KELOMPOK 1 DEFINISI PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)
• Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah
penilaian/pengkajian/penelitian keadaan desa secara partisipatif. Maka dari itu, metode PRA adalah cara yang digunakan dalam melakukan pengkajian/penilaian/penelitian untuk memahami keadaa atau kondisi desa/wilayah/lokalitas tertentu dengan melibatkan partisipasi masyarakat. SEJARAH PERKEMBANGAN PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA) DI INDONESIA
• Tahun 1970 ; Konsep-konsep kemandirian dan prinsip-prinsip
pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat telah dicantumkan dalam GBHN, dimana kebijakan pembangunan masih sangat bersifatsentralistik • Tahun 1980 ; Telah menemukan cara pendekatan dengan partisipasi. Dan berhubung penerapan partisipasi sangat rumit maka penerapannya cenderung kembali ke praktek-praktek sentralistik • Tahun 1999 ; Dengan keluarnya UU No. 22 Tahun1999, tentang Otonomi Daerah maka pendekatan sentralistik mulai diubah ke arah pendekatan desentralistik PRINSIP-PRINSIP DALAM PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)
Prinsip mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan)
• Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat
• Prinsip masyarakat sebagai pelaku dan orang luar sebagai fasilitator • Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan • Prinsip Santai dan informal • Prinsip Triangulasi • Prinsip mengoptimalkan hasil • Prinsip orientasi praktis • Prinsip keberlanjutan dan selang waktu • Prinsip belajar dari kesalahan • Prinsip terbuka PENGELOMPOKAN DALAM TEKNIK-TEKNIK PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA
1. Teknik-teknik yang bersifatmengumpulkan informasi umum yang
biasanya digunakan pada tahap awalpengembangan program dan bersifatpenjajagan (eksploratif) 2. Teknik-teknik yang berkenan dengan“tata ruang” spatial. 3. Teknik-teknik yang berkenan dengan“waktu” temporal. 4. Teknik-teknik yang berkenan dengan“kelembagaan “ institusional. 5. teknik-teknik yang berkenan dengan“aspek-aspek ekonomi” dan “matapencaharian”. 6. teknik-teknik yang berkenaan dengan“aspek-aspek kemasyarakatan “ sosial. 7. Teknik yang berkenan dengan“aspek-aspek teknik tertentu” topik teknis, seperti tentang hama dan penyakittanaman, kesehatan. TUJUAN PENERAPAN TEKNIK PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)
Tujuan penerapan teknik-teknik PRA
adalah pengembangan program bersama masyarakat.Dimana penerapan PRA perlu senantiasa mengacu pada daur pengembangan program dan tujuan – tujuan program. GAMBARAN UMUM LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)
1. Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi, dengan maksud untuk
menggali informasi tentang keberadaan lingkungan dan masyarakat secara umum. 2. Perumusan masalah dan penetapan prioritas guna memperoleh rumusan atas dasar masalah dan potensi setempat. 3. Identifikasi alternatif pemecahan masalah atau pengembangan gagasan guna membahas berbagai kemungkinan pemecahan masalah melalui urun rembug masyarakat. 4. Pemilihan alternatif pemecahan yang paling tepat sesuai dengan kemampuan masyarakat dan sumber daya yang tersedia dalam kaitannya dengan swadaya. 5. Perencanaan penerapan gagasan dengan pemecahan masalah tersebut secara konkrit agar implementasinya dapat secara mudah dipantau. 6. Penyajian rencana kegiatan guna mendapatkan masukan untuk penyempurnaannya di tingkat yang lebih besar. 7.Pelaksanaan dan pengorganisasian masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan masyarakat. 8. Pemantauan dan pengarahan kegiatan untuk melihat kesesuaiannya dengan rencana yang telah disusun. 9. Evaluasi dan rencana tindak lanjut untuk melihat hasil sesuai yang diharapkan, masalah yang telah terpecahkan, munculnya massalah lanjutan, dll. PERMASALAHAN DALAM PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)
1. Permintaan melampaui kemampuan akibat metode ini
dilatihkan dalam forum yang formal tanpa cukup kesempatan untuk menghayati dan mendalami prinsip yang mendasarinya. 2. Kehilangan tujuan dan kedangkalan hasil akibat penerapan yang serampangan di lapangan tanpa tujuan yang jelas. 3. Kembali menyuluh akibat petugas tidak siap untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat. 4. Menjadi penganut fanatik karena tidak munculnya improvisasi dan variasi petugas untuk menggali lebih dalam permasalahan di masyarakat. 5. Mengatasnamakan PRA untuk kegiatan yang sepotong-potong di luar konteks program pengembangan masyarakat. 6. Terpatok waktu akibat program yang berorientasi pada target (teknis, administratif). 7. Kerutinan yang dapat membuat kegiatan tidak hidup lagi sehingga terjebak dalam pekerjaan yang rutin dan membosankan. PENERAPAN PRA DI KEBIDANAN KOMUNITAS
Seperti yang dijelaskan bahwa defenisi PRA adalah suatu
metode pendekatan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat yang tekanannya pada keterlibatan masyarkat dalam keseluruhan kegiatan pembangunan. Dengan pendekatan terhadap PRA yang bercita- cita menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, pelaksana, dan program pembangunan. Untuk itu peran bidan disini dituntun untuk lebih mendidekasikan dirinya melalui penerapannya terhadap PRA dengan begitu tujuan bidan untuk mengikutssertakan masyarakat seperti penyuluhan, promosi kesehatan, ikut dalam posyandu, ikut dalam polindes atau ikut dalam kegiatan sosial dan kesehatan dalam terjalani. Sehingga bidan sebagai pelaksanana dapat mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan untuk pembangunan bersama.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu