Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN


(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik)
Dosen Pengampu : DR Mahdalena SE. MSI

Disusun Oleh
Kelompok 9:

1. RIRIN YUSUF (921422132)


2. MOH. TAUFIK BOTUTIHE (921422139)
3. REGINA FIT KADIR (921422146)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1
AKUNTANSI TAHUN 2023
A. LANDASAN TEORI PERENCANAAN

 PENGERTIAN PERENCANAAN
Perencanaan berasal dari kata rencana,yang artinya rancangan atau rangka sesuatu
yang akan dikerjakan. Dari pengertian sederhana tersebut dapat diuraikan beberapa
komponen penting , yakni tujuan (apa yang ingin dicapai), kegiatan (tindakan-tindakan untuk
merealisasikan tujuan) dan waktu(kapan bilamana kegiatan tersebut hendak dilakukan).
Apapun yang direncanakan tentu saja merupakan tindakan-tindakan dimasa depan (untuk
masa depan).

Menurut Tjokroamidjojo (dalam Syafalevi,2011:28) perencanaan dalam arti seluas-


luasnya merupakan suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan


sumber-sumber yang ada supaya lebih efektif dan efisien.Perencanaan merupakan suatu
proses yang kontinu yang meliputi dua asapek , yaitu formulasi perencanaan dan
pelaksanaannya. Perencanaan dapat digunakan untuk mengontrol dan mengevaluasi jalannya
kegiatan, karena sifat rencana itu adalah sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
(Listyangsih,2014:90).

Menurut Terry (dalam Riyadi, 2005 : 3), perencanaan adalah upaya untuk memilih
dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenal
masa yang akan datang dengan jalan mengambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan
yang di perhatikan untuk mencapai hasil yang di inginkan.Defenisi perencanaan dapat
diartikan hubunggan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya
(what should be) yang bertalian dengan kebutuhan penentuan tujuan, prioritas program, dan
alokasi sumber. (Uno,2006 :1)

Menurut Hasibuan (dalam Syafie, 2007:49) rencana adalah sejumlahkeputusan yang


menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Perencanaan dapat dilakukan dalam
berbagai bidang, namun tidak semua rencana merupakan perencanaan pembangunan terkait
dengan kebijaksanaan pembangunan maka pemerintah berperan sebagai pendorong
pembangunan, ini terkait dengan defenisi perencanaan yang merupakan upaya institusi publik
untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus dilakukan disebuah wilayah baik di
negara maupun daerah dengan didasarkan keunggulan dan kelemahan yang di miliki oleh
wilayah tersebut.

Berdasarkan defenisi-defenisi yang ada diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan


adalah suatu rangkaian keputusan yang dibuat sebagai pedoman yang menjadi patokan dalam
pelaksanaan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dengan sumberdaya yang tersedia.

 FUNGSI PERENCANAAN
Menurut Sutarto (dalam Nining Haslinda 2008:22) Fungsi merupakan sekelompok
aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifatnya, pelaksanaan atau
pertimbangan lainnya.

Fungsi perencanaan itu merupakan sebagai usaha persiapan yang sistematik tentang
berbagai kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka mencapa tujuan. Perencanaan ialah
perumusan tujuan prosedur, metode dan jadwal pelaksanaannya, didalamnya termasuk
ramalan tentang kondisi dimasa akan datang dan perkiraan akibat dari perencanaan terhadap
kondisi tersebut. Rencana pembangunan hendaknya dapat pula menimbulkan solidaritas
nasional dan solidaritas sosial, keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab.

Menurut Siagian (2002:36) mengemukakan fungsi perencanaan dapat didefenisikan


sebagai Pengambilan keputusan pada masa sekarang tentang hal-hal yang akan dilakukan
dalam saat kurun waktu tertentu diwaktu dimasa yang datang.Menurut Handoko, ( 2003: 23 )
ada dua fungsi perencanaan :1. Penetapan atau pemilihan tujuan-tujuan organisasi dan2.
Penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program prosedur, metode, sistem anggaran dan
standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Menurut Siagian (2002:36) mengemukakan fungsi perencanaan dapat didefenisikan


sebagai Pengambilan keputusan pada masa sekarang tentang hal-hal yang akan dilakukan
dalam saat kurun waktu tertentu diwaktu dimasa yang datang.
Menurut Handoko, ( 2003: 23 ) ada dua fungsi perencanaan :
1. Penetapan atau pemilihan tujuan-tujuan organisasi
2. Penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program prosedur, metode, sistem
anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

 SEJARAH KANTOR DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN KOTA


GORONTALO:

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sosial RI tanggal 15 Desember 1961 No.

HUK/6-2.20/2250, tentang Penghapusan Kantor Lingkungan Provinsi Sulawesi Utara, SK

Menteri Sosial RI tanggal 6 November 1965 No. P/20-98-33/3054 tentang Pembentukan

Kantor Departemen Sosial pada Daerah Tingkat II dan atas Keputusan Surat tersebut sesuai

Kawat Kepala Inspeksi Sosial Daerah Sulawesi Utara tanggal 6 Maret 1962 No.

174/BUI/61/62 tentang diputuskan Kantor Departemen Sosial Dati II Gorontalo, untuk

sementara merangkap dan melaksanakan tugas dalam wilayah Kotamadya Gorontalo.

Kemudian menyusul Instruksi Kepala Inspeksi Sosial Sulawesi Utara tanggal 15

Januari 1964 No. 30/Bui/SULUT/ 15/64 tentang Pembentukan dan Pengresmian Kantor

Departemen Sosial Kotamadya Gorontalo.

Kantor Departemen Sosial Kotamadya Gorontalo didirikan tanggal 1 Januari 1964

dan menempati sebuah bangunan milik warga negara Indonesia keturunan asing yang

berlokasi di Kelurahan Biawao Kecamatan Kota Selatan dan kemudian sesuai perkembangan

Depsos Kotamadya Gorontalo mendapat Lokasi anggaran pembangunan gedung kantor

berdasarkan DIP T.A 1979-1980 yang telah diresmikan oleh Bapak Gubernur Provinsi

Sulawesi Utara yaitu Bapak G.H MANTIK pada Tanggal 20 Mei 1980 yang berlokasi di

Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota Utara Kotamadya Gorontalo Jl. Jendral Sudirman No.

