I. LATARBELAKANG
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 alinea IV menyebutkan “Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial”, merupakan pondasi dalam proses
Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia. Dengan kata lain, Negara
berkewajiban untuk mengembangkan system jaminan social bagiseluruh
rakyat serta memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Norma tentang, tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, serta setiap orang berhak atas
jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat. Dengan demikian jelas bahwa Negara,
yang mengandung arti luas seluruh pelaku pemerintahan dan bukan
hanya Pemerintah Daerah, termasuk Kabupaten Poso mendapatkan
mandat untuk turut serta menanggulangi kemiskinan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Poso Tahun 2016,
disebutkan Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kabupaten Poso
grafiknya mengalami naik dan turun tiap tahun sejak terhitung mulai 5
(lima) tahun terakhir. Pada tahun 2011 presentase kemiskinan pada angka
9,61% pada tahun 2012 mengalami penurunan 9,22% sementara pada
tahun berikutnya 2013 mengalami peningkatan yang cukup berarti yaitu
pada angka 10,32% lalu pada tahun 2014 tarun lagi sebanyak 0,58% yaitu
pada angka 9,74.
Mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu disusun sebuah Master
Plan Penanggulangan Kemiskinan untuk lima tahun mendatang di
Kabupaten Poso sebagai dasar pengambilan kebijakan pemerintahan.
Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan akan dapat reliable,
jika dilakukan melalui mekanisme evaluasi dan penyusunan ulang yang
cermat dan mendalam. Bahwa Master Plan memuat strategi yang
1
diformulasikan menjadi acuan bagi strategi penanggulangan kemiskinan
yang dilakukan oleh Pemerintah, Swasta, LSM dan komponen masyarakat
lainnya.
Menumbuhkan hubungan interdependensi antar pelaku
pembangunan. Dengan keterlibatan aktif semua pemangku kepentingan
(stakeholders) dalam penyusunan Master Plan Penanggulangan
Kemiskinan Kabupaten Poso ini, diharapkan adanya ketepatan dalam
menangkap esensi persoalan, perumusan target dan sasaran, serta daya
guna dan hasil guna strategi yang optimal.
2
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan
Kabupaten Poso ini untuk memetakan faktor-faktor penyebab kemiskinan,
menganalisis faktor-faktor penyebabnya, langkah-langkah penanggulangan
kemiskinan yang sudah dan akan dilaksanakan serta mensinergiskan
upaya-upaya tersebut dengan pihak-pihak yang terlibat.
Tujuan Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan
Kabupaten Poso sebagai berikut:
1. Mempertegas komitmen Pemerintah Daerah, Masyarakat, Lembaga
Swadaya Masyarakat, Organisasi Massa, Swasta, Perguruan Tinggi,
Lembaga Internasional/ Nasional/ Lokal dan pihak-pihak yang peduli
untuk memecahkan masalah kemiskinan;
2. Membangun consensus bersama untuk mengatasi masalah kemiskinan
melalui pendekatan hak-hak dasar (right based approach) serta
pendekatan partisipatif dan kemitraan dalam perumusan kebijakan
dan strategi;
3. Menyelaraskan berbagai upaya Penanggulangan Kemiskinan yang
dilakukan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, LSM, Ormas,
Masyarakat, Swasta, Lembaga Internasional/ Nasional/ Lokal dan
pihak-pihak lain yang peduli.
3
2. Keluaran Kualitatif,
Terwujudnya komitmen Pemerintah Daerah, LSM, Ormas,
Masyarakat, Swasta, Lembaga Nasional/ Lokal dan pihak-pihak lain
yang peduli dalam upaya Penanggulangan kemiskinan.
V. METODOLOGI
Metode yang digunakandalamkegiataniniterdiridari :survey
dankajianpustaka, sedangkanpengambilan data
dilakukandenganmenggunakanteknikobservasidandepth interview. Analisis
yang digunakanadalahanalisisdeskriptifkualitatif.
4
IX. PENUTUP
Demikian Proposal ini kami buat untuk memberikan gambaran
kegiatan yang akan dilaksanakan.