Anda di halaman 1dari 5

POIN PENTING PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN 3 KASUS

LAPANGAN PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF

Mata Kuliah :

PERENCANAAN PARTISIPATIF
(Kelas A / kode MK PWK3291 )

Disusun oleh :
EUGENIA ANGELIQUE IMANUELLA SUNDAH
210211050039

Dosen Pengampu :
MICHAEL M. RENGKUNG ST, M.Si

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
2023
Proses Perencanaan Partisipatif
Menurut Ndaraha (1990), perencanaan partisipatif berpedoman pada:
1. Kebutuhan Masyarakat secara nyata (Felt Need)
2. Stimulasi masyarakat untuk memberikan jawabannya (response)
3. Motivasi bagi masyarakat untuk membangkitkan tingkah laku (behavior)
Masyarakat berperan sebagai mitra dalam perencanaan, mulai dari pemetaan maupun
pelaksanaan rencana, karena masyarakat merupakan stakeholder terbesar dalam sebuah produk
rencana.
Menurut Cahyono (2006), dalam proses perencanaan pembangunan partisipasi ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan antara lain yakni:dalam proses perencanaan pembangunan
partisipasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain yakni:
1. perencanaan kegiatan wajib dilandasi fakta dan realita di masyarakat
2. kegiatan wajib mempertimbangkan kesanggupan masyarakat dari sudut teknik,
ekonomi dan sosialnya
3. kegiatan wajib menilik faktor kebutuhan kelompok dalam masyarakat
4. keikutsertaan masyarakat dalam pengenjawantahan kegiatan
5. peyangkutan sedalam mungkin organisasi organisasi yang ada
6. kegiatan sebaiknya bermuatan program jangka pendek dan jangka panjang,
7. memberi keluasan untuk penilaian
8. kegiatan harus memperhitungkan kondisi, uang, waktu, alat dan tenaga (KUWAT)
yang tersedia
Cara-cara yang dipakai dalam proses perencanaan dalam keikutsertaan dan pemberdayaan
masyarakat :
• Paticipatory Rural Appraisal (PRA), Teknik ini bertugas untuk menumbuhkan
keikutsertaan masyarakat
• Secondary Data Review (SDR) Review Data Sekunder, menghimpun sumber-sumber
informasi yang telah disebarkan maupun yang belum diterbitkan
• Direct Observation – Observasi Langsung, merupakan program pemantauan langsung pada
obyek-obyek tertentu, kejadian, proses, ikatan-ikatan masyarakat dan
mendokumentasikannya.
• Semi Structured Interviewing (SSI), Wawancara semi terstruktur merupakan wawancara
yang memakai gabungan pertanyaan secara bertahap dan mungkin dapat melebar selama
interview berlangsung.
• Focus Group Discussion (diskusi kelompok terfokus, diskusi antara beberapa orang untuk
membahas hal-hal bersifat khusus secara intim
• Preference Ranking and Scoring, Cara untuk memperoleh secara tepat masalah masalah
inti dan alternative-alternatif masyarakat
• Direct Matrix Ranking, Suatu pola ranking yang menggambarkan daftar ciri obyek tertentu.
• Peringkat Kesejahteraan, Rangking Kesejahteraan Masyarakat di suatu lokasi tertentu
• Pemetaan Sosial, Teknik ini merupakan cara untuk menghasilkan gambaran keadaan
sosial-ekonomi masyarakat
• Transek (Penelusuran), Transek adalah cara ekslopitasi informasi dan sarana pemahaman
daerah
• Kalender Musim, Merupakan penjelajahan kegiatan musiman menegnai kondisi-kondisi
dan problematika yang berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu (musiman) di
masyarakat.
• Alur Sejarah, Alur sejarah merupakan suatu cara yang dipakai untuk memahami peristiwa-
peristiwa dari suatu waktu sampai kondisi saat ini dalam sudut pandang orang setempat
• Analisa Mata Pencaharian, Masyarakat akan terbina untuk membahas kehidupan mereka
dari sudut mata pencaharian
• Diagram Venn, Teknik ini ialah untuk memahami jalinan institusional dengan masyarakat.
• Kecenderungan dan Perubahan, Teknik ini adalah cara untuk menafsirkan kecondongan
dan perubahan yang berlaku di masyarakat dan wilayahnya dalam kurun waktu tertentu.