44 Telpon 821433.
Kemudian pada tahun 1999 setelah terbentuknya Kabinet dengan Keputusan Presiden

RI No. 355/M Tahun 1999/2000 dan ternyata Departemen Sosial tidak terdapat lagi dalam

kabinet/sudah dilikwidasi.

Berdasarkan hasil pembentukan Kabinet dikeluarkan Surat Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara No.56/M/PAN/2000 tanggal 4 Februari 2000 perihal

Pembentukan Panitegrasi Instansi Instansi Partikal Departemn Menjadi Dinas.

Dengan mengacu pada Surat Menteri PAN tersebut diatas mulai tugas-tugas

kesejahteraan sosial diserahkan kepada pemerintah daerah berdasarkan Undang-Undang No.

22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah. Selanjutnya oleh pimpinan Daerah dibuatlah

Peraturan Daerah yang mengatur Dinas Daerah Yaitu Perda No. 19 Tahun 2000 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Gorontalo.

Dengan keluarnya Perda Tersebut Dinas Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial

(Nakersos) Kota Gorontalo adalah organisasi Perangkat Daerah dengan susunan sebagai

berikut :

1. Kepala Dinas

2. Bagian Tata Usaha

3. Sub Dinas Bina Usaha Kesejahteraan Sosial

4. Sub Dinas Bina Bantuan Sosial

5. Sub Dinas Tenaga Kerja

6. Unit Pelaksanan Teknis

Dengan diberlakukannya Undang –undang Nomor 32 Tahun 2004 Perubahan atas

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah, yang memberikan

Otonomi / Pembagian Urusan Pemerintahan kepada Daerah Tingkat Provinsi dan Kab/Kota

berimplikasi juga pada Perubahan Keorganisasian dan Tata Pelaksanaan Kerja pada Daerah

Kota Gorontalo.
 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR DINAS SOSIAL:

 HASIL PENELITI PERENCANAAN:

1. Bagaimana proses perencanaan program bantuan sosial di Dinas Sosial dan


Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo?
Jawab :
perencanaannya dulu masuk tidak di rencana strategi (renstra), rencana
kerja anggaran, masuk di surat. selanjutnya harus berada di dokument
anggaran di tahun itu, misalnya bantuannya di 2023 itu harus berada di rka
2023. kemudian prosesnya dinilai secara teknisnya itu yang harus berhak
menerima batuan.

2. Apa langkah-langkah konkret yang diambil dalam menentukan kebutuhan


masyarakat yang akan menjadi fokus program penyaluran bantuan sosial?
Jawab :
langkah-langkahnya kokret yang diambil:
 berdasarkan data atau istilahnya kelompok penerima manfaat (kpm) jadi
kalau masrayakatnya layak di kasih bantuan apa? kalau yang ada di
dinas sosial itu misalnya BPNTD layak tidak? nah secara teknisnya itu
mengusulkan dari keluharan yang mana KPM itu masuk dalam kategori
kurang mampu.
 harus masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial dan itu memang
data dari kemensos di pakai untuk dinas sosial.
 tergantung penganggarannya jadi tidak seluruh orang miskin. jadi kita
mempunyai target misalnya 1000 terus anggarannya cuma 500, nah
cuma 500 itu yang di perioritaskan sesuai dengan anggaran tahun yang
berjalan itu.

3. Bagaimana dinas ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses


perencanaan program sosial?
Jawab :
Dinas melibatkan perencaaan itu kerena mereka ada kegiatan
musrengbank, nah musrengbank ini pertama dari tingkat kelurahan, kecamatan
kemudian tingkat kota. nah hasil musreng itu di usulkan ke sistem informasi
perencanaan daerah (SIPD). jadi masyarakat terlibat langsung.

4. Sejauh mana kolaborasi dilakukan dengan pihak-pihak terkait, seperti lembaga


swadaya masyarakat atau instansi lain?
Jawab:
Dinas sosial ini mempunyai organisasi sosial yang mendukung
karangtaruna, Lpm, pkk (pemberdayaan kesejahteraan keluarga). mereka aktip
dengan keterkaittannya dinsos. kemudian dengan opd mereka kerja sama
ketika contohnya tenang kerja, umkm atau koperasi itu mengusulkan adanya
bantuan. tapi merekanmengusulkannya itu harus yang bersangkutan dengan
dtks. jadi mereka saling interaksi terkait perval data.

5. Bagaimana evaluasi dan monitoring dilakukan terhadap efektivitas program


pemberdayaan yang telah diimplementasikan?
Jawab:
 Evaluasinya mereka ada petugas pendamping. nah petugas
pendamping di lapak itu adalah PKH. jadi mengevaluasi mana
bantuan yang berjalan dan mengevaluasi lagi masih layak atau yang
bersangkutan dengan DTKS.
 Monitoringnya itu di tahun berikutnya tetapi di tahun berjalannya ada
evaluasi yang bersangkutan selain dari sistem kementrian bisa dibaca
di aplikasi. jadi untuk verval data itu per 6 bulan sekali.

6. Apakah terdapat tantangan khusus dalam perencanaan program pemberdayaan


di kota ini, dan bagaimana dinas ini mengatasi tantangan tersebut?
Jawab:
Tantangan khusus dalam perencaan dala perencanaan program pemerdayaan:

 tantangan penggangaran
 masih banyaknya penyandang masyarakat kesejahteraan sosial (pmks)
yaitu sudah termasuk fakir miskin, anak terlantar yang menjadi
interpensi dinas sosial. jadi di sesuaikan dengan penggangaran yang
ada.

cara dinas mengatasinya yaitu dinas sosial tetap mengupayakan untuk


penyelesaian terkait dengan masalah yang ada di lapangan itu.

