Disusun Oleh
Kelompok 9:
PENGERTIAN PERENCANAAN
Perencanaan berasal dari kata rencana,yang artinya rancangan atau rangka sesuatu
yang akan dikerjakan. Dari pengertian sederhana tersebut dapat diuraikan beberapa
komponen penting , yakni tujuan (apa yang ingin dicapai), kegiatan (tindakan-tindakan untuk
merealisasikan tujuan) dan waktu(kapan bilamana kegiatan tersebut hendak dilakukan).
Apapun yang direncanakan tentu saja merupakan tindakan-tindakan dimasa depan (untuk
masa depan).
Menurut Terry (dalam Riyadi, 2005 : 3), perencanaan adalah upaya untuk memilih
dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenal
masa yang akan datang dengan jalan mengambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan
yang di perhatikan untuk mencapai hasil yang di inginkan.Defenisi perencanaan dapat
diartikan hubunggan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya
(what should be) yang bertalian dengan kebutuhan penentuan tujuan, prioritas program, dan
alokasi sumber. (Uno,2006 :1)
FUNGSI PERENCANAAN
Menurut Sutarto (dalam Nining Haslinda 2008:22) Fungsi merupakan sekelompok
aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifatnya, pelaksanaan atau
pertimbangan lainnya.
Fungsi perencanaan itu merupakan sebagai usaha persiapan yang sistematik tentang
berbagai kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka mencapa tujuan. Perencanaan ialah
perumusan tujuan prosedur, metode dan jadwal pelaksanaannya, didalamnya termasuk
ramalan tentang kondisi dimasa akan datang dan perkiraan akibat dari perencanaan terhadap
kondisi tersebut. Rencana pembangunan hendaknya dapat pula menimbulkan solidaritas
nasional dan solidaritas sosial, keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab.
Kantor Departemen Sosial pada Daerah Tingkat II dan atas Keputusan Surat tersebut sesuai
Kawat Kepala Inspeksi Sosial Daerah Sulawesi Utara tanggal 6 Maret 1962 No.
Januari 1964 No. 30/Bui/SULUT/ 15/64 tentang Pembentukan dan Pengresmian Kantor
dan menempati sebuah bangunan milik warga negara Indonesia keturunan asing yang
berlokasi di Kelurahan Biawao Kecamatan Kota Selatan dan kemudian sesuai perkembangan
berdasarkan DIP T.A 1979-1980 yang telah diresmikan oleh Bapak Gubernur Provinsi
Sulawesi Utara yaitu Bapak G.H MANTIK pada Tanggal 20 Mei 1980 yang berlokasi di
Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota Utara Kotamadya Gorontalo Jl. Jendral Sudirman No.
44 Telpon 821433.
Kemudian pada tahun 1999 setelah terbentuknya Kabinet dengan Keputusan Presiden
RI No. 355/M Tahun 1999/2000 dan ternyata Departemen Sosial tidak terdapat lagi dalam
kabinet/sudah dilikwidasi.
Dengan mengacu pada Surat Menteri PAN tersebut diatas mulai tugas-tugas
22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah. Selanjutnya oleh pimpinan Daerah dibuatlah
Peraturan Daerah yang mengatur Dinas Daerah Yaitu Perda No. 19 Tahun 2000 Tentang
Dengan keluarnya Perda Tersebut Dinas Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial
(Nakersos) Kota Gorontalo adalah organisasi Perangkat Daerah dengan susunan sebagai
berikut :
1. Kepala Dinas
Otonomi / Pembagian Urusan Pemerintahan kepada Daerah Tingkat Provinsi dan Kab/Kota
berimplikasi juga pada Perubahan Keorganisasian dan Tata Pelaksanaan Kerja pada Daerah
Kota Gorontalo.
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR DINAS SOSIAL:
tantangan penggangaran
masih banyaknya penyandang masyarakat kesejahteraan sosial (pmks)
yaitu sudah termasuk fakir miskin, anak terlantar yang menjadi
interpensi dinas sosial. jadi di sesuaikan dengan penggangaran yang
ada.
DOKUMENTASI
PENGERTIAN PELAKSANAAN
Pelaksanaan diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan tertentu yang dilakukan
untuk mewujudkan rencana atau program dalam kenyataannya.
Publikas merupakan tindakan penerbitan, dan juga mengacu pada setiap salinan.
Menurut Merriam (2014:458) dalam (Liliweri, 2015) “Publikasi adalah setiap tindakan atau
rancangan/desain produk yang menarik khalayak, seperti informasi yang mempunyai nilai
berita sehingga menarik perhatian dan dukungan khalayak”.
