USULAN PROPOSAL
PENGARUH PERENCANAAN PROGRAM BANTUAN SOSIAL
DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN
BENCANA SOSIAL DI KABUPATEN ACEH TENGAH
PROVINSI NAGROE ACEH DARUSALAM
LOGO
OLEH :
RAHARJO
NIM : 090610013
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar
Magister Sains (M.Si) Dalam Bidang Ilmu Administrasi Publik
Program Magister Ilmu Administrasi
PROPOSAL PENELITIAN
I. JUDUL
PENGARUH PERENCANAAN PROGRAM BANTUAN SOSIAL DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA
SOSIAL DI KABUPATEN ACEH TENGAH PROVINSI NAGROE ACEH
DARUSALAM.
1. Identifikasi Masalah
4. Pendataan terhadap korban bencana sosial masih lamban dan kurang akurat
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka pokok
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh perencanaan terhadap keberhasilan implementasi
penanganan bencana sosial di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi NAD?
6
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh perencanaan terhadap keberhasilan implementasi
penanganan bencana sosial di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi NAD.
2. Untuk mengetahui pengaruh pengelolkaan lingkungan sosial terhadap
keberhasilan implementasi penanganan bencana sosial di Kabupaten Aceh
Tengah Provinsi NAD.
3. Untuk mengetahui pengaruh perencanaan dan pengelolaan lingkungan sosial
secara bersama-sama terhadap keberhasilan implementasi penanganan
bencana sosial di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi NAD
V. KEGUNAAN PENELITIAN
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan Praktis
Dapat mengembangkan berbagai faktor dan memberikan informasi terutama
kepada Departemen Sosial RI yang terkait untuk memecahkan masalah dan
memberikan saran dalam penyusunan program penaggulangan bencana sosial
dan masalah sosial bagi korban bencana sosial.
2. Kegunaan Teoritas
7
sebagai berikut :
1) Apa (What)
Apa menanyakan : apa yang menjadi tujuan, apa yang akan dikerjakan, apa
yang direncanakan. Jawaban dari pertanyaan ini menunjukkan tentang tujuan
(objective), dan sasaran (target), yang hendak dicapai dalam waktu yang
relatif pendek (short term), dan waktu panjang (long term) sehingga dari sana
dapat suatu rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang.
2) Mengapa (Why).
Mengapa menanyakan sebab-sebab mengapa tujuan itu yang akan dicapai,
mengapa jenis kegiatan itu yang harus dikerjakan. Jawaban terhadap
pertanyaan ini memberikan alasan-alasan kenapa perencanaan itu dibuat,
sehingga diperoleh pengertian yang lebih jelas dan terperinci tentang latar
belakang pemikiran perencanaan tersebut.
3) Dimana (where)
Dimana menanyakan hal yang berhubungan dengan lokasi atau tempat di
mana rencana itu akan dilaksanakan. Pertanyaan ini akan memberikan
jawbaan penentuan tentang tempat kerja (lokal, geografis) dan letak tingkatan
implementasi suatu rencana, seperti tingkat pusat atau daerah.
4) Kapan (when).
Kapan menanyakan hal yang berhubungan dengan waktu, kapan, bilamana
rencana itu akan dilaksanakan.
5) Siapa (who)
Siapa menanyakan orang : siapa penanggung jawab rencana itu, siapa akan
diberi tugas melaksanakan rencana itu, baik untuk tenaga manajemen maupun
untuk tenaga implementasinya.
Demikian pula, apakah rencana itu akan dilaksanakan oleh pemerintah pusat
atau oleh pemerintah daerah.
6) Bagaimana (how)
Bagaimana menanyakan cara : bagaimana melaksanakannya, bagaimana
mengerjakannya. Dengan pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan
keterangan-keterangan tentang cara-cara, metode implementasi dengan
memperhatikan faktor pembiayaan, kemampuan/kecakapan pegawai, iklim di
sekitar lokasi implementasi rencana. Faktor-faktor tersebut perlu
9
tersebut di atas, salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun
dilakukan.
dicapai.