7. Bagaimana dinas ini beradaptasi dengan perubahan kebutuhan masyarakat


dalam perencanaan jangka panjang?
Jawab:
Dinas sosial beradaptasi mereka menyesuaikan sesuai dengan aturan. tiap
tahun peraturan ada saja aturan baru yang harus di ikuti. misalnya aturan dari
pusat penerima bantuan itu harus masuk dalam DTKS jadi dinsos mengikuti
harus masuk DTKS. kemudian tindak lebih lanjut ujung-ujungnya
pemeriksaan lebih lanjut apalagi bertabggungjawaban keuangan.

8. Apakah terdapat inovasi atau pendekatan baru dalam perencanaan program


sosial yang diimplementasikan di Kota Gorontalo?
Jawab:
Inovasi dinas sosial berupaya agar masyarakat memanfaatkan tekhnologi yang
ada. dan masyarakat bisa langsung mengakses lebih mudah mengecek
diaplikasi dinas. yang bersangkutan masih menerima bantuan. tapi dinas
mengupayakan bagaimana bisa mengakses dari kelurahan atau kecamatan agar
masyarakat itu bisa lebih dekat mengecek.

DOKUMENTASI

UPLOAD FILE REKAMAN SUARA


https://drive.google.com/file/d/12yLMuT0qzRoQwKXBsr1T2kda27eLEBGn/view?
usp=drivesdk
B. LANDASAN TEORI PELAKSANAAN

 PENGERTIAN PELAKSANAAN
Pelaksanaan diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan tertentu yang dilakukan
untuk mewujudkan rencana atau program dalam kenyataannya.

Menurut Mazmanian dan Sebatier (2014:68) “Pelaksanaan adalah pelaksanaan


keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula
berbentuk perintah atau keputusan badan eksekutif yang penting ataupun keputusan
peradilan”.
Menurut Tjokroadmudjoyo (2014:7) “Pelaksanaan adalah Proses dalam bentuk
rangkain kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna mencapai suatu tujuan maka kebijakan
itu diturunkan dalam suatu program dan proyek”.
Menurut Wiestra, dkk (2014:12) ”Pelaksanaan adalah usaha-usaha yang dilakukan
untuk melaksanakan semua rencana dan kebijakan yang telah dirumuskan dan ditetapkan
dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan
melaksanakan, dimana tempat pelaksananaannya dan kapan waktu dimulainya”.
Menurut Abdullah (2014:151) “Pelaksanaan adalah suatu proses rangkaian kegiatan
tindak lanjut sekolah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan
keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau kebijakan menjadi kenyataan
guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh suatu badan atau wadah secara berencana, teratur dan terarah guna mencapai
tujuan yang diharapkan, maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna
mencapai sasaran dari program yang ditetapkan.
 PENGERTIAN PENERBITAN ATAU PUBLIKASI

Publikas merupakan tindakan penerbitan, dan juga mengacu pada setiap salinan.
Menurut Merriam (2014:458) dalam (Liliweri, 2015) “Publikasi adalah setiap tindakan atau
rancangan/desain produk yang menarik khalayak, seperti informasi yang mempunyai nilai
berita sehingga menarik perhatian dan dukungan khalayak”.
Menurut Nisberg (2014:37) dalam (Liliweri, 2014) ”Publikasi adalah informasi yang
dirancang untuk memperlihatkan, memperkenalkan, mempertahankan nama dan kehormatan
seseorang, kelompok, atau suatu organisasi kepada khalayak dalam suatu konteks tertentu
melalui media dengan tujuan untuk menciptakan daya tarik khalayak”.
Menurut Astika (2014:28) “Publikasi adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan untuk
menyediakan atau menyebarkan sebuah informasi kepada masyarakat umum dengan cara
bermacam-macam mulai dari buku, teks, gambar, konten audio visual dan website sehingga
masyarakat mengetahui informasi yang disediakan untuk konsumen sehingga kegiatan
promosi diharapkan mampu
mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkannya”.
Menurut lesly (2014;58) “Publikasi adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan
dilakukan untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran pada
media”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa publikasi adalah penyampaian
informasi kepada masyarakat melalui media-media komunikasi.

 SEJARAH KANTOR DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN KOTA


GORONTALO:

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sosial RI tanggal 15 Desember 1961


No. HUK/6-2.20/2250, tentang Penghapusan Kantor Lingkungan Provinsi Sulawesi
Utara, SK Menteri Sosial RI tanggal 6 November 1965 No. P/20-98-33/3054 tentang
Pembentukan Kantor Departemen Sosial pada Daerah Tingkat II dan atas Keputusan
Surat tersebut sesuai Kawat Kepala Inspeksi Sosial Daerah Sulawesi Utara tanggal 6
Maret 1962 No. 174/BUI/61/62 tentang diputuskan Kantor Departemen Sosial Dati II
Gorontalo, untuk sementara merangkap dan melaksanakan tugas dalam wilayah
Kotamadya Gorontalo.
Kemudian menyusul Instruksi Kepala Inspeksi Sosial Sulawesi Utara tanggal
15 Januari 1964 No. 30/Bui/SULUT/ 15/64 tentang Pembentukan dan Pengresmian
Kantor Departemen Sosial Kotamadya Gorontalo.

Kantor Departemen Sosial Kotamadya Gorontalo didirikan tanggal 1 Januari


1964 dan menempati sebuah bangunan milik warga negara Indonesia keturunan asing
yang berlokasi di Kelurahan Biawao Kecamatan Kota Selatan dan kemudian sesuai
perkembangan Depsos Kotamadya Gorontalo mendapat Lokasi anggaran
pembangunan gedung kantor berdasarkan DIP T.A 1979-1980 yang telah diresmikan
oleh Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Utara yaitu Bapak G.H MANTIK pada
Tanggal 20 Mei 1980 yang berlokasi di Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota Utara
Kotamadya Gorontalo Jl. Jendral Sudirman No. 44 Telpon 821433.

Kemudian pada tahun 1999 setelah terbentuknya Kabinet dengan Keputusan


Presiden RI No. 355/M Tahun 1999/2000 dan ternyata Departemen Sosial tidak
terdapat lagi dalam kabinet/sudah dilikwidasi.