3 KASUS LAPANGAN PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF


I. Proses Perencanaan Partisipatif di Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang
1. Penyelidikan : di mulai dari tingkat RT dan RW sampai dengan pelaksanaan
Musrenbang Kecamatan Pemalang.
2. Perumusan Masalah : benar-benar apa yang dirasakan masyarakat Kecamatan
Pemalang. Data diolah oleh tim perumus musrenbang hingga diperoleh gambaran yang
lebih lengkap, utuh dan mendalam. Disusun berdasarkan masalah yang benar-benar
mendesak. Melibatkan semua unsur stakeholder yang ada
3. Identifikasi Daya Dukung : dukungan yang konkrit dan potensi juga tidak ada.
4. Perumusan Tujuan.menggunakan prinsip-prinsip : transparan, responsif, partisipatif,
akuntabel.
5. Menetapkan Langkah-Langkah Rinci : tidak ada tahapan penetapan langkahlangkah
rinci
6. Merancang Anggaran. : tidak ada tahapan merancang anggaran
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Perencanaan Partispatif di Kecamatan Pemalang
Kabupaten Pemalang.
1. Penyelidikan : faktor yang mempangaruhi adalah keterlibatan masyarakat
2. Perumusan Masalah : Faktor-faktor yang mempengaruhi tahap perumusan masalah
adalah :
a) Pelaku Kebijakan ( Policy Stakeholders) : Anggota DPRD, Unsur Pemerintah ,
Unsur Pemerintah Desa/Kelurahan , BPD , LPMD/LPMK , Tim Penggerak PKK,
Forum Masyarakat Kota, Kepala Dusun, Tokoh masyarakat , Anggota Masyarakat
b) Pemahaman Pelaku Kebijakan : tentang bidang/urusan SKPD, bentuk-bentuk
dokumen perencanaan Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang, sumber bentuk
pembiayaan perencanaan., penyelenggara perencanaan yaitu pemerintah pusat
(Bappenas), Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten (Bappeda), SKPD yang
akan menimplemetasikani perencanaan pembangunan, teori perencanaan
pembangunan Pemahaman tentang cakupan wilayah perencanaan alur perencanaan,
top-down, Bottom-up, sinergi top-down, Bottom-up.
c) Lingkungan Kebijakan adalah masalah-masalah yang ada di lingkungan Kecamatan
Pemalang.
3. Identifikasi Daya Dukung adalah Pemahaman tentang sumber bentuk pembiayaan
perencanaan yaitu bersumber dari pusat, provinsi atau kabupaten
4. Perumusan Tujuan. adalah pemahaman tentang instrumen perencanaan khususnya Visi
dan Misi Bupati Pemalang sebagai Bupati terpilih Tahun 2006-2011
5. Menetapkan Langkah-Langkah Rinci adalah pemahaman mengenai dokumen
perencanaan pembangunan khususnya Permendagri Nomor 13 tahun 2006 dan
Permendagri Nomor 59 tahun 2007
6. Merancang Anggaran adalah pemahaman mengenai dokumen perencanaan
pembangunan khususnya Permendagri Nomor 13 tahun 2006 dan Permendagri Nomor
59 tahun 2007
II. Proses Perencanaan Partisipatif dalam penyusunan rencana pembangunan jangka
menengah desa di kabupaten Pangandaran
Perencanaan partisipatif dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa di
Desa Bunisari Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran sudah terlaksana dengan baik di
lapangan, perencanaan partisipatif sendiri sudah dilaksanakan di tingkat dusun dengan adanya
pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan musyawarah dusun, keterlibatan masyarakat secara
langsung dalam suatu musyawarah untuk merumuskan suatu usulan program pembangunan
sangat diperlukan karena masyarakat dianggap paling mengerti tentang keadaan riil di
lapangan dimana dalam mengusulkan suatu program sudah tentu sesuai dan mencakup