Menurut Nisberg (2014:37) dalam (Liliweri, 2014) ”Publikasi adalah informasi yang
dirancang untuk memperlihatkan, memperkenalkan, mempertahankan nama dan kehormatan
seseorang, kelompok, atau suatu organisasi kepada khalayak dalam suatu konteks tertentu
melalui media dengan tujuan untuk menciptakan daya tarik khalayak”.
Menurut Astika (2014:28) “Publikasi adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan untuk
menyediakan atau menyebarkan sebuah informasi kepada masyarakat umum dengan cara
bermacam-macam mulai dari buku, teks, gambar, konten audio visual dan website sehingga
masyarakat mengetahui informasi yang disediakan untuk konsumen sehingga kegiatan
promosi diharapkan mampu
mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkannya”.
Menurut lesly (2014;58) “Publikasi adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan
dilakukan untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran pada
media”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa publikasi adalah penyampaian
informasi kepada masyarakat melalui media-media komunikasi.
Dengan mengacu pada Surat Menteri PAN tersebut diatas mulai tugas-tugas
kesejahteraan sosial diserahkan kepada pemerintah daerah berdasarkan Undang-
Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah. Selanjutnya oleh pimpinan
Daerah dibuatlah Peraturan Daerah yang mengatur Dinas Daerah Yaitu Perda No. 19
Tahun 2000 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Gorontalo.
1. Kepala Dinas
2. Bagian Tata Usaha
3. Sub Dinas Bina Usaha Kesejahteraan Sosial
4. Sub Dinas Bina Bantuan Sosial
5. Sub Dinas Tenaga Kerja
6. Unit Pelaksanan Teknis
Dengan diberlakukannya Undang –undang Nomor 32 Tahun 2004 Perubahan
atas Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah, yang
memberikan Otonomi / Pembagian Urusan Pemerintahan kepada Daerah Tingkat
Provinsi dan Kab/Kota berimplikasi juga pada Perubahan Keorganisasian dan Tata
Pelaksanaan Kerja pada Daerah Kota Gorontalo.
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR DINAS SOSIAL:
PENELITI PELAKSANAAN
DOKUMENTASI
keuangan termasuk catatan yang menyertainya (bila ada), yang dimaksudkan untuk
entitas pemerintah pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan/atau kewajiban
selama satu periode tertentu sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Peraturan
mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan.
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat
tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim
dikenal adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan
posisi keuangan.”
“Informasi mengenai pengelolaan dana atau keuangan publik dapat dilihat dari
keuangan publik dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat
adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
Fungsi Pelaporan
2. Alat untuk membina kerja sama, saling pengertian, komunikasi dan koordinasi
yang setepat-tepatnya,
keputusan,
Kemudian menyusul Instruksi Kepala Inspeksi Sosial Sulawesi Utara tanggal 15 Januari
1964 No. 30/Bui/SULUT/ 15/64 tentang Pembentukan dan Pengresmian Kantor Departemen
Sosial Kotamadya Gorontalo.
Kantor Departemen Sosial Kotamadya Gorontalo didirikan tanggal 1 Januari 1964 dan
menempati sebuah bangunan milik warga negara Indonesia keturunan asing yang berlokasi di
Kelurahan Biawao Kecamatan Kota Selatan dan kemudian sesuai perkembangan Depsos
Kotamadya Gorontalo mendapat Lokasi anggaran pembangunan gedung kantor berdasarkan
DIP T.A 1979-1980 yang telah diresmikan oleh Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Utara
yaitu Bapak G.H MANTIK pada Tanggal 20 Mei 1980 yang berlokasi di Kelurahan Wumialo
Kecamatan Kota Utara Kotamadya Gorontalo Jl. Jendral Sudirman No. 44 Telpon 821433.
Kemudian pada tahun 1999 setelah terbentuknya Kabinet dengan Keputusan Presiden RI
No. 355/M Tahun 1999/2000 dan ternyata Departemen Sosial tidak terdapat lagi dalam
kabinet/sudah dilikwidasi.
Dengan mengacu pada Surat Menteri PAN tersebut diatas mulai tugas-tugas kesejahteraan
sosial diserahkan kepada pemerintah daerah berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun
1999 Tentang Pemerintah Daerah. Selanjutnya oleh pimpinan Daerah dibuatlah Peraturan
Daerah yang mengatur Dinas Daerah Yaitu Perda No. 19 Tahun 2000 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Gorontalo.
Dengan keluarnya Perda Tersebut Dinas Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial
(Nakersos) Kota Gorontalo adalah organisasi Perangkat Daerah dengan susunan sebagai
berikut :
1. Kepala Dinas
2. Bagian Tata Usaha
3. Sub Dinas Bina Usaha Kesejahteraan Sosial
4. Sub Dinas Bina Bantuan Sosial
5. Sub Dinas Tenaga Kerja
6. Unit Pelaksanan Teknis
8. Data Statistik: Sertakan data statistik jika relevan, seperti jumlah peserta,
tingkat partisipasi, atau indikator keberhasilan lainnya.