Berdasarkan hasil pembentukan Kabinet dikeluarkan Surat Menteri Negara


Pendayagunaan Aparatur Negara No.56/M/PAN/2000 tanggal 4 Februari 2000 perihal
Pembentukan Panitegrasi Instansi Instansi Partikal Departemn Menjadi Dinas.

Dengan mengacu pada Surat Menteri PAN tersebut diatas mulai tugas-tugas
kesejahteraan sosial diserahkan kepada pemerintah daerah berdasarkan Undang-
Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah. Selanjutnya oleh pimpinan
Daerah dibuatlah Peraturan Daerah yang mengatur Dinas Daerah Yaitu Perda No. 19
Tahun 2000 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Gorontalo.

Dengan keluarnya Perda Tersebut Dinas Tenaga Kerja dan Kesejahteraan


Sosial (Nakersos) Kota Gorontalo adalah organisasi Perangkat Daerah dengan
susunan sebagai berikut :

1. Kepala Dinas
2. Bagian Tata Usaha
3. Sub Dinas Bina Usaha Kesejahteraan Sosial
4. Sub Dinas Bina Bantuan Sosial
5. Sub Dinas Tenaga Kerja
6. Unit Pelaksanan Teknis
Dengan diberlakukannya Undang –undang Nomor 32 Tahun 2004 Perubahan
atas Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah, yang
memberikan Otonomi / Pembagian Urusan Pemerintahan kepada Daerah Tingkat
Provinsi dan Kab/Kota berimplikasi juga pada Perubahan Keorganisasian dan Tata
Pelaksanaan Kerja pada Daerah Kota Gorontalo.
 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR DINAS SOSIAL:

 PENELITI PELAKSANAAN

1. Bagaimana proses pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di Dinas


Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo?
JAWAB:
Proses pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dinas sosial Ada satu
bidang , bidang terkait dengan bidang pemberdayaan masyarakat jadi pelaksanaan
kegiatan itu intinya dsini seharusnya PMBD itu berdiri sendri kalau di provinsi itu dia
dinas sendiri mencakup secara keseluruhan aspek yang ad di masyarakat yang harus
dibudidayakan tetapi untuk kewenangannya di dinas sosial yang di lingkupnya
dibidang pemberdayaan masyarakat itu berupa fasilitas, jdi seperti ad kegiatan
administrasi desa dinas sosial itu mempasilitasi kelurahan bagaimana proses
administrasinya tapi yang melaksanakan administrasinya itu kelurahan itu sendiri jadi
dari dinas itu sendiri mempasilitasi macam ad prgoram dri kementrian, jdi dinas sosial
itu jadi monitoring di pelaksanaan kegiatan. Pemberdayaan it ad macam² kegiatan
yang dilakukan yaitu pertama terkait dengan musywarah desa penyusunan profil desa
lomba kelurahan jadi dari dinas mempasilitasi semua kegiatan.
2. Apa saja kendala yang sering dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di bidang
pemberdayaan masyarakat di Kota Gorontalo?
JAWAB:
Kendala yg pertma ditingkat lapangan kurangnya pemahaman masyarakat
tentang konsep pemberdayaan masyrakat, kurangnya kesadaran masyarakat peran
aktif pembangunan jadi orang kota dan desa itu berbeda perilakunya ,dan kendala
utama itu penganggarannya.

3. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam program-program yang dijalankan oleh


Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat di Kota Gorontalo?
JAWAB:
Program kegiatan yg utama itu lomba kelurahan.

4. Apa strategi yang telah diimplementasikan untuk meningkatkan efektivitas


pelaksanaan program di Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota
Gorontalo?
JAWAB:
1. pemahaman kesadaran masyrakat
2. partisipasi aktif masyrakat
3. pengembangan stm

5. Bagaimana Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat melibatkan kelompok


rentan, seperti anak-anak, lansia, atau difabel, dalam program-programnya?
JAWAB:
Kelompok lansi melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap bantuan seperti
makanan, sandal dan adisabilitas.

6. Bagaimana upaya Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dalam memastikan


keberlanjutan dan keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat di Kota
Gorontalo?
JAWAB:
Program kegiatan dinas mempunyai rensa dan juga punya rensa kerja selama 5
tahun itu harus jalan , yang utama itu pemberdayaan masyarakat, jadi selama 5
tahun masa baktinya kerja wali kota , kegiatan prgram terkait dengan
pemberdayaan di upayakan supya program itu berjalan.

7. Bagaimana monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan program di


Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo?
JAWAB:
Monitoring evaluasi itu jalan terus , jadi setiap evalusi di tingkat pelaporan
secara admnistrasi dibidang itu aktif melakukan monitoring Jadi tetap melakukan
monitoring disetiap pelaksanaan tersebut

DOKUMENTASI

UPLOAD REKAMAN SUARA


https://drive.google.com/file/d/12whRdPj0Y3oBxCYcZkALx7MmvDBskCph/view?
usp=drivesdk
C. LANDASAN TEORI PELAPORAN
 Pengertian Pelaporan

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah mendefinisikan laporan keuangan adalah suatu penyajian data

keuangan termasuk catatan yang menyertainya (bila ada), yang dimaksudkan untuk

mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan/atau kewajiban suatu

entitas pemerintah pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan/atau kewajiban

selama satu periode tertentu sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur

mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas

pelaporan.

Definisi Menurut Kasmir (2008:7) “laporan yang menunjukkan kondisi

keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.”

Menurut Harahap (2006:105) menyatakan bahwa “Laporan keuangan

menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat

tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim

dikenal adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan

posisi keuangan.”

Mahsun dkk (2009:17) mendefinisikan “laporan keuangan merupakan hasil

dari proses akuntansi yang berisi informasi keuangan.”

Mahmudi (2007:11) mendefinisikan “laporan keuangan adalah informasi yang

disajikan untuk membantu stakeholders dalam memuat keputusan sosial, politik,


dan ekonomi sehingga keputusan yang diambil bisa berkualitas.”

“Informasi mengenai pengelolaan dana atau keuangan publik dapat dilihat dari

laporan keuangan.” Mahsun, dkk (2009:8). Artinya informasi tentang posisi

keuangan publik dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat

diperoleh dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan

adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau

dalam periode tertentu, laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan

perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode.