4) Rencana yang disusun ditandai dengan suatu motif, alasan atau sebab.
5) Rencana yang disusun merupakan hasil pemilihan dari berbagai altertatif, yang
secara rasional.
dan penyusunan juklak dan TOR pelaksanaan bantuan sosial secara jelas.
kegiatan keserasioan sosial dan kegiatan bantuan sosial korban bencana sosial
10
secara jelas. Untuk pemetaan merupakan proses identifikasi dan seleksi bagi
Untuk analisis data dan informasi merupakan proses evaluasi terhadap data dan
informasi korban bencana sosial, sehingga data korban bencana sosial akurat dan
Pada sistem sekarang ini, di India, pendidikan sekolah belum terorganisir pada
tahap yang independen itu sendiri, tetapi agaknya pendidikan dipersiapkan untuk
pendidikan tinggi. Penekanan dan pemberantasan buta huruf yang menjadi
program dasar untuk sekolah dasar dan menengah yang tidak dilengkapi dengan
tipe pekerjaan khusus.
Untuk masuk pada sekolah menengah dan pendidikan tinggi harus diseleksi,
dan untuk orang-orang yang berkualitas dan juga orang yang telah diberikan
subsidi. Hanya mahasiswa yang berasal dari kelompok miskin dengan subsidi ini
dapat memperoleh keuntungan duduk di pendidikan tinggi.
Hak konvensi anak di India tidak terlepas dalam kebijakan sosial yang
diambil. Oleh karena itu, pernyataan kebijakan merupakan pengaruh pengarahan
usulan yang diambil oleh Pemerintah dalam bidang kegiatan tertentu, terutama
hak-hak anak. Kebijakan sosial adalah kebijakan mengenai aspek sosial
kehidupan masyarakat termasuk juga kehidupan anak. Bahkan menurut persepsi
kita, kebijakan sosial dapat dikatakan menurut program dan pelayanan dalam
bidang kesehatan, pendidikan, rehabilitasi dan kesejahteraan masyarakat. Tetapi
menurut persepsi lain, setiap kegiatan pemerintah dengan beberapa masalah sosial
yang tidak terlibat di dalamnya. Keputusan yang berhubungan dengan lokasi
industri, perdagangan luar negeri, penelitian nuklir atau pilihn antara investasi dan
prasarana dalam pengembangan bis dn kendaraan kecil semua itu terlibat
dengan pertanyaan sosial seperti keseimbangan pembangunan regional,
kecukupan sendiri nasional, komitmen untuk tujuan perdamaian dan kebutuhan
dasar yang diberikan menurut kebutuhan selain bnyak permintaan untuk dapat
dikerjakan berkenaan dengan masalah sipi sistem pengadilan pidana yang juga
meliputi masalah kebijakan sosial karena fungsinya tergantung pada kemungkinan
atau sebaliknya masalah umum dengan alasan waktu dan biaya yang minimum.
Kebijakan sosial dapat dinyatakan sendiri dengan banyak cara yang bahkan
jika pemerintah belum menyadari bidang spesifik yang identik dari kebijakan
sosial. Ada atau tidaknya ukuran persamaan distribusi pendapatan nasional,
ukuran asuransi sosial, dan asistensi sosial.
Selanjutnya William Chang (199:70) menyatakan bahwa pengelolaan
lingkungan sosial dapat diukur melalui indikator : 1) sosialisasi, 2) pembinaan, 3)
pengembangan lingkungan, serta 4) pemberdayaan.
Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengelolaan lingkungan merupakan suatu proses perencanaan hingga evaluasi
terhadap lingkungan ekonomi, politik, sosial, dan budaya, sehingga perlu adanya
sosialisasi, pembinaan, pengembangan lingkungan, serta pemberdayaan di dalam
masyarakat.