kebutuhan masyarakat luas.
Dalam pengajuan gagasan mengenai usulan pembangunan seharusnya setiap elemen
masyarakat mempunyai hak kebebasan dalam mengemukakan setiap pendapatnya masing-
masing, Pelibatan gender dalam pelaksanaan Musrenbang Desa seharusnya tidak hanya berupa
perwakilan kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) saja minimal dari
perdusunnya hadir 3 sampai 5 orang perwakilan kelompok perempuan, adanya langkah-
langkah strategis pengkajian dan identifikasi masalah dalam semua bidang yang ada di ruang
lingkup Desa Bunisari untuk mempermudah dalam penentuan prioritas pembangunan sehingga
semua usulan yang diajukan dapat semuanya terakomodir.
III. Perencanaan Partisipatif dalam Musrenbang kampung.
Pelaksanaan perencanaan partisipatif di Kampung Laham dan Kampung Danum Paroy terdiri
dari proses perencanaan, keterlibatan masyarakat dan pengambilan keputusan. Berkenaan
dengan proses perencanaan partisipatif di Kampung Laham dan Kampung Danum Paroy
memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal persiapan pelaksanaan perencanaan partisipatif.
Persamaannya saling berkoordinasi antar aparat kampung dan warga, perbedaannya
pemerintah Kampung Laham lebih dominan memberi penyuluhan dan sosialisasi kepada
warga dibanding pemerintah Kampung Danum Paroy. Sedangkan mengenai keterlibatan
masyarakat, masyarakat Kampung Laham lebih partisipatif dalam perencanaan dibanding
masyarakat Kampung Danum Paroy kurang partisipatif. Kemudian dalam pengambilan
keputusan, hasil keputusan perencanaan partisipatif di Kampung Laham melalui proses yang
matang dan benar-benar harapan masyarakat sedangkan masyarakat Kampung Danum Paroy
tidak sepenuhnya terlibat dalam pengambilan keputusan. Hasil perencanaan partisipatif di
Kampung Laham dan Kampung Danum Paroy dimuat dalam bentuk dokumen perencanaan
partisipatif.
Hasil dari perencanaan tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya;
perencanaan partisipatif disahkan oleh pemerintah kampung, tempat pelaksanaan perencanaan
partisipatif di balai pertemuan umum dan perbedaannya; di Kampung Laham jumlah kegiatan
lebih banyak dari Kampung Danum Paroy .
Ada terdapat hubungan antara perencanaan dan hasil pelaksanaan perencanaan partisipatif.
Dikedua lokasi jumlah perencanaan (Kampung Laham dan Danum Paroy), hubungan ini
memiliki persamaan dan perbedaan. Dalam hal persamaan semua itu kegiatan perencanaan
dilaksanakan oleh kedua kampung tersebut. Selain itu kedua kampung memiliki realisasi fisik
kegiatan yang bukan hasil perencanaan partisipatif kampung, akan tetapi hasil perencanaan
partisipatif dari tingkat Kabupaten dan perbedaan dalam perencanaan partisipatif di Kampung
Laham dan Kampung Danum Paroy antara lain; Kampung Laham memiliki perencanaan lebih
dominan dari pada perencanaan Kampung Danum Paroy.
Daftar Pustaka
PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PENYUSUNAN
Gita F. P. Purwandari (2018).
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DI KABUPATEN
PANGANDARAN. Jurnal MODERAT. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat
Ulu, K. L. K. M., & Himang, A. M. (2015). PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM MUSRENBANG
KAMPUNG.
Wibowo, A. H. (2009). ANALISIS PERENCANAAN PARTISIPATIF Studi Kasus Di kecamatan Pemalang
Kabupaten Pemalang (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).

Anda mungkin juga menyukai