 Fungsi Pelaporan

Laporan memiliki peranan penting bagi organısası Laporan merupakan kunci

utama untuk mengendalikan perkembangan suatu perusahaan. Menurut

(Umam, 2014 184) laporan memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Alat pertanggungjawaban dari pihak yang satu kepada yang lain.

2. Alat untuk membina kerja sama, saling pengertian, komunikasi dan koordinasi

yang setepat-tepatnya,

3. Alat untuk mengadakan perencanaan, pengendalian, penilaian dan pengambilan

keputusan,

4. Alat untuk memperluas ide dan tul ay menukar pengalaman.

 SEJARAH KANTOR DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN KOTA


GORONTALO:
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sosial RI tanggal 15 Desember 1961 No. HUK/6-
2.20/2250, tentang Penghapusan Kantor Lingkungan Provinsi Sulawesi Utara, SK Menteri
Sosial RI tanggal 6 November 1965 No. P/20-98-33/3054 tentang Pembentukan Kantor
Departemen Sosial pada Daerah Tingkat II dan atas Keputusan Surat tersebut sesuai Kawat
Kepala Inspeksi Sosial Daerah Sulawesi Utara tanggal 6 Maret 1962 No. 174/BUI/61/62
tentang diputuskan Kantor Departemen Sosial Dati II Gorontalo, untuk sementara merangkap
dan melaksanakan tugas dalam wilayah Kotamadya Gorontalo.

Kemudian menyusul Instruksi Kepala Inspeksi Sosial Sulawesi Utara tanggal 15 Januari
1964 No. 30/Bui/SULUT/ 15/64 tentang Pembentukan dan Pengresmian Kantor Departemen
Sosial Kotamadya Gorontalo.

Kantor Departemen Sosial Kotamadya Gorontalo didirikan tanggal 1 Januari 1964 dan
menempati sebuah bangunan milik warga negara Indonesia keturunan asing yang berlokasi di
Kelurahan Biawao Kecamatan Kota Selatan dan kemudian sesuai perkembangan Depsos
Kotamadya Gorontalo mendapat Lokasi anggaran pembangunan gedung kantor berdasarkan
DIP T.A 1979-1980 yang telah diresmikan oleh Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Utara
yaitu Bapak G.H MANTIK pada Tanggal 20 Mei 1980 yang berlokasi di Kelurahan Wumialo
Kecamatan Kota Utara Kotamadya Gorontalo Jl. Jendral Sudirman No. 44 Telpon 821433.

Kemudian pada tahun 1999 setelah terbentuknya Kabinet dengan Keputusan Presiden RI
No. 355/M Tahun 1999/2000 dan ternyata Departemen Sosial tidak terdapat lagi dalam
kabinet/sudah dilikwidasi.

Berdasarkan hasil pembentukan Kabinet dikeluarkan Surat Menteri Negara


Pendayagunaan Aparatur Negara No.56/M/PAN/2000 tanggal 4 Februari 2000 perihal
Pembentukan Panitegrasi Instansi Instansi Partikal Departemn Menjadi Dinas.

Dengan mengacu pada Surat Menteri PAN tersebut diatas mulai tugas-tugas kesejahteraan
sosial diserahkan kepada pemerintah daerah berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun
1999 Tentang Pemerintah Daerah. Selanjutnya oleh pimpinan Daerah dibuatlah Peraturan
Daerah yang mengatur Dinas Daerah Yaitu Perda No. 19 Tahun 2000 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Gorontalo.
Dengan keluarnya Perda Tersebut Dinas Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial
(Nakersos) Kota Gorontalo adalah organisasi Perangkat Daerah dengan susunan sebagai
berikut :

1. Kepala Dinas
2. Bagian Tata Usaha
3. Sub Dinas Bina Usaha Kesejahteraan Sosial
4. Sub Dinas Bina Bantuan Sosial
5. Sub Dinas Tenaga Kerja
6. Unit Pelaksanan Teknis

Dengan diberlakukannya Undang –undang Nomor 32 Tahun 2004 Perubahan atas


Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah, yang memberikan
Otonomi / Pembagian Urusan Pemerintahan kepada Daerah Tingkat Provinsi dan Kab/Kota
berimplikasi juga pada Perubahan Keorganisasian dan Tata Pelaksanaan Kerja pada Daerah
Kota Gorontalo.

 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR DINAS SOSIAL:


 PENELITI PELAPORAN:
1. Bagaimana proses dalam menyusun laporan kegiatan sosial untuk dinas sosial dan
pemberdayaan masyarakat kota gorontalo?
JAWAB:
1. Pengumpulan Data: Kumpulkan data terkait kegiatan sosial, termasuk
statistik, testimoni peserta, dan dokumentasi visual.

2. Penyusunan Struktur: Tentukan struktur laporan, seperti pendahuluan,


deskripsi kegiatan, dampak yang dihasilkan, evaluasi, dan rekomendasi.

3. Pendahuluan: Sertakan informasi latar belakang kegiatan, tujuan, dan


metode pelaksanaan.

4. Deskripsi Kegiatan: Jelaskan dengan rinci bagaimana kegiatan


dilaksanakan, siapa yang terlibat, dan tempat pelaksanaan.

5. Dampak yang Dihasilkan: Highlight hasil positif kegiatan dan dampaknya


terhadap masyarakat atau target yang diinginkan.

6. Evaluasi: Analisis kekuatan dan kelemahan kegiatan, serta saran untuk


perbaikan di masa mendatang.

7. Rekomendasi: Jika diperlukan, berikan rekomendasi untuk langkah-langkah


selanjutnya atau perbaikan.

8. Data Statistik: Sertakan data statistik jika relevan, seperti jumlah peserta,
tingkat partisipasi, atau indikator keberhasilan lainnya.

9. Dokumentasi Visual: Tambahkan foto atau grafik yang mendukung narasi


dan memberikan gambaran visual tentang kegiatan.