14
faktor-faktor :
dilaksanakan.
harus diperhatikan :
Implementasi kebijakan.
cetak dan elektronik hampir setiap hari memuat berita yang berkaitan
dengan berbagai jenis bencana sosial tersebut. Hal ini menandakan, bahwa
16
peristiwa ini menjadi fakta sosial yang cukup menarik perhatian dari
berbagai kalangan.
berdaya dan sistem jaringan sosial pada masyarkat setempat yang mampu
yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia, yang dapat terjadi
sosial. Selain itu, terlihat bahwa perencanaan akan dapat berpengaruh terhadap
pengumpulan data dan informasi yang akurat; menganalisa data dan informasi
bencana sosial akan dapat berhasil guna, ekonomis, rasionalitas dan tepat
guna.
terhadap suatu tujuan yang hendak dicapai. Apabila llingkungan sosialk dapat
dalam aspek ekonomi, politik, sosidal dan budaya. Dalam hal ini, rencana
pelayakan sosal atau kesejahteraan karena menurut sudut pandang sosal adalah
pelaksanaan rencana.
Gambar
Kerangka Pemikiran
Variabel Bebas (X
PERENCANAAN (X1)
Dimensi : Variabel Terikat (Y)
- Menyusun blueprint
- Menyusun directory
- Pemetaan r1= yx1 KEBERHASILAN
- Menganalisa data dan IMPLEMENTASI
informasi PENANGANAN BENCANA
- Menentukan alternatif (Y)
kegiatan Dimensi :
(Bintoro Tjokroamidjojo, 1992:26) R = yx1x2 1.Terwujudnya masyarakat
madani
2.Terhindarnya konflik
3.Meningkatnya kethanan sosial
4.Terjalinnya Kerjasama
(Subur Budi santoso,
PENGELOLAAN
2004:33)
LINGKUNGAN
SOSIAL (X2)
Dimensi :
- Sosialisasi r2= yx2
- Pembinaan
- Pengembangan
lingkungan
- Pemberdayaan
(William Chang, 1999:70)
a. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas dan 1 variabel
terikat. Yang menjadi variabel bebas adalah perencanaan kebijakan (X1) dan
21
implementasi kebijakan (X2) dan yang menjadi variabel terikat (Y) adalah
X2
Pengelolaan Lingkungan
Sosial
pemberdayaan.
22
a. Populasi
objek, atau kejadian. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengungsi di
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang
ada pendapat yang mutlak, tidak ada kesatuan pendapat dari para sarjana.
4. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian dalam penulisan ini menggunakan metode Likert,
dimana metode Likert memberikan nilai skala untuk tiap alternatif jawaban
yang berjumlah 5 katagori. Dengan demikian, instrumen itu akan
menghasilkan total skor bagi tiap anggota sampel. Semua pernyataan yang
memilih alternatif-alternatif di bawah ini beri skor :
Adapun kisi-kisi instrumen penelitian terhadap variabel yang akan diteliti dapat
dijabarkan sebagai berikut :
N Variabel Dimensi Indikator
o
1. Perencanaan Program a. Menyusun blueprint - sistematis dan
(X1) terpogram
- penyusunan
juklak
- petunjuk
pelaksanaan
- penyususn
TOR/POK
b. Pembinaan -Bimbingan
teknis dalam
penanganan
korban
-Pemantapan
tenaga
pendamping
-bimbingan dan
pengembangan
sosial
-Penyuluhan dan
penyebaran
informasi
-Pelatihan bagi
tenaga
pendamping
26
c. Pengembangan lingkungan
-Lingkungan
yang secari dan
nyaman
-Interaksi sosial
dalam
penanganan
korban bencana
-Melibatkan
peran tokoh
masyarakat
-Keseimbangan
program dengan
kebutuhan
-Strategi
pengembangan
lingkungan
sosial
-Pemberdayaan
d. Pemberdayaan tenaga
