnya kapasitas
masyarakat dan mencoba untuk menurunkan kerentanan individu, keluarga dan
masyarakat luas serta adanya perubahan PKS masyarakat dalam upaya menangani
permasalahan yang terjadi di lingkungannya. Disamping itu program berbasis masyarakat
menggunakan pendekatan yang berbasis realita bahwa dengan cara-cara yang relatif
sederhana dan mudah dilaksanakan , maka masyarakat di kalangan bawahpun dapat
melakukan perubahan yang positif untuk menuju ke arah yang lebih baik.
Sasaran dari program ini adalah masyarakat rentan yang hidup didaerah rawan serta
bersedia untuk menerima perubahan. Dan juga Penekanan perencanaan program berbasis
masyarakat lebih bersifat internal daripada factor ekternal dengan pendekatan bottom up,
bukan top down. Potensial ancaman tidak di luar, namun di dalam dengan sistem sosial.
Untuk mengurangi tingkat ancaman / bahaya dan risiko kejadian bencana harus menjadi
bagian dari pertimbangan pembangunan
Prinsip-prinsip utama yang diperlukan dalam menjalankan program berbasis
masyarakat adalah tercermin dalam akronim kapasitas yang dapat dijelaskan berikut ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Konsep Pendekatan Berbasis Masyarakat

a. Kemitraan

Program berbasis masyarakat hanya akan berhasil optimal bila ada kemitraan, dan partisipasi
yang sangat tinggi dari semua komponen yang ada di sektor masyarakat, pemerintah maupun
institusi / LSM lainnya. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dalam hal ini tidak hanya
diarahkan pada penyediaan dana, material dan tenaga, namun juga dalam perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasianya, termasuk sustainabilitas program. Memperkuat
kemitraan dan partisipasi dimaksudkan juga membina komunikasi, koordinasi dan kerjasama
dari berbagai disiplin dan profesi terkait seperti meteorologis, pekerja pengembangan
masyarakat, praktisi kesehatan ekonomi, biologi, medis/ paramedis, geolog, pekerja sosial,
insinyur, konselor, guru dan sebagainya.

a. Advokasi

Program berbasis masyarakat sangat memerlukan upaya advokasi, sosialisasi, dan kolaborasi
dari semua pihak yang berkepentingan dengan upaya memecahkan permasalahan yang ada di
masyarakat. Advokasi pada pihak-pihak internal PMI (seperti staff, Pengurus, relawan dan
para pelatih) maupun pihak-pihak eksternal (seperti Pemerintah, Bakornas, Satkorlak, Satlak
PB, LSM, Badan, dinas, masyarakat dan instansi lainnya) sangat menentukan pelaksanaan
program maupun keberlangsungannya. Upaya advokasi ini diharapkan dapat membina
komunikasi dan kerjasama sama yang sangat kuat dalam mencapai tujuan program.

b. Pemberdayaan

Program berbasis masyarakat diharapkan dapat menurunkan tingkat kerentanan masyarakat


dilaksanakan dengan memberdayakan kapasitas masyarakat. Tumbuhnya ketidakpastian
situasi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi dan politik menyebabkan warga dan masyarakat
lainnya menjadi sangat rentan terhadap bahaya dan dampak bencana. Hal ini memerlukan
banyak upaya bagaimana masyarakat dapat diberdayakan kapasitasnya melalui
pengorganisasian / mobilisasi masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana, penyadaran sosial
dan ekonomi, penyadaran lingkungan, pendidikan / pelatihan dan sejenisnya.

Pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pembuatan


kebijakan dan program berbasis masyarakat, diperlukan agar masyarakat memiliki akses
untuk mengontrol inputs, proses, outputs dan keberlangsungan program berbasis masyarakat.

c. Analisis

Pelaksanaan Program yang berbasis masyarakat harus berdasarkan hasil pengenalan situasi,
dan analisis internal dan eksternal secara mendalam tentang kondisi riil masyarakat.
Masyarakat harus diajak untuk mengenali situasi lingkungannya. Setelah itu, mereka harus
diajak untuk menganalisis internal dan eksternal untuk mengetahui permasalahan yang ada ,
sekaligus penyebab dari permaslahan itu sendiri.