10. Penutup: Ringkas laporan dengan merangkum poin penting, ucapan terima
kasih, dan kontak untuk informasi lebih lanjut.
11. Review: Periksa laporan untuk memastikan kejelasan, konsistensi, dan
kesesuaian dengan tujuan laporan.

12. Penyampaian: Serahkan laporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
pastikan disampaikan kepada pihak yang dituju.

13. Feedback: Terima dan pertimbangkan feedback dari pihak yang menerima
laporan untuk perbaikan di masa mendatang.

2. Apakah ada kendala dalam menyusun laporan keuangan?


JAWAB:
Alhamdulillah tidak ada kendala dalam menyusun laporan keuangan krna untuk
menyusun laporan keuangan itu kita menyusun sama-sama

3. Apa Saja jenis informasi yang harus dilaporkan kepada dinas tersebut?
JAWAB:
informasi seperti data statistik, perkembangan proyek, keuangan seperti laporan
realisasi anggaran dan laporan operasional

4. Apakah Terdapat Batas Waktu khusus untuk melaporkan kegiatan atau program
sosial?
JAWAB:
Batas waktu sampai dengan Desember kita untuk pengajuan seperti batas anggaran
SPP dan SPN itu di batasi sampai dengan 15 Desember terus peloparan sisa saldo
sampai dengan tanggal 30 Desember

5. Apakah ada sistem umpan balik atau evaluasi dari masyarakat terkait kinerja dinas
dalam pemberdayaan masyarakat?
JAWAB:
pelayanan publik memiliki sistem umpan balik atau evaluasi dari masyarakat terkait
kinerja dinas mereka dalam pemberdayaan masyarakat. Ini bisa melibatkan survei,
pertemuan umum, atau platform daring untuk mengumpulkan pendapat dan
pengalaman masyarakat.

1. PENDAPATAN – LRA
Pendapatan pada Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo
pada Tahun 2021 merupakan penerimaan daerah yang diusahakan sendiri oleh
daerah, berupa Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah. Realisasi pendapatan Tahun 2021 sebesar Rp1.037.768,-
dari anggaran perubahan yng ditetapkan sebesar Rp0,-atau 0%. Jika dibandingkan
dengan Tahun 2020 terjadi Penurunan sebesar 66,12%. Rincian lebih lanjut dapat
dilihat pada tabel

Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang Sah

Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2021 yang terdapat

pada Kas di Bendahara Pengeluaran - Bank yang diperoleh dari Penerimaan Jasa Giro

Senilai Rp1.037.768,- dari anggaran perubahan yang ditetapkan sebesar Rp0,- atau 0%.

Jika dibandingkan dengan Tahun 2021 terjadi penurunan sebesar 66,12%. Rincian lebih

lanjut dapat dilihat pada tabel 3.2


Belanja – LRA

Dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan pemerintahan Daerah maka Dinas Sosial

dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo melaksanakan berbagai program dan

kegiatan yang bersumber dari dana APBD Tahun 2021 yakni melalui pengeluaran

pemerintah daerah, belanja tersebut meliputi belanja operasi dan belanja modal. Pada

Tahun 2021 Belanja pada Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo

terealisasi sejumlah Rp11.749.293.326,- atau 80,19% dari target anggaran belanja setelah

perubahan sebesarRp14.651.844.615-. Jika dibandingkan dengan Tahun 2020 terjadi

kenaikan sebesar 31,83%. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.3

Belanja Operasi – LRA

Belanja operasi merupakan belanja untuk kegiatan operasional Dinas Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo dalam rangka melaksanakan pelayanan kepada
masyarakat. Belanja dimaksud meliputi belanja pegawai, dan belanja barang dan Jasa.
Realisasi b B elanja operasi Tahun 2021 sebesar Rp11.419.497.018,- atau 79,75% dari
anggaran setelah perubahan sebesar Rp14.318.651.486,-. Jika dibandingkan dengan Tahun
2020 terjadi kenaikan sebesar 28,76%. Hal ini disebabkan adanya Kegiatan Bantuan Sosial
Pangan Daerah (BSPD) dengan anggaran sebesar Rp2.275.400.000,- yakni pengadaan
barang/bahan melalui proses tender. Setelah ditetapkan pemenang tendernya (pihak
Ketiga/Penyedia) dalam proses pelaksanaanya menyatakan tidak mampu menyediakan bahan
tersebut dan meyatakan mengundurkan diri dan untuk mengganti penyedia waktu tidak cukup
waktu untuk prosesnya sehingga kegiatan tersebut tidak terealisasi. Rincian lebih
A. Belanja Pegawai - LRA
Belanja pegawai merupakan elemen belanja operasi yang diperuntukan membayar
Gaji dan Tunjangan, Belanja Tambahan Penghasilan ASN, dan Tambahan Penghasilan
Berdasarkan Pertimbangan Objektif Lainnya ASN. Selama tahun anggaran 2021 realisasi
mencapai Rp3.664.637.812,- atau 91,85% dari anggaran belanja pegawai setelah perubahan
sebesar Rp3.989.785.187,-. Jika dibandingkan dengan Tahun 2020 terjadi kenaikan sebesar
36,94%. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.5

1) Gaji dan Tunjangan – LRA


Gaji dan tunjangan merupakan elemen belanja pegawai untuk menampung pengeluaran
belanja gaji pokok dan tunjangan lainnya bagi Pegawai Negeri Sipil. Realisasi pada pos gaji
dan tunjangan Tahun 2021 sebesar Rp2.405.054.129,- atau 91,68% dari anggaran setelah
perubahan sebesar Rp2.623.435.687,-. Jika dibandingkan dengan Tahun 2020 terjadi
Penurunan sebesar 8,87%. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.6
2) Belanja Tambahan Penghasilan ASN – LRA
Belanja tambahan penghasilan ASN merupakan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP)
yang diberikan berdasarkan kinerja PNS. Pada Tahun 2021 realisasi sebesar
Rp1.196.613.683,- atau 91,81% dari anggaran setelah perubahan sebesar
Rp1.303.379.500,-. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.7