pendamping
-Pemberdayaan
tentang tanggap
darurat bencana
-Pemberdayaan
keserasian sosial
-Resosialisasi
secara berkesi-
nambungan
-pemberdayaan
pendampingan
sosial dalam
penanganan
korban bencana
yang memiliki
kehidupan masa
depan yang baik
- Terciptanya
masyarakat
madani yang
memiliki
kehidupan lebih
baik
-Terhindarnya
b. Terhindarnya konflik
konflik dalam
masyarakat
-Penanganan
bencana secara
profesional
-Penaganan
bencana
memuaskan
tidak ada
komplin
-Terwujudnya
hubungan sosial
yang harmonis di
tempat
pengungsian
korban bencana
-Masyarakat
memiliki
c.Meningkatnya ketahanan kehidupan yang
terjamin
sosial
-Terciptanya
ketahanan sosial
dalam
masyarakat
-Terwujudnya
masyarakat
korban bencana
yang semangat
menyiongsong
masa epan
-Jaminan bagi
anak-nak korban
bencana untuk
memperoleh
pendidikan yang
layak
-Koordinasi
antara unit-unit
28
Kaidah :
Chi-squarehitung > Chitabel (Ho) ditolak dan (Ha) Diterima
Chi-squarehitung < Chitabel (Ho) diterima dan (Ha) Ditolak
= 0,05 (5%)
homogen atau tidak atau dengan kata lain menguji kesamaan varian
n XY X Y
rxy
n X 2
X n Y 2 Y
2 2
Keterangan :
positif
dan negatif
Tabel 1
Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi
Internal koefisien Tingkat hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono, Metodologi Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta, 2001, hal. 149
nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (rhitung> rtabel), maka hubungan
antara dua variabel adalah signifikan. Sedangkan bila nilai rhitung lebih
symbol b. Bila hanya satu variable bebas, garis regresi untuk garis lurus
Y a b.X
Keterangan :
Y = Variabel terikat (keberhasilan implementasi penaganan
bvencana sosial)
( Y 1)( X 1) ( X 1)( X 1Y 1)
a
n X 1 ( X 1)
n X 1 y1 ( X 1)( Y 1)
b
n X 1 ( X 1)
Keterangan : = Variabel terikat (keberhasilan implementasi
Y
penanganan bencana sosial)
X1 = perencanaan
sumbu y)
lebih besar dari F tabel maka koefisien korelasi ganda yang diuji
adalah signifikan dan sebaliknya bila F hitung lebih kecil dari F tabel
KD = r2 x 100%
Dimana :
35
KP = Koefisien Diterminan
r = Koefisien Korelasi
d. Uji t
= 0,5
df = n 2 ( 100 2 = 98 )
r n2
t
1 r2
e. Uji F (Anova)
Untuk mengetahui apakah pengaruh antar variabel bebas dan tidak
- Jika nilai F hitung < F tabel maka dinyatakan tidak ada Pengaruh
36
DAFTAR PUSTAKA
Christoph Bertam, (1988), Masalah sosial Dunia Ketiga dan Kemanan Dunia,
Jakarta : Bina Aksara.
Doz dalam Hasibuan, (1997), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi
Aksara.
Drucker & Stoner dalam alex Nitisemito, (1996), Manajemen Sumber Daya
Manusia Dalam Organisasi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fahrudin Salim, (1999), Agama, Kebudayaan dan Masalah sosial Sosial, Jakarta;
Kompas opini.
Keith Devis, (1994), Organising and Behavior, yang dialih bahasakan oleh
Soewarno Handayaningrat, Jakarta : Ghalia Indonesia.
Lawton & G.Rose dalam Winardi, (1994), Manajemen Sumber Daya Manusia,
Bandung : Citra Aditya Bakti.
Mc. Gill dalam Mantra Ida Bagus, dan Kasto, (1993), Manajemen Kualitas,
Jakarta : Ghalia Indonesia.
William Chang, (1999), Masalah sosial Sosial dan Terobosan Baru, Jakarta :
Kompas Opini, Senin 29 Maret
38