Hasil analisis yang dilakukannya oleh masyarakat itu sendiri, diharapkan dapat membuat
masyarakat menjadi sadar, bahwa ada hal-hal yang memicu kerentanan mereka yang mereka
buat sendiri atau karena lebih disebabkan karena faktor eksternal. Mereka sadar bahwa
mereka mestinya dapat mengatasi kerentanan tersebut, asal mereka melakukan upaya-upaya
penurunan tingkat bahaya, risiko dan dampak yang terjadi.

d. Swadaya

Program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan Bottom – Up, bukan Top – Down.
Sebagai yang berbasis pada masyarakat, maka keberhasilan pelaksanaannya sangat bertumpu
pada swadaya masyarakat sendiri. Dalam artian, menggunakan sumber-sumber daya, potensi,
dan komponen-komponen yang telah dimiliki oleh masyarakat. Mulai proses perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, masyarakat harus diberikan peran utama. Dalam
proyek mitigasi misalnya, harus memanfaatkan tenaga masyarakat, sumber-sumber material,
infrastruktur serta fasilitas yang ada. Peranan pihak eksternal adalah menfasilitasi dan
menambahkan sumber-sumber yang belum ada, yang pada akhirnya sepenuhnya akan
diserahkan pengelolaannya pada swadaya masyarakat.

a. Integrasi
Program berbasis masyarakat mengintegrasikan model, instrument, metode, pendekatan dan
strategi dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki oleh masyarakat
setempat. pada ummnya masyaarakat memiliki pengethuan tersendiri dalam menghadapi
permaslahan yang ada baik yang rasional maupun yang irasional. Dan program ini
mengintegrasikan berbagai pola dari berbagai sumber namun tetap terintitusioan dalam pola
dan tananan kehidupan masyarakat setempat.

b. Terfokus

Program berbasis masyarakat harus menfokus pada pemenuhan kebutuhan utama masyarakat
, serta benar-benar memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. Untuk
itu, Program ini memerlukan pemrograman sistem, prosedur dan pedoman operasional serta
pelibatan penuh masyarakat secara fisik, mental dan emosional. Maksud diperlukannya
pemrograman sistem, prosedur dan pedoman operasional adalah untuk memastikan efisiensi
dan pemanfaatan sumber-sumber daya seperti dana, waktu, material, informasi dan teknologi
yang benar-benar terfokus pada tujuan riil.

c. Aksi nyata

Program berbasis masyarakat mengarahkan keinginan dan komitment semua pihak, baik
PMI, masyarakat dan Pemerintah ke dalam aksi nyata yang lebih kongkret sesuai dengan
tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.

d. Sustainabilitas

Program berbasis masyarakat merupakan program yang tidak hanya menfokus kebutuhan
jangka pendek, namun lebih dari itu harus pula berorientasi untuk jangka panjang. Hasil-hasil
yang dicapai serta semua elemen yang mendukung seperti strategi, pendekatan, model,
instrument dan metode yang digunakan harus di institusionalkan dari generasi ke generasi
berikutnya, agar mereka dapat menjaga, merawat dan mengembangkan program yang telah
dilaksanakan. Sustainbilitas juga berrarti bagaimana masyarakat pada akhirnya dapat
mengambil alih secara mandiri tanggungjawab atas kegiatan-kegiatan di wilayah program
tersebut tanpa lagi bergantung pada pihak pendonor maupun fasilitator dari luar.
KEGIATAN BERDASARKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT

Mengetahui kebutuhan kesehatan dari masyarakat adalah penting untuk dipahami terutama
oleh pengambil kebijakan dan penyedia program pelayanan kesehatan, khusunya apabila
terjadi kesenjangan antara kebutuhan kesehatan dari masyarakat dan program atau tindakan
prioritas yang dilakukan oleh pengambil kebijakan atau penyedia program kesehatan
(Kaufman, 1982). Ada banyak cara untuk mengetahui kebutuhan kesehatan masyarakat
(Mckillip, 1987). Memilih cara yang tepat dalam hal menilai kebutuhan kesehatan masyarkat
diperlukan petimbangan antar lain untuk apa data atau informasi yang dari kebutuhan
kesehatan masyarakat yang dikumpulkan untuk apa akan dimanfaatkan. Termasuk
mengetahui sumber apa kesehatan yang tersedia dan akses terhadap pelayanan kesehatan
yang ada. Pada hakikatnya masing-masing cara untuk mengetahui kebutuhan kesehatan
masyarakat memiliki kelebihan.

Kebutuhan kesehatan masyarakat menurut Bradshaw (1972) dikategorikan dalam 4 tipe


kebutuhan :

1. Normative Needs : kebutuhan dari masyarakat yang didefinisikan menurut pendapat ahli
cenderung digunakan oleh pemerintah atau professional didalam perencanaan program
intervensi terhadap masyarakat

2. Felt Needs : kebutuhan yang diartikan oleh anggota masyarakat sendiri yaitu seperti apa
yang mereka katakan, mereka inginkan atau apa yang mereka anggap sangat diperlukan.

3. Expressed Needs : kebutuhan diungkapkan oleh masyarakat dan fapat diamati melalui
permintaan masyarakat.

4. Comprative Needs: kebutuhan yang diperoleh dengan perbandingan, contohnya menilai


pelayanan yang disediakan dalam satu area sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan
terhadap ketentuan pelayanan dalam area lainnya dengan populasi yang sesuai.

Dalam menilai kebutuhan dari masyarakat penting untuk diketahui tidak hanya apa yang
masyarakat butuhkan, namun juga apa yang mereka maksud kan bagaiman dan mengapa
sehingga mereka membutuhkan. Misalnya apakah kebutuhan mereka ditentukan oleh mereka
sendiri (Felt dan Expressed Needs), atau hal yang lebih tinggi ( Comprative) atau oleh ahli
(Normative).
Penilaian kebutuhan masyarakat memberikan landasan untuk membuat keputusan dalam
formasi kebijakan, perencanaan pelayanan dan alokasi dana. Demikian pula, menilai
kebutuhan dari masyarakat membantu pembuat kebijakan kesehatan dalam hal pemanfaatan
seumber daya yang akan digunakan secara efektif dan sesuai. Contoh, suatu penilaian
kebutuhan masyarakat dalam merencanakan pelayanan kesehatan, kegiatan didalamnya
antara lain pengumpulan dan analisa data yang berhubungan dengan kebutuhan kesehatan.

PARTISIPASI MASYARAKAT

Partisipasi Masyarakat (PM), didefinisikan sebagai “sebuah proses yang melibatkan setap
individu, keluarga, dan masyarakat di dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas
pengendalian vektor di tingkat lokal untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat dan prioritas penduduk yang tinggal di masyarakat, serta
mempromosikan kemandirian masyarakat dalam kaitannya dalam pengembangan kegiatan
itu sendiri”. Singkatnya PM melibatkan pembentukan peluang yang besar yang
memungkinkan semua anggota masyarakat dan masyarakat yang lebih luas untuk secara aktif
berperan serta dalam memengaruhi pengembangan kegiatan ini dan juga menikmati manfaat
yang didapat secara merata.

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Bhattacarya

Pengembangan masyarakat adalah pengembangan manusia yang tujuannya adalah untuk


mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk mengontro lingkungannya

Pengembangan masyarakat adalah usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap


masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan terorganisasi, berkomunikasi dan
menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan,
mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri

T.R. Betten
Pengembangan masyarakat bertujuan mempengaruhi perikehidupan rakyat jelata di mana
keberhasilannya tergantung sekali pada kemampuan masyarakat untuk aktif bekerjasama.