3) Tambahan Penghasilan Berdasarkan Pertimbangan Objektif Lainnya ASN –


LRA
Tambahan Penghasilan Berdasarkan Pertimbangan Objektif Lainnya ASN meliputi belanja
honorarium dan belanja jasa pengelolaan BMD yang diberikan sebagai tambahan penghasilan
kepada PNS dan Non PNS berdasarkan beban kerja. pada Tahun 2021 realisasi sebesar
Rp62.970.000,- atau 100,% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp62.970.000,-. Rincian
lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.8
4) Belanja Barang dan Jasa - LRA
Belanja barang dan jasa disediakan untuk belanja barang; belanja Jasa; belanja pemeliharaan;
belanja perjalanan dinas; dan Belanja Uang dan/atau Jasa untuk Diberikan Kepada Pihak
Ketiga/Pihak Lain/Masyarakat. Realisasi belanja barang dan jasa Tahun 2021 sebesar
Rp7.754.859.206,- atau 75,08% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp10.328.866.299,-.
Jika dibandingkan dengan realisasi Tahun 2020 terjadi kenaikan realisasi sebesar 50,12%.
Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada

5) Belanja Barang - LRA

Belanja Barang merupakan elemen dari belanja barang dan jasa yang diperuntukkan bagi
Belanja Bahan Pakai Habis dengan realisasi Belanja di Tahun 2021 sebesar
Rp2.992.106.730,- atau 55,24% dari anggaran belanja barang setelah perubahan sebesar
Rp5.416.292.413,-. Jika dibandingkan dengan realisasi Tahun 2020 terjadi kenaikan realisasi
sebesar 167,96%. Rincian realisasi lebih lanjut dapat

6) Belanja Jasa – LRA


Belanja Jasa Kantor merupakan elemen belanja barang dan jasa yang diperuntukkan bagi
pelayanan keperluan kantor selama tahun anggaran 2021 yakni Belanja Jasa Kantor; Belanja
Iuran Jaminan/Asuransi; Belanja Belanja Sewa Peralatan dan Mesin dan Belanja Sewa
Gedung dan Bangunan. Realisasi Belanja Jasa Tahun 2021 sebesar Rp2.575.761.313,- atau
95,55% dari anggaran belanja setelah perubahan sebesar Rp2.695.754.455,-.Jika
dibandingkan dengan realisasi Tahun 2020 terjadi kenaikan realisasi sebesar 29,53%. Rincian
lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.11

7) Belanja Pemeiharaan - LRA


Belanja Pemeliharaan merupakan elemen belanja barang dan jasa yang diperuntukkan bagi
belanja pemeliharaan peralatan dan mesin; dan Belanja pemeliharaan gedung dan bangunan.
Realisasi belanja pemeliharaan Tahun 2021 sebesar Rp108.978.376,- atau 99,59% dari
anggaran belanja setelah perubahan sebesar Rp109.431.931,-. Jika dibandingkan dengan
realisasi Tahun 2020 terjadi penurunan realisasi sebesar 13,01%.

8) Belanja Perjalanan Dinas - LRA


Belanja Perjalanan Dinas merupakan elemen belanja barang dan jasa yang diperuntukkan
bagi Belanja perjalanan dinas dalam daerah dan belanja perjalanan dinas luar daerah.
Realisasi belanja perjalanan dinas Tahun 2021 sebesar Rp2.035.791.787,- atau 98,58% dari
anggaran belanja setelah perubahan sebesar Rp2.065.166.500,-. Jika dibandingkan dengan
realisasi Tahun 2020 terjadi kenaikan realisasi sebesar 6,86%. Rincian lebih lanjut dapat
dilihat pada tabel 3.13
9) Belanja Uang yang Diberikan kepada Pihak Ketiga/Pihak Lain/Masyarakat -
LRA
Belanja Uang yang Diberikan kepada Pihak Ketiga/Pihak Lain/Masyarakat merupakan
Belanja yang diberikan dalam bentuk barang/penghargaan suatu prestasi kegiatan lomba
kelurahan. akun ini pada Tahun 2021 terealisasi sebesar Rp1.027.004.000,- atau 48,67% dari
anggaran setelah perubahan sebesar Rp2.110.000.000,-.Jika dibandingkan dengan realisasi
Tahun 2019 terjadi kenaikan realisasi sebesar 94,73%. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada
tabel 3.14

10) Belanja Modal - LRA


Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk kegiatan pelayanan administrasi
perkantoran dan keuangan. Pada Akun belanja modal terdiri dari Belanja Modal peralatan dan
mesin; Belanja Modal Gedung dan Bangunan. Realisasi pada pos ini Tahun 2021
sebesarRp329.796.308,- atau 98,98% dari anggaran belanja modal setelah perubahan sebesar
Rp333.193.129,-. Jika dibandingkan dengan realisasi Tahun 2020 terjadi kenaikan sebesar
649,54%. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada
11) Belanja Modal Peralatan dan Mesin - LRA
Belanja Modal Peralatan dan Mesin merupakan elemen dari belanja modal yang terdiri dari
Belanja Modal Alat Kantor dan Rumah Tangga; Belanja Modal Alat Studio, Komunikasi, dan
Pemancar dan Belanja Modal Komputer. Pada Tahun 2021 Realisasi Belanja Modal pada
akun ini sebesar Rp126.073.300,- atau 98,35% dari anggaran setelah perubahan
sebesarRp128.193.129,-. Jika dibandingkan dengan realisasi Tahun 2020 terjadi kenaikan
sebesar 186,53%. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.16

12) Belanja Modal Gedung dan Bangunan - LRA


Belanja Modal Gedung dan Bangunan merupakan elemen dari belanja modal. Pada Tahun
2021 untuk belanja modal bangunan gedung dan bangunan terealisasi sebesar
Rp203.723.008,- atau 99,38% dari anggaran belanja setelah perubahan sebesar
Rp205.000.000,-. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.17

Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran


Sisa lebih/kurang pembiayaan realisasi anggaran Tahun 2020 defisit sebesar
Rp11.748.255.558,-. Hal ini merupakan selisih kurang dari realisasi pendapatan sejumlah
Rp1.037.768,- dengan realisasi belanja sebesar Rp11.749.293.326,-