10. Penutup: Ringkas laporan dengan merangkum poin penting, ucapan terima
kasih, dan kontak untuk informasi lebih lanjut.
11. Review: Periksa laporan untuk memastikan kejelasan, konsistensi, dan
kesesuaian dengan tujuan laporan.
12. Penyampaian: Serahkan laporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
pastikan disampaikan kepada pihak yang dituju.
13. Feedback: Terima dan pertimbangkan feedback dari pihak yang menerima
laporan untuk perbaikan di masa mendatang.
3. Apa Saja jenis informasi yang harus dilaporkan kepada dinas tersebut?
JAWAB:
informasi seperti data statistik, perkembangan proyek, keuangan seperti laporan
realisasi anggaran dan laporan operasional
4. Apakah Terdapat Batas Waktu khusus untuk melaporkan kegiatan atau program
sosial?
JAWAB:
Batas waktu sampai dengan Desember kita untuk pengajuan seperti batas anggaran
SPP dan SPN itu di batasi sampai dengan 15 Desember terus peloparan sisa saldo
sampai dengan tanggal 30 Desember
5. Apakah ada sistem umpan balik atau evaluasi dari masyarakat terkait kinerja dinas
dalam pemberdayaan masyarakat?
JAWAB:
pelayanan publik memiliki sistem umpan balik atau evaluasi dari masyarakat terkait
kinerja dinas mereka dalam pemberdayaan masyarakat. Ini bisa melibatkan survei,
pertemuan umum, atau platform daring untuk mengumpulkan pendapat dan
pengalaman masyarakat.
1. PENDAPATAN – LRA
Pendapatan pada Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo
pada Tahun 2021 merupakan penerimaan daerah yang diusahakan sendiri oleh
daerah, berupa Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah. Realisasi pendapatan Tahun 2021 sebesar Rp1.037.768,-
dari anggaran perubahan yng ditetapkan sebesar Rp0,-atau 0%. Jika dibandingkan
dengan Tahun 2020 terjadi Penurunan sebesar 66,12%. Rincian lebih lanjut dapat
dilihat pada tabel
Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2021 yang terdapat
pada Kas di Bendahara Pengeluaran - Bank yang diperoleh dari Penerimaan Jasa Giro
Senilai Rp1.037.768,- dari anggaran perubahan yang ditetapkan sebesar Rp0,- atau 0%.
Jika dibandingkan dengan Tahun 2021 terjadi penurunan sebesar 66,12%. Rincian lebih
Dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan pemerintahan Daerah maka Dinas Sosial
kegiatan yang bersumber dari dana APBD Tahun 2021 yakni melalui pengeluaran
pemerintah daerah, belanja tersebut meliputi belanja operasi dan belanja modal. Pada
Tahun 2021 Belanja pada Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo
terealisasi sejumlah Rp11.749.293.326,- atau 80,19% dari target anggaran belanja setelah
kenaikan sebesar 31,83%. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.3
Belanja operasi merupakan belanja untuk kegiatan operasional Dinas Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo dalam rangka melaksanakan pelayanan kepada
masyarakat. Belanja dimaksud meliputi belanja pegawai, dan belanja barang dan Jasa.
Realisasi b B elanja operasi Tahun 2021 sebesar Rp11.419.497.018,- atau 79,75% dari
anggaran setelah perubahan sebesar Rp14.318.651.486,-. Jika dibandingkan dengan Tahun
2020 terjadi kenaikan sebesar 28,76%. Hal ini disebabkan adanya Kegiatan Bantuan Sosial
Pangan Daerah (BSPD) dengan anggaran sebesar Rp2.275.400.000,- yakni pengadaan
barang/bahan melalui proses tender. Setelah ditetapkan pemenang tendernya (pihak
Ketiga/Penyedia) dalam proses pelaksanaanya menyatakan tidak mampu menyediakan bahan
tersebut dan meyatakan mengundurkan diri dan untuk mengganti penyedia waktu tidak cukup
waktu untuk prosesnya sehingga kegiatan tersebut tidak terealisasi. Rincian lebih
A. Belanja Pegawai - LRA
Belanja pegawai merupakan elemen belanja operasi yang diperuntukan membayar
Gaji dan Tunjangan, Belanja Tambahan Penghasilan ASN, dan Tambahan Penghasilan
Berdasarkan Pertimbangan Objektif Lainnya ASN. Selama tahun anggaran 2021 realisasi
mencapai Rp3.664.637.812,- atau 91,85% dari anggaran belanja pegawai setelah perubahan
sebesar Rp3.989.785.187,-. Jika dibandingkan dengan Tahun 2020 terjadi kenaikan sebesar
36,94%. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.5
Belanja Barang merupakan elemen dari belanja barang dan jasa yang diperuntukkan bagi
Belanja Bahan Pakai Habis dengan realisasi Belanja di Tahun 2021 sebesar
Rp2.992.106.730,- atau 55,24% dari anggaran belanja barang setelah perubahan sebesar
Rp5.416.292.413,-. Jika dibandingkan dengan realisasi Tahun 2020 terjadi kenaikan realisasi
sebesar 167,96%. Rincian realisasi lebih lanjut dapat
ASET
Saldo Aset per 31 Desember 2021 sebesar Rp3.982.388.365,- terdapat kenaikan nilai aset
yang dimiliki Dinas Sosial dan Pemberdayaan MasyarakatKota Gorontalo pada Tahun 2021
senilai Rp578.522.106,-. Hal ini terutama disebabkan bertambahnya aset peralatan dan mesin
serta adanya akumulasi penyusustan, akumulasi amortisasi aset tidak berwujud, dan
reklasifikasi aset lainnya (yang sudah rusak berat). Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada
tabel 3.18
1. Aset Lancar
Aset lancar terdiri dari kas di bendahara pengeluaran dan persediaan yang diharapkan segera
dapat direalisasikan, dipakai atau dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu 12 bulan sejak
tanggal pelaporan. Saldo Aset Lancar per tanggal 31 Desember 2021 sebesar
Rp522.450.430,- yang terdiri dari kas di bendahara pengeluaran sebesar Rp66.515,- piutang
lainnya sebesar Rp47.153.000,- dan persediaan sebesar Rp475.230.915,-. Rincian lebih lanjut
dapat dilihat pada tabel 3.19
2. KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2021 sebesar Rp66.515,-.berupa Jasa
Giro Bendahara yang belum disetor ke bank sampai dengan tanggal 31 Desember 2021.
Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.20
3. PERSEDIAAN
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota
Gorontalo dan barang-barang untuk dijual ataupun diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat. Saldo Persediaan merupakan rincian dari Persediaan Bahan Pakai habis
lainnya sebesar Rp475.230.915,- Jumlah tersebut merupakan saldo Persediaan per 31
Desember 2021 berdasarkan hasil stok opname yang dilakukan pada akhir Tahun 2021.
Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.21
4. ASET TETAP
Aset Tetap per 31 Desember 2020 senilai Rp3.381.464.934,-. Selama Tahun 2021 mengalami
mutasi tambah senilai Rp469.981.808,- dan mutasi kurang senilai Rp401.508.807,- sehingga
nilai aset tetap per 31 Desember 2021 senilai Rp3.449.937.935,-. Pada Dinas Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo Aset Tetap, terdiri atas Tanah; Peralatan dan
Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan; Kontruksi dalam pengerjaan dan
Akumulasi Penyusutan. Adapun rincian Aset Tetap merupakan asset yang terdapat pada
Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo
5. TANAH
Tanah milik Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo per 31 Desember
2020 senilai Rp181.324.000,-. Jumlah aset tetap - tanah di Tahun 2021 tidak mengalami
perubahan mutasi tambah kurang. Sehingga nilai tanah per 31 Desember 2021 tetap senilai
Rp181.324.000,-. Adapun nilai tersebut diperoleh dari aset tetap – tanah yang ada di Dinas
Sosial Dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo senilai Rp47.324.000,- panti sosial
tresna werda senilai Rp25.000.000,- panti sosial bina remaja senilai Rp109.000.000.
12) KEWAJIBAN
Kewajiban merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran kas keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam Neraca Dinas
Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo hanya berupa kewajiban jangka
pendek. Per 31 Desember 2021 kewajiban jangka pendek sebesar Rp98.792.393
13) EKUITAS
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah pada tanggal pelaporan. Saldo Ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas
pada Laporan Perubahan Ekuitas. Nilai Ekuitas per 31 Desember 2020 (Ekuitas Awal)
sebesar Rp3.277.672.874,-. Nilai Ekuitas per 31 Desember 2021 (Ekuitas Akhir) terdiri dari
dampak kumulatif perubahan kebijakan, surplus/defisit -LO senilai Rp3.883.595.972,-.
DOKUMENTASI
UPLOAD REKAMAN SUARA
https://drive.google.com/file/d/12sROTyinbt54Jn9fcP0hiqPjrpANkCcX/view?
usp=drivesdk
https://drive.google.com/file/d/12tne0tC36_vCECJAzungO1d-kcLr7-dL/view?
usp=drivesdk