Yayasan Indonesia Sejahtera

Pengembangan masyarakat adalah usaha-usaha yang menyadarkan dan menanamkan


pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan dengan lebih baik semua
kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk
lebih banyak melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.

KESEHATAN MASYARAKAT

Proyek kesehatan dan gizi berbasis masyarakat untuk mengerungai stanting :

Pemerintah Indonesia, dengan dukungan MCC akan melakukan inisiatif baru untuk
memberantas stanting pada anak dibawah usia 2 tahun. Tujuan proyek ini adalah untuk
mencegah bayi berat lahir rendah, untuk mencegah pengerdilan masa kanak-kanak, untuk
mencegah masa gizi anak-anak dan ibu-ibu didaerah proyek, dan untuk meningkatkan
pendapatan rumah tangga melalui penghematan biaya, peningkatan produtifitas pertumbuhan,
dan tabungan jangka panjang yang terus meningkat. Proyek ini memiliki 3 kegiatan utama
sebagaimana di definisikan sebagai berikut :

1. Kegiatan proyek masyarakat sebagai sisi permintaan kegiatan ini menyalurkan hibah untuk
masyarakat dan bantuan teknis partisipatif ke masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah
menumbuhkan permintaan masyarakat secara berkenlajutan terhadap pelayanan kesehatan
dan gizi. Bentuk kegiatannya antara lain ialah menyediakan fasilitator masyarakat,
perencanaan partisipatif dan hibah untuk masyarakat.

2. Kegiatan sisi suplai

Tujuan kegiatan ini adalah memperkuat kapasitas penyedia jasa layanan kesehatan agar
mampu memberi pelayanan lebih baik dibidang kesehatan dan gizi.

3. Kegiatan komunikasi, pengelolaan, dan evaluasi


Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pemangku
kepentingan tentang penyebab, tanda-tanda, dampak jangka panjang dan pencegahan
stanting. Kegiatan ini bertujuan pula u6. ntuk memperoleh komitmen dari para pemangku
kepentingan untuk mengatasi stanting, serta mendodorng perubahan perilaku masyarakat
dibidang masyarakat dan gizi.

MENCIPTAKAN KOMPETENSI DALAM KEGIATAN MASYARAKAT

Dengan cara :

1. Melalui pelatihan.

Pelatihan bertujuan untuk mengembangkan individu dalam bentuk peningkatan keterampilan,


pengetahuan dan sikap.

2. Pembinaan.

Pembinaan bertujuan untuk mengatur dan membina manusia sebagai sub sistem organisasi
melalui program-program perencana dan penilaian, seperti man power planning, performance
apparaisal, job analytic, job classification dan lain-lain.

3. Tanamkan Visi Misi Kegiatan pada masyarakat

Agar mereka bekerja melakukan tanggung jawab mereka dengan memiliki tujuan yang sama
terhadap kegiatan tersebut

4. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menyalurkan ide dan gagasan.

Dalam suatu kegiatan masyarakat, masyarakat juga berkontribusi dalam mengembangkan


kegiatan tersebut atau sebagai roda penggerak suatu kegiatan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Community Based atau pendekatan yang Berbasis Masyarakat adalah upaya


pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk dapat mengenali, menalaah dan mengambil
inisiatif untuk memecahkan permasalahan yang ada secara mandiri.
Tujuan dari pendekatan yang berbasis masyarakat adalah meningkatnya kapasitas
masyarakat dan mencoba untuk menurunkan kerentanan individu, keluarga dan
masyarakat luas serta adanya perubahan PKS masyarakat dalam upaya menangani
permasalahan yang terjadi di lingkungannya. Disamping itu program berbasis masyarakat
menggunakan pendekatan yang berbasis realita bahwa dengan cara-cara yang relatif
sederhana dan mudah dilaksanakan , maka masyarakat di kalangan bawahpun dapat
melakukan perubahan yang positif untuk menuju ke arah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah WHO 2001. EGC Jakarta

2. Effendy, 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. EGC

Anda mungkin juga menyukai