PENJELASAN POS NERACA

ASET
Saldo Aset per 31 Desember 2021 sebesar Rp3.982.388.365,- terdapat kenaikan nilai aset
yang dimiliki Dinas Sosial dan Pemberdayaan MasyarakatKota Gorontalo pada Tahun 2021
senilai Rp578.522.106,-. Hal ini terutama disebabkan bertambahnya aset peralatan dan mesin
serta adanya akumulasi penyusustan, akumulasi amortisasi aset tidak berwujud, dan
reklasifikasi aset lainnya (yang sudah rusak berat). Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada
tabel 3.18

1. Aset Lancar
Aset lancar terdiri dari kas di bendahara pengeluaran dan persediaan yang diharapkan segera
dapat direalisasikan, dipakai atau dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu 12 bulan sejak
tanggal pelaporan. Saldo Aset Lancar per tanggal 31 Desember 2021 sebesar
Rp522.450.430,- yang terdiri dari kas di bendahara pengeluaran sebesar Rp66.515,- piutang
lainnya sebesar Rp47.153.000,- dan persediaan sebesar Rp475.230.915,-. Rincian lebih lanjut
dapat dilihat pada tabel 3.19
2. KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2021 sebesar Rp66.515,-.berupa Jasa
Giro Bendahara yang belum disetor ke bank sampai dengan tanggal 31 Desember 2021.
Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.20

3. PERSEDIAAN
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota
Gorontalo dan barang-barang untuk dijual ataupun diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat. Saldo Persediaan merupakan rincian dari Persediaan Bahan Pakai habis
lainnya sebesar Rp475.230.915,- Jumlah tersebut merupakan saldo Persediaan per 31
Desember 2021 berdasarkan hasil stok opname yang dilakukan pada akhir Tahun 2021.
Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 3.21

4. ASET TETAP
Aset Tetap per 31 Desember 2020 senilai Rp3.381.464.934,-. Selama Tahun 2021 mengalami
mutasi tambah senilai Rp469.981.808,- dan mutasi kurang senilai Rp401.508.807,- sehingga
nilai aset tetap per 31 Desember 2021 senilai Rp3.449.937.935,-. Pada Dinas Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo Aset Tetap, terdiri atas Tanah; Peralatan dan
Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan; Kontruksi dalam pengerjaan dan
Akumulasi Penyusutan. Adapun rincian Aset Tetap merupakan asset yang terdapat pada
Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo

5. TANAH
Tanah milik Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo per 31 Desember
2020 senilai Rp181.324.000,-. Jumlah aset tetap - tanah di Tahun 2021 tidak mengalami
perubahan mutasi tambah kurang. Sehingga nilai tanah per 31 Desember 2021 tetap senilai
Rp181.324.000,-. Adapun nilai tersebut diperoleh dari aset tetap – tanah yang ada di Dinas
Sosial Dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo senilai Rp47.324.000,- panti sosial
tresna werda senilai Rp25.000.000,- panti sosial bina remaja senilai Rp109.000.000.

6. PERALATAN DAN MESIN


Peralatan dan mesin pada Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo per 31
Desember 2020 senilai Rp2.402.782.380,-. nilai tersebut mengalami perubahan mutasi
tambah senilai Rp126.073.300,-. yang terdapat pada Dinas Sosial dan Pemberdayan
Masyarakat Kota Gorontalo berupa AC, laptop, Lemari, kursi dan HT/radio. Sehingga nilai
Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2021 menjadi Rp2.528.855.680,-.

7. GEDUNG DAN BANGUNAN


Gedung dan Bangunan pada Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo per
31 Desember 2020 senilai Rp4.377.271.704,-. Di Tahun 2021 nilai tersebut mengalami
perubahan mutasi tambah senilai Rp296.755.508,- Sehingga nilai gedung dan bangunan per
31 Desember 2021 menjadi Rp4.674.027.212,-

8. JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN


Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo
per 31 Desember 2021 senilai Rp105.000.00,- Jumlah aset tetap jalan, irigasi dan jaringan di
Tahun 2021 tidak mengalami perubahan tetap sama di Tahun 2020 yang merupakan jalan
khusus yang terdapat pada panti sosial tresna werda ‘Ilomata”.

9. KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN


Kontruksi dalam pengerjaan pada Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota
Gorontalo per 31 Desember 2021 senilai Rp47.153.000,-

10. AKUMULASI PENYUSUTAN


Akumulasi penyusutan pada Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo per
31 Desember 2021 senilai Rp4.086.421.957-. Yang diperoleh dari akumulasi penyusutan
peralatan dan mesin senilai Rp259.079.446,- dan akumulasi penyusutan gedung dan
bangunan senilai Rp142.429.361,-.

11) ASET LAINNYA


Aset Lainnya Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo terdiri dari Aset
tidak berwujud. Dimana aset ini per 31 Desember 2020 senilai Rp20.000.000,- dan
mengalami mutasi kurang senilai Rp10.000.000,-. sehingga jumlah aset lainnya per 31
Desember 2021 menjadi Rp10.000.000,-.

12) KEWAJIBAN
Kewajiban merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran kas keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam Neraca Dinas
Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Gorontalo hanya berupa kewajiban jangka
pendek. Per 31 Desember 2021 kewajiban jangka pendek sebesar Rp98.792.393

13) EKUITAS
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah pada tanggal pelaporan. Saldo Ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas
pada Laporan Perubahan Ekuitas. Nilai Ekuitas per 31 Desember 2020 (Ekuitas Awal)
sebesar Rp3.277.672.874,-. Nilai Ekuitas per 31 Desember 2021 (Ekuitas Akhir) terdiri dari
dampak kumulatif perubahan kebijakan, surplus/defisit -LO senilai Rp3.883.595.972,-.

DOKUMENTASI
UPLOAD REKAMAN SUARA

 https://drive.google.com/file/d/12sROTyinbt54Jn9fcP0hiqPjrpANkCcX/view?
usp=drivesdk
 https://drive.google.com/file/d/12tne0tC36_vCECJAzungO1d-kcLr7-dL/view?
usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai